Anda di halaman 1dari 9

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No.

1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

INTERFERENSI BAHASA BATAK MANDAILING


DALAM TUTURAN BERBAHASA INDONESIA
PADA ACARA PARPUNGUAN MASYARAKAT MANDAILING
KOTA JAMBI

Afif Rofii 1, Rizka Rani Hasibuan 2

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari,
Jambi

afif.rofii@unbari.ac.id
Rizkaranihasibuan17@yahoo.com

Abstract
This research is aimed at describing the types of Batak Mandailing language interference
towards Indonesian language in the event Parpunguan masyarakat Mandailing Kota
Jambi society. This research is qualitative descriptive. The data is taken from the
utterances of Indonesian language which comprises Batak Mandailing language
interference. The data is collected by using listening and tapping technique, observation,
and speaking. The result of data analysis shows that there are grammatical interferences
in the event parpunguan in Kota Jambi, namely; there are 8 utterances in the form of
morpheme, there 6 utterances in the form of words, there are 28 utterances in the form
phrase, there are 9 utterances in the form of clause, and there are 3 utterances in the form
of sentence from those 54 data. The result of this research is being recommended to the
expert of language, Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Provinsi Jambi, and
head of custom to increase a kind of socialization in using Indonesian language to society
correctly; Moreover, to the society who live in Kota Jambi especially Bataknese
Mandailing to pay more attention to the use of Indonesian language correctly.

Keywords: Batak Mandailing Language Interference, Indonesian Language, Parpunguan

1
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari, Jambi
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari, Jambi

Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara
Parpunguan Masyarakat Mandailing Kota Jambi
16
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

PENDAHULUAN yang sebenarnya Tu Hamian Atcogot


Ustazah. Tu Hamian dalam bahasa Batak
Manusia pada umumnya Mandailing artinya ke tempat/ ke rumah.
menggunakan bahasa dalam kehidupan Interferensi merupakan kekacauan
sehari-hari, saat berbicara dengan bahasa dalam masyarakat yang disebabkan
seseorang atau melakukan aktivitas. adanya unsur-unsur bahasa lain yang
Fungsi bahasa yang paling mendasar ialah digunakan masyarakat bilingual dan
sebagai alat komunikasi. Bahasa multilingual (Weinreich dalam Chaer dan
digunakan masyarakat sebagai alat Agustina, 2010:120). Satu diantara bentuk
pergaulan antarsesama dan alat untuk interferensi yaitu masuknya serpihan-
menyampaikan sebuah pemikiran. serpihan bahasa Batak Mandailing ke
Menurut Chaer, dan Agustina, (2010:84) dalam bahasa Indonesia saat
masyarakat Indonesia dapat menggunakan berkomunikasi. Adapun interferensi yang
bahasa ibu (B1) dan mampu menggunakan sering terjadi meliputi jenis interferensi
bahasa Indonesia (B2) saat berkomunikasi. kultural, semantik, leksikal, fonologi, dan
Setiap suku mempunyai bahasa daerah gramatikal (Ardiana (dalam Suandi, 2014:
satu diataranya adalah bahasa Batak 119)). Pada penelitian ini, hanya dianalisis
Mandaling. jenis interferensi gramatikal berupa
Bahasa Batak Mandailing morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat.
merupakan bahasa daerah masyarakat Berdasarkan latar belakang
Tapanuli Selatan. Berdasarkan hasil tersebut, maka fokus penelitian ini adalah
wawancara penulis dengan penutur analisis jenis interferensi bahasa Batak
masyarakat Mandailing bermarga Nasution Mandailling dalam tuturan berbahasa
(Jumat, 17 November 2017) diketahui Indonesia pada acara Parpunguan
bahwa terdapat kekacauan bahasa yang masyarakat Mandailing Kota Jambi?
dikalukan masyarakat dalam berbahasa Sesuai dengan tujuan penelitian ini
Batak Mandailing yang tidak sesuai untuk mendeskripsikan jenis interferensi
dengan kaidah dan aturan berbahasa. gramatikal bahasa Batak Mandailing
Contoh: Sada Au pada bahasa Batak dalam tuturan berbahasa Indonesia pada
Mandailing menyebutkan “satu aku”, Parpunguan masyarakat Mandailing Kota
tetapi dalam bahasa Indonesia arti dari Jambi, penelitin ini juga juga berusaha
Sada Au adalah “sendiri”. menjawab pertanyaan bagaimana jenis
Sosiolinguistik adalah ilmu yang interferensi gramatikal berupa morfem,
mempelajari bahasa dalam kaitannya kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa
dengan penggunaan bahasa dalam Batak Mandailing dalam tuturan berbahasa
masyarakat. Pemakai bahasa seringkali Indonesia pada acara Parpunguan
menggunakan dua bahasa saat masyarakat Mandailing Kota Jambi?
berkomunikasi, seperti pemakaian bahasa
ibu (B1) serta pemakaian bahasa Indonesia Kajian Teoretis
(B2) saat berkomunikasi kepada orang lain
(Rokhman, 2013:20). Berdasarkan hasil Bahasa pada umumnya digunakan
pengamatan penulis pada penutur masyarakat sebagai sarana dalam
masyarakat Mandailing pada acara melakukan interaksi sosial. Menurut
Parpunguan di Kota Jambi (Jumat, 17 Dardjowidjojo (2005:16) “Bahasa adalah
November 2017) diketaui bahwa terdapat suatu sistem simbol lisan yang dipakai
interferensi bahasa Batak Mandailing ke oleh anggota suatu masyarakat bahasa
dalam bahasa Indonesia. Interferensi untuk berkomunikasi dan berinteraksi
tersebut, misalnya: Ke Kamian Atcogot antarsesamanya, berlandaskan pada
Ustazah. Dalam bahasa Batak Mandailing budaya yang mereka miliki bersama”.
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
17
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Dapat disimpulkan bahwa setiap daerah seseorang dengan sama baiknya, yang
memiliki bahasa daerah masing-masing. secara teknis mengacu pada pengetahuan
Adapun kajian bahasa yang dua buah bahasa bagaimana pun
mempengaruhi bahasa dalam masyarakat tingkatnya”. Dapat disimpulkan bahwa
ialah sosiolinguistik. bilingualisme merupakan kemampuan
Menurut Kridalaksana (dalam menggunakan dua bahasa yang sama
Chaer dan Agustina 2010:3) baiknnya. Selain, penutur biligualisme
sosiolinguistik lazim didefenisiskan interferensi juga terjadi karena adanya
sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan penutur multilingualisme. Menurut Mc
pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di Kay (dalam Lapasau dan Arifin, 2016:87)
antara bahasawan dengan ciri fungsi ada banyak faktor yang menjadi penyebab
variasi bahasa itu dalam suatu masyarakat timbulnya masyarakat multibahasa yang
bahasa. Selanjutnya, Bram dan Dicky mendukung teori multi bahasa, tetapi yang
(dalam Rokhman, 2013:2) menyatakan paling berpengaruh adalah migrasi.
sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya Beberapa penelitian terdahulu yang
pada bagaimana bahasa berfungsi di mengkaji tentang interferensi yaitu: 1)
tengah masyarakat. Adanya bahasa daerah penelitian yang dilakukan oleh Joko
setiap suku memungkinkan terjadinya Sukoyo (2011), Universitas Negeri
interferensi. Semarang berjudul Interferensi Bahasa
Menurut Alwasilah (dalam Aslinda Indonesia dalam Acara Berita Berbahasa
dan Syafyahya, 2007:66) “Interferensi Jawa “Kuthane Dhewe” di TV Borobudur
berarti adanya saling pengaruh antar Semarang; 2) penelitian yang dilakukan
bahasa”. Pengaruh itu dalam bentuk yang oleh Anni Rahimah, Agustina, Syahrul R
paling sederhana berupa pengambilan satu (2015), Universitas Negeri Padang
unsur dari satu bahasa dan digunakan berjudul Interferensi Bahasa Mandailing
dalam hubungannya dengan bahasa lain. Dalam Bahasa Indonesia Tulis Siswa
Rumusan yang hampir sama dinyatakan Kelas VIII MTS Baharuddin Kecamatan
oleh Lado dan Sunyono (dalam Aslinda Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan; 3)
dan Syafyahya, 2007: 66) pengaruh antar Sartini (2008), Universitas Batanghari
bahasa itu dapat juga berupa pengaruh dalam skripsinya yang berjudul
kebiasaan dari bahasa pertama (ibu) yang Interferensi Penggunaan Tanda Tanya
sudah dikuasai penutur ke dalam bahasa Bahasa Jawa terhadap Kalimat Tanya
kedua”. Dapat disimpulkan dari beberapa Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar
pendapat ahli di atas interferensi terjadi Mengajar Siswa Kelas II Jurusan
karena adanya penutur bilingualisme dan Penjualan SMK Harapan Tahun
karena adanya penutur bilingualisme, dan Pelajaran 2007-2008; 4) Any Budiarti
multilingualisme yang memiliki kebiasaan (2013), Universitas Pasundan Bandung
menggunakan lebih dari satu bahasa saat dalam skirpsinya yang berjudul
berkomunikasi. Interferensi Bahasa Indonesia Ke kalam
Pada umumnya, masalah Bahasa Inggris Pada Abstrak Jurnal
kedwibahasaan (bilingualisme) timbul dari Ilmiah.
penutur yang menggunakan dua bahasa
yang bebeda. Rofii (2016) mengatakan METODE PENELITIAN
bahwa Bahasa pertama dapat
mempengaruhi penggunaan bahasa kedua. Jenis penelitian kualitatif
Menurut Robert Lado (dalam Chaer dan merupakan metode penelitian yang
Agustina 2010:86) “Bilingualisme adalah dilakukan secara alamiah. Menurut
kemampuan menggunakan bahasa oleh Muhammad (2010:23) “Salah satu
fenomena yang dapat menjadi objek
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
18
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

penelitian kualitatif adalah peristiwa pengamatan/observasi, digunakan untuk


komunikasi atau berbahasa karena melakukan sebuah pengamatan terhadap
peristiwa ini melibatkan tuturan, makna objek penelitian yang akan diteliti; c)
semantik tutur, orang yang bertutur, teknik cakap, digunakan untuk penyediaan
maksud yang bertutur, situasi tutur, data yang dilakukan dengan cara
peristiwa tutur, tindak tutur, dan latar melakukan percakapan dengan penutur
tuturan”. Dalam jenis penelitian kualitatif atau narasumber atau informan.
terdapat metode penilitian deskriptif. Adapun data dianalisis dengan
Menurut Sudaryanto (dalam Muhammad, serangkaian kegiatan analisis sebagai
2011: 192) “Penelitian deskriptif yaitu berikut: 1) memasukkan data yang
penelitian yang dilakukan semat-mata terkumpul ke dalam tabel tabulasi data; 2)
hanya dilakukan berdasarkan pada fakta- menganalisis data yang mengandung
fakta yang ada atau fenomena yang secara interferensi bahasa Batak Mandailng; 3)
empiris hidup pada penuturnya sehingga memeriksa dan menafsirkan data
yang dihasilkan atau yang dicatat berupa terklafikasi sebagai usaha menemukan
varian bahasa yang biasa dikatakan jawaban tentang jenis interferensi bahasa
sifatnya seperti potret atau paparan seperti Batak Mandailing; 4) mendeskripsikan
apa adanya”. Deskriptif ini sangat tepat data yang termasuk ke dalam jenis
untuk penulis jadikan sebagai jenis interferensi; 5) menyimpulkan hasil
penelitian khusunya penelitian bersifat analisis data yang mengandung
kualitatif. interferensi.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini, berupa ungkapan –ungkapan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengandung interferensi pada acara Berdasarkan analisis data yang
Parpunguan masyarakat Mandailing kota dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian
Jambi. Sumber data dalam penelitian ini berupa jenis interferensi gramatikal bahasa
adalah masyarakat penutur bahasa Batak Batak Mandailing terhadap bahasa
Mandailing. Menurut Siswantoro (2010: Indonesia pada acara Parpunguan
70) “Data primer adalah data utama, yaitu masyarakat Mandailing Kota Jambi. Jenis
data yang diseleksi atau diperoleh intereferensi gramatikal terdapat dalam 5
langsung dari sumbernya tanpa perantara”. tataran yaitu: 1) morfem; 2) kata; 3) frasa;
Data primer dalam penelitian ini diambil 4) klausa; dan 5) kalimat.
dari spercakapan yang berupa ungkapan
dari informan yang berisi interferensi 1. Interferensi Berupa Morfem
bahasa Batak Mandailing pada acara Pada acara Parpungan masyarakat
Parpunguan Masyarakat Mandailing Kota Mandailing Kota Jambi, diketahui bahwa
Jambi. dari 54 tuturan secara keseluruhan terdapat
Menurut Muhammad (2011: 194) bentuk tuturan berupa morfem sebanyak 8
“Dalam sebuah penelitian, dapat tuturan. Adapun bentuk tuturan yang
ditetapkan tiga metode pengumpulan data, dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
yakni (1) metode simak sadap; (2) metode 1) “Pertama-tama marilah kita
observasi/pengamatan dan (3) metode mengucapkan puji syukur kepada
cakap”. Langkah kerja dakam melakukan Allah SWT berkat izinnya kita dilehen
pengumpulan data dalam penelitian ini kesempatan sehingga bisa markumpul
adalah sebagai berikut: a) teknik simak di bagas martua on
sadap, digunakan untuk memperoleh data
mengenai interferensi bahasa Batak Artinya:Pertama-tama marilah kita
Mandailing; b) teknik mengucapkan puji syukur kepada
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
19
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Allah swt. berkat izinnya kita diberi per-kan. Kata pargunaon terdiri atas par-
kesempatan sehingga bisa berkumpul on+guna = pargunaon yang berarti
di rumah ketua ini. “pergunakan”, sedangkan dalam bahasa
Menurut Alwasilah (dalam Aslinda Indonesia pergunkana dibentuk oleh per-
dan Syafyahya, 2007:66) “Interferensi kan + guna= pergunakan.
berarti adanya saling pengaruh antar
bahasa”. Adapun menurut Djajasudarma 2. Interferensi Berupa Kata
(2010:35) “Mofem adalah unsur bahasa Interferensi gramatikal berupa kata
yang memiliki makna dan ikut mendukung berjumlah 6 tuturan, dari 54 tuturan
makna, yang melibatkan: unsur yang keseluruhan. Interferensi tersebut
memliki makna (morfem bebas) dan unsur diantaranya dijelaskan sebagai berikut.
yang ikut mendukung makna (morfem
terikat)”. Jelas terlihat pada kata a) Jadi informasi-informasi bisa ada
markumpul yang merupakan kosa kata parobahan”. Artinya: Jadi, informasi
bahasa Batak Mandailing yang bermakna yang didapat bisa terjadi perubahan.
“berkumpul” digunakan dalam konteks
tuturan bahasa Indonesia. Dalam hal ini Artinya: Jadi, informasi yang didapat
telah terjadi kekacauan pemakaian morfem bisa terjadi perubahan.
terikat mar- menjadi ber-. Pembentukan Pada tuturan tersebut, terdapat jenis
kata markumpul terdiri atas morfem terikat interferensi berupa kata. Alwasilah
mar- dan morfem bebas kumpul= (dalam Aslinda dan Syafyahya,
markumpul, yang dalam bahasa Indonesia 2007:66) menjelaskan bahwa
bermakna “berkumpul”, sedangkan dalam “Interferensi berarti adanya saling
bahasa Indonesia kata berkumpul terdiri pengaruh antar bahasa”. Selain itu,
atas: morfem terikat ber- dan morfem menurut Suhardi (2013:16) “Kata
bebas kumpul =berkumpul. sebagai unsur sintaksis di dalam
b) “Bahasa yang di pargunaon pertemuan kalimat dapat menduduki fungsi
keluarga ikanas orang kita Mandailing sebagai subjek, predikat, objek,
terpaksa bahasanya bercampur-campur”. pelengkap, maupun menduduki fungsi
sebagai keterangan”. Interferensi
Artinya: Bahasa yang di pergunakan di tersebut terjadi karena masuknya kata
dalam pertemuan ikanas orang kita dari bahasa Batak Mandailing
mandailing terpaksa bahasanya parobahan ke dalam tuturan berbahasa
bercampur-campur. Indonesia. Parobahan tersebut
bermakna “Perubahan”.
Menurut Alwasilah (dalam Aslinda
dan Syafyahya, 2007:66) “Interferensi b) Marsodakoh tidak harus hepeng
berarti adanya saling pengaruh antar apapun yang bermanfaat yang kita
bahasa”. Adapun menurut Djajasudarma berikan itu sudah menjadi ibadah
(2010:35) “Mofem adalah unsur bahasa sodakoh”.
yang memiliki makna dan ikut mendukung
makna, yang melibatkan: unsur yang Artinya: Bersedekah tidak harus uang
memiliki makna (morfem bebas) dan unsur apapun yang bermanfaat yang kita
yang ikut mendukung makna (morfem berikan itu sudah menjadi ibadah
terikat)”. Jelas terlihat pada kata bahasa sedekah.
Batak Mandailing pargunaon yang berarti
“pergunakan” telah terjadi kekacauan Pada tuturan tersebut, terdapat jenis
pengunaan morfem terikat par-on menjadi interferensi berupa kata. Alwasilah (dalam

Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
20
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Aslinda dan Syafyahya, 2007:66) Pada tuturan tersebut, terdapat jenis


menjelaskan bahwa “Interferensi berarti interferensi berupa frasa karena terjadi
adanya saling pengaruh antar bahasa”. kekacauan penggunaan frasa bahasa Batak
Selain itu, menurut Suhardi (2013:16) Mandailing dalam bahasa Indonesia yang
“Kata sebagai unsur sintaksis di dalam tidak sesuai kaidah. Menurut Kridalaksana
kalimat dapat menduduki fungsi sebagai (dalam Sudipa, dkk, 2011:1) “Interferensi
subjek, predikat, objek, pelengkap, adalah kesalahan bahasa berupa unsur
maupun menduduki fungsi sebagai bahasa sendiri yang dibawa ke dalam
keterangan”. Interferensi tersebut terjadi dialek lain yang dipelajari”. Adapun
karena masuknya kata dari bahasa Batak menurut Djajasudarma (2010:55) “Frasa
Mandailing ke dalam tuturan berbahasa adalah unsur sintaksis yang terkecil”.
Indonesia. marsodakoh tersebut dalam Interferensi tersebut terjadi karena
bahasa Indonesia bermakna“besedekah”. masuknya frasa indak tarida dari bahasa
Batak Mandailing ke dalam tuturan
berbahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan kaidah dan aturan bahasa yang
3. Interferensi Berupa Frasa
benar. Frasa indak tarida tersebut dalam
Interferensi gramatikal berupa frasa bahasa Indonesia bermakna“tidak terlihat”.
berjumlah 28 tuturan, dari 54 tuturan
keseluruhan. Interferensi tersebut 4. Interferensi Berupa Klausa
diantaranya dijelaskan sebagai berikut. Interferensi gramatikal berupa
a) “Cocok, kalau presiden nadong halak klausa terdapat 9 tuturan dari 54 tuturan
kita” secara keseluruhan. Interferensi tersebut
diantaranya dijelaskan sebagai berikut.
Artinya : Cocok kalau presiden, tidak a) “Alhamdulillah sampai di potang di
ada orang kita. hari on di lehen tuhan tu hita nikmat
kesehatan, kesempatan dan kemauan
Pada tuturan tersebut, terdapat jenis
sahinggo hita dapat markumpul
interferensi berupa frasa. Menurut
sakaligus marsilaturahmi di dalam
Alwasilah (dalam Aslinda dan Syafyahya,
rangka acara keluarga nasution di kota
2007:66) “Interferensi berarti adanya
Jambi ini”.
saling pengaruh antar bahasa”.
Selanjutnya, menurut Djajasudarma Artinya: Alhamdulillah Tuhan
(2010:55) “Frasa adalah unsur sintaksis memberikan kepada kita di sore
yang terkecil”. Interferensi tersebut terjadi hari ini nikmat kesehatan, kesempatan
karena masuknya frasa nadong halak dari dan kemauan sehingga kita dapat
bahasa Batak Mandailing ke dalam tuturan berkumpul sekaligus bersilaturahmi di
berbahasa Indonesia yang tidak sesuai dalam rangka acara keluarga Nasution
dengan kaidah dan aturan bahasa yang di Kota Jambi.
benar. Frasa nadong halak tersebut dalam
bahasa Indonesia bermakna“tidak ada Pada tuturan tersebut, terdapat jenis
orang”. interferensi berupa klausa. Menurut
Alwasilah (dalam Aslinda dan Syafyahya,
b) “Contohnya seperti almarhum saudara 2007:66) “Interferensi berarti adanya
kita apa namanya itu indak tarida”. saling pengaruh antar bahasa”.
Selanjutnya, menurut Djajasudarma
Artinya: Contohnya seperti almarhum (2010:55) “Klausa adalah unsur kalimat
saudara kita apa namanya itu tidak terkecil dari wacana”. Interferensi tersebut
terlihat. terjadi karena masuknya klausa potang di
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
21
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

hari on di lehen tuhan tu hita dari bahasa balasannya di sisi Allah dan lebih baik
Batak Mandailing ke dalam tuturan menjadi harapan.
berbahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan kaidah dan aturan bahasa yang 5. Interferensi Berupa Kalimat
benar. Klausa potang di hari on di lehen Interferensi gramatikal berupa
tuhan tu hita tersebut dalam bahasa kalimat terdapat 3 tuturan dari 54 tuturan
Indonesia bermakna“Tuhan memberikan secara keseluruhan. Interferensi tersebut
kepada kita di sore hari ini ”. Agar tidak diantaranya dijelaskan sebagai berikut.
terjadi interferensi, tuturan tersebut dapat
a) “Nadong sms na, ih ma au pas
diperbaiki menggunakan bahasa Indonesia
mangajar da kan jadi pas au mulak tu
secara utuh menjadi ”Alhamdulillah Tuhan
bagas adong panggilan”.
memberikan kepada kita di sore hari ini
nikmat kesehatan, kesempatan dan
Artinya: Tidak ada sms, aku sedang
kemauan sehingga kita dapat berkumpul
mengajar ketika waktu pulang ke
sekaligus bersilaturahmi di dalam rangka
rumah ada panggilan.
acara keluarga Nasution di Kota Jambi”.
Pada tuturan tersebut, terdapat jenis
b) “Madung idokkon tuhan tai da
interferensi berupa kalimat. Menurut
inang“amalan yang kekal lagi solat itu
Kridalaksana (dalam Sudipa, dkk, 2011:1)
lebih baik balasannya di sisi Allah dan
“Interferensi adalah kesalahan bahasa
lebih baik menjadi harapan”.
berupa unsur bahasa sendiri yang dibawa
ke dalam dialek lain yang dipelajari”.
Artinya: Allah mengatakan kak:
Selanjutnya, menurut Arifin dan Tasai
amalan yang kekal lagi solat itu lebih
(2009:16) “Kalimat adalah satuan bahasa
baik balasannya di sisi Allah dan lebih
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
baik menjadi harapan. yang mengungkapkan pikiran yang utuh”.
Pada tuturan tersebut,terdapat jenis Interferensi tersebut terjadi karena
interferensi berupa klausa. Menurut masuknya kalimat Nadong sms na, ih ma
Alwasilah (dalam Aslinda dan Syafyahya, au pas mangajar da kan jadi pas au mulak
2007:66) “Interferensi berarti adanya tu bagas adong panggilan dari bahasa
saling pengaruh antar bahasa”. Adapun Batak Mandailing ke dalam tuturan
Menurut Rahardi (2009:71) “Klausa berbahasa Indonesia yang tidak sesuai
adalah satuan kebahasaan yang merupakan dengan kaidah dan aturan bahasa yang
gabungan kelompok kata yang setidaknya benar. Kalimat Nadong sms na, ih ma au
terdiri atas subjek dan predikat”. pas mangajar da kan jadi pas au mulak tu
Interferensi tersebut terjadi karena bagas adong panggilan dalam bahasa
masuknya klausa Madung idokkon tuhan Indonesia bermakna “Tidak ada sms nya,
tai da inang dari bahasa Batak Mandailing itulah aku waktu mengajarlah kan jadi
ke dalam tuturan berbahasa Indonesia yang waktu aku pulang ke rumah ada
tidak sesuai dengan kaidah dan aturan panggilan”. Untuk menghindari terjadinya
bahasa yang benar. Klausa Madung interferensi, penutur dari tuturan tersebut
idokkon tuhan tai da inang dalam bahasa dapat menggunakan bahasa Indonesia
Indonesia bermakna “Allah mengatakan secara utuh seperti: Tidak ada sms, aku
kak:”. Untuk menghindari terjadinya sedang mengajar ketika waktu pulang ke
interferensi, penutur dari tuturan tersebut rumah ada panggilan”. Hal ini terjadi
dapat menggunakan bahasa Indonesia akibat kemampuan penutur menggunakan
secara utuh seperti: Allah mengatakan kak: dua bahasa saat berkomunikasi.
amalan yang kekal lagi solat itu lebih baik
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
22
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

SIMPULAN Interferensi berupa kalimat terjadi karena


kekecauan penggunana kalimat yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai dengan kaidah dan aturan bahasa
pembahasan, maka dapat diketahui bahwa Indonesia.
jenis interferensi bahasa Batak Mandailing
dalam tuturan berbahasa Indonesia pada
acara Parpunguan masyarakat Mandailing DAFTAR PUSTAKA
Kota Jambi terdapat 5 jenis interferensi
gramatikal dari aspek, morfem, kata, frasa, Arifin, E. Zenal dan S. Amran Tasai.
klausa, dan kalimat, maka dapat penuli (2009). Cermat Berbahasa
simpulkan: 1) Jenis interferensi gramatikal Indonesia. Jakarta: Akademika
bahasa Batak Mandailing dalam tuturan Pressindo.
berbahasa Indonesia berupa morfem pada Aslinda dan Leni Syafyahya. (2007).
acara Parpungan masyarakat Mandailing Pengantar Sosiolinguitik. Bandung:
Kota Jambi terdapat 8 tuturan dari 54 PT Refika Aditama.
tuturan. Interferensi pada morfem terjadi Budiarti, Any. (2013) Interferensi Bahasa
karena kekacauan pada pemakaian bentuk Indonesia Ke kalam Bahasa Inggris
morfem yang tidak sesuai dengan kaidah Pada Abstrak Jurnal Ilmiah. Bahasa
dan aturan bahasa Indonesia. 2) Jenis dan Seni. Jurnal Pasundan Bandung.
interferensi gramatikal bahasa Batak Vol.3, No.1.10-17.
Mandailing dalam tuturan berbahasa Http://sastra.um.ac.id./wp-
Indonesia berupa kata pada acara content/uploads/2014/02/2AnyBudia
Parpunguan masyarakat Mandailing Kota rti.
Jambi terdapat 6 tuturan dari 54 tuturan. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
Interferensi berupa kata terjadi akibat (2010). Sosiolinguistik Perkenalan
kekacauan pemakaian kata yang tidak Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
sesuai dengan kaidah dan aturan bahasa Darjowidjojo, Soenjono. (2005).
Indonesia. 3) Jenis interferensi gramatikal Psikolinguistik. Jakarta: Unika Atma
bahasa Batak Mandailing dalam tuturan Jaya.
berbahasa Indonesia berupa frasa pada Djajasudarma, Fatimah. (2010). Metode
acara Parpunguan masyarakat Mandailing Linguistik. Bandung: PT. Refika
Kota Jambi terdapat 28 tuturan dari 54 Aditama.
tuturan. Interferensi berupa frasa terjadi Lapasau, Merry dan Zaenal Arifin. (2016).
karena kekacauan pengabungan frasa yang Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Pustaka
tidak sesuai dengan kaidah dan aturan Mandiri.
bahasa Indonesia. 4) Jenis interferensi Muhammad. (2011). Metode Penelitian
gramatikal bahasa Batak Mandailing Bahasa. Yogyakarta: Ar- Ruzz
dalam tuturan berbahasa Indonesia berupa Media.
klausa pada acara Parpunguan masyarakat Rahimah, Anni, dkk. (2015). Jurnal
Mandailing Kota Jambi terdapat 9 tuturan Bahasa, Sastra, Pembelajaran.
dari 54 tuturan. Interferensi berupa klausa Journal UNP, Vol.3. 96-105. Http:
terjadi karena kekacauan pada pemakaian //ejournal.unp.ac.id/index.php/bsp/art
klausa yang tidak sesuai dengan kaidah icle/download/4916/3869.
dan aturan bahasa Indonesia. 5) Jenis Rofii, Afif. (2016) An Analysis of
interferensi gramatikal bahasa Batak Syntactical Ability of Second
Mandailing dalam tuturan berbahasa Language Children Age 5-6 Years
Indonesia berupa kalimat pada acara Old in Taman Kanak-Kanak (TK)
Parpunguan masyarakat Mandailing Kota Para Bintang Kota Jambi. Jurnal
Jambi terdapat 3 tuturan dari 54 tuturan. Ilmiah Dikdaya, Vol. 06, Nomor 1
Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
23
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

2016.http://dikdaya.unbari.ac.id/inde
x.php/dikdaya/article/view/38
Rokhman, Fathur. (2013). Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sartini. (2008). .“Interferensi Penggunaan
Tanda Tanya Bahasa Jawa
terhadap Kalimat Tanya Bahasa
Indonesia dalam Proses Belajar
Mengajar Siswa Kelas II Jurusan
Penjualan SMK Harapan Tahun
Pelajaran 2007-2008”. Skripsi.
FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia.
Universitas Batanghari.
Siswantoro. (2010). Metode Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suandi, Nengah. (2014). Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudipa, Nengah, dkk. (2011). Interferensi.
Bali: Udayana University Press.
Suhardi. (2013). Pengantar Linguistik
Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Sukoyo, Joko. (2011). Lingua Jurnal
Bahasa dan Sastra. Portal Garuda.
Vol. VII, 95-102.
(http://download.portalgaruda.org/j
ounal.php?jounal)

Interferensi Bahasa Batak Mandailing dalam Tuturan Berbahasa Indonesia pada Acara Parpunguan
Masyarakat Mandailing Kota Jambi
24

Anda mungkin juga menyukai