Anda di halaman 1dari 15

“Hubungan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan”

DRAFT PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

Andini Putri Marista

NPM : 1212018028

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS EKONOMI

JAKARTA

2018
Nama : Andini Putri Marista

Npm : 1212018028

Kelas : AKT C

Tugas 1

Bidang : Good Corporate Governance

Tema : Pengaruh Terhadap Kinerja Keuangan


Tugas 2

Text Book dan Artikel Terkait Tema Penelitian Metodologi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Arief Effendi, Muhammad. 2016. The Power Of Good Corporate Governance. Jakarta:
Salemba Empat

Tertius, Melia Agustina dan Yulius Jogi Christiawan. 2015. Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Keuangan. Vol. 3 no 1, January 2015.
Diambil dari: journal.unnes.ac.id › index.php › aaj › article › view

Sarafina, Salsabila dan Muhammad Saifi. 2015. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3
September 2017. Diambil dari: ejournal3.undip.ac.id › accounting › article › view

Veno, Andri. 2015. Jurnal Manajemen dan Bisnis (JAB)|Vol. 19 No. 1 Juni 2015. Diambil
dari: journals.ums.ac.id › benefit › article › download

Tugas 3
Tertius, Melia Agustina dan Yulius Jogi Christiawan. 2015. Business Accounting
Review. Vol. 3 no 1, January 2015. Diambil dari: journal.unnes.ac.id › index.php › aaj ›
article › view

Pada jurnal ini, peneliti mengidentifikasi bahwa penerapan GCG yang baik didasarkan pada
asas kewajaran, transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kemandirian atau independensi.
Penerapan GCG juga dilakukan untuk meningkatkan nilai shareholder, dan memastikan manajer
melakukan kinerjanya untuk meningkatkan return bagi pemegang saham.
Teori yang mendasari jurnal ini adalah Agency Theory. Kontrak antara pemilik dan agen
merupakan motivasi bagi masing-masing pihak untuk melakukan kinerjanya. Perusahaan
sekarang ini telah memisahkan kepemilikan dan kontrol manajerial, dan tidak semua anggota di
manajemen tingkat tinggi adalah pemilik perusahaan. Dalam pemisahan ini, tidak dapat
terhindarkan terjadinya masalah keagenan. Akibatnya, menjadi tugas manajer perusahaan dan
kepentingan bagi seluruh stakeholder untuk meminimalisir konflik kepentingan. Untuk
mengurangi konflik atau masalah keagenan, diperlukan suatu mekanisme pengawasan
terhadap pengelolaan perusahaan. Salah satu mekanisme yang dipakai adalah GCG. GCG
menjadi sistem yang memberikan petunjuk dan prinsip untuk menyelaraskan perbedaan
kepentingan, terutama kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham.
Pada jurnal ini, menggunakan para- digma kuantitatif. Untuk menguji hipotesis meng- gunakan
analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan sektor keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan sektor keuangan tersebut dipilih sebagai sampel
penelitian dikarenakan memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan mengelola dana
masyarakat.
Hasil atau temuan-temuan pada jurnal ini menemukan bukti variabel independen antara lain
dewan komisaris, komisaris independen, dan kepemilikan manajerial dengan variabel kontrol ukuran
perusahaan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu
ROA. Secara individual, dewan komisaris dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Semakin besar dewan komisaris dan kepemilikan manajerial maka tidak
mempengaruhi jumlah ROA yang dihasilkan. Sedangkan, komisaris independen dan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Semakin besar komisaris independen dan
ukuran perusahaan, maka ROA yang dihasilkan semakin kecil atau menurun.
Saran kepada Perusahaan adalah perlu lebih baik lagi meningkatkan pengelolaan sumber daya
dengan lebih efisien dan optimal yaitu perusahaan sub sektor Bank, Lembaga Pembiayaan, dan
Perusahaan Efek karena ROA yang dihasilkan tidak begitu besar, sehingga nantinya dapat
memaksimalkan laba yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan juga perlu meningkatkan dengan lebih
baik penerapan GCG untuk dapat meningkatkan nilai pemegang saham. Meningkatkan dengan lebih
baik penerapan GCG diterapkan pada perusahaan sub-sektor Bank, Lembaga Pembiayaan, dan
Perusahaan Efek karena ROA yang dihasilkan masih belum maksimal

Sarafina, Salsabila dan Muhammad Saifi. 2015. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No.
3 September 2017. Diambil dari: ejournal3.undip.ac.id › accounting › article › view

Pada jurnal ini, peneliti mengidentifikasi bahwa mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat
diketahui melalui dua sisi yaitu: sisi internal perusahaan dengan melihat laporan keuangan dan sisi
eksternal perusahaan yaitu nilai perusahaan dengan cara menghitung kinerja keuangan perusahaan
Teori yang mendasari jurnal ini adalah pada umumnya kelemahan BUMN antara lain masih
rendahnya penerapan GCG, belum berfungsinya sistem perencanaan dan pengendalian intern,
rendahnya integritas Direksi, praktik mark-up, terjadinya penyimpangan oleh direksi BUMN,
pemberian paket remunerasi yang berlebihan kepada Direksi yang tidak mencerminkan keterkaitan
dengan pencapaian target kinerja, transaksi bisnis dengan pihak luar yang dilakukan manajemen
kurang memperhatikan kepentingan perusahaan, intervensi pemegang saham atau pihak luar secara
berlebihan dalam kegiatan operasional BUMN, dan adanya praktik perusahaan dalam perusahaan
yang dilakukan manajemen.
Pada jurnal ini, Pеnеliti menggunakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian ini di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Didapat 10 sampel.
Hasil atau temuan-temuan pada jurnal ini Berdasarkan hasil analisis uji T menunjukkan bahwa
Dewan Komisaris Independen berpengaruh paling dominan terhadap Tobins’Q hal tersebut dapat
dibuktikan dengan nilai koefisien beta dan t hitung paling besar yaitu Dewan Komisaris Independen
sebesar 2,610 dan Komite Audit sebesar 2,148.
Saran kepada Perusahaan adalah Pihak manajemen diharapkan untuk lebih memperhatikan
penerapan Good Corporate Governance dalam perusahaan agar dapat menciptakan nilai perusahaan
agar dapat melaksanakan tata kelola perusahaan dengan baik agar investordapat tertarik untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Veno, Andri. 2015. Jurnal Manajemen dan Bisnis (JAB)|Vol. 19 No. 1 Juni 2015. Diambil
dari: journals.ums.ac.id › benefit › article › download
Pada jurnal ini, peneliti mengidentifikasi bahwa Menurut Sidharta dan Cynthia (dalam
Oktapiyani, 2009) istilah Good Corporate Governance secara umum dikenal sebagai suatu sistem
dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang
saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders),
seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas.
Prinsip good corporate governance ini dapat digunakan untuk melindungi pihak-pihak minoritas dari
pengambil alih yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang saham dengan mekanisme legal
Teori yang mendasari jurnal ini adalah Pada dasarnya isu tentang corporate governance
dilatarbelakangi oleh agency theory yang menyatakan permasalahan agency muncul ketika
pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari kepemilikannya. Pemilik sebagai pemasok modal
perusahaan mendelegasikan wewenangnya atas pengelolaan perusahaan kepada professional
managers. Akibatnya, kewenangan untuk menggunakan sumber daya yang dimliki perusahaan
sepenuhnya ada di tangan eksekutif. Hal itu menimbulkan kemungkinan terjadinya moral hazard
dimana manajemen tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan
kepentingan (conflict of interest).
Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanatory research). Penelitian
explanatory merupakan jenis penelitian dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori
yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu hubungan yang berpengaruh signifikan
terhadap nilai Return on Equity (ROE). Good Corporate Governance yang diproksikan oleh Dewan
Direksi menunjukkan hasil berpengaruh signifikan. dimana semakin tinggi Dewan Direksi prosen
perusahaan go poblic dari 48 perusahaan yang menjadi sampel cenderung meningkatkan nilai Return
on Equity (ROE) perusahaan (maka H1 dalam penelitian ini terbukti bahwa Dewan Direksi
berpengaruh signifikan positif terhadap Return on Equity (ROE).
Saran kepada Perusahaan adalah perlu mefokuskan Good Corporate Governance agar
terlaksananya tujuan perusahaan dengan baik.

BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi

keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen (Schipper dan Vinchent, 2003).

Penyampaian informasi melalui laporan keuangan tersebut perlu dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun internal yang kurang memiliki wewenang untuk

memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari sumber langsung perusahaan. Seperti

dinyatakan dalam kerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB) bahwa

tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk keputusan

bisnis.

Menurut Berghe dan Ridder (1999) dalam penelitian sebelumnya, menghubungkan

kinerja perusahaan dengan good corporate governance tidak mudah dilakukan. Beberapa

penelitian menunjukkan tidak ada hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan,

misalnya penelitian Daily dkk. (1998) dan hasil survey CBI, Deloitte dan Touche (1996)

sebagaimana yang dikutip oleh Darmawati dkk (2006). Demikian juga dengan Young (2003)

yang menganalisis beberapa penelitian yang menghubungkan corporate governance dengan

kinerja perusahaan. Di lain pihak, berdasarkan beberapa hasil penelitian, Berghe dan Ridder

menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor perfomance disebabkan oleh poor

governance. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Gompers dkk (2003) dalam Darmawati

(2005) yang menemukan hubungan positif antara indeks corporate governance dengan kinerja

perusahaan jangka panjang.

Menurut Kakabadse dkk, (2001) dalam Darmawati, (2006) perbedaan hasil penelitian

tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 1) perspektif teoritis yang diterapkan 2)

metodologi penelitian, 3) pengukuran kinerja, dan 4) perbedaan pandangan atas keterlibatan

dewan dalam pengambilan keputusan. Walaupun penelitian-penelitian tentang hubungan


corporate governance dengan kinerja perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda, namun

semuanya menyatakan bahwa corporate governance mempunyai pengaruh tidak langsung

terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan agency costs, karena dengan adanya
monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun, Moh’d et
al. (1998) dalam Midiastuti dan Machfudz, (2005). Namun Faisal (2007) menyatakan bahwa hubungan
antara kepemilikan institusional dengan biaya keagenan (agency costs) adalah negative, kepemilikan
institusional belum efektif sebagai alat memonitor manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Hubungan antara struktur modal dengan kualitas corporate governance suatu perusahaan

terdapat dua alternatif penjelasan. Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) berhasil menemukan

adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate governance. Durnev dan Kim

(2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan

praktik governance dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan

perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci dan Falini (2004) tidak berhasil

menemukan adanya hubungan antara leverage dan kualitas corporate governance.

Adanya perbedaan-perbedaan hasil penelitian tersebut membuat peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai pengaruh mekanisme corporate governance dan leverage terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan menguji variabel corporate governance yang telah disesuaikan

dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia (menggunakan ukuran yang dikembangkan oleh

IICG). Untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diukur dengan Cash Flow Return on Asset

diperlukan suatu mekanisme. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktik

corporate governance. Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi

peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan

menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka

peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan

yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Sistem corporate governance

memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin
akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu

menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di

sektor korporat. Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang

menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan

stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya
RUMUSAN MASALAH:

Apakah mekanisme corporate governance yang terdiri dari: kepemilikan institusional, , ukuran dewan direksi,
dewan komisaris independen, komite audit, terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
13
RUMUSAN MASALAH:

Apakah mekanisme corporate governance yang terdiri dari: kepemilikan institusional, , ukuran dewan direksi,
dewan komisaris independen, komite audit, terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

Anda mungkin juga menyukai