Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Goal Terapi :
untuk mengurangi gejala yang muncul dan dirasa mengganggu
Terapi Non Farmakologi :
Peningkatan asupan cairan dengan banyak minum air, teh, sari buah. Asupan cairan dapat
mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan
demam.
Istirahat yang cukup.
Makan makanan bergizi yaitu makanan dengan kalori dan protein tinggi yang akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin.
Mandi dengan air hangat dan berkumur dengan air garam.
Terapi Farmakologi :
Obat flu yang dapat diperoleh bebas bisa merupakan sediaan analgetik/antipiretik tunggal
atau kombinasi dengan beberapa zat aktif lain, yang termasuk golongan antitusif ekspektoran
dekongestan, dan antihistamin. Berikut akan dijelaskan kegunaan masing- masing golongan.
Analgesik/antipiretik
Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan demam dan biasanya
juga mempunyai efek pereda nyeri (analgesik). Antipiretik/analgesik yang biasa digunakan
dalam pengobatan flu antara lain parasetamol, ibuprofen, dan asetosal. Obat flu umumnya sudah
mengandung antipiretik/analgesik sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
antipiretik/analgesic tunggal bersamaan dengan obat flu yang telah mengandung
antipiretik/analgesik, misalnya mengkonsumsi tablet parasetamol bersamaan dengan
mengkonsumsi obat lain yang mengandung ibuprofen atau asetosal. Oleh karena itu, perhatikan
komposisi zat berkhasiat yang terkandung dalam kedua obat tersebut.
B.Dekongestan
Dekongestan merupakan obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja
dengan cara menyempitkan pembuluh darah di daerah hidung sehingga melegakan hidung
tersumbat karena pembengkakan mukosa. Obat-obat yang termasuk ke dalam dekongestan antara
lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin.
C.Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat
alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan oleh alergi, namun hanya memiliki sedikit
manfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Oleh karena itu, pada beberapa produk antihistamin
dikombinasikan dengan dekongestan. Beberapa antihistamin yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter antara lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan
difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, oleh
karena itu, setelah menggunakan obat flu jangan menjalankan mesin atau mengendarai
kendaraan bermotor.
D.Antitusif
Antitusif merupakan obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk ke dalam antitusif
diantaranya adalah dekstrometorfan HBr, noskapin, dan difenhidramin HCl.
E.Ekspektoran
Ekspektoran juga merupakan obat untuk mengatasi batuk dengan meningkatkan sekresi
cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran sekret (dahak).
Cara menggunakan obat yang tepat adalah di samping menggunakan ekspektoran, minum air
dalam jumlah banyak untuk membantu mengencerkan dahak dari saluran napas. Zat berkhasiat
yang termasuk ke dalam ekspektoran diantaranya gliseril guaiakolat, amonium klorida,
bromheksin, succus liquiritiae.
Assesment pasien :
Banyak orang yang mengira flu sama dengan batuk pilek biasa (common cold). walaupun
gejalannya mirip, kedua kondisi ini disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Gejalan flu lebih
parah dan menyerang secara mendadak, sedangkan gejala batuk pilek biasa cenderung
ringan dan muncul secara bertahap
Terapi evaluasi :
tinggi
Nyeri kepala Tidak ada atau ringan Hampir selalu ada
Nyeri badan Ringan, jika ada Sering berat
Lesu dan kelelahan Ringan, jika ada Kelelahan bisa berat, dapat
Care plan
Analgesik/antipiretik
Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan demam dan biasanya
juga mempunyai efek pereda nyeri (analgesik). Antipiretik/analgesik yang biasa digunakan
dalam pengobatan flu antara lain parasetamol, ibuprofen, dan asetosal. Obat flu umumnya sudah
mengandung antipiretik/analgesic sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat
antipiretik/analgesic tunggal bersamaan dengan obat flu yang telah mengandung
antipiretik/analgesik, misalnya mengkonsumsi tablet parasetamol bersamaan dengan
mengkonsumsi obat lain yang mengandung ibuprofen atau asetosal. Oleh karena itu, perhatikan
komposisi zat berkhasiat yang terkandung dalam kedua obat tersebut.
B.Dekongestan
Dekongestan merupakan obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja
dengan cara menyempitkan pembuluh darah di daerah hidung sehingga melegakan hidung
tersumbat karena pembengkakan mukosa. Obat-obat yang termasuk ke dalam dekongestan
antara lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin.
C.Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat
alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan oleh alergi, namun hanya memiliki sedikit
manfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Oleh karena itu, pada beberapa produk antihistamin
dikombinasikan dengan dekongestan. Beberapa antihistamin yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter antara lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan
difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, oleh
karena itu, setelah menggunakan obat flu jangan menjalankan mesin atau mengendarai
kendaraan bermotor.
D.Antitusif
Antitusif merupakan obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk ke dalam antitusif diantaranya
adalah dekstrometorfan HBr, noskapin, dan difenhidramin HCl.
E.Ekspektoran
Ekspektoran juga merupakan obat untuk mengatasi batuk dengan meningkatkan sekresi
cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran sekret (dahak).
Cara menggunakan obat yang tepat adalah di samping menggunakan ekspektoran, minum air
dalam jumlah banyak untuk membantu mengencerkan dahak dari saluran napas. Zat berkhasiat
yang termasuk ke dalam ekspektoran diantaranya gliseril guaiakolat, ammonium klorida,
bromheksin succus liquiritiae.
4. Follow up