Anda di halaman 1dari 10

Makalah

RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Sel
yang Diampu oleh ibu Dr. Djuna Lamondo, M.SI

Disusun Oleh
Kelompok IX
Nur Rahma Kuengo (433419002)
Athir Mizhari Modeong (433419018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN

A. Ribosom
Istilah ribosom berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata soma yang berarti badan,
dan ribonucleid acid atau asam ribonukleat. Ribosom merupakan organel sitoplasma yang
berukuran kecil dengan bentuk bulat padat dan ribosom juga merupakan komponen sel
yang membuat protein dari semua asam amino. Ribosom dapat ditemukan baik pada sel
eukariotik maupun sel prokariotik. Pada sel eukariotik, ribosom ada yang bebas dan ada
pula yang terikat pada membrane reticulum endoplasma. Ribosom jumlahnya cukup
banyak pada sel ragi, limfosit, sel meristematic, protein ribosom, dan enzim ribosom.
Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein (Karmana, 2008).
Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesis protein. sel yang memiliki
laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat
banyak. Misalnya, sel hati manusia memiliki beberapa jutaan ribosom. Tidak
mengejutkan jika sel yang aktif dalam mensintesis proteinjuga memiliki nucleus yang
terlihat jelas. Ribosom mempunyai ukuran yang sangat kecil dan dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop, ribosom juga tersusun atas dua subunit, yaitu subunit kecil dan
subunit besar. Ribosom menghubungkan translasi terjadi yaitu transkripsi mRNA
diterjemahkan dan protein disintesis tergantung dari informasi yang ada didalamnya.
Ribosom secara aktif mengkoordinasi dan membantu proses sintesis polipetida dan
berperan secara aktif sebagai pusat aktivitas banyak proses di dalam sel (Yuwono, 1992).
Sebuah ribosom adalah organel sel. Ini berfungsi sebagai mikro-mesin untuk
membuat protein. Ribosom terdiri dari protein khusus dan asam nukleat.
Ribosom ditemukan bebas dalam sitoplasma atau terikat pada retikulum endoplasma
(ER) untuk membentuk ER kasar. Dalam sel mamalia bisa ada sebanyak 10 juta ribosom.
Beberapa ribosom dapat menempel pada untai mRNA yang sama, struktur ini disebut
polysome a. Ribosom hanya memiliki keberadaan sementara. Ketika mereka telah
disintesis polipeptida dua sub-unit terpisah dan seringkali digunakan kembali atau rusak
Ribosom dapat bergabung asam amino pada tingkat 200 per menit. Protein Kecil
sehingga dapat dibuat cukup cepat tetapi 2-3 jam diperlukan untuk protein yang lebih
besar seperti besar 30.000 amino protein otot asam titin ribosom pada prokariota
menggunakan proses yang sedikit berbeda untuk menghasilkan protein dibandingkan
ribosom pada eukariota. Untungnya perbedaan ini menyajikan jendela peluang molekuler
untuk serangan oleh obat-obatan antibiotik seperti streptomisin. Sayangnya beberapa
racun bakteri dan virus polio juga menggunakannya untuk memungkinkan mereka untuk
menyerang mekanisme penerjemahan (Yuwono, 1992).

Ribosom adalah struktur yang paling kecil tersupsensi didalam sitoplasma. Benda
yang agak bulat ini demikian kecilnya sehingga hanya dapat tampak dengan bantuan
mikroskop electron. Ribosom merupakan situs dan situlah berlangsungnya sintesis
protein. di dalam sel-sel yang khusus aktif dalam sintesis protein (umpamanya sel-sel
hati, ribosom dapat merupakan dari bobot kering sel (Kimbal, 1983).
Ribosom bakteri tertentu ditelaah secara intensif karena organisme ini lebih kecil
dan kurang rumit daripada ribosom organisme lebih tinggi. Pada bakteri E. Coli yang
umum terdapat dalam saluran pencernaan, setiap ribosom mengandung satu duplikat dari
setiap tiga molekul RNA yang berlainan. Tambahan pula, ada 54 molekul protein yang
berbeda-beda. Semuanya kecuali satu atau dua dari padanya dalam duplikat tunggal. Jadi
ribosom itu dapat dianggap sebagai kumpulan (Agregat) molekul makro yang tersusun
secara tepat. Beberapa protein yang disintesis di dalam sel hanyalah ditambahkan kedalah
fluida sitoplasmanya dan melakukan fungsinya disana. Sintesis protein seperti itu
(Hemoglobin di dalam sel darah merah merupakan contohnya). Terjadi dalam ribosom
yang secara tersebar diseluruh sitoplasma. Dalam hal lain, protein yang baru disintesis
dikemasi dalam suatu organel yang dibatasi membran. Sel-sel hati dan pancreas
umpamanya, mensintesis banyak sekali protein yang dikemas di dalam membrane dan
akhirnya disekresi dari sel. Ribosom yang mensintesis protein ini terkait pada membrane
reticulum endoplasma (Kimball, 1983).
Ribosom merupakan partikel padat yang tidak dibatasi membran. Ribosom terdiri
dari sub unit besar dan sub unit kecil. Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat
ini terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan external dari
membran RE, yang memungkinkan sintesa protein. Ribosom merupakan suatu partikel
ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30 nm). Ribosom terdiri dari dua unit yang
dihasilkan didalamn nukleolus. Ribosom meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui
pori inti. Ribosom utuh dibentuk di dalam sitoplasma. Ribosom juga berfungsi sebagai
tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel
ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun
melekat pada RE. (Kimball, 1983).
Ribosom sel-sel prokariota memiliki massa molecular 2.520.000 dalton dan
matranya 29 X 21 nanometer. Ribosom sel – sel eukariota lebih besar dari pada ribosom
sel – sel prokariota tersebut. Massa molecular ribosom sel eukariot berkisar antara
4.220.000 dalton dan matranya 32 X 22  nanometer. Ukuran – ukuran ribosom ditentukan
dengan jalan analisis sedimentasi (pengendapan). Analisis ini mendasarkan pada
pengukuran pada laju pengendapan suatu molekul atau zarah didalam larutan kental,
biasanya larutan sukrosa yang dipusing dengan kecepatan yang sangat tinggi (70 gr atau
lebih). Konfesiensi sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu kesatuan atau unit Swedberg.
Selain koefisien Swedberg, laju pengeendapan juga dipengaruhi oleh factor – factor lain
yaitu berat molekul, berat makro molekul, atau rakitan makro molukernya. Ribosom
prokariota memiliki koevisien sedimentasi 70S, sedangkan pada sel eukariota koefisien
sedimentasinya 80S. dan Ribosom pada sitoplasma sel eukariotik yang mempunyai
koefisien sedimentasi 80S yang tersusun dari sub unit masing –  masing koefisien
sedimentas 40S dan 60S. sedangkan pada sel prokariot adalah 70S. dan dibentuk oleh sub
unit 30S dan 50S. ribosom yang lengkap, yang dibentuk oleh sub unit – unitnya yang
disebut monomer Kadar protein pada ribosom dari ke dua sumber prokariot dan eukariot
hamper sama yaitu sekitar 30 – 45 % (berat), dan sisa nya berupa RNA. Perbedaaan
antara ke 2nya terletak pada komponen protein dan RNA Spesifik yang tidak
mengandung karbohidrat dan lipid. Ion Mg yang berfungsi untuk mempertahan struktur
ribosom. Penguraian menjadi sub unit – unit terjadi bila Mg ++ di keluarkan. Tempat yang
tepat untuk Mg++ ini belum diketahui pasti mungkin berinterksi dengan ion fosfat yang
terionisasi RNA sub unit (Reksoatmodjo, 1993).
B. Karakterisasi Ribosom
a. Karakterisasi Fisik
Monomer atau sub unit ribosom dapat diidentifikasi dengan mengukur
nilai pengendapannya dengan sentrifugasi kecepatan tinggi. Dalam kondisi
standar, monosom dan sub unit berada dalam keadaan equilibrium (titik dimana
perubahan tidak ditemukan lagi) pada daerah tertentu dalam suatu suspensi. Suatu
partikel atau molekul akan berada dalam posisi tertentu dalam urutan densitas
tergantung pada ukuran bentuk dan bobot molekul. Setiap partikel atau molekul
mempunyai koefisien sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S)
(Yatim, 1996)
Ribosom E. coli adalah 70S dan ini dijadikan standar untuk pengukuran
monosom dan sub unit ribosom dan sumber dan spesies yang lain (Gambar 6.2.).
Ribosom E. coli terdiri dari sub unit besar 50S dan sub unit kecil 30S. Jumlah
nilai S dan sub unit selalu lebih besar dari pada nilai S monosomnya. Ribosom
prokaryotes selain E. coli juga 70S. Sementara untuk eukaryotes adalah 80S. Sub
unit ribosom sitoplasma eukaryotes terdiri dan sub unit besar 60S dan sub unit
kecil 40S. Ribosom mitokondria dan kloroplas juga terdiri dari dua sub unit
ribosom. Ribosom mitokondria bervariasi dari ukuran 55S pada hewan sampai
80S pada beberapa protozoa dan jamur. Ribosom kloroplas adalah 70S pada
semua sel hijau (Yatim, 1996)
Tabel 6.1 Karakteristik ribosom sitoplasma)
Sumber Ribosom UnitRibosom rRna dalam Nomor Protein
Subunits dalam subunit
Prokaryotes 70S 30S 16S 21
Eukaryotes 80S 50S 23S, 5S 32-34
40S 18S 30
60S 25-28S, 5S 50
5.8S
rRna path sub unit 60S hewan adalah 28S, sementara pada tanaman, jamur dan
protista adalah 25-26S (Yatim,1996).
Tabel 6.2, Ribosom Organel
Suniber Ribosom Subunit Subunit rRNA dan .
Subunit Monomer Kecil Besar t besar Mitokondria
Subni Kecil
Mitokondria ;Hewan 55-60S 30-35S 40-45 12-13S
Standar acuan adalah komponen dan monomer ribosom E. coli tikus dan yeast
b tidak diketahui rRNA yang mana yang berasal dan kedua subunit 55. Ada
kemungkinan bahwa kedua rRNA berada pada tiap partikel 55S yang kemungkinan
merupakan monomeribosom yang ash (Yatim, 1996)
b. Karakterisasi Kimia
Ribosom terdiri dari 50-80 protein yang berbeda serta 3-4 molekul RNA.
Tiap sub unit memiliki serangkaian makromolekul yang berbeda dan unik. Protein
ribosom prokaryotes karakterisasi lebih baik dibandingkan eukaryotes termaksud
jumlah absolute protein dalam tiap sub unitnya. Akan tetap rRNA pada
prokaryotes dan eukaryotes secara relative sudah terkarakterisasi dengan baik.
Sub unit kecil ribosom terdiri dari satu molekul RNA dan sub unit besar terdiri
dari minimal dua molekul RNA. rRNA juga diidentifikasi berdasarkan nilai S-
nya. rRNA adalah rantai polinukleotida tunggal dimana pada daerah tertentu
mengalami lipatan yang menyebabkan formasi untai ganda. Hal ini disebabkan
karena adanya ikatan hydrogen antara pasangan basa yang saling
berkomplementer (Marianti, 2006)
C. Struktur Ribosom
Ribosom terbentuk globular dengan diameter sekitar 250 sampai 350 nm.
Ribosom mampu menyebarkan maupun menyerap electron dengan sangat kuat sehingga
mikroskop elektron dapat digunakan secara insentif untuk meneliti ribosom lebih dalam
sebenarnya selain dengan mikroskop elektron, ribosom dapat diteliti dengan berbagai
cara antara lain dengan defraksi sinar X, sentrifugasi ataupemusingan, maupun dengan
imunositokimia. Analisis biokimia juga dilakukan untuk mengetahui jumlah dan
mengidentifikasi protein-protein dalam sub unit ribosom (Cambell, 2010).
Ribosom ditemukan baik pada sel prokariotak maupun eukariota. Pada sel
prokariota ribosom terdapat bebas di sitosol. Sedangkan pada sel eukariota selai terdapat
bebas disitosol juga terdapat di matriks mitokondria, stroma kloroplas atau menempel
pada permukaan membrane REK. Hasil penelitian secara biokimia menunjukan bahwa
ribosom sel-sel prokariota memiliki massa molekul yang lebih kecil dibandingkan dengan
masa molekul ribosom pada sel eukariota hasil ini didapat dengan analisis sedimentasi.
Analisis ini mendasarkan pada pengukuran laju pengendapan suatu molekul di dalam
larutan kental biasanya larutan sukrosa yang dipusing dalam kecepatan yang sangat
tinggi. Koefisien sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu unit Svedbreg, ribosom sel
prokariota memiliki koefisien sedimentasi 70S, sedangkan sel eukariota koefisien
sedimentasinya 80S. Ribosom sub unit kecil, tampilannya mirip embrio yang seperti
memiliki kepala dan badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek. Leher tersebut
dengan takikan (sedikit lekukan) pada satu sisi lekukan yang dalam pada sisi lain.
Badannya berbentuk badan yang membengkak. Pada subunit kecil terdapat daerah latar
pada satu sisi bagian ini menempel pada sub unit. Pada Sub unit besar ribosom
prokariotik mengandung dua buah molekul Rrna, masing-masing 23S dan 5S. Sub unit
besar ini mengandung 31-34 jenis protein. pada eukariotik memiliki sendimentasi 60S
serta 45-49 jenis protein.sedangkan pada sub unit kecil prokariotik hanya mengandung
sebuah Rrna  dengan koefisien sendimentasi 16S dan 21 jenis protein. pada eukariotik
hanya memili satu buah Rrna  dengan koefisien senddimentasi 18S dan 33 buah protein.
(Cambell, 2010).
D. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah reaksi yang menghubungkan fungsi DNA dengan
penyusunan molekul tubuh yaitu protein. Protein yang dibentuk melalui sintesis protein
akan mengalami banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur, proteksi dan
enzim (biokatalisator). Ketepatan terbentuknya protein-protein baru memegang peranan
yang sangat penting selama berlangsungnya proses seluler. Asam amino terbentuk sesuai
dengan intruksi genetik dan ribosom memfasilitasi proses translasi dimana messenger
RNA (Mrna) diterjemahkan sesuai dengan informasi genetik yang dikodenya. Informasi
dasar mengenai struktur DNA dan RNA dan bagaimana materi dasar tersebutmenentukan
sintesis suatu protein sangat diperlukan.perlu diketahui bahwa gen adalah informasi
genetik dan DNA adalah subtansi didalam kromosom dimana gen dibuat. Gen
distribusikan kedalam anak sel ketika sel membelah (Cambell, 2010)
Pada asam ribonukleat sel tersebut itu sintesis protein terjadi pada kelompok-
kelompok partikel sitoplasmik sangat kecil (20µm) yang disebut ribosom. Partikel-
partikel ini adalah rakitan makromolekul RNA ribosom (Rrna) dan protein – protein.
setiap ribosom terjadi dari subunit yang besar dan yang kecil. Subunit kecil mengandung
satu molekul Rrna. Pada eukariota molekul ini disebut RNA “18 S” karena kecepatan
mengendap dalam tabung sentrifus. Tambahan pula, ada sekitar 30 protein yang berlain-
lainan yang berasosiasi dengan sub-unit yang kecil. Jika semua RNA dari suatu sel
diekstrasi, sebagai besar dari padanya termasuk kedalam salah satu dari beberapa kelas
berukuran nyata. RNA ribosom, 28S. Gugus lain yang nyata terjadi dari apa yang disebut
RNA transfer (Trna) (Kimball, 1983).
E. Peran ribosom dalam sintesis protein
Tahapan sintesis protein mengikuti aturan dogma sentral, dimana informasi
genetik dipindahkan dari DNA ke DNA melalui tahap replikasi. Dari DNA ke RNA
melalui tahap transkripsi. Selanjutnya dari RNA ke protein melalui sintesis protein.
Sebelum terjadi sintesis protein, DNA pada struktur nukleosom akan lepas
dari protein histon oleh bantuan kerja enzim polimerase (Kimball, 1992).
Adapun proses sintesis protein meliputi tiga tahapan utama, antara lain:
1) Replikasi DNA
Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan cara membelah. Sebuah
sel membelah menjadi 2 sel, 2 sel membelah menjadi 4 sel, 4 sel membelah
menjadi 8 sel dan seterusnya. Sebelum sel membelah, terjadi perbanyakan
komponen-komponen di dalam sel termasuk DNA. Perbanyakan DNA
dilakukan dengan cara replikasi. Dengan demikian, replikasi adalah proses
pembuatan (sintesis) DNA baru atau penggandaan DNA di dalam nukleus. Pada
saat replikasi berlangsung, DNA induk membentuk kopian DNA anak yang
sama persis sehingga DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk
pembentukan DNA baru (Kimball, 1992)
2) Transkripsi
Substansi yang memegang peranan penting dalam proses transkripsi
adalah DNA yang digunakan sebagai cetakan untuk pembentukan RNA, RNA
polymerase yaitu enzim yang memfasilitasi proses transkripsi. Seecara garis besar
proses transkipsi terdiridari tiga tahap utama yang meliputi proses inisiasi,
elongasi dan terminasi. Enzim yang dinamai dengan RNA polimerase
mengungatkan diri pada situs khusus molekul DNA dan memisahkan kedua rantai
pilihan ganda. Kemudan RNA polimerase meneruskan dengan membaca satu dari
rantai – rantai tersebut (dalam arah 3’ → 5’ ). Seraya melakukan hal it, enzim itu
mengumpulkan ribo nukleotida yang terdapat dimedium sekitar sebagai trifosfat
umpamannya ATP. Ke dalam suatu utusan RNA yang mempunyai runtunan bisa
melengkapi benar runtunan basa pada molekul DNA : artinnya, tersusun
mengikuti peraturan umum perpasangan basa (Kimball, 1983).
3) Translasi
Translasi merupakan proses penerjemahan beberapa triplet atau kodon
dari RNA m menjadi asam amino- asam amino yang akhirnya membentuk
protein.
Transkripsi DNA (dan replikasi) menggunakan nukleotida pelengkap. Tetapi tida
ada kekerabatan langsung yang serupa diantara struktur nukleotida. Seperti halnya
dengan proses transkripsi proses translasiterbagi menjadi tiga tahap utama yang
meliputi inisiasi, elongasi dan terminasi. Dalah tahapan proses tersebut beberapa
substansi terlibat antara lain ribosom, Trna aminoacyl – Trna synthetase dan Mrna
selain itu juga terdapat beberapa protein faktor, ion anorganik (Mg2 K NH4) dan
guanosine triphosphate (GTP). T Rna adalah RNA rantai tunggal (single
stranded) yang terdiri dari 75-65 nukleotida. RNA ini bertanggung jawab dalam
proses pengenalan kodon pada Mrna. Pengenalan dimulai dengan pasangan basa
yang saling berpasangan antara kodon pada Mrna dan antikodon Trna. Anti kodon
adalah nukleotida treplet yang terdapat pada daerah Trna molekul. Aminoacyl-
Trna synthetase adalah enzim yang berperan dalam pengaktifan asam amino,
bereaksi dengan ATP. Enzim ini juga membantu pelekatan asam amino dengan
Trna, pada tahapan translasi terbagi menjadi tiga yaitu insiasi translasi, elongasi,
dan terminasi (Kimball, 1983).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga
Karmana, O. (2008). Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga
Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Marianti, Samadi, Aditiya. 2006. Biologi Sel. Semarang : Unnes
Reksoatmodjo,Issoegianti.1993. Biologi Sel . Yogyakarta : Departemen
pendidikan dan kebudayaan derektorat jenderal pendidikan tinggi proyek
pembinaan dan peningkatan mutu tenaga pendidikan
Yuwono Tribowo. 1992. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga
Yatim, Wildan. 1996. Biologi Sel Lanjut. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai