Anda di halaman 1dari 2

ABU NAWAS DAN PUKULAN

MENJADI DINAR

Pada suatu hari Abu Nawas datang ke istana. Ia bercerita dengan sultan dengan
gembira. Tiba-tiba sultan menyuruh Abu Nawas membawa ibunya ke istana. Jika ia berhasil,
sultan akan memberinya hadiah seratus dinar. Abu Nawas tak menyangka jika sultan
menyuruhnya untuk membawa ibunya, padahal sultah tahu kalau ibunya sudah meninggal.
Namun Abu Nawas tetap menyanggupinya.

Abu Nawas kemudian pergi menyusuri kota untuk mencari seorang ibu angkat.
Kemudian ia bertemu seorang penjual kue apem dan meminta ibu itu untuk menjadi ibu
angkatnya. Abu Nawas menceritakan tentang perintah sultan dan berjanji akan membagi dua
hadiah itu. Ibu itupun menyetujuinya. Setelah itu Abu Nawas menyerahkan tasbih dan
menyuruh ibu itu untuk terus menghitung biji tasbih meskipun di depan sultan dan jangan
menjawab pertanyaan yang diajukan sultan.

Keesokan harinya Abu Nawas datang ke istana dengan menggendong wanita tua.
Setelah duduk, ibu itupun menghitung biji tasbih tanpa henti dan tidak pernah menjawab
pertanyaan dari sultan. Sultan merasa tersingggung karena ibu itu tidak menjawab
pertanyaannya satupun. Abu Nawas berkata, “Ya tuanku Syah alam, suami ibu patik ini 99

1
banyaknya. Beliau sengaja menghafal nama-nama mereka satu persatu, dan tidak akan
berhenti sebelum selesai semuanya.”

Begitu mendengar pernyataan Abu Nawas, ibu itu marah dan memohon ampun karena
telah membohongi sultan. Sultan hanya tertawa mendengar pengakuan dari ibu itu dan
menyuruh pengawalnya memukul Abu Nawas seratus kali karena tidak dapat memenuhi
janjinya. Abu Nawas mengatakan kalau hadiah yang diterimanya akan dibagi dua dengan ibu
itu. Jadi jika dia mendapat hukuman seratus kali pukulan, ibu itu juga harus mendapat lima
puluh kali pukulan. Karena merasa kasihan kepada ibu itu, sultan akhirnya memberikan uang
lima puluh dinar dan berpesan agar tidak mudah percaya kepada Abu Nawas. Abu Nawas
merasa perlakuan sultan tidak adil, ia berkata, “Ya tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun,
jika ibuku telah mendapat anugerah dari paduka, tidak adil kiranya bila anaknya ini dilupakan
begitu saja.”

Sambil tersenyum sultan memberi lima puluh dinar kepada Abu Nawas. Semua orang
tertawa dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai