Anda di halaman 1dari 6

SELAYANG PANDANG TENTANG KRISTEN KOPTIK

DALAM NOVEL DAN FILM "AYAT-AYAT CINTA"


 2019.07.31  672  Text to Speech

ET'PATAH ISCS
Jumat, 26 Juli 2019

(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan.+)

+) Artikel lawas yang pernah disajikan dalam "Bedah Novel dan Film Ayat-ayat Cinta" di Gedung
"Kasih Bersaudara", Jakarta, 6 April 2008.

1. CATATAN PENGANTAR

Fenomena sukses lm "Ayat-ayat Cinta", arahan Hanung Bramantyo, menarik untuk


diapresiasi.  Film  layar lebar yang diangkat dari novel karya Habiburrahman el-Shirazy ini, dalam
waktu singkat telah berhasil meraup pemirsa lebih dari 3 juta orang di seluruh tanah air. Ada yang
menonton karena memang lebih dahulu sudah menbaca novelnya, ada pula yang hanya “sekedar
ingin tahu", karena penyambutan lm ini yang cukup luas. Bukan hanya Dr. Din Syamsudin,
Ketua  PP  Muhammadiyah, tetapi juga melibatkan Presiden SBY, Wakil Presiden Jusuf Kala, yang
memberikan sambutan antusias.

Ada yang menanggapi biasa-biasa saja, ada yang memuji-muji, tetapi ada pula yang bertanya:
"Misi apa di balik novel dan lm ini?" Beberapa orang berkomentar, “Ini iklan poligami”, “referensi
baru buat pemilik rumah makan Wong Solo". menariknya, ada pula yang serius mencermati kaitan
novel dan lm ini dengan relasi Kristen-Islam di Mesir. Terlepas dari apresiasi saya atas suksesnya
lm tersebut, resensi singkat ini sekedar mencermati beberapa kejanggalan tentang tradisi Kristen
Koptik yang digambarkan dalam lm ini. tentu saja, catatan ini saya ini berangkat dari apa saya
ketahui dan yakini sebagai orang Kristen ortodoks. Gereja Ortodoks Koptik adalah gereja pribumi
terkuno di Mesir, dan komumitas Kristen Ortodoks yang terbesar di dunia Arab sampai saat ini.

2. SEKILAS FILM "AYAT-AYAT CINTA"

Sebelum membuat beberapa catatan atas lm "Ayat-ayat Cinta" ini, bagi yang tidak membaca
novel atau menonton lmnya, akan disarikan cerita yang diangkat oleh novelis muda lulusan
Universitas Al-Azhar, Cairo, ini:

Maria Girgis (Carissa Putri), putri Tuan Butros dan Maddame Nafed bertetangga at (apartemen)
dengan Fahri, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas al-Azhar. Maria, terlahir dari kelu-
arga Kristen Koptik, digambarkan mengagumi Al-Qur'an, karena ayat-ayatnya yang dilantunkan
indah, bersimpati pada Fahri. Simpati yang akhirnya berubah menjadi cinta. Sayang sekali, Maria
tidak pernah mengutarakan perasaan hatinya. Ia hanya menuangkannya dalam  catatan harian
saja.

Selain Maria, ada juga Nurul (diperankan Melanie Putri), mahasiswi asal Indonesia, anak seorang
kyai yang cukup kesohor, yang juga menimba ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati
kepadanya, tetapi sayang rasa cinta itu dihalangi oleh perasaan mindernya, karena Fahri hanya
anak seorang petani. Cinta yang akhirnya tak terucapkan.  Ada  juga tetangga yang selalu disiksa
"ayahnya", dan Fahri ingin menolongnya, tetapi justru itulah yang menjadi awal bencana baginya.
Fahri harus beberapa saat mendekam di penjara, karena tuduhan tnah telah memperkosanya.
Saat badai tnah menimpa, saat itu Fahri sudah menikah dengan Aisha, gadis Turki yang menjadi
warga negara Jerman. Pendekatan diplomatik Indonesia buntu, gagal membebaskan Fahri.

Tetapi berkat kewarganegaraan Jerman yang dimiliki Aisha, pengadilan Mesir melunak. Fahri
bebas, setelah dibuktikan bahwa tuduhan itu tnah belaka. Sebenarnya Fahri hanya di tnah,
kesaksian Noura palsu karena dinyatakan di bawah tekanan Bahadur, "ayah"-nya. Padahal
Bahadur, yang ternyata bukan ayah kandungnya, justru dialah yang memerkosanya, bahkan ingin
menjualnya menjadi seorang pelacur. Sementara itu, Maria yang sedang sakit, karena tekanan
batin yang dideritanya karena Fahri telah menemukan “sungai Nil"-nya, yaitu sang tambatan hati,
yang ternyata bukan dirinya. Tetapi berkat kegigihan Aisha, istri Fahri, Maria berhasil dihadirkan
ke pengadilan. Kedatangannya menolong Fahri, karena ia menjadi saksi ketika Fahri dan Nurul
menyembunyikan Noura di rumah Nurul, demi menyelamatkan Noura dari amukan Bahadur.

Justru Aisha sendiri, yang ketika Maria terbaring sakit, membaca  "Diary"-nya: Ternyata Maria
memendam rindu kepada Fahri, cinta yang dibawanya sampai ia berbaring sakit. Aisha pun
terharu, dan akhirnya bersedia  "membagi cinta" dengan Maria. Suaminya justru disuruh
mengawini Maria, karena itulah satu-satunya obat bagi kesembuhannya. Fahri dan Maria pun
kawin atas restunya. Madamme Girgis, ibu Maria, sangat berterima kasih dengan pengorbanan
Aisha. Madamme Girgis memeluk erat Aisha, ketika wanita keturunan Turki itu menghindar dari
akad nikah yang sedang berlangsung antara Fahri dan Maria yang lagi berbaring sakit, karena
tidak bisa menahan gejolak jiwanya.

Beberapa menit terakhir lm ini diisi dengan adegan kebersamaan antara Fahri dengan kedua
istrinya.  Ada  cemburu antara kedua istri Fahri, tetapi keduanya berusaha keras "menjaga hati".
Sementara Fahri mempergumulkan makna keadilan bagi kedua istrinya. Aisha sedang hamil tua
dan menunggu kelahiran bayinya, sementara Maria kembali jatuh sakit. "Ajarilah aku shalat", ucap
Maria kepada Fahri, "karena aku ingin shalat bersama kalian". Fahri dan Aisha terkejut luar biasa.
Dan dalam keadaan terbaring Maria shalat bersama Fahri dan Aisha, dan gadis Kristen Koptik itu
mengehembuskan nafas terakhirnya sebagai seorang muslimah.

3. TRADISI KRISTEN KOPTIK MESIR SELAYANG PANDANG

Gereja Ortodoks Koptik adalah gereja pribumi Mesir, yang telah eksis sejak awal abad Kekristenan.
Sejarah gereja ini dimulai dari kedatangan St. Markus Sang Rasul, murid Rasul Petrus sekaligus
sebagai penerjemahnya, yang juga dikenal sebagai penulis Injil Markus. St. Markus mati syahid
di Alexandria tahun 54 M, dan sejak saat itu Kekristenan berkembang pesat di "Negeri Firaun" itu.

Berbeda dengan gereja-gereja di wilayah Arab utara, khususnya Gereja Ortodoks Syria, yang sejak
sebelum zaman Islam sudah menggunakan bahasa Arab, terbukti dari temuan-temuan prasasti
pra-Islam di wilayah Syria (Inskripsi Zabad tahun 512 M, Inskripsi Ummul Jimmal para abad VI M,
dan inskripsi Hurran al-Lajja tahun 568 M), Gereja Koptik mula-mula memakai bahasa Koptik.
Namun setelah kedatangan Islam, Gereja Ortodoks Koptik di Mesir mulai memakai bahasa Arab,
berdampingan dengan bahasa Koptik. Bahasa Koptik adalah bahasa sejak zaman Firaun, tetapi
aksara-aksaranya diperbarui dengan meminjam aksara Yunani.

Perlu dicatat pula, di seluruh gereja Timur, termasuk Gereja Ortodoks Koptik, masih dilestarikan
tata-cara ibadah dalam penghayatan budaya Kristen mula-mula. Misalnya: ‫" اﻟﺴﺒﻊ ﺻﻠﻮات‬As-Sab'u
Shalawāt" (Shalat Tujuh Waktu), ‫" ﺻﻮم اﻟﻜﺒﻴﺮ‬Shaum al-Kabīr" (Puasa Agung) pra-Paskah,
membaca Injil dengan cara dilantunkan secara tartil (dikenal dengan  ‫" اﻟﻤﻠﺤﻤﺔ اﻻﻧﺠﻴﻞ‬al-Mulahanat
al-Anajil" (Mulahan Injil-injil), yang paralel dengan ‫" ﺗﻼوة اﻟﻘﺮان‬Tilāwat al-Qur'an", dan masih banyak
lagi. Berbeda dengan Injil-injil yang bacaannya disebut ‫" ﻣﻼﺟﻨﺖ‬Mulahanat", untuk pembacaan
mazmur-mazmur disebut ‫" ﺗﻼوة اﻟﻤﺠﻤﻴﺮ‬Tilāwat al-Mazamir", dan masih banyak lagi paralel yang bisa
dicontohkan.

Dalam kehidupan sehari-hari di Mesir, anda bisa menyaksikan seorang pemuda yang komat-kamit
membaca kitab kecil di tangannya sewaktu naik bus atau kereta
api. Siapakah mereka? Ternyata bukan pemuda Islam yang sedang membaca al-Qur'an, melainkan
seorang pemuda Koptik dengan  tatto  salib  di tangannya yang sedang baca ‫" ﻛﺘﺎب اﻻﺟﺒﻴﻪ‬Kitāb al-
Ajabiah" (dialek Cairo: "Kitāb el-Agbeya"), yaitu ‫" اﻟﺴﺒﻊ ﺻﻠﻮات اﻟﺒﻠﻴﺔ و اﻟﻨﻬﺎرﻳﺔ‬As-Sab'u Shalawāt al-
Lailiyyat wa al-Nahāriyyat" (Shalat Tujuh Waktu dari malam sampai siang), yang tidak pernah
mereka lupakan, juga ketika mereka sedang berkendara di jalan, sepulang kantor, atau berangkat
ke kampus.

Patut dicatat pula, meskipun orang Muslim atau orang Kristen di Mesir sama-sama berbahasa
Arab, tetapi "bahasa teologis" antara keduanya tetap bisa dengan mudah dibedakan. Idiom-idiom
keagamaan mereka berbeda, tetapi juga tidak jarang pula sama atau paralel. Di koran-koran
berbahasa Arab, ucapan bela sungkawa orang Kristen biasanya diawali dengan ungkapan: ‫اﻧﺘﻘﺎل اﻟﻲ‬
‫" اﻻﻣﺠﺎد اﻟﺴﻤﺎووﻳﻪ‬Intiqāla ila al-Amjād as-Samāwiya" (Telah kembali kepada kemuliaan surgawi),
mudah dibedakan dengan kaum Muslim yang membaca:   ‫ﻮن‬ ِ ‫" اﻧﺎ ِ ّ ِ َواﻧـﺎ اﻟَ ْﻴ ِﻪ َر‬Inna Iillahi wa Inna
َ ُ‫اﺟﻌ‬
Ilayhi rāji’ûn" (Sesung-guhnya semua karena Allah dan kepada-Nya pula semua akan kembali).
Tetapi banyak persamaan dalam budaya, misalnya tradisi pertunangan, perkawinan, kematian,
dan masih banyak lagi.
4. RESENSI NOVEL DAN FILM "AYAT-AYAT CINTA"

Untuk tidak berpretensi bisa atau mampu dalam meresensi sebuah novel apalagi sebuah lm,
saya hanya memberikan catatan atas beberapa tradisi Mesir pada umumnya, dan tradisi Kristen
Koptik di Mesir khususnya, yang kurang dipahami oleh penulis novel ini sehingga sering tidak
menggambarkan kehidupan Kristen yang sebenarnya dalam lm ini.

4.1. Adat-Istiadat, Bahasa dan Budaya

Beberapa tokoh dalam lm ini gagal memerankan tokoh orang Mesir. Madamme Nafed (Marini),
mamanya Maria, kala mengucapkan kata ‫ﺑﺴﺮﻋﺔ‬  "bisur'ah"  (cepat!), tampak kurang ekspresif.
Alangkah lebih "Egypt" nuansanya, bila ia berkata dengan penekanan ‫" ﻳﻼ ﻳﻼ ﺑﺴﺮﻋﺔ ﻳﺎ ﻣﺮﻳﺎ‬Yala, yala,
bisur'ah, Ya Maria!",  misalnya. Begitu juga, sebagai sosok gadis Mesir, Maria yang diperankan
Carissa Putri, rasanya terlalu calm dan "melankolis". Ketika ia mengucapkan ‫" ﻋَ ْﻔ ًﻮا‬Afwan" (terima
kasih kembali), menjawab kata-kata Fahri ketika menerima kiriman juice mangga yang dikirim
Maria melalui tarikan keranjang kecil dari
jendela kamarnya: ‫ُﻣﺘَ َﺸﻜ ِﺮﻳْ ﻦ َﻗ ِﻮي ﻋﻠﻰ ﻋﺼﻴﺮ ﻣﻨﺠﻮ‬
"Musyakirin awi’ ala ashir manggo"  (Terima kasih banyak atas juice mangga). Dalam dialek Arab
Mesir, aksara "q" sering dibaca "a". Lebih ekspresif, seandainya Maria mengatakan: ‫ﻋَ ْﻔ ًﻮا ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﻲ‬,‫ﻋَ ْﻔ ًﻮا‬
"Afwan, Afwan, Ya Habibī!".

Malahan dalam suatu pesta perkawinan yang digambarkan dalam lm tersebut, tidak ada
bunyi  jagreed  (siulan ibu-ibu yang menandai penyambutan acara-acara kegembiraan mereka).
Yang juga tidak kalah penting untuk dicermati, dialek Arab tokoh Maria ketika bertanya: ‫ﻗﺎﻣﻮس ﻋﺮﺑﻲ‬
"Qāmûs 'Arabī?", diucapkan: "Qomus 'Arabi?" (kamus bahasa Arab?), suatu dialek yang terlalu
"Saudi". Ini salah satu kekhasan mahasiswa Islam asal Indonesia, karena ketika belajar bahasa
Arab di pesantren, lebih mirip dialek Saudi Arabia yang memang lebih ‫" ﻓﺼﺤﻰ‬fushha" (klasik).
Tetapi tidak demikian dengan dialek Mesir, misalnya mereka mengucapkan beberapa kata,
seperti: ‫ﺻﺒﺮى‬
"shubra", ‫" ﻣﺒﺮك‬mubarak", ‫" رﺣﻤﺔ‬rahmat", yang
diucapkan dengan dialek Saudi:
 "subhro", "mubarok", "rohmat", yang sudah tentu tampak asing di telings orang Mesir.

Begitu juga, ungkapan salah seorang Mesir ketika melerai pertengkaran: ‫ ﺧﻼص‬,‫ﺧﻼص‬
"Khalash! Khalash!" (sudah, sudah!), lebih "Mesir" lagi kalau diucapkan: ‫ ﺟﻼص ﺑﻌﻪ‬.‫ﺟﻼص‬
  "Khalash, khalash ba'ah!". Begitu juga, biasanya seorang Mesir mengucapkan kata "La, la, la"
(Tidak, Tidak, Tidak!), sambil dengan jari terlunjuk bergerak-gerak, dan bibir berdecak. Ucapan ‫أﻫﻼ‬
"Ahlan", biasanya diucapkan berkali-kali: ‫ أﻫﻼ‬,‫ أﻫﻼ‬,‫" أﻫﻼ‬Ahlan, Ahlan, Ahlan..." Dan lebih
mengganggu lagi, dialek Mesir sering bercampur dengan bahasa Arab klasik: ‫ﻋﻠﺸﺎن ا َﻧﺎ ﺑ َِﺤﺒﻚ ﻗﻮي‬,
yang
lazimnya diucapkan "Alasyan ana baḥibak (baḥibik) awi", dan bukan "Asyan ana baḥibaki
awi"  (Karena aku sangat mencintai kamu), mestinya: ‫ ﻋﻠﺸﺎن ا َﻧﺎ ﺑ َِﺤﺒﻚ ﻗﻮي‬  "Asyan ana baḥibik awi".
"Asyan" adalah ucapan cepat dari ‫" ﻋﻠﺸﺎن‬alasyan" (karena, sebab), sedangkan "Ana baḥibak" (Aku
mencintai kamu/laki-laki), ‫" اﻧﺎ ﺑﺤﺒﻚ‬Ana baḥibik" (Aku mencintai kamu/perempuan),  yang dalam
bentuk bahasa Arab klasik: ‫اﺣﺒﻚ‬ َ ‫" اﻧﺎ‬Ana uḥibuka" (Aku mencintai kamu/laki-laki), ‫اﺣﺒﻚ‬ِ ‫" اﻧﺎ‬Ana
uḥibuki" (Aku mencintai kamu/perempuan).
Lokasi syuting yang memang tidak dibuat di Mesir, membuat pemirsa tidak bisa secara utuh
mengikuti dan membayangkan "suasana Mesir". Mulai rumah-rumah warga kelas menengah ke
atas, lengkap dengan  "mashrabiya"-nya,  jalan-jalan  kota  lama  Cairo yang macet, tidak terkecuali
‫ﻣﻴﺪان اﻟﺘﺤﺮﻳﺮ‬ "Midān Tahrir" (Alun-alun Kemerdekaan) dengan kedai-kedai juice segarnya. Malahan,
dalam suatu pesta perkawinan yang digambarkan dalam lm tersebut, tidak ada bunyi "jagreed"
(suatu bunyi siulan ibu-ibu yang menandai penyambutan acara-acara kegembiraan mereka).
Masih banyak adat kebiasaan lain, yang dalam lm ini tidak berhasil ditonjolkan dengan baik, se-
hingga lebih mirip "suasana Indonesia" atau "suasana India", ketimbang "suasana Mesir" atau
negara-negara Arab di Timur Tengah pada umumnya.
Oleh : Dr. Bambang Noorsena
2019 © ISCS All Rights Reserved

Category:  Teologi (/index/blog/teologi/)

 @denipark_

         

Categories

Kebangsaan (/index/blog/kebangsaan/)

Kebudayaan (/index/blog/kebudayaan/)

Premium Artikel (/index/blog/premium-artikel/)

Teologi (/index/blog/teologi/)

2020
January (/index/blog/2020/01/)
2019
November (/index/blog/2019/11/)
October (/index/blog/2019/10/)
September (/index/blog/2019/09/)
August (/index/blog/2019/08/)
July (/index/blog/2019/07/)
June (/index/blog/2019/06/)
May (/index/blog/2019/05/)
April (/index/blog/2019/04/)
March (/index/blog/2019/03/)
February (/index/blog/2019/02/)
January (/index/blog/2019/01/)
2018
December (/index/blog/2018/12/)

CONNECT WITH US
Instagram (https://www.instagram.com/voiceofpancasila/)

Facebook (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

Fanspage (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

Twitter (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

YouTube Channel (https://www.youtube.com/channel/UCsdZ5oe_YgEJFAy_6tCBG-g)

POPULAR POSTS
4.Feb.2019
IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG: ALQIDIS SAM'AN AL-KHARAJ DAN MUKJIZAT BUKIT MUQATAM
CAIRO (/index/blog/teologi/iman-yang-memindahkan-gunung-alqidis-sam-an-al-kharaj-dan-mukjizat-
bukit-muqatam-cairo.html)

24.Aug.2019
SALIB, KA'BAH DAN BUTA LOCAYA (Catatan Kecil untuk Ustadz Abdul Somad) (/index/blog/teologi/salib-
ka-bah-dan-buta-locaya-catatan-kecil-untuk-ustadz-abdul-somad.html)

31.Dec.2018
Sekilas Mengenal Dr. Bambang Noorsena (/index/blog/kebudayaan/sekilas-mengenal-bambang-
noorsena.html)

Ziarah ke Tanah Suci bersama Dr. Bambang Noorsena

Bagi Anda yang berminat untuk tour ziarah ke Tanah Suci Israel bersama Bapak Dr. Bambang Noorsena
dapat menghubungi Contact Person di bawah ini :
087771659955 (Bu Dini - WA/Call)

085859042229 (Bu Shafa - WA/Call)

Info yer untuk jadwal ziarah berikutnya dapat dilihat di link berikut ini : INFO ZIARAH
(/index/html/ziarah-ke-tanah-suci.html)

Pemesanan Buku Dr. Bambang Noorsena

Bagi Anda yang berminat untuk membeli Buku-Buku Karya Bapak Dr. Bambang Noorsena dapat
menghubungi Contact Person di bawah ini :
085859042229 (Bu Shafa Erna Noorsena) 

Judul Buku yang Tersedia : ORDER BOOK (/index/html/pemesanan-buku.html)

© 2020 Bambang Noorsena Center (contacts). All Rights Reserved. | Design By Deni Park
(https://instagram.com/denipark_/)

Anda mungkin juga menyukai