Rheumatoid - Arthritis Kol 2
Rheumatoid - Arthritis Kol 2
Rheumatoid - Arthritis Kol 2
Di Susun Oleh
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3. Tujuan Umum & Khusu....................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1. Definisi ................................................................................. 4
2.2. Klasifikasi ............................................................................ 6
2.3. Etiologi. ................................................................................ 7
3.4. Patofisiologi Dan Pathway ................................................... 8
2.5. Maninifestasi Klinis ............................................................. 10
2.6. Komplikasi. .......................................................................... 10
2.7. Pemeriksaan Diagnostik & Penunjang. ................................ 12
2.8. Preventif Dan Kuratif .......................................................... 13
2.9. Penatalaksanaan Medis ........................................................ 14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .................................................... 16
BAB IV PENUTUP.................................................................................... 29
4.1. Kesimpulan .......................................................................... 29
4.2. Saran .................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pasien atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan. Masalah yang
disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan
yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga
efek sistemik yang tidak jelas yang dapat menimbulkan kegagalan organ.
Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan
mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur. Dengan demikian hal
yang paling buruk pada penderita rheumatoid arthritis adalah pengaruh
negatifnya terhadap kualitas hidup. Bahkan kasus rheumatoid arthritis yang
tidak begitu parah pun dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
seseorang untuk produktif dan melakukan kegiatan fungsional sepenuhnya.
Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari seutuhnya (Gordon et al., 2002).
1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dan proses keperawatan pada rheumatoid arthritis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami apa itu rheumatoid arthritis
b. Mahasiswa mengetahui penyebab rheumatoid arthritis
c. Mahasiswa mengetahui patofisiologi rheumatoid arthritis
d. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala rheumatoid arthritis
e. Mahasiswa mengetahui komplikasi rheumatoid arthritis
f. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan rheumatoid
arthritis
2
g. Mahasiswa mampu memahami proses keperawatan pada rheumatoid
arthritis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan
tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri
dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia,
2011)
5
2.2 Klasifikasi
6
2. Kelas II : Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tapi mulai terbatas
dan kesulitan melakukan olahraga.
3. Kelas III : Aktivitas sehari-hari sudah mulai terganggu.
4. Kelas IV : Aktivitas sehari-hari sudah sangat terbatas, apalagi aktivitas
fisik lainnya.
2.3 Etiologi
7
2.4 Patofisiologi Dan Pathway
8
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
PATHWAY
Synovial menebal
9
1. Nyeri persendian
2. Bengkak
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Deformitas sendi
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
1. Gerakan menjadi terbatas
2. Adanya nyeri tekan
3. Deformitas bertambah pembengkakan
4. Kelemahan
5. Depresi
2.6 Komplikasi
1. Osteoporosis
Pada penyakit RA menyebabkan erosi atau pengikisan kartilago
sehingga dapat menyebabkan osteoporosis.
2. Osteoarthritis
Akibat gangguan autoimun dimana imun tubuh menyerang sel-sel
yang sehat menyebabkan peradangan serta kerusakan tendon dan tulang
yang mengakibatkan terjadinya osteoarthritis.
3. Serangan jantung
Akibat peradangan tubuh menimbulkan adanya tumpukan cairan
di sekitar jantung (pericardia effusion), hal ini dapat merusak otot
10
jantung, katup jantung, dan pembuluh-pembuluh darah di jantung yang
akhirnya menyebabkan serangan jantung.
4. Fibrosis paru
Fibrosis paru adalah munculnya jaringan parut pada paru-paru
yang menyebabkan kerusakan dan terganggunya fungsi paru-paru.
Karena RA adalah inflamasi kronis maka dapat mempengaruhi seluruh
tubuh termasuk paru-paru. Peradangan yang terjadi menimbulkan jaringan
parut atau bekas luka, maka terjadi fibrosis paru.
5. Anemia
Respon autoimun menyebabkan peradangan pada sendi dan
jaringan lain. Peradangan menyebabkan pelepasan protein (IL-6)
berlebihan akibatnya menghalangi pelepasan zat besi. Peradangan juga
mempengaruhi produksi erythropoietin, hormon yang mengontrol
produksi sel darah merah.
Obat Non-Steroid seperti acetaminophen, naproxen, dan ibuprofen
yang dikonsumsi penderita RA juga dapat menyebabkan perdarahan ulkus
di perut atau slauran pencernaan, akibatnya akan terjadi kehilangan darah
yang menyebabkan anemia.
6. Ginjal & saluran pencernaan juga dapat menjadi korban akibat obat-
obatan anti inflamasi yang dikonsumsi penderita.
7. Rheumatoid nodule
Terbentuk nodul-nodul kecil di bawah kulit pada sekitar sendi,
warnanya gelap yang terbentuk akibat perdarahan di bawah kulit yang
pembuluh darahnya rusak akibat RA.
8. Syndrome felty (Radang limpa)
Radang limpa dapat menyebabkan penurunan sel darah putih
sehingga meningkatkan resiko terkena infeksi.
9. Sindrom sjogren
Sindrom ini merupakan kelainan autoimun dimana sel imun akan
menyerang dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang bertugas untuk
11
memproduksi air mata dan air liur, akibatnya mata dan mulut menjadi
kering. Gejala tersebut bisa menimbulkan penyakit mata skleritis.
10. Nekrosis
Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis) dapat membatasi
suplai darah ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan kematian
jaringan yang disebut nekrosis.
1. Pencitraan
a. Rontgen dengan sinar X→Membantu sebagai tes awal dan berguna
dalam tahap selanjutnya untuk memantau bagaimana penyakit
berkembang.
b. USG (Ultrasonography)
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
2. Pemeriksaan Imunologi
Tes ini memeriksa antibodi tertentu termasuk Anti-Cyclic
Antibody Citrullinated Peptida (ACPA), faktor rheumatoid (RF), dan
Antibody Antinuclear (ANA) yang ada pada sebagian besar penderita RA.
RF yang tinggi dapat menunjukkan bentuk yang lebih agresif dari
penyakit.
3. Pemeriksaan Darah Kecepatan Sedimentasi
a. ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate)→Tingkat sedimentasi eritrosit
mengukur seberapa cepat sel-sel darah merah jatuh ke dasar tabung
reaksi. Biasanya semakin tinggi sedimentasi, semakin banyak
peradangan yang terjadi di dalam tubuh.
b. CRP (C-Reaktif Protein)→CRP adalah suatu protein yang dihasilkan
oleh hati terutama saat terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh.
Jika CRP tinggi, menunjukkan tingkat peradangan tinggi juga.
4. Arthrocentesis (Aspirasi Cairan Sinovial)
12
Sebuah prosedur aspirasi sendi yang dilakukan untuk
mendapatkan cairan sendi untuk diuji di laboratorium yang kemudian
dianalisis untuk mendeteksi penyebab pembengkakan sendi. Mengambil
cairan sendi juga dapat membantu meringankan sendi.
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP)
meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif tidak
menyingkirkan diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan dalam diagnosis
dini dan penanganan RA dengan spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun
hubungan antara anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis
13
• Makan makanan yang kaya antioksidan untuh mencegah dan mengurangi
peradangan sendi.
• Pertahankan diet yang sehat dan jaga berat badan ideal untuk mengurangi
risiko timbulnya arthritis dan mengurangi gejala pada pengidapnya.
Beberapa metode pengobatan yang akan dilakukan dokter untuk menangani arthritis,
antara lain:
14
Termoterapi adalah penggunaan panas untuk meringankan
penyakit, yang mencakup pemanasan dengan cahaya (sinar inframerah)
atau alat pemanas konduktif seperti : bantalan pemanas, botol air panas,
krim atau lotion pemanas, terapi mandi, mandi parafin, dan sauna.
5. Pemberian Obat-obatan :
a. Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh : aspirin yang diberikan
pada dosis yang telah ditentukan.
b. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
‐ Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik,
Anty Inflamatory)
‐ Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
‐ Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
‐ Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
‐ Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
‐ Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
‐ Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)
6. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil
mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat
mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur yang
dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. AM
Umur : 66 Tahun
Tanggal Lahir : 17 Agustus 1953
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Nunhila
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Sabu
Pekerjaan : IRT
16
1. Keluhan Utama : Nyeri
• Merokok
17
- Tidak
• Minum alcohol
- Tidak
• Minum kopi :
- Ya , Jumlah: 1 x, waktu : Pagi hari
• Minum obat-obatan
- Ya , Jenis,: Tdk tahu, Jumlah: 10, waktu : Pagi, Siang dan Malam
18
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda – Tanda Vital
- Tekanan darah : 140/90 - Nadi : 80 x/m
- Pernapasan : 18 x/m - Suhu badan : 36,2 C
2. Sistem Musculoskeletal
a. Keluhan : Nyeri pada lutut kanan
b. Kelainan Ekstremitas : tidak ada
c. Nyeri otot : ada
d. Nyeri Sendi : ada
e. Refleksi sendi : abnormal, Jelaskan ; Bengkak pada
lulut dan kemerahan
f. kekuatan otot : 4 ( Pasien merasa nyeri saat bergerak )
g. - Atropi - hiperthropi - normal
5 5
5 4
a. Pemeriksaan Darah
1. Jenis Pemeriksaan : Asan urat
Nilai Normal : P : 2,4-6,5 mg/dl
: L : 2,4-7,5 mg/dl
Hasil Pemeriksaan
19
Riwayat Pengetahuan
20
ANALISA DATA
Nama : Ny. A.M
Umur : 66 Thn
Diagnosa : Rheumatoid Artritis
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 Ds : Nyeri Inflamasi
-Pasien mengatakan nyeri pada lutut Peradangan
kanan
Do :
-Pemeriksaan TTV
TD : 140/90 mmhg
N : 80 x /m
RR : 18 x /m
21
S : 36,2 0 c
-Pemerilksaan penunjang
laboratorium 6,7 mm/dL
3 Do : Defisit Kurang
Pasien mengatakan tidak pengetahuan terpaparnya
mengetahui tentang sakit tentang proses informasi
yang di deritanya penyakit RA
Ds :
-Pasien tampak bingung
-Pasien bertanya kepada tenaga
kesehatan apa yang sebenarnya yang
sedang dia derita
-Pasein datang kepuskesmas untuk
Berobat
22
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
1 Nyeri berhubungan dengan inflamasi peradangan ditandai
dengan :
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada lutut kanan, Pasien
mengatakan nyeri seperti tertusuk, Pasien mengatakan nyeri
timbul saat melakukan aktivitas
DO :
Pasien tampak meringis dan memegang lututnya, Lutut
kanan tampak bengkak, Adanya nyeri tekan, Tampak
kemerahan pada lutut kanan,
Pemeriksaan TTV TD : 140/90 mmhg, N : 80 x/m,
RR : 18 x/m, S : 36,2 0 c,
Pemerilksaan
penunjang laboratorium : Asam urat 6,7 mm/Dl
2 Hambatan mobilitas berhubungan dengan nyeri pada
ekstremitas bawah ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan lututnya merasa sakit pada saat
melakukan aktivitas
DO :
Pasein tampak mengurut kakinya, Lutut kanan tampak
bengkak, Tampak kemerahan pada lutut kanan, Pada saat
berjalan kaki sebelah kanan agak sedikit terangkat
3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi ditandai dengan :
23
DS :
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang sakit yang di
deritanya
DO :
Pasien tampak bingung, Pasien bertanya kepada tenaga
kesehatan apa yang sebenarnya yang sedang dia derita,
Pasein datang kepuskesmas untuk berobat
24
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN/KH INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Nyeri Tujuan : 1. Kaji nyeri, catat lokasi,
berhubungan Pasien akan bebas dari nyeri karakteristik
dengan inflamasi selama perawatan 2. Anjurkan pasien untuk
peradangan KH : kompres air dingin
Nyeri terkontrol, Pasien 3. Ajarkan posisi yang
tampak rileks, Tanda – nyaman pada waktu
tanda vitaldalam batas duduk / tidur
normal 4. Anjurkan pasien
120/80 mmhg menghindari gerakan
yang menyentak
5. Ajarkan massage yang
lembut
6. Ajarkan teknik relaksasi
mengurangi nyeri : napas
dalam, distraksi
7. Beri obat sesuai sesuai
indikasi
2 Hambatan Tujuan : 1. Anjurkan pasien untuk
mobilitas Pasien dapat beraktifitas pertahankan istirahat tirah
berhubungan tanpa adanya gangguan baring atau duduk jika di
dengan nyeri pada nyeri selama perawatan perlukan
ekstremitas bawah KH : 2. Anjurkan pasien
25
Pasien mampu bergerak
beradaptasi pada / beraktivitas dengan
aktivitas yang bantuan seminimal
diinginkan tanpa nyeri mungkin
3. Ajurkan pasien
mempertahankan postur
tegak , duduk tinggi dan
berjalan
3 Defisit Tujuan : 1. Tinjau pengetahuan
pengetahuan Pasien dapat memahami pasien tentang proses
berhubungan tentang penyakit yang penyakit, prognosis dan
dengan kurang di deritanya harapan masa depan
terpaparnya KH : 2. Beri pendidikan
informasi Pasien dapat kesehatan terkait
menjelaskan tentang penyakit, tanda dan
penyakit yang di gejala,pengobatan dan
deritanya, Pasien dapat diet
mengetahui tentang 3. Bantu dalam
penyebab dan gejala merencanakan jadwal
serta pencegahan aktivitas terintegrasi yang
realistis
4. Berikan informasi
mengenai alat bantu
5. Berikan pendidikan
kesehatan sesuai
kebutuhan
26
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Nyeri 1. Memberikan salam S : pasien mengatakan
berhubungan terapeutik bahwa lututnya kanannya
dengan dan memperkenalkan diri masih terasa sakit
inflamasi 2. Melakukan hubungan saling O : pasien memijat-mijat
peradangan percaya antara pasien dan lutut kanannya
perawat A : masalah tidak teratasi
3. menganjurkan pasien untuk P : intervensi di lanjutkan
kompres dingin untuk ( no 3-7 )
mengurangi nyeri
4. menganjurkan posisi yang
nyaman pada waktu duduk
5. menganjurkan pasien
menghindari gerakan yang
menyentak
6. menganjurkan massage
yang lembut pada lutut
7. menjelaskan penggunaan
obat anti inflamasi (piroxicam
2x1 )
27
berhubungan tirah baring atau duduk berjalan lama
dengan nyeri jika di perlukan O :klien lebih banyak
pada 2. menganjurkan pasien Duduk, pasien berjalan lambat,
ekstremitas bergerak / beraktivitas pasien menggunakan pegangan
bawah dengan bantuan seminimal di sekitar
mungkin untuk berjalan
3. menganjurkan pasien A : masalah tidak teratasi
mempertahankan postur P : intervensi di lanjutkan
tegak , duduk tinggi dan ( no 2 dan 3 )
berjalan
3 Defisit 1. mengakaji pengetahuan S : pasien mengatakan
pengetahuan tentang proses penyakit, sudah mengerti dan
berhubungan prognosis dan harapan memahami tentang
dengan masa depan penyakit yang di deritanya
kurang 2. memberikan penjelasan O : pasien dapat
terpaparnya tentang penyakit , menjelaskan kembali
informasi pengobatan dan diet tentang proses penyakit,
tanda dan gejala,
pencegahan, diet
seimbang, alat bantu yang
digunakan, serta aktivitas
pada penyakit reumatoid
artritis
A : masalah kurang
pengetahuan teratasi
P : intervensi di hentikan
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis juga membuka
kesempatan bagi kritik dan saran yang membangun dan mengembangkan
makalah ini. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus
menerus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
29
DAFTAR PUSTAKA
30