Anda di halaman 1dari 43

JUDUL YANG PAS DAN COCOK DENGAN TEMA KONSEP PTS

ADALAH :

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU MENGAJAR


IPS MELALUI PEMBINAAN KONSEP PRESENTASI POWER POINT
SDN __________________________

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH PTS

Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah

membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Akibat dari pengaruh tersebut

telah mendorong berbagai usaha pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sehubungan dengan masalah tersebut diatas, maka dalam pelaksanaan pendidikan

dibutuhkan tenaga pendidik (guru) yang memiliki kemampuan dan kecakapan didalam proses

belajar mengajar :
Kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar menurut Syaiful Bahri Djamara (1998 : 58 – 129) adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan menguasai bahan yang diajarkan

b. Kemampuan mengelola kelas

c. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar

d. Kemampuan menggunakan media

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar


g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna kepentingan

pengajaran

Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa kehadiran media dalam proses belajar

mengajar mempunyai peranan penting untuk membantu memperkaya wawasan anak didik

serta mencapai tujuan pembelajaran.

Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi

anak didik.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada saat menggunakan media menurut Nana

Sudjana (1991 : 104) adalah :

1. Menentukan jenis media dengan tepat artinya harus sesuai dengan tujuan dan bahan

pelajaran

2. Menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat artinya harus disesuaikan

dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik

3. Menyajikan media dengan tepat artinya teknik dan metode penggunaan media dalam

pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada.

4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Oleh karena itu dalam penggunaan media untuk mencapai tujuan yang efektif dan

efisien harus memperhatikan prinsip tersebut. Penggunaan media secara tepat akan

membantu mengurangi verbalisme, agar guru bidang studi IPS dan anak didik mudah

memahami bahan pelajaran yang disajikan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat

diketahui dari hasil kinerja guru selama KBM dan belajar siswa melalui angket dan kuisioner

serta evaluasi hasil belajar.

Mengingat pentingnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah yang berhubungan dengan
media, yang lebih khususnya adalah pengaruh penggunaan media Presentasi Power Point

terhadap hasil kinerja guru selama proses belajar megajar di SDN ________ Kecamatan

________ Kabupaten ______ Propinsi ___________.

B. RUMUSAN MASALAH PTS

Berdasarkan tema tersebut penulis berpendapat bahwa, “…adakah pengaruh Media

Presentasi Power Point dalam menunjang keberhasilan guru mengajar IPS dan

meningkatkan hasil prestasi belajar siswa di SDN _____ Kecamatan ______ Kabupaten

_______ ? ”.

C. HIPOTESIS TINDAKAN SEKOLAH

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya perlu dibuktikan melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka peneliti selaku penulis mempunyai

hipotesis sebagai berikut :

“Ada pengaruh penggunaan media Presentasi Power Point terhadap hasil belajar siswa

kelas V SDN _____ Kecamatan ______ Kabupaten _______ Tahun Pelajaran ___/____

sebagai upaya efektif belajar IPS”.


D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Variabel

Di dalam judul penelitian ini mengandung dua variable yaitu :

a. Variabel bebas adalah : media Presentasi Power Point

b. Variable terikat adalah : hasil kinerja guru dan prestasi belajar siswa

2. Definisi Operasional Variabel

a. Media Presentasi Power Point

Adalah media yang dirancang dari data tulisan komputer (Ms. Power Pont)
sehingga dapat dijadikan tulisan animasi yang bisa bergerak dan memiliki variasi

bentuk dan jenis font serta mempunyai kelebihan sebagai berikut :

1. Gambar yang diproyeksikan baik di layer monitor maupun di LCD lebih jelas

2. Guru sambil belajar dapat berhadapan dengan siswa

3. Jenis huruf yang bervariasi bentuk serta ukurannya bisa memancing siswa untuk

memperhatikan tulisan di layar monitor atau di LCD

4. Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat

siswa

5. Mudah dioperasikan

b. Hasil Belajar

Adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar

mengajar dengan menggunakan media Presentasi Power Point

E. TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN

1. Bagi peneliti

a. Untuk memperoleh pengalaman praktis dalam pembinaan konsepsi pembelajaran

inovatif melalui penelitian ilmiah sesuai dengan kompetensi eksperimen yang sudah

diterima dari Tim Asesor.


b. Menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh melalui pengembangan work shop, diklat

dan seminar kepengawasan sekolah.

2. Bagi sekolah

a. Mengembangkan sikap positif terhadap penggunaan media pendidikan informatika ke

dalam kegiatan proses belajar mengajar

b. Membangkitkan minat guru untuk memanfaatkan media pendidikan

c. Dapat dijadikan tolok ukur dalam mencari suatu hambatan atau masalah yang
dihadapi sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar siswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. POTENSI GURU DALAM KBM

1 Konsep Pembelajaran

Menurut Dimyati (1994:4) “pembelajaran adalah peranan guru yang dilukiskan dalam

kegiatan-kegiatan yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran”.

Menurut Piaget dalam Dimyati (1994:13) pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut:

a) Menetukan topik pembelajaran yang dapat dipelajari siswa sendiri, b) Memilih atau

mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tertentu, c) Mengetahui adannya kesempatan

bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, dan d)

Melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan keberhasilan dan melakukan

revisi.

Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram, dalam desain instruksional

untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran guru juga bertindak sebagai pembelajar. Untuk menjadi

pembelajar guru harus bisa mengajar dan mengatur kelas, dalam kegiatan pembelajarn ini tentu

saj tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip dan

teori-teori belajar tertentu agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2 Tugas-Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran

R.D. Conners, dalam Djamarah (2000:69) mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang

bersifat suksesif menjadi tiga bagian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap sebelum pembelajaran
(pre-actife), tahap pembelajaran (inter-active), dan tahap sesudah pembelajaran (post-active).

Untuk melaksanakan masing-masing tahapan tersebut guru melakukan kegiatan sebagi berikut:

a. Tahap Sebelum Pembelajaran

Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum,

program semester, program satuan pelajaran, dan perencanaan program pembelajaran.

Dalam merencanakan program-program tersebut di atas perlu dipertimbangkan aspek-

aspek yang berkaitan dengan:

1) Bekal bawaan siswa (pupil entering behavior), yang digunakan sebagai bahan

apersepsi siswa yang perlu guru perhatikan. Guru menyadari bahwa setiap siswa

membawa bahan-bahan apersepsi yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang harus

dipersiapkan guru harus tidak jauh dari pengalaman dan pengetahuan dari siswa

miliki. Paling tidak masih berhubungan, sehingga siswa dapat menyerap

penjelasan guru-guru.

2) Perumusan tujuan pembelajaran harus dilakukan oleh guru karena tujuan

pembelajaran memberikan arah yang jelas ke mana kegiatan pembelajaran akan

dibawa. Dalam tujuan pembelajaran terdapat sejumlah norma, seperti norma

susila, norma sosial, norma hukum, norma agama, dan norma moral. Perumusan

tujuan pembelajaran yang harus dilakukan guru harus bertumpu pada tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut
akan terlihat jika siswa sudah mampu memproses dan menerapkan perolehannya

ke dalam situasi lingkungan yang berbeda, yaitu lingkungan kehidupan nyata.

3) Pemilihan metode pembelajaran. Metode merupakan cara atau siasat yang

dipergunakan dalam pembelajaran, sebagai strategi, metode ikut memperlancar

ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang perlu diketahui

untuk mendapatkan pemilihan metode yang akurat, seperti faktor guru itu sendiri,

sifat bahan pelajaran, fasilitas, jumlah siswa di kelas, tujuan, dan sebagainya.

4) Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar merupakan apa yang harus diberikan


kepada siswa, karena guru tidak dibenarkan memberikan penglaman yang negatif

kepada siswa yang semuanya itu akan berkesan di dalam jiwa siswa. Penampilan

guru dari ujung rambut sampai ujung kaki akan menjadi objek perhatian siswa.

Pakaian yang guru kenakan harus rapi dan guru haru menghindarkan hal-hal

yang negatif karena akan menjadi penglaman belajar siswa.

5) Pemilihan bahan dan peralatan belajar

Bahan adalah isi atau materi yang akan disampaikan kepada siswa dalam proses

pembelajaran. Bahan pelajaran harus diseleksi oleh guru yang disesuaikan dengan

tingkat penguasaan siswa. Selain bahan pelajaran juga peralatan belajar yang

merupakan alat bantu atau alat material, buku paket untuk guru, buku paket untuk siswa

dan peralatan yang lain yang dibutuhkkan dalam proses pembelajaran.

5) Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik

Jumlah siswa di kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Setiap siswa

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru harus lebih memperhatikan

siswanya dikelas.

6) Memepertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

Jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran ada yang sama, ada juga yang

berlainan. Masalah waktu akan berpengaruh pada kedisiplinan mengajar. Kelebihan

pemakaian waktu mengajar berarti tidak disiplin dan merugikan guru yang lain.
7) Mempertimbangkan pola pengelompokkan

Dalam kegiatan pembelajaran tidak selamanya siswa belajar sendiri-sendiri.

Siswa juga perlu dibagi kedalam kelompok belajar. Pola pengelompokkan siswa

bervariasi. Pengelompokkan bisa menurut kesenangan berkawan, selain menurut

kemampuan siswa.

8) Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar

Belajar adalah berubah. Perubahan dalam proses pembelajaran adalah disadari

setelah proses pembelajaran. Agar perubahan dalam pembelajaran tercapai, ada


beberapa prinsip yaitu prinsip motivasi, pemusatan perhatian, pengambilan pengertian

yang inti, pengulangan, kegunaan atau manfaaat pengalama belajar, dan penghindaran

segala gangguan dalam belajar.

b. Tahap Pembelajaran

Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, baik secara

kelompok atau individual. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah

direncanakan guru. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahap

pembelajaran ini, yaitu:

1) Pengelolaan dan pengendalian kelas merupakan salah satu syarat pembelajaran yang

baik ditentukan pengelolaan dan pengendalian kelas yang baik. Suasana kelas yang

baik sangat mendukung kegiatan pembelajaran.

2) Penyampaian informasi merupakan awal terjadinya komunikasi antara siswa dan guru

dalah penyampaian informasi dari guru kepada siswa.

3) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal merupakan setiap hal yang dilakukan

guru terkait dengan masalah tingkah laku verbal dan non verbal. Tingkah laku verbal

biasanya dengan kata-kata: “bagus, benar, tepat dan sebagainya”. Gaya guru dalam

mengajar merupakan gabungan dari kedua tingkah laku (verbal dan non verbal).

4) Merangsang tanggapan balik dari siswa merupakan kegitan yang dilakukan guru selain
menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi guru juga harus merangsang tanggapan

balik dari siswa, misal dengan menerapkan keterampilan dasr mengajar bertanya.

5) Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar dimana kegiatan pembelajaran bukan hanya

kegiatan fisik yang dapat dilihat, tetapi juga kegiatan psikologis siswa. Dalam proses

pembelajaran guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar siswa, dimana jiwa

anak didiklah yang perlu diperhatikan.

6) Mendiagnosis kesulitan belajar dimana dalam kegiatan pembelajaran tidak semuanya

mulus. Dalam kegiatan tertentu juga ada hambatan. Misal dalam menjelaskan ada siswa
yang kurang perhatian, dari sini guru harus cepat-cepat mencari penyebabnya dan

berusaha mendiagnosis untuk mengatasi hambatan pada diri siswa.

7) Mempertimbangkan perbedaan individual yang terjadi di dalam kelas yang jumlah

siswanya banyak akan cenderung heterogen. Berbagai sifat dan tingkah laku siswa

terhimpun di dalamnya. Biasanya perbedaan siswa membuat timbulnya konflik yang

harus diperhatikan oleh guru.

8) Mengevaluasi kegiatan interaksi dimana dalam proses pembelajaran ada interaksi antar

guru dan siswa, yaitu interaksi satu arah (guru ke siswa), interaksi dua arah (guru ke

siswa atau siswa ke guru), dan interksi banyak arah guru ke siswa, siswa ke guru, dan

siswa ke siswa). Kegiatan interaksi ini harus dievaluasi oleh guru apakah sudah

dilaksanakan secara optimal yaitu sampiai tingkat interaksi banyak arah.

c. Tahap sesudah pembelajaran

1) Menilai pekerjaan siswa dimana penilaian adalah kegiatan dengan pekerjaan yang harus

guru lakukan sesudah pembelajaran. Salah satunya guru mengadakan tes baik tes tulis,

lesan, atau perbuatan tindakan.

2) Menilai pembelajaran guru yang tidak hanya menilai pekerjaan siswa tetapi pekerjaan

guru pun juga harus dinilai oleh guru sendiri, di sini guru dituntut untuk jujur dalam

penilain dirinya sendiri.


3) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya dimana pekerjaan guru tidak selesai

setelah mengajar, tetapi guru harus menyusun kembali perencanaan pembelajaran

dengan menggunakan patokan yang sudah ditetapkan seperti GBPP.

3. Keterampilan Dasar Mengajar Yang harus Dimiliki Guru

Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam proses pendidikan. Arti penting ini

bertolak dari tugas dan tanggungjawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan siswanya.
Kerangka berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan

berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam

pembelajarn. Menurut Djamarah (2000:99) ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang

harus dikuasai guru yaitu:

a. Keterampilan memberi penguatan (reinforcement).

b. Keterampilan bertanya.

c. Keterampilan menggunakan variasi.

d. Keterampilan menjelaskan.

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

f. Keterampilan mengelola kelas.

g. Keterampilan dalam membimbing diskusi kelompok kecil.

h. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan.

4. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan, menurut Charles E. Johnson dalam Usman (2002:14).

Adapun kompetensi guru (teacher competency) menurut Mc. Leod dalam Usman (2000:14)

adalah “the ability of a teacher to responsibily perform has or her duties appropriately”

merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara


bertanggung jawab dan layak.

Menurut Glassser dalam sudjana (1998:18) ada empat hal yang harus dikuasai oleh guru,

yakni a) Menguasai bahan pelajaran, b) Pengetahuan mengenal cara mengajar, c) kemampuan

mendiagnosa tingkah laku siswa, d) Kemampuan mengukur hasil belajar siswa.

Bertolak dari pendapat di atas, maka kompetensi guru menurut Sudjana, (1998:18) dapat

dibagi menjadi tiga bidang, yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata

pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan


tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang

administrasi kelas, pengatahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengatahuan

tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang sikap, yaitu kesiapan dan kesediaan guru trhadap berbagai hal yang

berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai profesinya, mencintai

dan memiliki perasaaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi

terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan

hasil pekerjaannya.

3) Kompetensi perilaku, adalah kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/berperilaku,

seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,

bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, kemampuan menumbuhkan semangat belajar

siswa, ketrampilan menyusun persiapan/ perencanaan mengajar, ketrampilan

melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

Selain itu kompetensi guru di Indonesia telah pula dikembangkan oleh proyek pembinaan

pendidikan guuuru (P3G) departemen pendidikan dan kebudayaan. Pada dasarnya kompetensi

guru menurut P3G, dalam Sudjana (1998:19) bertolak dari analisis tugas seorang guru, baik

sebagi pengajar pembimbing, maupun sebagai administrator kelas, yaitu (a) menguasai bahan,

(b) mengelola progaram belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d) menggunakan media/ sumber
belajar, (e) menguasai landasan kependidikan, (f) mengelola interksi belajar mengajar, (h)

mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, (i) memahami dan menyelenggarakan

administrasi sekolah, dan (j) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

pengajaran.

B. TEORI-TEORI BELAJAR

Winkel (1987 : 82) mengatakan bahwa belajar adalah interaksi yang aktif antara

individu dengan lingkungan sosialnya yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,


kemampuan, pemahaman dan sikap. Perubahan tersebut bersifat konstan dan berbekas.

Perubahan-perubahan yang terjadi pasca kegiatan belajar tidak hanya bersifat fasis tetapi

juga menyentuh ranah spiritual. Perubahan tersebut tidak hanya nampak secara visual dalam

bentuk kemampuan atau perilaku yang dapat diamati secara obyektif dalam mengejawantah

dalam sebuag konstruksi pola pikir yang bersifat holistik dan mendalam. Tentu saja,

perubahan-perubahan yang terjadi tidaklah bersifat negatif, namun lebih mengarah pada

suatu perubahan yang bersifat positif, yakni perubahan yang mengarah pada kemajuan dan

kesejahteraan lahir maupun batin.

Dari pengertian belajar ini diharapkan orang yang belajar semakin lama semakin

menunjukkan pemahaman dan pengertian terhadap hubungan atau keterkaitan antara bahan

yang dipelajari dengan tingkatan yang dapat memberikan suatu yang pada awalnya belum

ada, atau suatu proses perbaikan terhadap bentuk-bentuk yang telah ada. Mustaqim (1990 :

49) mengatakan bahwa kegiatan belajar bukanlah suatu proses yang bersifat mekanis

melainkan lebih menjurus pada keaktifan keseluruhan bagian kepribadian seseorang.

Sejalan dengan pengertian yang ada pada belajar, mengajar adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh pihak yang berkompeten (guru) dalam membimbing murid atau siswa ke

arah perubahan situasi dalam pengertian kemajuan dalam proses perkembangan psikologis,

sikap pribadi, serta kemampuan dan ketrampilan secara umum.

Sudjono (1980 : 81) mengatakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengubah
situasi pribadi siswa dalam pemupukan pengertian, pengetahuan, dalam mengembangkan

daya-daya jiwa, sikap serta ketrampilan dan sebagainya.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan Belajar Mengajar (KBM) disebut sebagai

prestasi belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang pada umurnya selalu berbeda

dan bersifat temporer. Menurut Suryabrata (1984 : 39) mengatakan bahwa, prestasi memiliki

pengertian sebagai suatu bentuk kemajuan yang telah dicapai, pada umumnya dapat

memberikan pengaruh pada kualitas pekerjaan atau kegiatan-kegiatan berikutnya. Kemajuan

yang diperoleh oleh seorang individu dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada
umumnya berupa ketrampilan, pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan sikap yang dapat

ditunjukkan dalam aktifitas sehari-hari.

Joni (1989 : 11) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman, kecuali bentuk perubahan tingkah laku yang sejalan dengan

perkembangan kejiwaan yang mengarah pada tingkatan kedewasaan, perubahan instingktif,

maupun perubahan yang temporer.

C. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

1. Pengertian

Secara Umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Syaiful Bahri D. dan Aswan Zain (1996 : 5-6) ada empat strategi dasar dalam

mengajar yaitu sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku

dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan

b. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan

hidup masyarakat

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar yang dianggap paling

tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan
tugas mengajar

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar

keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi

hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat

penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Pengertian belajar menurut Syaiful Bahri D. dan Aswan Zain (1996 : 11) adalah “Proses

perubahan perilaku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap”.

Sedangkan pengertian mengajar menurut Nana Sudjana seperti yang dikutip oleh Syaiful
Bahri D. dan Aswan Zain (1996 : 45) adalah :

Suatu proses yang meliputi proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada

disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik

melakukan proses belajar mengajar.

Jadi pengertian strategi belajar mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru dan anak

didik dalam perwujudan kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Kemampuan guru dalam KBM

Disamping itu dalam melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru harus

mempunyai kemampuan dasar menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994 : 58-129) yang

dijabarkan sebagai berikut :

1. Kemampuan menguasai bahan yang diajarkan

2. Kemampuan mengelola kelas

3. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar

4. Kemampuan menggunakan media sumber

5. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar


7. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami prinip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna

kepentingan pengajaran

Agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan serta

meningkatkan hasil belajar yang optimal pada siswa, maka guru harus memiliki
kemampuan seperti yang disebutkan diatas.

D. MEDIA PENDIDIKAN

Pengertian Media Pendidikan

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan media, khususnya media yang

digunakan dalam proses belajar mengajar.

Kutipan dari Jusuf Kasrori (1995 : 104) tentang beberapa pendapat mengenai media

pendidikan diantaranya :

a. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

b. Beown (1973) berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

c. Oemar Hamalik (1985 : 23) menjelaskan bahwa media adalah alat,

metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan

dan pengajaran
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

Macam-macam media :

Menurut Jusuf Kasrori, Soenarto Moerdjokom dan Sudono Murti (1995 : 105-106) secara

umum media digolongkan menjadi empat jenis yaitu :


a. Media grafis, seperti : gambar, sketes, diagram, chart grafik, poster, globe, peta.

b. Audio seperti : radio, cassette, telepon, piringan hitam

c. Proyeksi diam : slide, film strip, Presentasi Power Point, Operator proyektor, mikro

proyektor.

d. Proyeksi gerak : film, TV, Video cassette

Menurut Winarno Surachamad yang dikutip oleh Jusuf Kasrori, Soenarko M, dan Sodono

M (1995 : 106) menggolongkan media menjadi 3 macam yaitu :

a. Media yang merupakan benda-benda sebenarnya, yaitu benda-benda yang dipakai

dalam proses belajar mengajar jenis media ini akan menghasilkan pengalaman

langsung dan nyata

b. Media yang merupakan benda-benda pengganti, yaitu benda tiruan

Berfungsi sebagai alat-alat pengajaran yang dapat mewakili benda sebenarnya, karena

lebih praktis dibawa dalam ruang kelas.

c. Bahasa : lisan atau tertulis

Jenis media ini menghasilkan pengalaman verbal yang tinggi tingkat abstraknya.
3. Penggunaan Media

Beberapa prinsip pemilihan media pendidikan dari Sudirman N, yang dikutip oleh

Syaiful Bahri D. dan Azwan Z. (1995 : 143-144) sebagai berikut :

1. Tujuan Pemilihan

Memilih media yangn akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan

pemilihan yang jelas. Tujuan pemilihan berkaitan dengan kemampuan media

2. Karakteristik Media Pengajaran

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu baik dilihat dari segi kemampuannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya

Memahami karakteristik media akan membantu kemungkinan untuk menggunakan

berbagai jenis media secara bervariasi

3. Alternatif Pemilihan

Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif

pilihan

Maksudnya guru harus bias menentukan pilihan media mana yang akan digunakan

apabila ada beberapa media yang dapat diperbandingkan.

Menurut pendapat Nana Sudjana (1991 : 104) tentang prinsip-prinsip penggunaan media

untuk mencapai hasil yang baik adalah :

a. Menentukan jenis media dengan tepat yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran

yang akan disampaikan

b. Menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat, artinya perlu

diperhitungkan apakah penggunaan media sesuai dengan tingkat kematangan atau

kemampuan anak didik

c. Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam

pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang

ada
d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu tempat dan situasi yang tepat,

artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan

Menurut Syaiful Bahri D, dan Aswan Zain (1995 : 145-147) tentang factor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam memilih media pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Obyektivitas

Unsur subyektivitas guru dalam memilih media pendidikan harus dihindarkan.

Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media atas dasar kesenangan pribadi.

Apabila secara obyektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan suatu media
menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan

menggunakannya.

b. Program Pengajaran

Materi program yang dipilih harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Meskipun

secara teknis program sangat baik tetapi tidak sesuai dengan kurikulum, maka tidak

akan membawa manfaat.

c. Sasaran Program

Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi

pelajaran melalui media pendidikan.

d. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang ada perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan

media yang digunakan, yaitu meliputi :

1) Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan digunakan

2) Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai

jumlahnya, intelektualnya maupun keadaan fisiknya

e. Kualitas Teknik

Dari segi teknik, media yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah

memenuhi syarat : karena suara atau gambar pada media yang tidak jelas dapat

mengganggu jalannya proses belajar mengajar


f. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan

dengan proses pencapaian hasil tersebut

Manfaat media pendidikan dalam proses belajar mengajar menurut pendapat Arief S.

Sadiman dkk (1993 : 16-17) adalah :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalisme

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

c. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi


sikap pasif pada siswa

Dalam hal ini media berguna untuk :

1) Menimbulkan kegairahan belajar

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan

kenyataan

3) Meningkatkan kemampuan dan minat belajar

d. Dapat mengatasi segala hambatan dalam proses belajar mengajar, yaitu

dengan kemampuan media dalam :

1) Memberikan perangsang yang sama

2) Mempersamakan pengalaman

3) Menimbulkan persepsi yang sama

Mengingat besarnya manfaat media pendidikan dalam proses belajar mengajar

seperti yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan

media Presentasi Power Point.

4. Media Presentasi Power Point

Menurut pendapat dari Arief S. Sadiman dkk (1996 : 61-64) media Presentasi

Power Point adalah :

“ Suatu program komputer yang di-desain dari poin poin tulisan penting dan secara
otomatis bergerak secara berurutan dan dapat memproyeksikan ke layar monitor atau

LCD”. Media visual proyeksi 8 ½ “ x 11” menjadi ukuran 10 kali lipatnya.

Berbagai obyek atau pesan dituliskan atau digambarkan pada transparan yang

diproyeksikan lewat Presentasi Power Point, missal diagram, peta, grafik, batasan dan

sebagainya.

Sebagai media pendidikan media Presentasi Power Point mempunyai kelebihan

dan kelemahan

Kelebihannya antara lain :


1. Gambar yang diproyeksikan lebih jelas dan tidak perlu ruangan yang gelap

2. Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa

3. Benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya meletakkan diatas Presentasi Power

Point

4. Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa

5. Mudah dioperasikan

6. Praktis dapat digunakan pada semua ukuran kelas ruangan

7. Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan terutama

untuk proses yang komplek dan bertahap

8. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang

9. Sepenuhnya dibawah kontrol guru

10. Dapat dipakai sebagai petunjuk sistimatika penyajian guru

11. Dapat menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada proyeksinya dengan

menambahkan alat penyajian tertentu

Kelemahannya adalah :

a. Memerlukan komputer untuk menampilkan program Power Point

b. Dalam penyajiannya menuntut cara kerja yang sistimatis dan mengerti soft ware

Microsoft Power Point artinya tidak semua guru SD bisa mengoperasikannya.


a. Kalau guru kurang menguasai teknik pemanfaatan Presentasi Power Point, maka

akan menjadi media pemborosan terhadap anggaran sekolah saja. .

E. HASIL BELAJAR

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar siswa

melalui evaluasi

Menurut Nurkancana dan P.P.N Sumartana (1983,1) evaluasi pendidikan adalah “suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan”.

Menurut Roestiyah N.K (1980,85) mengatakan bahwa evaluasi adalah “kegiatan

mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan

kemampuan siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat

mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar”

Dari definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut :

a. Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau hasil belajar siswa

b. Evaluasi dilaksanakan dengan arah dan tujuan yang jelas

c. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan

kemampuan siswa

Dari keterangan diatas, maka untuk mengetahui hasil belajar siswa perlu dilakukan evaluasi

Pengertian hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala

hal yang dipelajari di sekolah baik yang menyangkut pengetahuan atau

kecakapan/keterampilan yang dinyatakan dengan nilai atau angka

Hasil belajar berfungsi sebagai berikut :

a. Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar

mengajar serta mengadakan perbaikan program bagi siswa

b. Memberikan laporan tentang perkembangan siswa kepada orang tua maupun lembaga
pendidikan

c. Untuk menentukan siswa di dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan

tingkat kemampuan yang dimiliki

d. Sebagai dasar pemecahan kesulitan di dalam kegiatan belajar mengajar (Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono, 1991, 189)

BAB III

METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Penulis akan memberikankan uraian singkat sebelum memaparkan langkah-langkah

dalam penelitian tindakan di bab III ini, bahwa metode penelitian tindakan ini adalah

menggunakan model penelitian kolaboratif dimana peneliti hanya sebagai konseptor atas

pembinaan pembelajaran inovatif sedangkan guru yang mengajar ilmu sains menerapkan konsep

model pembelajaran yang diarahkan oleh penulis.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk observer yakni pengawas sebagai

pengamat penelitian sementara yang melaksanakan dan penanggung jawab penuh penelitian ini

adalah guru bidang studi ilmu pengetahuan alam atau ilmu sains di SDN ______ Kecamatan

______ Kabupaten _____ Propinsi _____ Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran ___/____.

Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas

dimana guru bidang studi ilmu pengetahuan alam atau ilmu sains secara penuh terlibat dalam

penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas dan guru bidang studi,
kehadiran peneliti sebagai sebatas memberikan konsep dasar pembelajaran inovatif kemudian

diterapkan oleh guru bidang studi IPS di SDN ______ Kecamatan ______ Kabupaten _____

Propinsi _____ Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran ___/____.. Dengan cara ini diharapkan

didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. TEMPAT, WAKTU DAN SUBYEK PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SDN ______ Kecamatan ______ Kabupaten _____ Propinsi
_____

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan __________sampai ______ pada semester

Ganjil tahun pelajaran ____/____.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah guru bidang studi IPS dan siswa yang dipilih secara random

di SDN ______ Kecamatan ______ Kabupaten _____ Propinsi _____

B. RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau Sekolah. Adapun tujuan utama

dari Penelitian tindakan kelas atau sekolah adalah untuk memperbaiki / meningkatkan pratek

pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian

ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam

Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation


(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk

pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian penulis menggunakan instrumen yang terdiri dari:

1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan

kelas, serta penilaian Kinerja Guru.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar,

indikator pencapaian Kinerja Guru, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar

mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data

hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran presentasi power point, untuk

mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran.


5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL TINDAKAN

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode

pembelajaran presentasi power point , dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal

________ kelas IV dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang

telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel : Pembinaan Pembelajaran Media


Presentasi Power Point Pada ( Siklus I )

Skoring
No Ceck Point Yang Di obsevasi
Obs.1 Obs.2

I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan

1. Kesiapan guru dengan model


2 2
Pembelajaran PPP
2 2
2. Menyampaikan pembelajaran

PPP

3. simultasi dengan Pembelajaran

sebelumnya

B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-

langkah metode pembelajaran PPP 3 3

2. Membimbing guru melakukan

kegiatan bersama siswa 3 3

3. Melatih keterampilan siswa 3 3

4. Mengawasi guru selama KBM

5. Memberikan bantuan kepada 3 3

guru yang mengalami kesulitan

penerapan Pembelajaran PPP

C. Penutup

1. Membimbing siswa membuat 3 3

rangkuman 3 3
2. Memberikan evaluasi

II Ketepatan waktu pengajaran 2 2

Respon guru dan siswa :

III 1. Siswa antusias 2 2

2. Guru antisias 3 3

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah

kesiapan guru terhadap penerapan model pembelajaran PPP, menyampaikan materi

dengan penggunaan model pembelajaran PPP, ketepatan waktu pengajaran, dan

siswa respon siswa. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas,

merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan

kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel

berikut :

Tabel 4.2. Kegiatan Observasi Supervisi pada Siklus I

No Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran PPP Presentase

1 Target penyampaian tujuan Pembelajaran 6,0

2 Tingkat Kemampuan Guru Dalam Menerapkan 6,3

Model Pembelajaran PPP

3 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 6,3

No Aktivitas Siswa Dalam Penerimaan Materi Ajar Presentase


1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 5,5

2 Membaca buku 5,5

3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 5,7

4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 6,4

5 Mengerjakan tes evaluasi 6,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan

pada siklus I. Aktivitas lain yang presentasinya besar namun kurang memuaskan

adalah tingkat Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

mendengarkan guru memberikan materi ajar tentang ilmu sains

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode

pembelajaran PPP sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih

cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut

masih dirasakan baru oleh siswa.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.


d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,

sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung

dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan


3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode

pembelajaran PPP dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal

__________ di kelas IV dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga keslah atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel : Pembinaan Pembelajaran PPP ( Siklus I )

Skoring
No Ceck Point Yang Di obsevasi
Obs 1 Obs 2

Pengamatan KBM

D. Pendahuluan

1. Kesiapan guru dengan model 3 4

Pembelajaran PPP 3 4

2. Menyampaikan pembelajaran PPP

3. simultasi dengan Pembelajaran

sebelumnya

A. Kegiatan inti

2. Mempresentasikan langkah-langkah metode

I pembelajaran PPP 4 3

3. Membimbing guru melakukan kegiatan

bersama siswa 3 3

4. Melatih keterampilan siswa 4 4

5. Mengawasi guru selama KBM

6. Memberikan bantuan kepada guru yang 4 4

mengalami kesulitan penerapan

Pembelajaran PPP

E. Penutup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 3

2. Memberikan evaluasi 3 4
II Ketepatan waktu pengajaran 2 3

Respon guru dan siswa :

III 1. Siswa antusias 2 4

2. Guru antisias 4 4

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar

mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode

pembelajarn PPP mendapatkan penilaian yang sangat baik dari pengamat selaku

pengawas di sekolah tersebut. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai

kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal,

untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk

penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah

memotivasi siswa, membimbing siswa dalam pengajaran materi ilmu sains.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajaran

PPP diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan

mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa

ynag telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel : Kegiatan Observasi Supervisi pada Siklus I

No Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran PPP Presentase

2 Target penyampaian tujuan Pembelajaran 8,7

Tingkat Kemampuan Guru Dalam Menerapkan 9,4

3 Model Pembelajaran PPP


Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 9,5

No Aktivitas Siswa Dalam Penerimaan Materi Ajar Presentase

1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 7,1

2 Membaca buku 8,1

3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 7,3

4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 8,1

5 Mengerjakan tes evaluasi 8,1

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru telah menguasai konsep

dan menerapkan pembelajaran PPP dengan sangat baik pada siklus II . Jika

dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan yang luar biasa.

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang juga di atas rata-rata dari kebiasaan menerima

materi ajar, artinya suasana kegiatan belajar mengajar di kelas sangat responsif siswa

berdiskusi dengan ancar serta dapat bekerja sama dengan sesama anggota kelompok

terhadap pokok bahasan materi yang diberikan guru melalui model pembelajaran PPP

. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan yang cukup

menakjubkan.

Tabel : Rekapitulasi Hasil Obsevasi oleh peneliti

No Peningkatan KBM Prosentase

1 Respon guru terhadap Inovasi

Pembelajaran PPP 83,8

2 Respon siswa terhadap guru saat


memberikan materi ajar 87,1

Dari tabel di atas diperoleh tingkat ketuntasan kegiatan belajar mengajar mencapai

80 % tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan

belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan jauh lebih baik dari siklus I.

Adanya peningkatan Kinerja Guru siswa ini karena setelah guru menginformasikan

bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran PPP

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan

sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.


3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-

soal latihan pda siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

B. PEMBAHASAN ATAS HASIL TINDAKAN


1. Ketuntasan Kinerja Guru

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PPP memiliki dampak

positif dalam meningkatkan Kinerja Guru. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat

dari sklus I dan II). Dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran

PPP dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap

Kinerja Guru yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada

setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Selama KBM

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pengajaran ilmu sains

dengan dengan metode pembelajaran PPP yang paling dominant adalah bekerja dengan

menggunakan alat / media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat

dikategorikan aktif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sesuai dengan hasil analisis data yang telah dikemukakan dalam BAB IV, maka

berikut ini akan dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan media Presentasi Power Point berpengaruh terhadap aktivitas guru mengajar

IPS dan hasil belajar siswa di SDN ______ Kecamatan ______ Kabupaten _____

Propinsi _____ dalam pengajaran mata pelajaran IPS.

2. Dengan membandingkan hasil siklus I dan II yang cukup signifikan

Hal ini membuktikan bahwa mutu mengajar guru IPS dan peningkatan hasil belajar di

SDN ______ Kecamatan ______ Kabupaten _____ Propinsi _____pada mata pelajaran

IPS dengan menggunakan media Presentasi Power Point lebih baik


B. SARAN-SARAN

Sebagai penutup dari seluruh uraian dalam penelitian ini penulis mengemukakan

saran-saran sebagai berikut :

1. Guru dalam mengajar mata pelajaran IPS, hendaknya menggunakan media Presentasi

Power Point untuk membantu melancarkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan

hasil belajar siswa secara optimal

2. Guru hendaknya mengetahui kesulitan siswa didalam proses belajar mengajar

3. Guru didalam proses belajar mengajar harus dapat memilih dan menggunakan media
secara tepat sehingga guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan bagi siswa dalam menerima pelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsini, 1998, Prosedur Penelitian, Jakarta, PT. Rineka cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kurikulum Pendidikan Dasar, Landasan

Program Dan Pengembangan, Jakarta : Proyek Peningkatan SD Jawa Timur

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri, 1999, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya, Usaha

Nasional

Hamalik Oemar, 2000, Media Pendidikan, Bandung, Alumni

Kasrori, Jusuf, Moerdjoko S, dan Murti Sudono, 2003, Media Pengajaran, Pengolahan Kelas,

Pengajaran Remidi, Surabaya, University Press IKIP

Sadiman S. Arief dkk, 1996, Media Pendidikan, Jakarta, Pustekkom Dikbud dan PT Raja

Grafindo Persada
Sujatmoko Dwi, 2006, Edisi Revisi 2007, Ms Power Point Sebagai Media Pembelajaran

Inovatif di Kelas, CV. Kanisius ; Yogyakarta ,

Sudjana, 1989, Edisi Revisi, 2002, Metode Statistika, Bandung, Tarsito

Sutrisno Hadi, 2000, Statistik, Yogyakarta, Andi Offset

Lampiran I

Tabel : Perbandiangan Hasil Test Siswa Dalam Siklus I, II dan III

Siklus I
Skor Item Tes Total
N Kode Total Skor
o Siswa 1 2 3 4 Skor (%)
1 001 8 11 8 46 33 52
2 002 8 7 8 14 37 57
3 003 16 8 8 11 43 67
4 004 8 8 6 8 30 47
5 005 4 6 8 11 29 45
6 006 10 8 11 9 38 59
7 007 11 8 4 6 31 48
8 008 13 11 8 5 37 57
9 009 6 6 8 14 34 53
10 010 6 4 8 4 22 34
11 011 11 5 8 8 32 50
Siklus II
Skor Item Tes Total
N Kode Total Skor
o Siswa 1 2 3 4 Skor (%)
1 001 10 14 4 8 36 56
2 002 6 6 4 8 34 53
3 003 12 8 10 6 36 56
4 004 8 8 11 8 35 55
5 005 14 6 4 8 32 50
6 006 12 7 10 8 37 58
7 007 14 8 11 6 39 61
8 008 16 6 8 8 38 59
9 009 11 8 6 14 39 61
10 010 14 6 6 8 34 53
11 011 8 11 14 7 40 63

Siklus III

Kode Skor Item Tes Total Total Skor


No Siswa 1 2 Skor (%)
1 001 16 7 23 71
2 002 11 9 20 63
3 003 8 14 22 68
4 004 16 10 26 81
5 005 10 11 31 66
6 006 12 11 23 72
7 007 16 8 24 75
8 008 11 12 23 72
9 009 14 11 25 78
10 010 11 9 30 63
11 011 13 8 21 66
Lampiran II
Bagan Penelitian Tindakan Sekolah
Model Media Presentasi Power Point

EVALUASI TERHADAP
KESELURUHAN TINDAKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS III

Pengurangan

HASIL PENGAMATAN III


REFLEKSI SIKLUS III
HASIL PENGAMATAN I
PEMBELAJARAN SIKLUS II

Pengurangan

HASIL PENGAMATAN II
REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS II
REFLEKSI SIKLUS II
PENGAJAR SIKLUS I

RENCANA TINDAKAN
- Tindakan 1
- Tindakan 2
- Tindakan 3
OBSERVASI
IIDENTIFIKASI MASALAH
Rencana penelitian
REFLEKSI
Lampiran III

Daftar Hadir Siswa (Responden)


Selama Penelitian Berlangsung

Aspek Kegiatan PTS : __________________________


Tanggal Kegiatan : __________________________
Tempat Kegiatan : __________________________

No Nama SP Uraian Kegiatan TTD


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

_________ , _______________

Peneliti

Lampiran IV

DOKUMENTASI PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH


DALAM PENGGUNAAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT
DI SDN ___________ KEC. __________ KAB. __________

Anda mungkin juga menyukai