Resume PPN Produk Digital Luar Negeri
Resume PPN Produk Digital Luar Negeri
SWAP atau Sharing via WhatsApp adalah cara alternatif untuk berbagi pengetahuan secara online
menggunakan media grup WhatsApp tematik. SWAP akan menghadirkan narasumber dan moderator
sebagai pemandu jalannya diskusi sesuai tema yang akan dibahas.
Sobat SWAP yang mempunyai pertanyaan mengenai topik terkait bisa diajukan melalui sli.do.
Caranya:
1. Buka browser
2. Masuk ke sli.do
3. Ketikkan kode #SWAP14
1
4. Silakan ajukan pertanyaan, jika ada pertanyaan yang sama dengan Sobat SWAP lain cukup
divote pada di pertanyaan tersebut
5. Harap mencantumkan Nama dan Instansi dan nomor pendaftaran SWAP. Contoh: Edmin, BPPK,
14. Jika tidak, maka pertanyaan tidak akan dipilih. Nomor peserta didapat di baris akhir chat
japri terakhir Edmin.
10 pertanyaan yang memiliki vote terbanyak akan diajukan pada sesi materi. Untuk Sobat SWAP
yang pertanyaannya belum terpilih pertanyaannya dapat diajukan kembali saat sesi tanya jawab
langsung setelah materi ya! Edmin akan merekap pertanyaan sampai dengan pukul 19.00
WIB.
4. Alur SWAP ini adalah moderator akan menyampaikan setiap pertanyaan yang masuk kemudian
Narasumber akan memberikan tanggapan, dan penanya/Sobat SWAP akan diberikan kesempatan
untuk memberikan tanggapan kembali dan diharapkan tidak memberikan pertanyaan baru di luar.
Materi SWAP kali ini disampaikan melalui file presentasi dari narasumber dalam bentuk PDF.
Sistem perpajakan kita adalah self assessment system. Kita memberikan kepercayaan kepada wajib
pajak untuk memungut, menyetor, dan melaporkan perpajakannya. Pemerintah memiliki sistem
pengawasannya berdasarkan UU Perpajakan yang ada yaitu antara lain melalui pemeriksaan. Itu yang
akan kita lakukan. sekarang ini kita menginginkan adanya kerjasama dan dukungan dari para pelaku
PMSE ini. Sekarang ini sepertinya segala sesuatu sudah sangat transparan ya. Jujur saja, pemerintah
menginginkan aturan ini dapat berjalan dulu. Karena ini adalah hal baru. Kita belum terlalu fokus
untuk pengawasan yang excessive.
2
Jawaban:
Hallo Kadek, Ya jadi kita mengenakan PPN atas produk digital yang dijual oleh pedagang atau penyedia
jasa itu yang dikonsumi oleh konsumen Indonesia. Yang memungut itu siapa? Para pedagang barang
atau penyedia jasa itu dari luar negeri yang kita sebut sebagai sebagai Pemungut PPN PMSE. Mereka
kita minta memungut PPN atas konsumsi barang atau jasa digital itu. Jadi bukan kita memajaki mereka
(netflik, youtube itu). Konsekuensinya adalah seperti yang diuraikan di atas.
Sedangkan kalau Iflix itu kan produksi dalam negeri dan selama ini atas konsumsi Iflix konsumen sudah
membayar PPN.
Tanggapan:
Apakah pengenaan PPN tsb akan/sedang/sudah dilakukan oleh Pemerintah?
Jawaban:
Berdasarkan PMK No 48 Tahun 2020, ketentuan ini berlaku mulai 1 Juli 2020. Namun, PMSE mulai
memungut PPN setelah mendapat surat penunukan sebagai VAT Collector dari Dirjen Pajak.
Tanggapan:
Lantas bagaimana kedudukan produk digital seperti netflix jika sudah dikenakan PPN, apa segera legal
di Indonesia? Kabarnya segera bisa diakses via Telkom.
Berarti apa bisa disimpulkan Netflix bisa segera dinikmati oleh masyarakat Indonesia (termasuk via
telkom)?
Jawaban:
Jadi misalnya, Netflix ditunjuk oleh Dirjen Pajak sebagai VAT Collector pada tanggal 2 Juli 2020. Kapan
Netflix mulai mengenakan PPN kepada pelanggannya? Mulai pada 1 Agustus 2020. Begitu caranya.
Jadi pelaku PMSE harus mendapatkan penunjukan dulu baru boleh memungut. Begitu ya Kadek. Jadi
para pelaku PMSE Luar Negeri yang melakukan transaksi penjualan produk digital kepada konsumen
di Indonesia, harus ada penunjukan dulu dari Dirjen Pajak, baru kemudian mereka boleh memungut
PPN pada bulan berikutnya setelah penunjukan.
Kalau telkom punya Iflix, untuk pelanggan Iflix sudah dipungut PPN. Ini pelaku DN. inilah mengapa kita
mengenakan PPN atas produk digital dari LN, supaya ada kesamaan dengan pelaku DN. Jadi ada
kesamaan perlakuan. (level playing field)
3
Disamping itu, tentu kita menunjuk subjek yg potensi setoran ke kas negara lebih besar dr cost of
compliance nya. Begitu ya Yudhi. Terima kasih pertanyaannya.
Tanggapan:
Seperti di beberapa industri, ketentuan traffic ini bisa menjadi celah untuk tax avoidance dengan cars
memecah unit bisnisnya.
Jawaban:
Bagus Yudhi, benar sekali, namun rasanya treshold kita sudah sesuai international best practice.
Negara tetangga, seperti Australia, tresholdnya 75000 AUSD, kurang lebih sama dengan kita. Kalau
yang emang niat untuk "avoid" pasti akan cari cara. Dengan transparansi yang semakin canggih
pastinya nanti ketahuan juga.
4
pemungutan PPN. Lagipula, juga untuk alasan kemudahan. Biar yang kita kenakan yang besar dulu,
jadi pajaknya lumayan besar. Segmentasi prioritas, sambil jalan mengenakan ke semua pelaku PMSE
di atas treshold. PPN memang pajak atas konsumsi.
5
Tanggapan:
Wahhh...berarti ada potensi loss ya Kak Ani? Secara orang Indonesia pintar-pintar loh... apalagi
banyak tuh aplikasi2 yg modifikasi dan crack
Jawaban:
Hahaha, aturannya demikian Pak. Biasanya pemberian free trial adalah untuk memperkenalkan
produk dan iklan, dan membuat agar pembeli atau pengguna menjadi familiar dengan produk mereka.
Hahah kalau soal orang yang suka crack, umm itu mah tabiat ya.
7.2. Prinsip yang kita adopsi dalam implementasi PMK-48 adalah kemudahan dengan memperhatikan
best practice di beberapa negara. Di samping itu, perlu diketahui bahwa mekanisme pemungutan
berdasarkan PMK-48 merupakan hal baru yang melibatkan pelaku usaha luar negeri. Oleh karena itu,
untuk mengurangi beban administrasi Pemungut PPN maka diatur bahwa pelaporan cukup dilakukan
secara triwulanan, meskipun penyetoran PPN-nya tetap dilakukan secara bulanan. (biar uangnya
cepat masuk kas negara ya)
Berdasarkan prinsip memberikan kemudahan bagi pelaku usaha luar negeri tersebut maka tentunya
tata cara pelaporannya tidak harus disamakan dengan kewajiban Pengusaha Kena Pajak dalam negeri,
mengingat tempat tinggal/kedudukan Pemungut PPN adalah di luar negeri.
7.3. Jika dikaitkan dengan kewajiban untuk memungutnya, maka pada dasarnya kedudukannya sama.
Namun, yang membedakan keduanya adalah dasar hukum penunjukannya dan perannya dalam
bertransaksi. Dasar hukum penunjukan Pemungut PPN untuk Faktur Pajak dengan kode transaksi 02
6
dan 03 adalah Pasal 16 UU PPN, perannya dalam bertransaksi adalah sebagai pembeli. Sedangkan
dasar hukum penunjukan Pemungut PPN PMSE adalah Pasal 6 Perppu-1/2020 (UU-2/2020).
Yang mengikuti UU PPN bukan “cara pemungutan PPN PMSE-nya,” tetapi pengenaan PPN-nya.
Artinya, terkait dengan jenis objek BKPTB/JKP dan tarifnya mengikuti UU PPN, tetapi cara
pemungutannya mengikuti Perppu-1/2020 (UU-2/2020). Demikian Dendi.
Notulis,
Thalia Maudina