Anda di halaman 1dari 6

COMMON COLD

Pengertian Common Cold :


Common cold merupakan salah satu jenis penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) atau infeksi virus. Common cold atau salesma, pada masyarakat sering diidentifikasi
sebagai batuk pilek. Selesma adalah iritasi atau peradangan selaput lendir hidung akibat infeksi
dari suatu virus. Selaput lendir yang meradang memproduksi banyak lender sehingga hidung
menjadi tersumbat dan sulit bernafas. Tandanya di antaranya pilek, mata mengeluarkan banyak
air, kepala pusing dan seringkali demam ringan. Lendir yang terbentuk mengakibatkan
batuk dan bersin. Virus yang menyebabkan adalah rhinovirus (dalam bahasa Yunani, Rhino
adalah hidung, dan virus adalah jasad renik terkecil dengan ukuran 0,02 – 0,3 mikron jauh lebih
kecil dari bakteri biasa)

Goal Terapi :
untuk mengurangi gejala yang muncul dan dirasa mengganggu
Terapi Non Farmakologi :
 Peningkatan asupan cairan dengan banyak minum air, teh, sari buah. Asupan cairan dapat
mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan
demam.
 Istirahat yang cukup.
 Makan makanan bergizi yaitu makanan dengan kalori dan protein tinggi yang akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin.
 Mandi dengan air hangat dan berkumur dengan air garam.

Terapi Farmakologi :

Obat flu yang dapat diperoleh bebas bisa merupakan sediaan analgetik/antipiretik tunggal
atau kombinasi dengan beberapa zat aktif lain, yang termasuk golongan antitusif ekspektoran
dekongestan, dan antihistamin. Berikut akan dijelaskan kegunaan masing- masing golongan.
Analgesik/antipiretik

Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan demam dan  biasanya
juga mempunyai efek pereda nyeri (analgesik). Antipiretik/analgesik yang biasa digunakan
dalam pengobatan flu antara lain parasetamol, ibuprofen, dan asetosal. Obat flu umumnya sudah
mengandung antipiretik/analgesik sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
antipiretik/analgesic tunggal bersamaan dengan obat flu yang telah mengandung
antipiretik/analgesik, misalnya mengkonsumsi tablet parasetamol bersamaan dengan
mengkonsumsi obat lain yang mengandung ibuprofen atau asetosal.  Oleh karena itu, perhatikan
komposisi zat berkhasiat yang terkandung dalam kedua obat tersebut.

B.Dekongestan
Dekongestan merupakan obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja
dengan cara menyempitkan pembuluh darah di daerah hidung sehingga melegakan hidung
tersumbat karena pembengkakan mukosa. Obat-obat yang termasuk ke dalam dekongestan antara
lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin.

Hati-hati penggunaan dekongestan pada pasien hipertensi, hipertiroid, penyakit jantung


koroner, penyakit iskemia jantung, glaukoma, pembesaran kelenjar prostat, diabetes. Penggunaan
pada kondisi tersebut hanya dilakukan atas saran dokter. Sebelum menggunakan obat ini
disarankan untuk membaca aturan pemakaian pada kemasan obat terlebih dahulu.

C.Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat
alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan oleh alergi, namun hanya memiliki sedikit
manfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Oleh karena itu, pada beberapa produk antihistamin
dikombinasikan dengan dekongestan. Beberapa antihistamin yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter antara lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan
difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, oleh
karena itu, setelah menggunakan obat flu jangan menjalankan mesin atau mengendarai
kendaraan bermotor.
D.Antitusif
Antitusif merupakan obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk ke dalam antitusif
diantaranya adalah dekstrometorfan HBr, noskapin, dan difenhidramin HCl.

E.Ekspektoran
Ekspektoran juga  merupakan obat untuk mengatasi batuk dengan meningkatkan sekresi
cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran sekret (dahak).
Cara menggunakan obat yang tepat adalah di samping menggunakan ekspektoran, minum air
dalam jumlah banyak untuk membantu mengencerkan dahak dari saluran napas. Zat berkhasiat
yang termasuk ke dalam ekspektoran diantaranya gliseril guaiakolat, amonium klorida,
bromheksin, succus liquiritiae. 

 Hentikan swamedikasi dan konsultasikan segera ke dokter, jika:


 Demam masih timbul selama lebih dari 3 hari setelah pengobatan.
 Sakit di tenggorokan bertambah parah selama lebih dari 2 hari pengobatan dan diikuti gejala
lain seperti demam, sakit kepala, mual dan muntah.
 Batuk tidak membaik setelah 7-14 hari mengkonsumsi obat.
 Nyeri otot tidak kunjung hilang atau bertambah parah selama 10 hari (dewasa) atau 5 hari
(anak-anak) pengobatan.

Hal yang perlu disampaikan terkait farmakologi :

- Waspada efek samping dan interaksi obat

- Kepatuhan pasien minum obat

Assesment pasien :

Banyak orang yang mengira flu sama dengan batuk pilek biasa (common cold). walaupun
gejalannya mirip, kedua kondisi ini disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Gejalan flu lebih
parah dan menyerang secara mendadak, sedangkan gejala batuk pilek biasa cenderung
ringan dan muncul secara bertahap

Terapi evaluasi :

Gejala Common Cold Influenza


Demam Tidak ada atau tidak Sering (tinggi), biasanya 3-4 hari

tinggi
Nyeri kepala Tidak ada atau ringan Hampir selalu ada
Nyeri badan Ringan, jika ada Sering berat
Lesu dan kelelahan Ringan, jika ada Kelelahan bisa berat, dapat

berlangsung 2-3 minggu


Mampet Hampir selalu Kadang-kadang
Bersin Sangat sering Kadang-kadang
Nyeri tenggorokan Sering Kadang-kadang
Dada tidak nyaman Ringan sampai sedang, Sering, bisa berat

dan batuk hacking cough

Care plan

Analgesik/antipiretik

Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan demam dan  biasanya
juga mempunyai efek pereda nyeri (analgesik). Antipiretik/analgesik yang biasa digunakan
dalam pengobatan flu antara lain parasetamol, ibuprofen, dan asetosal. Obat flu umumnya sudah
mengandung antipiretik/analgesic sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
antipiretik/analgesic tunggal bersamaan dengan obat flu yang telah mengandung
antipiretik/analgesik, misalnya mengkonsumsi tablet parasetamol bersamaan dengan
mengkonsumsi obat lain yang mengandung ibuprofen atau asetosal.  Oleh karena itu, perhatikan
komposisi zat berkhasiat yang terkandung dalam kedua obat tersebut.
B.Dekongestan
Dekongestan merupakan obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja
dengan cara menyempitkan pembuluh darah di daerah hidung sehingga melegakan hidung
tersumbat karena pembengkakan mukosa. Obat-obat yang termasuk ke dalam dekongestan
antara lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin.

Hati-hati penggunaan dekongestan pada pasien hipertensi, hipertiroid, penyakit jantung


koroner, penyakit iskemia jantung, glaukoma, pembesaran kelenjar prostat, diabetes. Penggunaan
pada kondisi tersebut hanya dilakukan atas saran dokter. Sebelum menggunakan obat ini
disarankan untuk membaca aturan pemakaian pada kemasan obat terlebih dahulu.

C.Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat
alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan oleh alergi, namun hanya memiliki sedikit
manfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Oleh karena itu, pada beberapa produk antihistamin
dikombinasikan dengan dekongestan. Beberapa antihistamin yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter antara lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan
difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, oleh
karena itu, setelah menggunakan obat flu jangan menjalankan mesin atau mengendarai
kendaraan bermotor.

D.Antitusif
Antitusif merupakan obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk ke dalam antitusif diantaranya
adalah dekstrometorfan HBr, noskapin, dan difenhidramin HCl.

E.Ekspektoran
Ekspektoran juga  merupakan obat untuk mengatasi batuk dengan meningkatkan sekresi
cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran sekret (dahak).
Cara menggunakan obat yang tepat adalah di samping menggunakan ekspektoran, minum air
dalam jumlah banyak untuk membantu mengencerkan dahak dari saluran napas. Zat berkhasiat
yang termasuk ke dalam ekspektoran diantaranya gliseril guaiakolat, ammonium klorida,
bromheksin succus liquiritiae. 

4. Follow up

Efektifitas pengobatan , bila sakit berlanjut konsultasikan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai