Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP


Dosen Pengampu : Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd.

Oleh :

Salma Difa Azzahra

PGSD 4C

1904487/03

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2021
ESSAY

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan suatu proses


pembentukan karakter atau perilaku dalam memahami dan melatih setiap orang
untuk melestarikan lingkungan disekitarnya. UNESCO (1997) pada Tlibisi
dalam Sudaryanti (2009) mendefiniskan bahwa pendidikan lingkungan hidup
merupakan suatu proses yang bertujuan agar menciptakan masyarakat untuk
memiliki sikap peduli terhadap lingkungan serta permasalahan-permasalahan
yang ada di dalamnya, serta memiliki pengetahuan, komitmen, motivasi, dan
keterampilan untuk bekerja secara perorangan ataupun berkelompok dalam
mencari solusi permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan hidup saat
ini, dan supaya tidak menimbulkan masalah-masalah yang baru. Sedangkan
menurut Meilani (2011) pendidikan lingkungan hidup bertujuan agar merubah
perilaku setiap manusia menjadi perilaku yang lebih positif pada
lingkungannya. Tapi pada kenyataannya upaya penerapan pendidikan
lingkungan hidup di sekolah secara umum hanya sampai tahap peningkatan
pengetahuan, belum membuat siswa menjadi terdorong untuk lebih ramah pada
lingkungan sekitarnya.

Pendidikan Lingkungan Hidup atau Enviromental Education bukanlah


suatu hal yang baru. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) mengalami sejarah
yang cukup panjang, dimulai adanya dengan adanya buku studi tentang alam
sejak abad 19. Setelah itu munculah pendidikan konservasi dengan melalui
beberapa fase, pada tahun 1980 Indonesia mulai mengembangkan pendidikan
lingkungan. Pada saat itu pendidikan lingkungan hidup di Indonesia masih
bernama Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH), tapi
karena adanya beberapa faktor PKLH sudah tak terdengar lagi. Pada tahun
2000-an sudah mulai banyak sekolah berbasis lingkungan baik dari
kurikulumnya maupun dari kegiatannya. Penerapan Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) yang bersifat aplikatif untuk memenuhi pelaksanaan kurikulum di
sekolah sangatlah dianjurkan karena untuk meningkatkan kemampuan para
siswa dalam memahami konsep dan prinsip lingkungan hidup. Tetapi masih
banyak sekolah-sekolah yang memiliki hambatan tersendiri, sehingga hasilnya
pun kurang optimal. Karena kadang-kadang mata pelajaran pendidikan
lingkungan hidup ini dipandang sebelah mata daripada mata pelajaran yang
lainnya. Padahal seharusnya sejak Sekolah Dasar (SD) siswa sudah mulai
belajar menerapkan teori serta tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup, karena jika tidak diterapkan mereka akan terbiasa hidup
tanpa peduli dengan lingkungan sekitanya. Hal ini tentunya akan berdampak
buruk untuk alam sekitar, mengingat saat ini saja masih banyak orang yang lalai
dalam menjaga keseimbangan lingkungan, bahkan sudah banyak dampak-
dampak yang terjadi akibat ulah manusia, salah satunya banjir di Jakarta yang
setiap tahunnya tidak pernah absen untuk datang.

Masalah yang terjadi di lingkungan ini muncul karena kelalaian,


ketidaktahuan, dan juga kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga
lingkungan sekitarnya, serta cara kita yang selalu berusaha memenuhi
kebutuhan personal dan sosial. Menurut Swan dan Stapp (1974) masalah-
masalah lingkungan merupakan kondisi pada lingkungan biofisik yang
mencegah kepuasan manusia dalam memenuhi kebutuhan kebahagiaan dan
kesehatan. Permasalahan di lingkungan secara garis besar berkaitan dengan
persediaan makanan, air, dan tempat tinggal. Jika kita perhatikan saat ini masih
banyak tempat yang kurang layak, baik dari kualitas air yang kotor, makanan
yang kurang sehat, dan juga tempat tinggal yang kurang bersih. Padahal hal-hal
tersebut terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, misalnya seperti buang sampah
sembarangan, atau membuang limbah pabrik ke sembarang tempat sehingga
dapat mencemarkan lingkungan sekitar. Maka dari itu, pentingnya peranan
pendidikan lingkungan hidup dalam menumbuhkan sikap siswa menjadi peduli
pada lingkungan sekitar akan berpengaruh besar dalam pembentukan karakter
yang nantinya akan menciptakan generasi yang sadar akan lingkungannya, serta
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan yang lebih baik. Sebagai
seorang guru, kita mempunyai tantangan dalam meningkatkan kesadaran para
penerus bangsa dalam mengelola dan menjaga keseimbangan lingkungan
dengan baik agar hal-hal yang buruk tidak terjadi.

Tugas seorang guru ialah diharuskan untuk mempunyai inovasi dan


metode tersendiri dalam mengajarkan pendidikan lingkungan hidup pada siswa,
karena jika gurunya saja asal-asalan mengajar, maka teorinya tidak akan
tersampaikan lalu sikap siswa dalam menjaga keseimbangan lingkungannya pun
tidak akan optimal. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dengan
rancangan yang inovatif dan dapat menjawab semua permasalahan tersebut.
Kemampuan guru dalam melaksanan pendidikan lingkungan hidup yang ada
kaitannya dengan pengalaman siswa yang nyata masih sangat terbatas, masih
banyak guru yang fokus pada penguasaan konsep. Ada beberapa cara agar siswa
dapat merasakan dan mengalami secara langsung, diantaranya: 1) Guru dapat
meminta siswa untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah, hal
ini bertujuan agar dapat mengurangi penggunaan sampah plastik yang butuh
waktu lama untuk terurai secara alami, dan hal ini juga dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
memecahkan masalah yang sering terjadi saat ini. 2) Guru mengajak siswa
untuk bercocok tanam, tetapi ada hal yang harus diperhatikan dalam bercocok
tanam, salah satunya kita harus mengurangi penggunaan pestisida yang
mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk menghilangkan hama.
Bercocok tanam bertujuan agar dapat merotasi tanaman sebagai upaya untuk
menjaga keseimbangan ekosistem, hal ini juga dapat merangsang sikap siswa
untuk lebih peduli pada lingkungan sekitarnya. 3) Guru dapat mengajak siswa
untuk field trip, dan saat berada di lapangan siswa dapat melakukan reboisasi
yang bertujuan untuk melestarikan pohon-pohon di hutan, karena jika dilihat
kondisi hutan saat ini sangat memprihatinkan karena banyaknya penebangan
pohon secara liar, yang dapat mengakibatkan banjir, longsor, dan sebagainya. 4)
Guru mengenalkan serta menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, recyle) di
sekolah. Reduce artinya mengurangi sampah, hal ini dapat dilakukan dengan
mudah seperti yang sebelumnya dituliskan ialah mengurangi penggunaan
produk yang akan menjadi sampah, dengan cara memakai tempat makan
sendiri, lalu reuse yang artinya menggunakan kembali, hal ini dilakukan dengan
cara siswa membuat kerajinan yang berasal dari sampah yang masih layak
pakai, contohnya menggunakan kemasan botol bekas air mineral untuk
bertanam, atau kita bisa juga menggunakan kembali botol bekas sabun mandi
dengan cara membeli kemasan refill. Selanjutnya recycle artinya mendaur
ulang, hal ini dilakukan agar dapat memberi kesempatan kedua untuk produk-
produk bekas agar menjadi produk baru, misalnya mengolah koran bekas
menjadi kotak tisu atau kotak penyimpanan, dan kita dapat mengolah sampah
organik menjadi pupuk kompos.

Masih banyak cara untuk menerapkan pendidikan lingkungan hidup pada


siswa Sekolah Dasar (SD). Tentu saja guru tidak boleh asal dalam mengajar
pendidikan lingkungan ini, guru diharuskan untuk mempunyai inovasi dan
metode tersendiri agar hasilnya lebih optimal. Metode yang digunakan ada
bermacam-macam, misalnya metode diskusi, ceramah, dan praktek secara
langsung di lapangan. Tetapi pembelajaran lingkungan hidup tidak harus melulu
tentang teori, guru juga dapat mengajak siswa untuk berinteraksi secara
langsung dengan alam sekitar. Hal ini ditujukan agar guru dapat memahami
perilaku setiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan siswa juga
dapat merasakan dan membiasakan diri untuk menjaga keseimbangan
lingkungan sekitarnya. Untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
sekitar harus dimulai sejak kecil, dimulai dari yang paling mudah yaitu tidak
membuang sampah sembarangan. Dengan adanya kegiatan pendidikan
lingkungan hidup di Sekolah Dasar, siswa diharapkan mempunyai rasa cinta
dan peduli pada lingkungan sekitarnya, dengan begitu siswa dapat menerapkan
hidup yang lebih sehat serta dapat melahirkan kualitas generasi yang lebih baik
dari sebelumnya.
Daftar Pustaka

Pratama, Fadly, Anugrah Ramadhan Firdaus, dan Deden Herdiana Altaftazani.


2020. Pembelajaran Lingkungan Hidup Sebagai Bentuk Impementasi Peraturan
Membawa Bekal Ke Sekolah. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi. 7(1), 84-94.

Muslicha, Anisa. 2015. Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Lingkungan


Hidup Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata Di DKI
Jakarta. Jurnal Pendidikan. 16(2), 110-126.

http://www.kumpulanpengertian.com/2016/02/pengertian-pendidikan-
lingkungan-hidup.html (diakses tanggal 29 Maret 2021)

https://www.ruangguru.com/blog/7-cara-mengajarkan-anak-untuk-peduli-pada-
lingkungan (diakses tanggal 29 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai