Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syafira Agnia Lilla

NIM : 1220217030
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro

Buatlah analisis secara mendalam mengapa penerimaan pajak Indonesia termasuk


rendah dibanding negara-negara lain di ASEAN.

Seperti yang diketahui secara global dari pengertian pajak adalah sebuah sumber daya yang
ada di sektor rumah tangga dan perusahaan lalu di salurkan ke pemerintah yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa
secara langsung. Nominal pajak yang akan diterima ditentukan oleh tingkat pendapatan di
sebuah negara dan dapat mempengaruhi prilaku produksi atau konsumsi, seperti pada sebuah
perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa akan dikenakan pajak tertentu pada
prosesnya, dan dari sisi besarnya konsumsi akan ditentukan dan dipengaruhi ketika sebuah
barang atau jasa dikenakan pajak sesuai dengan peraturan. Negara-negara di ASEAN pastinya
mempunyai tarif pajak yang berbeda-beda dan telah disesuaikan dengan masing-masing
kebutuhan dan kepentingan, tarif pajak ini biasanya bisa berdasarkan dari nominal dan
presentase. Dan ada beberapa klasifikasi pajak yang menjadi basis penerimaan pajak yang
diterima suatu negara, seperti pajak pendapatan, PPh, PBB, PPN, dsb. Beberapa penerimaan
pajak di Indonesia yang tergolong besar mengalami kontraksi penurunan yang lumayan drastis,
yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak-pajak
impor, dan pajak korporasi yang disebabkan oleh badai wabah seperti yang sedang terjadi di
semua negara ASEAN pada awal tahun 2020. Ada suatu metode yang peruntukan untuk
mengukur kemampuan pemerintah mengumpulkan pajak dari total perekonomian yaitu total
produk domestik bruto, istilah ini biasa disebut tax ratio atau rasio pajak.
Rendahnya penerimaan pajak seperti tabel diatas biasanya disebabkan oleh aktivitas ekonomi
yang belum menunjukan pemulihan. Tantangan peningkatan penerimaan pajak pastinya akan
semakin berat dikarenakan hampir semua momentum yang berpotensi mendorong kinerja
ekonomi terlalu padat pada tahun 2019. Penerimaan pajak yang menunjukan penurunan paling
drastis dari tahun 2019 adalah

*Laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)

Jika dilihat dari tabel diatas, Indonesia menajdi negara di ASEAN dengan penerimaan pajak
terendah. Struktur perekonomian di Indonesia memiliki pengaruh atas rasio penerimaan pajak.
OECD mencatat, Di Indonesia kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Indonesia termasuk
yang paling tinggi bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Rendahnya kontribusi sektor
pertanian ini dikarenakan kebijakan exemption terhadap sejumlah komoditas pertanian.
Pertanian merupakan sektor yang cukup menantang untuk dikenakan pajak, dikarenakan
pekerja pada sektor pertanian di negara Indonesia cenderung memiliki pendapatan yang
berada di bawah batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan belum terdaftar dalam
administrasi perpajakan sehingga tidak bisa dijadikan subjek pajak, sehingga menjadikan sektor
pertanian pada Indonesia yang kontribusinya tergolong besar dianggap dapat melemahkan
realisasi penerimaan pajak, selanjutnya di Indonesia menerapkan kebijakan bebas bea impor
maupun cukai untuk barang-barang pertanian dan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas ekspor dan impor dalam negeri yang bisa ikut menurun secara
signifikan, termasuk kedalam salah satu faktor pelemahan ekonomi global. Hal tersebut
menyebabkan PPh dan PPn impor di Indonesia mengalami kontraksi penurunan. Selain faktor
struktural ekonomi, yaitu besar peranan sektor agrikultur atau pertanian, ada beberapa faktor
lainnya yang menjadi penyebab penerimaan pajak menurun, yaitu faktor dari kebijakan
pemerintah yang mempercepat restitusi pajak sehingga menjadi penyebab penerimaan pajak
melambat, dan harga komoditas masih belum menunjukkan perbaikan yang signifikan
menjadikan pembayaran perusahan-perusahaan wajib pajak menurun, meskipun sudah ada
perbaikan pada harga komoditas sawit.

Dapat disimpulkan penyebab rasio pajak Indonesia menjadi yang terendah di negara-negara
ASEAN lainnya adalah tingginya kontribusi pertanian, karna tarif pajak yang ditetapkan untuk
PPh pribadi lebih besar, sedangkan pekerja pertanian di Indonesia mendapat pengecualian
untuk tidak kena pajak, sektor informal yang relatif besar, keterbukaan suatu negara terhadap
perdagangan internasional, dan peran ekonomi informal, penghindaran pajak, serta basis
pemajakan yang rendah, masih adanya praktik pengelakan pajak, hingga basis pajak yang
sempit. Kegagalan pemerintah dalam memenuhi target penerimaan pajak tentu saja akan
memengaruhi defisit anggaran. Defisit itu akan membengkak akibat tidak terpenuhinya target
penerimaan pajak. Potret kinerja penerimaan pajak, menunjukkan indikasi kegagalan dalam
mengelola potensi penerimaan pajak nasional. Kegagalan tersebut berdampak pada
ketergantungan pada utang, untuk menambal defisit, akibat target penerimaan pajak tidak
tercapai.
DAFTAR REFERENSI

Laporan “Revenue Statistics in Asian and Pacific Economies – OECD”, 2020.


Suwiknyo, Edi. “Ini Penyebab Rendahnya Rasio Pajak Indonesia”,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190727/259/1129457/ini-penyebab-rendahnya-rasio-pajak-
indonesia, diakses 9 November 2020 pukul 10.35
Huda, Dimas. “Rasio Jeblok Pajak Kita.” ceknricek.com. https://ceknricek.com/mobile/rasio-
jeblok-pajak-kita/8181, diakses 9 November 2020 pukul 16.44
Laoli, Noverius. “Rasio penerimaan pajak Indonesia paling rendah dari negara lain”,
https://nasional.kontan.co.id/news/rasio-penerimaan-pajak-indonesia-paling-rendah-dari-
negara-lain?page=all, diakses 10 November 2020 pukul 1.10

Anda mungkin juga menyukai