Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN PRAKTIK

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BIMA


RSUD JOMBANG

OLEH:

KELOMPOK 13, 14, 15

1. Mukhammad Dimas F, S.Kep


2. Maya Dwi Arisanti, S.Kep
3. Laily Nur Jamilah, S.Kep
4. Widia Ainunnisa, S.Kep
5. Winda Nur Laili, S.Kep
6. Ratna Andriani Avivah, S.Kep
7. Adien Aprilatharani, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Profesi Ners Stase Manajemen STIKES Pemkab Jombang di Ruang Bima telah
diteliti dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

KELOMPOK 13, 14, 15

1. Mukhammad Dimas F, S.Kep


2. Maya Dwi Arisanti, S.Kep
3. Laily Nur Jamilah, S.Kep
4. Widia Ainunnisa, S.Kep
5. Winda Nur Laili, S.Kep
6. Ratna Andriani Avivah, S.Kep
7. Adien Aprilatharani, S.Kep

Jombang, Maret 2021

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

(Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes) (Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns)

KEPALA RUANGAN

(Niken Sri Wahyuni, S.Kep


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Profesi Stase Manajemen STIKES Pemkab Jombang di Ruang Paviliun Bima
RSUD Jombang. Dengan terselesaikannya laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Direktur Dr Pudji Umbaran M.Kp yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan praktik profesi manajemen keperawatan di ruang Paviliun Bima RSUD
Jombang.
2. Pepin Nahariani,S.Kep.,Ns.M.Kep selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Ners STKES
PEMKAB Jombang.
3. Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns yang telah memberikan kesempatan dan dukungan
kepada kami untuk melaksanakan Praktek Profesi Manajemen Keperawatan di ruang Bima
4. Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns selaku kepala ruangan dan CI sekaligus pembimbing
ruangan.
5. Dr. Ririn Probowati, S.kp.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada kami.
6. Semua staf ruang Bima baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang
telah mendukung proses kegiatan praktek profesi manajemen keparawatan kepada kami.
7. Seluruh teman-teman atas kerjasama dan partisipasinya sehingga praktek profesi
keperawatan berjalan dengan lancar.
8. Kelompok 13, 14, 15 Manajemen Keperawatan yang tetap selalu menjaga kekompakan
dan semangatnya dalam menjalani proses pembelajaran manajemen.
Kami menyadari bahwa laporan praktik profesi manajemen keperawatan yang kami buat
ini banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya laporan ini.

Jombang, Maret 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari system pelayanan kesehatan
dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang dikeluarkan
(depkes,2007). Tuntutan masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirumah
sakit dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengembangkan
pengetahuan. Pengembangan pengetahuan dapat dikembangkan menjadi beberapa aspek
keperawatan yaitu aspek keperawatan yang bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan saling berkepentingan. Oleh karena alasan –alasan
diatas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, sehingga perlu
adanya manajemen keperawatan (priharjo, 2010).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
Menurut p. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan
pada tingkat administrasi. Sedangkan liang lie mengatakan bahwa manajemen adalah
suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sedangkan, keperawatan adalah suatu proses yang mencakup unsur holistic
seseorang, jadi mencakup beberapa hal yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang
sangat kompleks dan holistic pemberian asuhan keperawatan membutuhkan suatu
perencanaan hingga pendokumentasian yang baik sehingga kualitas pelayanan yang di
berikan dapat di jaga.
Menurut nursalam 2002, manajemen adalah sebagai proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain, sedangkan dalam keperawatan, manajement adalah suatu
proses bekerja melalui anggota keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu pemahaman konsep
tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat profesional diharapkan mampu
mengelola sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang lain dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan peningkatan derajat
pasien menuju kearah kesehatan yang optimal.
Sistem pengorganisasian keperawatan profesional yang mampu memberikan suatu
manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan, namun tetap berorientasi
pada tugas dan mutu asuhan adalah model praktek keperawatan primary nursing.
Kenyataannya, sangat sulit untuk menerapkan model proses manajemen keperawatan
dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih banyak kendala yang dialami seperti
kurangnya pengetahuan perawat tentang proses manajemen keperawatan, sarana dan
prasarana pendukung, serta kurangnya dukungan dari pihak lain. Di Ruang Bima RSUD
Jombang saat ini sudah menerapkan proses manajemen keperawatan dengan baik.
Oleh sebab itu kami, mahasiswa pendidikan Profesi Ners Stikes Pemkab Jombang,
melakukan observasi dan evaluasi tentang proses manajemen keperawatan di Ruang
Bima RSUD Jombang dengan harapan memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan
proses manajemen keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian ruang tersebut
merupakan salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik
manajemen keperawatan yang dilakukan mahasiswa pendidikan Profesi Ners Stikes
Pemkab Jombang.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana pelaksanaan manajemen m1-man di ruang Bima RSUD Jombang?
1.2.2 Bagaimana pelaksanaan manajemen m2-material di ruanga Bima RSUD
Jombang?
1.2.3 Bagaimana pelaksanaan manajemen m3-method di ruang Bima RSUD Jombang?
1.2.4 Bagaimana pelaksanaan manajemen m4-money di ruang Bima RSUD Jombang?
1.2.5 Bagaimana pelaksanaan manajemen m5-mutu di ruang Bima RSUD Jombang?
1.3. TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip –prinsip manajemen
keperawatan dengan menggunakan model asuhan keperawatan profesional
(MAKP) yang sesuai dengan ruang Bima RSUD Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menganalisa kebutuhan tenaga kerja di ruang Bima RSUD Jombang
2. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di ruangan ruang Bima RSUD
Jombang
3. Menganalisa pelaksaan MAKP di ruanga Bima yang meliputi :
 Penerimaan pasien baru
 Sentralisasi obat
 Ronde keperawatan
 Timbang terima pasien
 Discharge planning
 Supervisi
 Dokumentasi
 Diskusi Refleksi Kasus
1. Menganalisa manajemen m4-money di ruang Bima RSUD Jombang
2. Menganalisa mutu pelayanan di ruang Bima RSUD Jombang
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
model MAKP.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode analisa swot dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional.
1.4.2 Bagi Pasien
1. Tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Klien merasa aman saat perawatan.
3. Klien merasa percaya pada perawat.
1.4.3 Bagi Perawat
1. Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain,
perawat dengan pasien serta dengan keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat.
4. Terbinanya hubungan dengan klien dan perawat secara harmonis
1.4.4 Bagi Rumah Sakit
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi makp yang telah dijalankan saat ini.
2. Sebagai evaluasi atas keefektifan penerapan model asuhan keperawatan
professional saat ini yang telah dijalankan
3. Meningkatkan mutu pelayanan
1.4.5 Bagi Institusi
1. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya primary
nursing
2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antar institusi
BAB II

PENGUMPULAN DATA

2.1. GAMBARAN UMUM RSUD JOMBANG


RSUD Jombang adalah Rumah Sakit dari Type D, C dan meningkat status
pelayanannya menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan. Dan pada tahun 2015 menjadi
Rumah Sakit Type B Paripurna. Sudah mendapatkan reward yang pertama tahun 2006
RADAR AWARD, PERSI AWARD dan Seritifikat Internasional, Tahun 2015, Juara 1
Lomba Qosidah Se-Jawa Timur. Memiliki layanan 16 unit rawat jalan, 12 rawat inap, 3
ruang instalasi rawat khusus (IGD,ICU CENTRAL dan IBS). Jumlah seluruh tenaga di
RSUD Jombang 1.516 pada tahun 2018
2.1.1 Visi
Menjadi rumah sakit rujukan terdepan dalam layanan pilihan utama masyarakat
dengan layanan paripurna melalui system pendidikan kesehatan yang terintegrasi.
2.1.2 Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standart.
3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan penunjang
system layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian secara terintegrasi.
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang professional dan akuntabel
2.1.3 KREDO ‘’CINTAKU’’
Kredo RSUD Jombang adalah ‘’CINTAKU’’ pelayanan yang diberikan rumah
sakit umum daerah jombang adalah pelayana prima yaitu pelayanan yang cepat,
sigap dan berhasil guna, dilayani dalam kondisi lingkungan yang indah dan
suasana yang nyaman serta tarif yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
tak kalah pentingnya adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara fisik
maupun psikologis serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan
dengan tekad kepuasan pasien sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada
seluruh masyarakat umum tanpa membedakan status social.
2.2 ORIENTASI RUANGAN PAVILIUN BIMA
2.2.1 Visi Ruang Bima
Terselenggaranya pelayanan rawat inap secara optimal sesuai visi misi rumah sakit.
2.2.2 Misi Ruang Bima
1. Terselenggaranya pelayanan rawat inap khusus zona bedah yang bermutu.
2. Tersedianya SDM yang professional dan berkualitas.
3. Tersedianya sarana prasarana dan peralatan medis yang bermutu.
4. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai, pasien, dan
pengunjung rumah sakit.
2.2.3 Lokasi Ruangan Bima
1. Timur :-
2. Barat : Berbatasan dengan ruang Arimbi, drupadi 2
3. Utara :-
4. Selatan : Bersebelahan dengan dinas kesehatan
2.2.4 Denah Ruangan Bima

2.3 PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 15 - 17 Maret 2021. Meliputi ketenagaan
dan pasien, sarana dan prasarana, penerapan MAKP. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan SWOT sehingga di dapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian di pilih
satu sebagai prioritas masalah.
2.3.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)
2.3.1.1 Tenaga
a) Struktur Organisasi
Ruang perawatan di Ruang Bima RSUD Jombang dipimpin oleh seorang
kepala ruangan dibantu oleh 8 orang perawat primer, 15 perawat pelaksana, 4 orang
asper, dan 4 orang admin. Adapun struktur organisasi sebagai berikut:

DIREKTUR RUMAH SAKIT


dr.Puji Umbaran

WADIR YANMED DAN KEPERAWATAN

Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap


dr. dhalia Prihandini

Kepala Ruangan Paviliun Bima


Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns

WAKARU Ruangan Paviliun Bima


Lilik Asruni, Amd, Kep
Struktur Organisasi Di Ruangan Bima RSUD Jombang

K.R : Niken Sri Wahyuni, S.Kep.Ns

WAKARU : Lilik Asruni, S.kep,


Kep

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4

Eli Kuswatin, Amd. Kep Uswatun Hasanah, Amd.Kep Doxtaria Oxcama Rubianing, Amd.Kep

Muslikin A. Amd.Kep Kariyadi, Amd.Kep Achmad H.R, Amd.Kep Triventining T, S.Kep.Ns

Malam : Pagi : Libur : Siang :


1. Indah Widayanti, Amd.Kep 1. Tri Widorini, Amd.Kep 1. Ririn Akhirin N, Amd.Kep 1. Mila Sri Endah S, Amd.Kep
2. Ratna Pancasari, Amd.Kep 2. Dwi Rusdiana R, S.Kep.Ns 2. Nurul Hidayanti, Amd.Kep 2. Imam Muzaki, Amd.Kep
3. Andriani Kurniawan S,Amd.Kep 3. Tri Julianto, Amd.Kep 3. Ahmad Dedy N, Amd.Kep 3. Amin fidinal Solik, S.Kep.Ns

Asper Pagi Asper Siang AMINISTRASI

1. Nurul Mahila 1. Zuliya Septian 1. Anita, SST.Keb


2. Eko Purwadi Wijayanti 2. Hari Liswanto, S.Kep.Ns
3. Ayu Rachmawati 3. Rischa Ayu Trisnawati, Amd Kep
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan Ruang Bima RSUD Jombang Bulan Maret 2021
NO NAMA/ NIPTYUIOP TUGAS INSTITUSI STR BTCLS TMT TMT KREDE PELATIHAN
TAMBAHAN PENDIDIKAN/T NSIAL YANG DIIKUTI
HN LULUS
1 Niken Sri Wahyuni, - perawat Universitas darul 2022 2016 2005 2020 2020
S.Kep.,Ns pelaksana ulum /2011 /III - pendidikan klinis
Nip.19800827200512005 - CI keperawatan

- BLS

- SIIP

- Pelatihan resusitasi
jantung penggunaan
apar dan hand haigine

- PPI

- Aplikasi SDKI,
SIKI, SLKI dalam
keperawatan

2 Lilik Asrumi, S.Kep.,Ns Stikes pemkab 2025 II - BTCLS 2017


Nip.197611272010012007 jombang / 2019 - PPI 2015
- peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien di RSUD
jombang 2015
- pelatihan
komunikasi
efektif yang
berpusat pada
pasien dan
keluarga
- keberishan
tangan dan
penggunaaan alat
pelindung diri
- pelatihan
pelayanan resiko
tinggi
- pelatihan data
mutu,
keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko rumah
sakit
3 Eli Uswatin, Amd.Kep Universitas darul 2022 2013 2020/III
Nip.197902192007012009 ulum/2005
4 Uswatun Hasanah, Amd.Kep Darul ulum 2016 - kesiap siapgak
jombang / 1999 an RSUD
jombang
menghadapi
wabah 2019-
novel corona
virus
- pengelolaan
pasien infeksius
- BCLS 2016
-
5 Doxtario Oxama, Amd.Kep 2006 III - BTCLS
Nip.198331122006042004 - Pelatihan
manajemen
-
6 Rubianing, Amd.Kep 2015 - pelayanan dan
Nip.198212022009032005 penanggulangan
tuberculosis
- Pelatihan
resusitasi jantung
paru otak,
penggunaan apar
dan hand hygine
di RSUD
jombang
- Sistem
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko di rumah
sakit
- pelatihan
kebersihan
tangan dan alat
pelindung diri
(APD)
- pelayanan
resiko tinggi
- pelatihan hidup
dasar dan
bantuan hidup
lanjut
7 Eko Danu Wicaksono, - perawat Stikes pemkab 2020 2015 2014 - pelatihan
Amd.Kep pelaksana jombang/ 2004 / III resusitasi
Nip.198301262005011005 - Pelatihan
resusitasi jantung
paru otak,
penggunaan apar
dan hand hygine
di rsud jombang
- pelatihan resiko
tinggi
- pelatihan
bantuan hidup
dasar dan
bantuan hidup
lanjut
- system
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien dan
manajemen
risiko di rumah
sakit.
- perawatan luka
terkini

8 Lenny Indah P, S.Kep.,Ns Stikes pemkab 2023 2020 - pelatihan


jombang 2015 kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
(APD)
- manajemen
data mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
9 Sri Nur Warindah, Amd.Kep Perawat Akademi 2020 2012 2020 I - System
pelaksana keperawatan dian manajemen data
husada/ 2010 mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
- pelayanan
resiko tinggi
- BLS
- pelatihan
resusitasi jantung
paru otak,
penggunaan apar
dan hand haygine
di RSUD
jombang
- service
excellence dan
etos kerja
- kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
10 Anita, SST.Keb
11 Hari Liswanto, S.Kep.,Ns III - Bencana
kebakaran,
evakuasi pasien
dan RJP
- pelatihan hidup
dasar
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
- kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
12 Rica Ayu Krisnawati,
Amd.Kep
13 Nurul Mahila, - pelatihan
Nip.196501152007012009 resusitasi jantung
paru, otak,
penggunaan apar
dan hand hygine
di RSUD
jombang
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
14 Eko Purwadi
15 Zulia Septian Wijayanti Asisten Lembaga 2020 - simulasi
perawat pendidikan dan evakuasii
pelatihan bencana dan apar
kesehatan medika - kebersihan
wiyata 2009 tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
16 Ayu Rahmawati Pgri 2 jombang Simulasi
Nurkumalasari 2012 evakuasi bencana
dan apar
System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit 2018
Bantuan hidup
dasar
2018kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindungan diri
apd
17 Muslikin Afandi, Amd.Kep Universitas darul 2020 - Pelatihan
ulum jombang resusitasi jantung
2003 paru otak,
penggunaan apar
dan hand hygine
di rsud jombang
- system
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien dan
manajemen
risiko di rumah
sakit.
- kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindungan diri
apd
- pelatihan hidup
dasar dan hidup
lanjut
- pelayanan
resiko tinggi
- pengambilan
sample mikro
biologi

18 Indah Widayani, Amd.Kep Akper darma 2023 2015 II - pelatihan


husada Kediri komunikasi
2004 efektif
- bantuan hidup
dasar dan
bantuan hidup
lanjut
- BLS

19 Ratna Pancasari, Amd.Kep Perawat Stikes pemkab 2022 2018 2020 I - service
pelaksana jombang 2014 excellence and
etos kerja
- pelatihan
pengelolaan
pasien infeksius
- pelatihan
kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
(APD)
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
-
20 Andri Kurniawan S, Stikes pemkab 2020 I - pelatihan
Amd.Kep jombang 2012 komunikasi
efektif
- peelayanan
resiko tinggi
- pelatihan
bantuan hidup
dasar dan
bantuan hidup
lanjut
- pelatihan
kebersihan
tangan dan
penggunaan
pelindung diri
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
21 Karyadi, Amd.Kep - perawat Akademi 2024 2020 -SIPP 2024
Nip.197304162006041001 pelaksana kesehatan -
lanjutan rajekwesi penanggulangan
- perawat bojonegoro 1998 penderita gawat
penyelia darurat
- perawat - BLS
pelaksana - simulasi kasus :
lanjutan 2015, penelesaian
2016, antara perawat
2017,2019, dan pasien
- standar
pelayanan
keperawatan
professional
berdasarkan
perkembangan
regulasi
Indonesia
- RJP neonatal
- keperawatan
cardiovascular
(bagian 2)
- interpretasi
EKG
22 Tri Widorini, Amd.Kep 2023 2019 2021 2011 - BLS 2016
Nip.198511102011012008 / II - pelatihan
modern wound
care
23 Dwi Rusdiana R, S.Kep.,Ns Perawat Stikes pemkab 2017 2020 - BLS
pelaksana jombang 2013 - pelatihan
pelayanan resiko
tinggi
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
- kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindung diri
- pelatihan
resusitasi jantung
- PPI Dasar
24 Tri Julianto, Amd.Kep Stikes pemkab 2017 Bls
jombang/2012 Nursing care for
emergency in
brain tumor
Perawatan luka
diabetes dengan
dressing modern
25 Achmad Hidayatur R, Stikes pemkab 2023 - BLS
Amd.Kep jombang 2005 - Pendidikan
pasien dan
keluarga
terintegrasi di
RSUD jombang
26 Ririn Akhirin Ningsih, Amd. Stikes pemkab 2023 II - bantuan hidup
Kep jombang 2010 dasar dan hidup
lanjut
- kebersihan
tangan dan
penggunaan alat
pelindungan diri
apd
- System
manajemen data
mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di rumah
sakit
- pelayanan
resiko tinggi

27 Nurul Hidayati, Amd.Kep Akademi 2022 2015 2014


keperawatan /IV - BLS 2012
darma husada - Pelatihan
Kediri 2012 resusitasi jantung
paru otak,
penggunaan apar
dan hand hygine
di rsud jombang

28 Ahmad Dedy N, Amd. Kep Perawat Stikes pemkab 2021 2020 - service
pelaksana jombang / 2012 /II excellence and
etos kerja
- penanganan
tumpahan,
pengelolaan
limbah, dan
kebersihan
lingkungan
29 Tri Ventiningtyas, S.Kep.,Ns Perawat Akper yayasan 2024 2013 2019 2021 III - kemampuan
pelaksana RS islam edukatif
Surabaya / 2001 pendidikan
pasien dan
keluarga
terintegrasi di
RSUD jombang
- pelatihan PIPC
- Pelatihan
resusitasi jantung
paru, otak,
penggunaan apar
dan hand haygine
di RSUD
jombang
- BLS
- Service
excellence dan
etos kerja
30 Mia Sari Endah, Amd.Keb
31 Imam Muzaki, Amd.Kep Perawat Stikes pemkab 2016 - BLS
pelaksana jombang / 2012 - pelatihan
bencana
kebakaran,
evakuasi pasien
dan RJPO
32 Amin Fidinal Solik, Stikes pemkab 2022 2019 2016 I - kesiap siagaan
S.Kep.,Ns jombang 2014 RSUD jombang
menghadapi
wabah 2019
2.3.1.2 Tenaga Non Keperawatan
Table 2.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang tahun 2020

NO NAMA/ NIP JABATA PDDKN/TH TMT TMT PELATIHAN


N N LULUS YANG
DIIKUTI
1 Rica ayu krisnawati, Admin -
Amd.Kep
2 Hari Liswanto, Admin 2020 Bencana
S.Kep.Ns kebakaran,
evakuasi
pasien dan
RJP
- pelatihan
hidup dasar
- System
manajemen
data mutu,
keselamatan
pasien, dan
manajemen
risiko di
rumah sakit
- kebersihan
tangan dan
penggunaan
alat
pelindung diri
3 Anita SST.Keb Admin -

2.3.1.3Tenaga Medis
Table 2.3 Tenaga Medis Ruang

No Nama Jabatan
1 dr. I Kadek Wira Darmika, Sp.B Dokter Bedah Umum
2 dr. Hanafi Sayogo, Sp.B Dokter Bedah Umum
3 dr. Ageong Soeprijadi, Sp.B Dokter Bedah Umum
4 dr. Fakhri Surahmad, M. Kes., Sp.U Dokter Bedah Urologi
5 dr. Yohan Efendi, Sp.U Dokter Bedah Urologi
6 dr. Yvonne sarah, Sp.BO Dokter Bedah Ortopedi
7 dr. Juniarita Eva Santy, Sp.OT Dokter Bedah Ortopedi
8 dr. Yuanita Puspa Candra, Sp.BP Dokter Bedah Plastik
9 dr. Hera Prasetya, Sp.BS Dokter Bedah Syaraf
10 dr. Putri Riskiya, Sp.An Dokter Bedah Anastesi
11 dr. Eka Gita Wahyudi, Sp.An Dokter Bedah Anastesi
12 dr. Husnu Roji in, Sp.An Dokter Bedah Anastesi
13 dr. Iqbal Hilmi, Sp.M Dokter Mata
14 dr. Fatin H.M, Sp.M Dokter Mata
15 dr. Purnaning Wahyu P, Sp.THT-KL Dokter THT
16 dr. Kihastanto, Sp.THT.KL Dokter THT
2.3.1.4 Gambaran Kasus

Table 2.4 Gambaran Kasus di Ruangan Bima

No Daftar Penyakit Jumlah Prosentase (%)


1 COR 114 38%
2 Hill 39 13%
3 BPH 36 12 %
4 Gangren 23 8%
5 Fraktur Femur 20 6%
6 Batu ureter 17 6%
7 Appendik 16 5%
8 Ilius obstrusi 13 4%
9 Fraktur cruris 9 3%
10 Fraktur Antebrachi 8 3%
11 Abses mamae 8 3%
JUMLAH 303 100%

2.3.1.5 Pengaturan Ketenagaan Dan Tingkat Ketergantungan


Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu :
1) Perawatan minimal, memerlukan 1 sampai 2 jam sehari.
2) Perawatan sebagian, memerlukan waktu 3 sampai 4 jam sehari.
3) Perawatan maksimal, memerlukan waktu 5 sampai 6 jam sehari
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan klasifikasi
dan criteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaituteori Self Care Deficit.
Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan kelompok menggunakan
perhitungan tenaga menurut Gillies.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan 3 kategori tersebut adalah:
1. Kategori I: perawatan mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shif
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
2. Kategori II: perawatan intermediet
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 (empat) jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai kateter folley
e. Pasang infus, intakeoutput dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
3. Kategori III: perawatan total
a. Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 (dua) jam
c. Pemakaian selang NGT
d. Terapi intravena
e. Pemakaian suction
f. Kondisi gelisah, disorientasi atau tidak sadar
1. Tingkat Ketergantungan pasien Menuru tPerhitungan Gilies (1994)
Tingkat ketergantunganklien di Ruang Bima dihitung dengan menggunakan instrument
penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial, minimal care
(Nursalam,2014). Menurut perhitungan GILIES (1994) di dapatkan data :
Table 2.7. Tingkat ketergantungan pasien tanggal 9-10 maret 2020
Tingkat 17 Feb 2021
No 15 maret 2021 16 Feb 2021
Ketergantungan
1. Minimal care 17 17 19
2. Partial care 0 0 0
3. Total care 0 0 0
Jumlah 17 17 19
Dari tabel 2.7 didapatkan 3 hari di ruang Bima terbanyak dengan pasien
ketergantungan minimal care yakni sejumlah 19 Pasien tanggal 17 maret 2021.
2. Kebutuhan Tenaga Perawat
Dougles (1984) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai
nilai standart persif yaitu dalam tabel berikut
Tabel 2.8 nilai standart jumlah perawat persif berdasarkan klasifikasi pasien

Jmlh Klasifikasi pasien


pasien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst

Tanggal 15 Maret 2021


Table 2.9 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Bima tanggal 15
Maret 2021
KlasifikasiP JumlahPa Pagi Siang Malam
asien sien
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial care 0 0 x 0,27 = 0 0 x 0,15 =0 0 x 0,10 = 0
Minimal care 17 17 x 0,17 = 2,89 17 x 0,14 = 17 x 0,10 = 1,7
2,38
Jumlah 17 3 2 2

Kebutuhan tenagan perawat pada tanggal 15 maret 2021 menurut Douglas(1984)


Total tenaga perawat:
Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 2 orang+
Total : 7 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

= 2,1 = 2 orang

Keterangan:
- 86 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 7 orang + 1 orang struktural
(kepala ruangan) + 2 orang lepas dinas = 9 orang. Akan tetapi pada kenyataanya
di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 waka, 8 perawat jaga pagi, 4 perawat jaga
siang, 4 perawat jaga malam dan 4 perawat lepas dinas/libur. Sehingga pada
tanggal 15 maret 2021 terdapat 20 perawat jaga, idealnya adalah 7 perawat,
sehingga kelebihan 13 perawat pada tanggal 15 maret 2021.

Tanggal 16 Maret 2021


Table 2.10 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Bima
KlasifikasiPasien JumlahPasien Pagi Siang Malam
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial care 0 0 x 0,27 = 0 0 x 0,15 =0 0 x 0,10 = 0
Minimal care 17 17 x 0,17 = 17 x 0,14 = 17 x 0,10 =
2,89 2,38 1,7
Jumlah 17 3 2 2

Kebutuhan tenagan perawat pada tanggal 16 maret 2021 menurut Douglas (1984)
Total tenaga perawat:
Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 2 orang+
Total : 7 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

= 2,1 = 2 orang

Keterangan:
- 86 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 7 orang + 1 orang struktural
(kepala ruangan) + 2 orang lepas dinas = 9 orang. Akan tetapi pada kenyataanya
di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 waka, 8 perawat jaga pagi, 4 perawat jaga
siang, 4 perawat jaga malam dan 4 perawat lepas dinas/libur. Sehingga pada
tanggal 15 maret 2021 terdapat 20 perawat jaga, idealnya adalah 7 perawat,
sehingga kelebihan 13 perawat pada tanggal 16 maret 2021.
Tanggal 17 Maret 2021
Table 2.11 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Bima
KlasifikasiPasien JumlahPasien Pagi Siang Malam
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial care 0 0 x 0,27 = 0 0 x 0,15 =0 0 x 0,10 = 0
Minimal care 19 19 x 0,17 = 19 x 0,14 = 19 x 0,10 =
3,23 2,66 1,9
Jumlah 19 3 3 2

Kebutuhan tenagan perawat pada tanggal 17 maret 2021 menurut Douglas (1984)
Total tenaga perawat:
Pagi : 3 orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang+
Total : 8 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

= 2,5 = 3 orang
Keterangan:
- 86 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 8 orang + 1 orang struktural
(kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 11 orang. Akan tetapi pada
kenyataanya di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 waka, 8 perawat jaga pagi, 4
perawat jaga siang, 4 perawat jaga malam dan 4 perawat lepas dinas/libur.
Sehingga pada tanggal 17 maret 2021 terdapat 20 perawat jaga, idealnya adalah
8 perawat, sehingga kelebihan 12 perawat pada tanggal 17 maret 2021.

2.3.1.6 BOR

Tanggal 15-17 Maret 2021


A. Perhitungan kebutuhan Tenaga Keperawatan menurut Doglas
Tabel 2.12 BOR Ruang Bima RSUD Jombang
No Tanggal JUMLAH TEMPAT TIDUR BOR (%)

1 15-3-2021 17 bed ( 15 bed kosong)


=53

2 16-03-2021 17 bed ( 15 bed kosong) =53

3 17-03-2021 19 bed ( 13 bed kosong)


=59
Berdasarkan tabel 2.12 BOR berdasarkan Douglas pada tanggal 15-16 maret 2021
sebesar 53% dan pada tanggal 17 maret 2020 sebesar 59%.

B. Perhitungan kebutuhan Tenaga Keperawatan menurut DEPKES


Ruang Bima RSUD Jombang :
Tanggal 15 maret 2020
BOR Ruangan : 53 %
Jumlah tempat Tidur : 32 TT
Rata rata jam perawatan : 4 jam/24 jam
Jam kerja perawatan per hari : 7 jam

Kebutuhan tenaga perawat :

= 9,7(10 orang) (A)


Faktor Koreksi :

1. lossday =

(B)
2. Tugas Non Keperawatan = (kebutuhan tengan perawat (A) + lossday (B) x 25%
= (10 +3)x 25 % =13 x 25% = 3,2 = 3 orang (C)
Jumlah Tenaga keperawatan yang diperlukan = A+ B+C+1 (karu)
= 10+3+3+1 = 17 orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dengan rumus DEPKES mengacu pada BOR
yakni pada tanggal 15 maret 2021 diperlukan 17 tenaga keperawatan dalam 1 hari.
Tanggal 16 maret 2020
BOR Ruangan : 53 %
Jumlah tempat Tidur : 32 TT
Rata rata jam perawatan : 4 jam/24 jam
Jam kerja perawatan per hari : 7 jam

Kebutuhan tenaga perawat :

= 9,7(10 orang) (A)


Faktor Koreksi :

3. lossday =

(B)

4. Tugas Non Keperawatan = (kebutuhan tengan perawat (A) + lossday (B) x 25%
= (10 +3)x 25 % =13 x 25% = 3,2 = 3 orang (C)
Jumlah Tenaga keperawatan yang diperlukan = A+ B+C+1 (karu)
= 10+3+3+1 = 17 orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dengan rumus DEPKES mengacu pada BOR
yakni pada tanggal 16 maret 2021 diperlukan 17 tenaga keperawatan dalam 1 hari.

Tanggal 17 maret 2020


BOR Ruangan : 59 %
Jumlah tempat Tidur : 32 TT
Rata rata jam perawatan : 4 jam/24 jam
Jam kerja perawatan per hari : 7 jam

Kebutuhan tenaga perawat :

= 10,8(11 orang) (A)


Faktor Koreksi :

5. lossday =

(B)

6. Tugas Non Keperawatan = (kebutuhan tengan perawat (A) + lossday (B) x 25%
= (11 +3)x 25 % =14 x 25% = 3,5 = 4 orang (C)
Jumlah Tenaga keperawatan yang diperlukan = A+ B+C+1 (karu)
= 10+3+4+1 = 18 orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dengan rumus DEPKES mengacu pada BOR
yakni pada tanggal 17 maret 2021 diperlukan 18 tenaga keperawatan dalam 1 hari.
Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Bima menurut
DEPKES dan Dougles bahwa Ruang Bima melebihi jumlah tenaga dari rumus DEPKES
dikarenakan kriterianya lebih banyak perawat ruang bima dalam jam kerja perawat/hari sejumlah
7jam/hari, dan jumlah rata rata perawatan di ruang bima adalah 4 jam/1hari, serta jumlah tenaga
kerja keperawatan di Ruang Bima melebihi perhitungan rumus DEPKES.

Tabel 2.11 BOR Ruang Bima Rumah Sakit RSUD Jombang tahun 2021
HARI JUMLAH PASIEN BOR %
Senin 17 53%
Selasa 17 53%
Rabu 19 59%

2.3.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)

2.3.2.1 Lingkungan Kerja

1) Data Tempat Tidur Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15 Maret 2021, gambaran umum
jumlah tempat tidur di Ruang Bima
Jumlah tempat tidur kelas 3A : 4 Bed
Jumlah tempat tidur kelas 3B : 8 Bed
Jumlah tempat tidur kelas 3C : 8 Bed
Jumlah tempat tidur kelas 3D : 8 Bed
Jumlah tempat tidur kelas Isolasi : 8 Bed
Jumlah tempat tidur Tetanus : 4 Bed
Total jumlah bed di Ruang Bima : 40 Bed
2) Pembagian Ruangan Bima
Ruangan Bima, terdiri dari : Kelas 3A, Kelas 3B, Kelas 3C, Kelas 3D, Ruang
Tetanus, Ruang Isolasi
2.3.2.2 Sarana Dan Prasarana di Ruang Bima
1) Fasilitas Pasien Kelas 3A
Tabel 2.11.Fasilitas pasien kelas 3A di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
Jumlah
No Jenis Barang Kurang Rusak
Barang Baik
Baik Berat
1 Almari Pasien 4 √
2 Tempat Tidur 4 √
3 Kasur 4 √
4 Bantal 4 √
5 Kursi 4 √
6 Telepon 4 √
7 Oksigen liquid 4 √
8 Kipas angin dinding 1 √

2) Fasilitas Pasien Kelas 3B


Tabel 2.12.Fasilitas pasien kelas 3B di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
Jumlah Rusa
No Jenis Barang Kuran
Barang Baik k
g Baik
Berat
1 Meja Pasien 8 √
2 Tempat Tidur 8 √
3 Kasur 8 √
4 Bantal 8 √
5 Kursi 8 √
6 Telepon 8 √
7 Oksigen liquid 8 √
8 Kipas angin 4 √
dinding

3) Fasilitas Pasien Kelas 3C


Tabel 2.13.Fasilitas pasien kelas 3C di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
Jumlah
No Jenis Barang Kurang Rusak
Barang Baik
Baik Berat
1 Meja Pasien 8 √
2 Tempat Tidur 8 √
3 Bantal 8 √
4 Kasur 8 √
5 Kursi 8 √
6 Telepon 8 √
7 Oksigen liquid 8 √
8 Kipas angin 3 √
dinding

4) Fasilitas pasien kelas 3D.


Tabel 2.10 Fasilitas pasien kelas 3 di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
Jumlah
No Jenis Barang Kuran Rusak
Barang Baik
g Baik Berat
1 Almari Pasien 8 √
Tempat Tidur 8 √
2
3 Kasur 8 √
4 Bantal 8 √
5 Kursi 8 √
6 Telepon 8 √
7 Oksigen liquid 8 √
8 Kipas angin 3 √
dinding

5) Fasilitas Pasien Ruang Isolasi


Tabel 2.13.Fasilitas pasien ruang isolasi di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
No Jumlah
Jenis Barang Kurang Rusak
. Barang Baik
Baik Berat
1 Meja Pasien 8 √
2 Kamar Mandi Pasien 4 √
Kamar Mandi Petugas 1 √
3 Tempat Tidur 8 √
4 Kasur 8 √
5 Bantal 8 √
5 Kursi 8 √
6 AC 2 √
7 Telepon 8 √
8 CCTV 5 √
9 X hous 10 √
10 Monitor 1 √
11 Oksigen liquid 8 √
12 Alat rawat luka 1 √
13 Infuse pump 1 √
14 Syringe pump 1 √
6) Fasilitas Pasien Ruang Tetanus
Tabel 2.13.Fasilitas pasien ruang tetanus di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi Barang
Jumlah
No Jenis Barang Kurang Rusak
Barang Baik
Baik Berat
1 Meja Pasien 4 √
2 Tempat Tidur 4 √
3 Kasur 4 √
4 Bantal 4 √
5 Kursi 4 √
6 Kipas Angin 1 √
dinding
7 Telepon 4 √

7) Peralatan Linen Total


Tabel 2.14.Peralatan linen total keseluruhan di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi
Jumlah
No Jenis Barang Kurang Rusak
Barang Baik
Baik Berat
1. Sprei 61 √ - -
2. Perlak 38 √ - -
3. Sarung Bantal 55 √ - -
4. Stik Laken 38 √ - -
5. Selimut 29 √ - -

8) Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di Ruang Bima RSUD
Jombang
Tabel 2.15.Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di Ruang Bima
RSUD Jombang
Kondisi
Jumlah
No Jenis Barang Kurang
Barang Baik Rusak
Baik
1. Ambubag silicone 1 1
dewasa
2. Manometer oksigen 18 18
liquid
3. Dressing trolley 2 2
4. Dressing trolley 2 2
5. Infus pump 1 1
6. Infus pump – TE 2 2
172CWE
7. Instrumen trolley 2 2
8. Kursi roda 3 3
9. Kursi roda alfa 2 2
10. Lampu baca foto 1 1
11. Nebulizer pariboy turbo 1 1
N dewasa
12. Pulse oxymetri portable 4 4
13. Rak pispot 4 4
14. Stetoskop anak 2 2
15. Stetoskop dewasa 6 6
16. Suction mobile 1 1
17. Suction pump 1 1
18. Syringe pump 5 5
19. Tabung O2 kecil 2 2
20. Tensimeter duduk 6 6
21. Tensimeter mobile 1 1
22. Troly emergency 1 1
23. Troly linen 1 1
24. Troly makan 5shap 1 1
25. Bengkok 33 33
26. Pinset anatomis 14cm 34 34
27. Pinset chirurgis 14cm 34 34
28. Gunting lurus 34 34
29. Bak instrument 1 1
30. Nald foeder 1 1
31. Pean lurus 1 1
32. Cucing kecil 1 1
33. Ttv monitor 2 2
34. Thermometer digital 2 2
35. Pulse oxymetri 3 3

9) Keseluruhan Sarana Dan Prasarana Di Ruang Bima RSUD Jombang.


Tabel 2.16. keseluruhan Sarana dan prasarana di Ruang Bima RSUD Jombang.
Kondisi
Jumlah
No Jenis Barang Kurang Rusak
Barang Baik
Baik Berat
1 AC 1 PK 4 4
2 AC 2 PK 2 2
3 Alat pemeras pel 1 1
4 Almari alat steril 2 pintu 1 1
5 Almari arsip kecil 3 3
6 Almari dokumentasi 2 2
7 Almari kaca alat kayu 1 1
8 Almari kaca alat kedokteran 1 1
9 Almari kayu kaca 1 1
10 Almari linen kaca kayu 1 1
12 Almari loker kayu 1 1
13 Almari loker petugas 1 1
14 Almari narkotika 1 1
15 Dispenser 1 1
16 Kipas angin dinding 3A 4 4
17 Kipas angin dinding 3B 2 2
18 Kipas angin dinding 3C 3 3
19 Kipas angin dinding (seken) 3 3
20 Kitchen set 1 1
21 Kursi biru 30 30
22 Kursi biru besi 4 4
23 Kursi bulat besi 3 3
24 Kursi bulat besi penunggu 12 12
25 Kursi kayu busa 2 2
26 Kursi putar dokter 3 3
27 Lemari es 1 1
28 Loker blanko kayu 2 2
29 Meja kantor kayu kaca 4 4
30 Meja computer 120x60x75 1 1
31 Meja ners station besar 1 1
32 Meja ners station kecil 1 1
33 Meja tulis kantor 5 5
34 Printer Epson scan copy 1 1
L220
35 Printer L 3110 1 1
36 Set computer asus 1 1
37 Set computer acer 1 1

10) Fasilitas Ruangan


Tabel 2.17. Fasilitas Ruangan di Ruang Bima RSUD Jombang.
No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi
Barang Baik Kurang Rusak
Baik Berat
1. Kelas 3 (A,B,C,D) 1 √ - -
dan Tetanus
2. Kelas Isolasi/HCU 1 √ - -
3. Kamar mandi pasien 8 √ - -
Kamar mandi perawat 2
Kamar mandi dokter 1
4. R. Anteroom 1 √ - -
5. R. Dekontamin 1 √ - -
6. R. Pemakaian APD 1 √
7. R. SAP 2 √
8. R. Spoel Hoek 2 √
9. Janitor 2 √
10. R. Ners Station 2 √
11. R.Dokter 1 √
12. R. ME 1 √
13. R. Linen Bersih 1 √
14. R. Administrasi 1 √
15. R. Pertemuan 1 √
16. R. Pantry 1 √
17. R. Karu 1 √

11) Buku-buku Standart Prosedur Operasional, Panduan Asuhan Keperawatan Dan


Buku Dokumentasi Di Ruang Bima RSUD Jombang.
2.3.2.2.1 Buku-buku Standart Prosedur Operasional
Tabel 2.18. Buku-buku SOP di Bima RSUD Jombang.
No SOP SOP Rawat Inap di Ruang Bima RSUD Jombang.
1. SPO 1. Menyuntikkan obat kemoterapi
TINDAKAN 2. Bilas lambung
3. Weaning pada piece
4. Pemberian makanan dan obat melalui NGT
5. Memberi rendaman duduk
6. Memberikan obat nebulizer
7. Ganti verban
8. Perawatan kolostomi
9. Merawat pasien dengan luka bakar
10. Memberi obat
11. Mendampingi dokter visite
12. Penerimaan pasien alih rawat inap dari ICU
13. Merujuk pasien untuk pemeriksaan penunjang
keluar rumah sakit
14. Konsul pasien di ruangan rawat inap
15. Melakukan BMP (Bone Marrow Puncture)
16. Merawat pasien dengan WSD
17. Persiapan pasien pre operasi
18. Koreksi natrium bicarbonate
19. Perawatan pasien post operasi di ruang rawat inap
20. Pemberian antibiotic profilaksis sebelum tindakan
pembedahan
21. Merawat pasien dengan skin traksi
22. Penerimaan pasien baru di ruang rawat inap
23. Pemasangan kateter
24. Pemasangan NGT
25. Perawatan AV shunt
26. Pemeliharaan ECG
27. Pasien pulang
28. Memasang infus
29. Merawat pasien kritis
30. Penanganan pasien yang perlu bedah cyto
31. Koreksi albumin di ICU
32. Bronchial washing di ICU
33. Pemberian norephineprine
34. Perawatan luka decubitus/ ganggren
35. Konsultasi dokter spesialis antar ruangan
36. Perawatan luka operasi
37. Siaga DHF
38. Lapor dokter
39. Perawatan pasien di dalam ambulance
40. Timbang terima pasien di kamar operasi
2. SPO KDM 1. Mengukur lingkar perut
2. Mengukur tinggi badan
3. Menimbang berat badan
4. Memelihara rambut
5. Memelihara kebersihan mulut
6. Menolong pasien pada waktu buang air besardan
buang air kecil
7. Membantu pasien muntah
8. Membantu memberikan makanan dan minuman
kepada pasien
9. Memberikan kompres
10. Lavement
11. Klisma gliserin
12. Pencukuran rambut/ bulu di daerah operasi
sebelum tindakan pembedahan
13. Mengeluarkan feses dengan tangan
14. Membersihkan alat – alat yang ada di ruangan
15. Perawatan jenazah
16. Inventaris barang di unit rawat inap
17. Memandikan pasien di tempat tidur
18. Menghitung denyut nadi
19. Mengukur suhu tubuh
20. Mengukur tekanan darah
21. Perawatan pasien dengan tirah baring lama

12) Panduan Asuhan Keperawatan


Tabel 2.19.Panduan Asuhan Keperawatan di Ruang Bima RSUD Jombang.
No Panduan Asuhan Keperawatan
1 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Abses Paru
2 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Abses Otak
3 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Aritmia
4 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang AsmaBrochial
5 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Atelektasis
6 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Atresia Ani
7 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Batu Empedu
8 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Batu Saluran Kencing
9 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Bayi BBLR
10 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Bayi respiratory Disstres
Sindrome
11 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang BPH
12 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Bronkiektasis
13 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang BRPN
14 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Cidera Otak Ringan
15 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Cidera Otak Sedang /Berat
16 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Combustio
17 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Dengue Syok Sindrome
18 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Depresi
19 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang DHF
20 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Diare
21 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Diabetes Melitus
22 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Efusi pleura
23 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Ecephalitis
24 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Fraktur Maxilofacial
25 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Fraktur
26 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Gagal Ginjal Kronis
27 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Gagal Jantung Akut
28 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Gangguan Bipolar
29 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Gangguan Kecemasan
Menyeluruh
30 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang GEA
31 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang GBS
32 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hematemesis Melena
33 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hemaopneumothorak
34 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hemoroid
35 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hepatitis
36 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hernia Inguinal
37 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hidrocephalus
38 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang HT Emergency
39 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hisprung
40 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Ikterus Neonaturum
41 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang ISK
42 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Kanker Paru
43 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Kanker Payudara
44 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Kelainan Kaktup Jantung
45 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Menngitis
46 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Mistenia Gravis
47 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang PJB
48 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Perdarahan Sub Arachnoid
49 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Pneumonia
50 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Pneumothorak
51 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang PPOK
52 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Sepesis Neonaturum
53 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Sindroma Koroner
54 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Sirosis Hepatikum
55 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Snake Bite
56 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Status Epiletikus
57 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Stroke Hemoragic
58 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Stroke Iskemia
59 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Struma
60 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang TB Paru
61 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Thypoid
62 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Trauma Tumpul Abdomen
63 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Trauma Tumpul Thorak
64 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Tumor Vertyebrae
65 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Tumor Intra Kranial
66 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Ventilasi Mekanik
67 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Vertigo
MATERNAL
68 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Abnormal uterine
Bleeding
69 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Abortus Inkompit
70 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Ante Partum Bleeding
71 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang APPB Placenta Previa
72 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Bayi Persalinan Patologis
73 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Bekas Sectio Secaria
74 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Hiperemesis Gravidarum
75 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Kanker Servik
76 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Ketuban Pecah Dini
77 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Letak Sunsang
78 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Myoma Uterin
79 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Partus Prematur Iminen
80 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Persalinan Kala II Lama
81 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Post date
82 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Post Partum SC
83 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Post Partus Spontan
Sungsang
84 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Post Partum Ve-ve
85 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Pre Eklamsi Berat
86 Panduan Asuhan Keperawatan Tentang Pre Eklamsi Ringan

13) Buku Administrasi Penunjang


Tabel 2.20. Daftar Buku administrasi penunjang di Ruang Bima RSUD
Jombang.
No. Buku penunjang
1. Buku Register Pasien rawat inap
2. Buku pasien KRS BPJS
3. Buku Daftar Pasien
4. Buku OB dan Pindahan

2.3.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3-Methods)


1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a) Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15 sampai dengan 17 di Ruang
Bima RSUD Jombang saat ini menerapkan MAKP tim menuju model primari
nursing dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap
anggota tim. Pada pelaksanaan MAKP model tim bisa berjalan maksimal
dikarenakan pembagian jumlah ketenagaan pada masing-masing shift sudah sama
dan sudah jelas.
a. Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi timbang terima di Ruang
Bima RSUD Jombang,timbang terima sudah dilakukan disetiap pergantian shift
yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing-masing shift pagi
kecuali shift sore ke malam belum optimal( tidak semua perawat mengikuti
proses timbang terima). Timbang terima sudah dilakukan secara sistematis dan
lebih ditekankan pada pasien-pasien yang kritical pada setiap pergantian shift
jaga. Timbang terima sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien, isi
timbang terima meliputi identitas pasien, diagnosa medis, masalah
keperawatan, rencana keperawatan yang sudah atau belum dilaksanakan dan
persiapan rencana umum yang perlu ditindak lanjuti seperti pemeriksaan
penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu, kemudian dilakukan
pendokumentasian menggunakan SOAP dalam buku status pasien.Timbang
terima dilakukan secara lisan di masing-masing bed pasien dan langsung
menggunakan buku rekam medik pasien serta sudah dilakukan
pendokumentasian sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah
dilaksanakan tidak ada yang terlewati untuk disampaikan pada shift berikutnya.
Selain itu, mekanisme timbang terima juga sudah sesuai dengan SOP dan
menyesuaikan dengan kondisi di ruangan.
ALUR TIMBANG TERIMA
b. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat
primer dan atau konselor, kepala ruangan dan perawat asociate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2017).
Metode ronde keperawatan yaitu diskusi yang dilakukan oleh semua tim
ruangan yang terdiri dari kepala ruangan, perawat, dokter, terapis, ahli gizi
apoteker dan tim medis lainnya untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan
bila terdapat kondisi urgent selama jam dinas. Ronde keperawatan di Ruang
Pav Bima ini dilakukan jika terdapat kasus yang belum terselesaikan, ronde
keperawatan dilakukan setelah dilakukannya timbang terima.
Berdasarkan hasil wawancara di Ruang Bima RSUD Jombang, ronde
keperawatan sudah pernah dilakukan dan sudah didokumentasikan, tetapi
belum rutin dilakukan, untuk pemecahan kasus lebih sering menggunakan
RDK ( Refleksi Diskusi Kasus) karena biasanya dengan RDK masalah sudah
terpecahkan.
c. Pengelolaan Sentrilisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan sistem menyerahkan
seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan penggunaan
obat dapat dilakukan secara benar sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan
obat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala tim di Ruang
Bima RSUD Jombang,sentralisasi obat sudah dilakukan dengan system UDD.
UDD (Unite Dose Dispensing) adalah system pemberian obat/ distribusi obat
dalam kemasan unit tunggal yang siap dikonsumsi oleh pasien setiap waktu.
Mekanisme sentralisasi obat dengan system UDD adalah pertama dokter
menuliskan advis kemudian penulisan resep obat didelegasikan kepada perawat
dari perawat langsung diberikan kepada farmasi kemudian dari farmasi obat
diserahkan ke ruangan dan perawat menuliskan CPO sesuai jumlah obat
kemudian perawat memintakan tanda tangan keluarga sebagai bukti obat sudah
diterima.
d. Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di Ruang Bima RSUD Jombang yang
dilakukan secara langsung, dimana seorang pengawas secara pribadi langsung
dapat berhadapan dengan pegawai yang disupervisi baik secara individu
maupun secara kelompok. Di ruang Bima supervisi dilakukan secara sewaktu-
waktu.
e. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,
khusunya pada rawat inap atau keperatawan intensif. Dalam penerimaan pasien
baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang,pengenalan
tenaga perawat atau medis tata tertib ruang serta penyakit (Nursalam,2017).
Alur Masuk Pasien

Pasien Masuk

IGD Admisi POLI Admisi

Triage poli 24 jam Rawat Jalan Rawat inap

Pulang Pulang

Ruang Keperawatan

Pasien Pulang Pasien Pulang Pasien Pindah Pasien Di Pasien

Sembuh Paksa Ruangan Rujuk Meninggal Dunia

f. Discharge Planning
Discharge planning atau perencanaan pulang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien secara signifikan dan menurunkan biaya
- biaya yang di perlukan untuk rehabilitasi lanjut. Dengan adanya Discharge
planning, pasien diharapkan dapat mempertahankan kesehatannya dan
membantu pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka
sendiri. ( Nursalam, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Bima RSUD
Jombang, discharge planning dilakukan pada saat awal pasien masuk ruangan
dan sebelum pasien diijinkan pulang. Edukasi dilakukan di ruangan edukasi.
Sebelum pasien pulang, perawat menjelaskan tentang jenis aktifitas yang boleh
dilakukan, perawatan pasien saat dirumah post MRS,tanda kegawatan pada
pasien dan penatalaksanaan dirumah,mengulang kembali tentang cara
pemberian obat dan pemahaman efek samping obat anjuran pola makan dan
diet, Keluarga pasien akan dijelaskan tentang Tanggal control, alur, dokumen
yang perlu disiapkan saat kontrol dan dibawakanCPO, resume medis,lembar
rencana perawatan dirumah,pemeriksaan penunjang.

g. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen
Asuhan Keperawatan Profesional.Perawat profesional diharapkan dapat
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala
tindakan yang dilaksanakan.Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin
meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan
(Nursalam, 2017).
Berdasarkan teori di dalam proses dokumentasi keperawatan
menggunakan metode POR (Problem Oriented Record) merupakan model
dokumentasi yang berorientasi pada sumber informasi.yang terdiri dari 5
komponen yaitu: lembaran penerimaan berisi biodata, lembar intruksi dokter,
lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan laporan khusus,
Berdasarkan observasi dan wawancara di ruang Mawar proses dokumentasi
sudah dilakukan di lembar CPPT dengan menggunakan teknik SOAP.
2.3.4 Pembiayaan (M4-Money)
Sistem pembiayaan yaitu pertukaran produk dan jasa antara petugas dan pasien.
Sistem pembiayaan pada Ruang Bima RSUD Jombang.dan pendapatan RS dari medis,
pelayanan dan farmasi.
1. Jasa Layanan Keperawatan
Tabel. 2.19 Jasa Layanan Keperawatan Tindakan Yang Paling Sering dilakukan di
Ruang Bima RSUD Jombang.

No. Deskripsi layanan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 HCU/Umum


1 Administrasi Ruangan 120.000 60.000 35.000 200.000
2 Masukan obat Iv/im/sup hari 46.900 46.900 46.900 46.900
3 Monitor bedside/hari - - - 79.250
4 Minimal care 40.000 40.000 40.000 -
Parsiel care 50.000 50.000 50.000 50.000
Total care 75.000 75.000 75.000 75.000
5 Memasang Infus Dewasa 71.900 71.900 57.5o00 71.900
6 Perawatan luka :
Besar 75.000 75.000 60.000 75.000
Kecil 30.000 30.000 40.000 30.000
Sedang 50.000 50.000 24.000 50.000
7 Skin test 18.750 18.750 15.000 18.750
8 Jahit luka :
Kecil 40.000 40.000 30.000 40.000
Sedang 50.000 50.000 37.500 50.000
Berat 75.000 75.000 56.250 75.000
9 Pemakaian oksigen 40.000 40.000 40.000 40.000
Nasal 50.000 50.000 50.000 50.000
Masker 62.500 62.500 62.500 62.500
10 Nebulizer 50.000 50.000 25.000 50.000
11 Mengambil darah vena 50.000 50.000 56.000 50.000
dewasa
12 EKG + Baca 64.000 64.000 45.000 64.000

2. Tarif Pelayanan
Tabel.2.20 Tarif pelayanan di Ruang Bima RSUD Jombang.

Kelas Jumlah
1 120.000

2 60.000
3 35.000
HCU/Umum 200.000

3. Jumlah Pasien Umum, PBI dan Non PBI tanggal 1 Januari – 28 Februari 2021
Tabel.2.21 Jumlah Pasien Umum, PBI, dan Non PBI di Ruang Bima RSUD Jombang
bulan Januari 2021.

No. Jenis Pasien Jumlah Pasien Keluar Jumlah Pasien Keluar


(1 – 31 Januari 2021) (1 – 28 Februari 2021)
1. Umum (Non BPJS) 12 6
2. Gratis (Non BPJS) 1
3. Kartu jombang sehat 5 7
(Non BPJ)
4. Jasaraharja (Non BPJS) 3 8
5. Yankes Maskn (Non 1 1
BPJS)
6. BPJS (BPJS) 109 122
7. Jasaraharja-BPJS 18 14
(BPJS)
Jumlah 149 158

2.3.5 Kualitas Pelayanan Keperawatan (M5-Mutu)


2.3.5.1 Indikator Mutu Klinik (Patien Safety)
Pendataan indikator mutu klinik kejadian pasien jatuh dan kejadian decubitus
dilakukan oleh tim Patient safety.

Tabel 2.25 Indikator Patien Safety di Ruang Bima


Kejadian Penundaan Kepatuhan Kepatuhan upaya
Dekubitus(%) Operasi Elektif Identifikasi(%) pencegahan resiko
Bulan
(%) cedera akibat
pasien jatuh(%)
Juli 1,5 % 100% 100%
0%
Agustus 0% 100% 100%
0%
September 0% 100% 99,5%
0%
Oktober 2,2 % 100% 100%
0%
November 0% 100% 100%
0%
Desember 0% 100% 100%
0%
Januari 1,9 % 100% 100%
0%
Februari 2% 100% 100%
0%
Rata-rata 0% 0,95% 800% 99,94%

Tabel 2.27 Diagnosa Terbanyak bulan Oktober 2020 – Februari 2021


No. Diagnosa Medis jumlah %
1. COR 114 38%
2. Hill 39 13%
3. BPH 36 12 %
4. Gangren 23 8%
5. Fraktur Femur 20 6%
6. Batu ureter 17 6%
7. Appendik 16 5%
8. Ilius obstrusi 13 4%
9. Fraktur cruris 9 3%
10. Fraktur Antebrachi 8 3%
11 Abses mamae 8 3%
2.3.5.2 Kepuasan Pasien
Kepuasan pelanggan hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan
jasa sama atau melebihi harapan yang diinginkan (Yamit, 2002). Sedangkan
menurut Pohan (2007) menjelaskan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanana kesehatan yang
diperolehnya, setelah pasien membadingkan dengan apa yang diharapkannya.

No Pertanyaan

1 Apakah persyaratan untuk Sangat Sesuai Kurang Tidak


melakukan pemeriksaan atau Sesuai Sesuai Sesuai
tindakan sudah sesuai

2 Apakah petugas dalam Sangat Mudah Kurang Sangat


memberikan informasi mengenai Mudah Mudah Mudah
prosedur pemeriksaan atau
tindakan mudah dimengerti ?

3 Apakah petugas dalam Sangat Cepat Kurang Lambat


memberikan pelayanan dengan
cepat ? Cepat Cepat

4 Menurut anda bagaimana biaya Sangat Sesuai Kurang Tidak


/tarif yang ditetapkan sudah sesuai Sesuai sesuai sesuai
?

5 Apakah pelayanan di rawat inap Sangat Sesuai Kurang Tidak


sudah sesuai? sesuai sesuai sesuai

6 Apakah petugas kompeten dalam Sangat Kompeten Kurang Tidak


memberikan pelayanan ? kompeten kompeten kompeten

7 Apakahpetugas selalu ramah dan Sangat Sopan Kurang Tidak


sopan dalam memberikan sopan dan sopan sopan
pelayanan ? dan ramah dan dan
ramah ramah ramah

8 Apakah sarana prasarana sudah Sangat Baik Cukup Buruk


dengan baik ? baik

9 Apakah disekitar anda tempat Dikelola Berfungsi Ada tapi Tidak


pengaduan dan masukan berfungsi dengan tapi tidak ada
dengan baik ? baik kurang berfungsi
baik

Tabel 2.28 Tabel kepuasan Pasien Selama Perawatan di Ruang Pav Bima

Kriteria :

0-20 : Tidak puas


20-40 : Cukup puas
40-60 : Baik
60-80 : Puas
80-100 : Sangat Puas

NO Penilaian Pelayanan dokter Pelayanan Pelayanan Rata – Rata


2.3.6 perawat administrasi
1. Pasien 1 85 90 86 87
2. Pasien 2 87 92 78 86
3. Pasien 3 89 95 82 89
4. Pasien 4 90 85 72 82
5. Pasien 5 86 89 87 88
6. Pasien 6 83 85 79 82
7. Pasien 7 86 91 85 87
8. Pasien 8 89 87 74 83
9. Pasien 9 82 84 80 82
10. Pasien 10 90 91 71 84
11. Pasien 11 83 96 83 87
12. Pasien 12 94 93 75 87
13. Pasien 13 92 87 86 88
14. Pasien 14 95 89 81 88
15. Pasien 15 89 83 80 84
16. Pasien 16 93 87 85 88
17. Pasien 17 86 90 81 86
Rata - Rata 88 89 80 86
Kecemasan
Tabel 2.28 Kecemasan Pasien Selama Perawatan di Ruang Bima Rumah Sakit Umum
Daerah Jombang Tanggal 16 Maret 2021

No Penilaian Skor Keterangan


1 Pasien 1 20 Tidak Cemas
2 Pasien 2 25 Tidak Cemas
3 Pasien 3 20 Tidak Cemas
4 Pasien 4 20 Tidak Cemas
5 Pasien 5 25 Tidak Cemas
6 Pasien 6 20 Tidak Cemas
7 Pasien 7 45 Kecemasan Ringan
8 Pasien 8 20 Tidak Cemas
9 Pasien 9 20 Tidak Cemas
10 Pasien 10 20 Tidak Cemas
11 Pasien 11 25 Tidak Cemas
12 Pasien 12 20 Tidak Cemas
13 Pasien 13 20 Tidak Cemas
14 Pasien 14 20 Tidak Cemas
15 Pasien 15 20 Tidak Cemas
16 Pasien 16 20 Tidak Cemas
18 Pasien 17 20 Tidak Cemas

Keterangan:
1. Skor 20-44: normal atau tidak cemas
2. Skor 45-59: kecemasan ringan
3. Skor 60-74: kecemasan sedang
4. Skor 75-80: kecemasan berat

2.5 Analisa SWOT


1. Analisa SWOT M1 (MAN)
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x
Rating
1 Internal Factore (IFAS)
STRENGTH(Kekuatan)
Adanya tugas, peran dan wewenang yang jelas (KARU,PP, PA) 0,3 4 1,2
perawat sudah mengikuti pelatihan BTCLS sebesar 100% 0,5 4 2,0
Jenis ketenagaan: 0,3 4 1,2 S – W
S1 Keperawatan: 8 orang =
D3 Keperawatan: 21 orang 5 – 3,5
D3 Kebidanan ada 3 orang =
Asper : 3 orang 1,5
Tenaga perawat sesuai dengan perhitungan DEPKES 0,2 3 0,6
Total 1,3 5
WEAKNESS( Kelemahan)
perawat belum mengikuti pelatihan MAKP sebesar 61,5% 0,5 3 1,5

Panduan Asuhan keperawatan lengkap 0,5 4 2


Total 1 3,5
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang 0,4 4 1,6 O – T
lebih tinggi =
Adanya program pelatihan/seminar khusus untuk meningkatkan 0,3 3 0,9 3,4 –
kualitas SDM 2,4
=1
Kepala ruangan dan staf menerima dengan baik dan memfasilitasi 0,3 3 0,9
mahasiswa praktek di ruangan
Total 1 3,4
TREATHENED(Ancaman)
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang 0,4 2 0,8
lebih professional
Semakin tinggi pengetahuan masyarakat tentang kesehatan 0,2 2 0,4
Adanya akreditasi rumah sakit 0,4 3 1,2
Total 1 2,4

2. Analisa SWOT M2

2 M2 (SARANA PRASARANA) Bobot Rating Bobot x


Internal Factore (IFAS) Rating
STRENGTH S – W
Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien , 0,2 4 0.8 =
tenaga kesehatan dan keluarga pasien. 3,7 –
2,2 =
Hampir semua alat terdapat petunjuk penggunaannya. 0,3 4 1,2 1,5

Pemilahan sampah sudah di bedakan medis, non medis dan benda 0,2 3 0.6
tajam

Tersedianya nurse station 0,2 4 0.8

Hampir semua kasus terdapat panduan Asuhan Keperawaan untuk 0,1 3 0.3
Memudahkan Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan

Total 1 3,7

WEAKNESS
Akses pintu yang dapat di lewati keluarga pasien di luar jam 0,3 4 1.3
kunjung

Peralatan yang kondisinya kurang baik dan yang nilai standart 0,3 3 0.9
kecukupanya kurang : alat pemeras pel

Total 0,6 2.2

Eksternal Factor (EFAS) O-T


OPPORTUNITY 3,8-
kunci pintu di luar jam kunjung hanya mengizinkan 1 orang 0,1 4 0.4 2,4 =
penunggu yang membawa kartu tunggu. 1,4

Memberikan stiker petunjuk jam kunjung untuk keluarga


pasien yang di tempelkan di depan/ samping pintu masuk

Kolaborasi dengan pusat informasi untuk memberikan


informasi waktu jam kunjung dan peringatan jam kunjung
yang sudah habis.

Memiliki kesempatan untuk mengganti alat-alat yang sudah 0,3 2 0.6


lama dipakai dan menggantinya dengan yang terbaru atau lebih
baik
Total 1 3,8

TREATHENED
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat akan saran dan 0,3 2 0,6
prasarana yang memadai
Adanya Fasilitas RS lain yang lebih memadai dalam hal 0,2 3 0,6
sarana dan prasarana
Sebagai syarat akreditasi 0,4 3 1,2

Total 1 2,4

3. Analisa SWOT M3

3 M3 (METODE) Bobot Rating Bobot


A. MAKP x
Internal Faktor (IFAS) Rating
STRENGTH
RS memiliki visi, misi sebagai acuan melaksanakan kegiatan 0,3 3 0,9 S-W
pelayanan 3,3-
Sudah ada Model MAKP tim primer yang digunakan 0,3 4 1,2 0,3 =
Ada SPO tentang pelaksanaan MAKP Tim-Primer 0,1 3 0,3 3
Terlaksananya komunikasi yang adekuat, perawat dan tim 0,1 3 0,3
kesehatan lain
Ruangan sudah mempunyai Standar Asuhan Keperawatan 0,1 3 0,3
Total 1 3,3
WEAKNESS

SDM secara kualifikasi belum memenuhi persyaratan untuk 0,1 3 0,3


MAKP Tim-Primer
Total 0,1 0,3

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen 0,4 3 1,2
keperawatan
Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa Keperawatan 0,3 3 0,9
dengan perawat ruangan
Ada kerjasama antara institusi lain dengan RS 0,3 2 0,6 O-T
Total 1 2,7 2,7-
THREATENED 2,4 =
Adanya akreditasi rumah sakit 0,4 3 1,2 0,3
Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap 0,3 2 0,6
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional

Adanya persaingan dengan RS lain 0.3 2 0,6


Total 1 2,4
B. Sentralisasi obat
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat di ruangan 0,3 4 1,2 S-W
Bima 3,1-
2,5 =
0,6
Tersedianya sarana dan prasaranan untuk pengeleloaan ODD 0,2 2 0,4
Kepala ruangan mendukung kegiatan ODD 0,2 3 0,6
Sudah dilakukan tindakan sentralisasi obat perawat yang 0,2 3 0,6
berkolaborasi dengan farmasi
Adanya format RPO 0,1 3 0,3
Total 1 3,1
WEAKNESS
Tindakan pengoplosan obat masih dilakukan oleh perawat 0.5 3 1,5
Ketersediaan obat yang terkadang belum lengkap 0.5 2 1
Total 1 2,5

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
Kerjasama yang baik antara perawat dengan petugas farmasi 0,6 3 1,8
Adanya mahasiswa keperawatan yang praktik 0,4 3 1,2 O-T
3-
2,5=
0,5
Total 1 3
TREATHENED
Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang 0,3 3 0.9
professional
Adanya akreditasi rumah sakit 0,3 4 1,2
Makin tinggi pengetahuan masyarakat tentang hukum 0,2 2 0,4
Total 1 2,5
C. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH S-W
RSUD Jombang merupakan RS Pendidikan tipe B 0,2 3 0,6 3,3-
Supervisi keperawatan sudah terlaksana 0,3 3 0,9 2,5 =
Adanya hubungan kerjasama antara kepala ruangan dan staf 0,2 3 0,6 0,8
Sudah terdapat format Supervisi 0,3 4 1,2
Total 1 3,3
WEAKNESS
Banyaknya kegiatan yang perlu disupervisi 0,5 3 1,5
Supervisi ruangan hanya dilaklukan sesuai kebutuhan dan 0,5 2 1
kebijakan kepala ruangan
Total 1 2,5
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa keperawatan yang praktik manajemen di 0,3 3 0,9 O-T
ruangan 3,3-2
= 1,3
Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman untuk DP3 0,3 4 1,2
(daftar penilaian prestasi pegawai)
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat 0.4 3 1,2
Total 1 3,3
THREATENED
Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan 1 2 2
pelayanan yang profesional
Total 1 2
D. Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap 0,3 3 0,9 S-W
pagi dan siang 3,1-3
= 0,1
Timbang terima sudah dilakukan setiap pergantian shift 0,3 4 1,2
Adanya klarifikasi perkembangan pasien 0,2 2 0,4
Adanya hand over untuk pelaporan timbang terima 0,2 3 0,6
Total 1 3,1
WEAKNESS
Timbang terima tidak menjelaskan adanya kejadian plebitis, 0,5 3 1,5
risiko jatuh, dan risiko dikubitus
Timbang terima tidak dilaksanakan tepat waktu 0,5 3 1,5
Total 1 3

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa manajemen praktik di ruangan 0,5 3 1,5 O-T
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa yang praktik 0,2 3 0.6 3-2
dengan perawat ruangan =1
Adanya sarana prasarana penunjang cukup tersedia seperti 0,3 3 0.9
adanya nurse station
Total 1 3
THREATENED
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,5 2 1
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung 0,5 2 1
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 2
E. DISCHARGE PLANNING
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
Sudah dilakukan discharge planning di Ruang Bima 0,3 3 0,9
Tersedianya format discharge planning di ruang Bima untuk 0,2 3 0,6 S-W
pasien pulang 3-2 =
1
Perawat melakukan dischart planning saat pasien masuk dan 0,2 3 0,6
sebelum pulang
Pendokumentasian discharge planningdilaksanakan 0,3 3 0,9
Total 1 3
WEAKNESS
Pendidikan kesehatan(health education)hanya dilakukan 1 2 2
dengan menggunakan lisan
Total 1 2
Ekternal Faktor (EFAS) O-T
OPPORTUNITY 2,7-2
Adanyamahasiswa yang praktik manajemen keperawatan 0,3 3 0,6 = 0,7
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan 0,4 3 1,2
perawat
Adanya kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran yang 0,3 3 0,9
diberikan
Total 1 2,7
TREATHENED
Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0,5 2 1
keperawatan yang profesional
Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,5 2 1
kesehatan
Total 1 2
F. RONDE KEPERAWATAN
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya 0,3 3 0,9
kegiatan ronde keperawatan
Adanya tenaga keperawatan Ners di ruang Bima sebanyak 7 0,3 4 1,2 S-W
orang (21%) 3,3-3
Ronde keperawatan dilaksanakan apabila terdapat kasus 0,4 3 1,2 = 0,3
yang memerlukan perhatian khuusus atau ada indikasi
(pasien dengan masalah yang sulit diatasi)
Total 1 3,3
WEAKNESS
Adanya kesulitan dalam menyesuaikan jadwal perawat 0,5 3 1,5
dengan tim kesehatan yang lain
Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum 0,3 3 1,5
merata
Total 0,8 3
O-T
Ekternal Faktor (EFAS) 3-2,5
OPPORTUNITY = 0,5
Adanya kesempatan dari karu untuk mengadakan ronde 1 3 3
keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik
Total 1 3
TREATHENED
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang lebih professional
Persaingan antar ruangan semakin kuat dalam pemberian 0,5 2 1
pelayanan
Total 1 2,5
G. DOKUMENTASI
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
Tersedianya sarana dan prasarana pendokumentasian untuk 0,2 3 0,6 S-W
tenaga kesehatan (sarana administrasi penunjang) 3,8-
3,2 =
0,6
Pendokumentasian menggunakan hand over CPPT (Catatan 0,4 4 1,6
Perkembangan Pasien Terintegrasi)
Dokumentasi keperawatan:pengkajian menggunakan format 0,4 4 1,6
tang telah ditentukan oleh pihak RS
Total 1 3,8 O-T
WEAKNESS 3-2,8
Dari observasi status pasien masih ada pengisian yang belum 0,5 3 1,5 = 0,2
lengkap,
Kelengkapan pengisian SOAP dalam lembar CPPT 0,5 3 1,5
Total 1 3,2

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
Adanya program pelatihan yang dapat membantu perawat 0,4 3 12
dalam melakukan dokumentasi
Adanya mahasiswa manajemen yang praktik di ruangan 0,3 3 0,9
Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,3 3 0,9
Total 1 3,0
TREATHENED
Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan 0,4 1 0,4
tanggung jawab dan tanggung gugat
Akreditasi rumah sakit terhadap sistem pendokumentasian 0,6 4 2,4
Total 1 2,8
H. PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
Sudah ada format penerimaan pasien baru dan tata tertib 0,4 4 1,6 S-W
pasien 3,2-
4=
-0,8
Proses pengkajian penerimaan pasien baru dilakukan oleh 0,4 3 1,2
perawat
Adanya kemauan dari perawat untuk melaksanakan 0,2 3 0,6
penerimaan pasien baru sesuai SPO
Total 1 3,2
WEAKNESS
Leaflet belum tersedia 1 4 4
Total 1 4
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
Adanya keluarga pasien lain yang memberikan informasi 0,5 4 2
pada klien baru untuk mengenalkan lingkungan ruangan jika
lupa
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat 0,5 3 1,5 O-T
3,5-3
Total 1 3,5 =0,5
TREATHENED
Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0,5 3 1,5
keperawatan yang professional
Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,5 3 1,5
kesehatan
Total 1 3

4. Analisis SWOT (M4)

M4 (KEUANGAN) Bobot Rating BxR Skor


Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH S-W
Ada pendapatan dari jasa medis pasien dengan BPJS yang dapat 0.5 4 2.0 3.5-
diklaim setelah perawatan 2.5
Administrasi dan keuangan sudah didokumentsikan dengan sistem 0.5 3 1.5 =1
komputerarisasi
Total 1 3.5
WEAKNESS
Tidak semua pasien yang menggunakan BPJS tagihannya sesuai 0,5 3 1,5
dengan paket INACBG nya.
Tidak semua pasien jam perawatanya sesuai dengan standart 0,5 2 1,0
perawatan
Total 1 2,5
Eksternal Faktor (EFAS)

OPPORTUNITY O-T
Pengeluaran sebagian besar dibiayai oleh Rumah sakit 0.5 3 1.5 2,5-
Ada kesempatan menggunakan instrument medis dengan re use 0.5 2 1.0 2.0
sehingga menghemat pengeluaran. =0.5
Total 1 2.5
THREATHENED
Setiap antar RS yang sama-sama menggunakan BPJS. 0.6 2 1.2
Adanya akreditasi rumah sakit 0.4 2 0.8
Total 1 2.0

5. Analisa SWOT (M5)

No. MARKET Bobot Rating BXR Skor


A. IFAS (Internal Factor Sistem)
STRENGTH

1. Rata-rata BOR cukup baik.(%) 0,3 3 0,9 S–W=


2. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di 0,2 3 0,6 3,2 – 2 =
rumah sakit 1,2
3. Ruang Bima merupakan ruang kelas 3 dan HCU 0,3 3 0,9
Isolasi
4. Adanya media promosi pelayanan yang sudah 0,2 4 0,8
baik yang dimiliki RSUD Jombang

TOTAL
1 13 3,2

WEAKNESS
1 2 2
Tidak adanya penanda di bed pasien tentang kondisi
khusus pasien (pasien resiko jatuh, dan pasien dengan
nama yang sama)
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan untuk peningkatan pelayanan 0,4 4 1,6 O–T=
yang berkualitas 3,7 – 2
2. Mahasiswa profesi Ners praktik manajemen 0,3 3 0,9 = 1,7

3.Kerjasama yang baik antara perawat dan 0,3 4 1,2


mahasiswa.
TOTAL 1 3,7

THREATENED
1. Adanya akreditasi RS 0,6 2 1,2
2. Adanya peningkatan standart yang harus
dipenuhi 0,4 2 0,8
TOTAL

1 2

Diagram Layang Analisa SWOT


3.2
3 AGRESIF
2.8
2.6
2.4
2.2
2
1.8 M5
1.6
1.4 M2
RV
1.2
TT M1
1
0.8 DP
PPB 0.6 RK ODD M4
0.4
DK MAKP
Axis Title

0.2
0
-0.2
-3.2 -3 -2.8-2.6-2.4-2.2 -2 -1.8-1.6-1.4-1.2 -1 -0.8-0.6-0.4-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2
-0.4
Keterangan : -0.6
M1 : Man -0.8
M2 : Material -1
M4 : Money -1.2
M5 : Marketing -1.4
MAKP : Method -1.6
-1.8
DK : Dokumentasi Keperawatan
-2
PPB : Penerimaan Pasien Baru
-2.2
RK : Ronde Keperawatan
-2.4
ODD : One Day Dose
-2.6
TT : Timbang Terima -2.8
DP : Discharge Planning -3
RV : Supervisi -3.2
Axis Title
BAB III
PERENCANAAN

3.1 PENGORGANISASIAN
1. Kepala Ruangan : Niken
2. Pembimbing Ruang :
3. Pembimbing Akademik : Dr. Ririn Probowati,S.Kp.,M.Kes
4. Ketua Kelompok : M. Dimas Firmansyah
5. Wakil Ketua : Laily Nur Jamilah
6. Sekretaris : 1. Adien Aprilatharani
2.Winda Nur Laili
7. Bendahara : 1. Ratna Andriyani Avivah
8. Humas : 1. Maya Dwi Arisanti

9. Perlengkapan : 1. Widia Ainunnisa


10. Penanggung Jawab kegiatan
Penanggung jawab MAKP
Supervisi Keperawatan : Maya Dwi Arisanti
Sentralisasi Obat : Adien Aprilatharani
Discharge Planning : M.Dimas Firmansyah
Ronde Keperawatan : Winda Nur Laili
Timbang Terima : Widia Ainunnisa
Dokumentasi Kep : Ratna Andriyani Avivah
Penerimaan pasien baru : Laily Nur Jamilah
RDK : M. Dimas Firmansyah dan Laily Nur Jamilah
`
2.1.1. Alokasi Waktu Dan Tempat
Penyelanggaraan praktik profesi ners manajemen keperawatan oleh kelompok
13, 14, dan 15 pada tanggal 15 – 27 Maret di Ruang Bima RSUD Jombang
3.2 MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAl (MAKP)
 Penanggung Jawab : M.Dimas Firmansyah S.Kep
 Tujuan :
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan
model keperawatan tim-primer di Ruang Bima RSUD Jombang
2. Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primer, mahasiswa mampu :
− Mengatur kebutuhan tenaga perawat
− Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan
− Melakukan sistem pendokumentasian
− Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
− Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lain
 Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Strategi
- Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Dougles dan Depkes

- Membuat jadwal shift

- Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga

 Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal mulai tanggal 15-17 Maret 2021.
 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Model asuhan keperawatan professional sebelum dilaksanakan di Ruang Bima
RSUD Jombang dikoordinasikan dengan pembimbing dan atas persetujuan dari
pembimbing.
2. Proses
Selama pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional di Ruang Bima
RSUD Jombang sesuai dengan rencana.
3. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat di Ruang Bima RSUD Jombang tentang
model asuhan keperawatan professional
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan metode SWOT kelompok
mencoba untuk menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional primary Nursing.
MAKP primer merupakan suatu metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang di tugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat .
Berikut ini model keperawatan primary Nursing :

STRUKTUR ORGANISASI MAKP

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat primer

Pasien / klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana jika


evening night diperlukan days

Gambar 3.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis & Huston, 1998)

3.2.1. Pembagian Tugas


1. Tugas Kepala Ruangan
1)Perencanaan
2)Pengorganisasian
3)Pengarahan
4)Pengawasan
5)Evaluasi
2. Perawat primer
a. Menerima overan klien setiap pengantian dinas pagi atau pada saat bertugas.

b. Melaksanakan pembagian klien pada perawat asosiet

c. Mengadakan pre atau post konferens dengan perawat asosiet.

d. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.

e. Menerima klien baru dan memberi informasi tentang tata tertib RS dan
ruangan, tenaga perawat dan dokter yang merawat dan adminisrasi

f. Membuat rencana keperawatan, catatan perkembangan dan resume


keperawatan.

g. Melakukan diskusi keperawatan kepada perawat asosiet.

h. Melakukan evakuasi asuhan keperawatan dan membuat laporan.

i. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi


kompleks.

j. Membuat perencanaan pulang

k. Memeriksa atau mengevaluasi laporan keadaan klien yang telah dibuat PA.

l. Melakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga.

m. Menyiapkan pelaksanaan asuhan keperawatan.

n. Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang ada.

o. Menciptakan kerja sama yang harmonis.

p. Melakukakolaborasi dengan tim kesehatan lain dan mengikuti visit atau ronde
medik.

q. Mengikuti ronde keperawatan.

r. Mengikuti kegiatan ilmiah.

s. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan.

3. Perawat Associated (PA)


a. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan
malam.

b. Mengikuti pre atau post comference dengan perawat primer.

c. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada di
tempat.

d. Melaksanakan rencana keperawatan.

e. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempat.

f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

g. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi


keperawatan yang ada diruangan.

h. Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostic atau laboratorium, pengobatan


dan tindakan.

i. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat


yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan ramah

j. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga.

k. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.

l. Menyimpan, memerihara peralatan yang diperlukan sehingga siap dipakai.

m. Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan.

n. Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP

o. Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada. 1

p. Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan lien setiap shif

q. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.

3.3. PERENCANAAN KEGIATAN MAKP


3.3.1. Penerapan Model Praktik Keperawatan Professional (MAKP)
3.4. SUPERVISI KEPERAWATAN
Penerapan Model Praktik Keperawatan Professional (MAKP) terdiri dari :
3.3.1 SUPERVISI KEPERAWATAN
Supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager berupa proses
pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
untuk pencapaian tujuan, meliputi:
1. Langkah-langkah Supervisi :
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan supervisi, instrumen.
b. Supervisi
1) Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan bersama-sama
perawat primer dan perawat pelaksana.
2) Supervisor meneliti dokumentasi status pasien.
3) Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan.
4) Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
5) Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada.
6) Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA
c. Evaluasi
1) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
2) Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP.
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar
manajemen, kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi Supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan
sesuai standart
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi
antara supervisor dan perawat pelaksana
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan
rencana yang spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreativitas dan motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat
dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
4. Tugas Supervisor.
a. Mempertahankan standart praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat.
e. Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
5. Teknik Supervisi
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Supervisor
terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan perbaikan
Prosesnya :
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi supervisor
2) Selama proses, supervisor memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
3) Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai,
yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki
kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun maupun lisan. Supervisor
tidak terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, seingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
6. Alur Supervisi
Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka Ru

Supervisi

Menetapkan kegiatan dan PP1 PP2


tujuan serta instrument / alat
ukur Delegasi
Menilai kinerja Perawat PA PA

 Feed back Kualitas Pelayanan Meningkat


 Koreksi atau
pemecahan masalah
 Reward /
Reinforcement Gambar 3.1.alur supervisi
Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan Supervisi
1 Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab : Maya Dwi Arisanti
b. Tujuan : Memberikan bantuan kebawahan secara lansung
sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanankan tugas atau
pekerjaan dengan baik.
c. Waktu : Jam 08.00 Sabtu, 20 Maret 2021
d. Rencana Kegiatan :
1) Membuat konsep supervisi keperawatan yang sesuai standar.
2) Menentukan materi supervisi keperawatan.
3) Merevisi format supervisi yang sesuai standar.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan supervisi keperawatan.
5) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
7) Melakukan evaluasi dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c) Menentukan materi supervisi.
2) Proses :
a) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan supervisor.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
c) Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA.

3.3.2 TIMBANG TERIMA


Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan laporan yang
berkenaan dengan keadaan pasien.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah
waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat
yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu,
informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan
perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Langkah-Langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan.
3. PP menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum.
b. Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.
d. Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas
dan tidak terburu-buru.
e. PP dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.

Tahapan
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan, Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk
melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
Klien

Diagnosis medis Diagnosis


Masalah kolaboratif keperawatan
Rencana
Tindakan
Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan
Perkembangan
keadaan klien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan


terdapat masalah baru
Gambar 3.2. Mekanisme Timbang Terima

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station (Nursalam, 2008).
1. Penerapan Timbang Terima

1.1 Penanggung jawab : Widia Ainunnisa

1.2 Tujuan :
Tujuan Umum : Mengkomunikasian keadaan pasien dan menyampaikan
informasikan yang penting.

Tujuan Khusus : 1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien

1. Menyampaikan hal yang sudah atau sebelum dilakukan dalam


asuhan keperawatan pada pasien.

2. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh


perawat dinas berikutnya.

3. Menyusun rencana kerja untuk dinasbrikutnya.

2 Waktu : Jumat, 19 Maret 2021 jam 08.00


1) Mendiskusikan teknik timbang terima bersama-sama dengan staf perawatan di
Ruang mawar RSUD Jombang
2) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan dan tertulis dalam buku operan.
3) Merevisi materi timbang terima dengan berfokus pada masalah keperawatan.
4) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
5) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift.
6) Dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab shift.
7) Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas.
8) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis yang
menggambarkan kondisi saat ini dengan tetap menjaga kerahasiaan klien.
9) Timbang terima berorientasi pada permasalahan keperawatan, rencana
keperawatan, tindakan dan perkembangan kesehatan klien.
10) Mendokumentasikan hasil timbang terima klien pada buku operan.

1.1 Kriteria Evaluasi :


ii. Struktur :
a) Menentukan penanggungjawab timbang terima.
b) Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf keperawatan.
c) Menentukan materi timbang terima.
d) Status pasien disiapkan.
e) Persiapan buku laporan timbang terima.
iii. Proses :
a) Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan staf keperawatan
pada pergantian shift.
b) Timbang terima dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab shift.
c) Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan
berdinas.
iv. Hasil
a) Perawat mampu meloparkan timbang terima yang berisi (identitas, diagnosis
medis, Hari rawat pasien,masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan
belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
b) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c) Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d) Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar perawat.
e) Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.

3.3.3 RONDE KEPERAWATAN


Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh Katim, kepala ruangan,
perawat pelaksana serta melibatkan seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b. Klien dengan kasus baru atau langka
2. Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. PP, PA,Karu,Gizi Farmasi Dan Fisoterapi serta DPJP dan konselor melakukan
diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PP, PA untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
1) Persiapan
a. Penetapan kasus maksimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian informed consent kepada klien / keluarga.
2) Pelaksanaan ronde
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor / kepala ruangan tentang masalah
klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan yang akan
ditetapkan.
3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
3. Alur Ronde Keperawatan
Ga

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/
Validasi data

Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP PELAKSANAAN Penyajian
Apa data yang mendukung?
DI NURSE STATION Bagaimana intervensi yang sudah
Masalah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?

Validasi Data
TAHAP RONDE PADA
BED KLIEN
Diskusi Katim-Katim,
Konselor,KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan-diskusi di


Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah

mbar 3.3 Alur Ronde Keperawatan


Penerapan Ronde Keperawatan
a. Penanggung jawab : Winda Nur Laili
b. Tujuan : Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berfikir kritis dan diskusi.
c. Waktu : Senin, 22 Maret 2021 / Jam :
d. Rencana Strategi :
1) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
2) Menentukan kasus sulit dengan masalah keperawatan yang tidak terselesaikan.
3) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
4) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Menyiapkan petunjuk tseknis pelaksanaan ronde keperawatan.
6) Membuat format pendokumentasian kegiatan ronde keperawatan.
7) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama dengan PPA
8) Mendokumentasikan kegiatan ronde keperawatan sesuai dengan format yang telah
dibuat.
9) Mengevaluasi kegiatan ronde keperawatan yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menetukan penanggungjawab ronde keperawatan.
b) Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
c) Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
2) Proses :
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf
keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien.
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi
masalah klien tersebut.
3) Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pasien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
3.3.4 Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik
material maupun nonmaterial dapat dieleminasi. Upaya sistematik meliputi uraian terinci
tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung
jawab dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diatur baik penerimaan stok, penyimpanan, distribusi dan pembariannya
oleh petugas khusus/ farmasi (UDD) atau diberikan kepada perawat selama 1 kali 24 jam
(ODD) (Nursalam, 2011).
1. Tujuan Sentralisasi Obat
Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi (Nursalam, 2011).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan:
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek.
c. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba.
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.
e. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
f. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
g. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).
2. Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan sentralisasi obat UDD adalah pengelolaan obat dimana
obat diberikan langsung oleh farmasi kepada pasien , kecuali obat injeksi yang
diserahkan kepada perawat, sesuai dengan jam pemberian pada setiap pasien.
Penanggung jawab pengelolaan obat langsung di handle oleh depo farmasi. Tugas
perawat dalam hal ini adalah mengawasi kepatuhan pasien dalam minum obat oral
dan memberikan terapi IV sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Penerimaan obat
a. Setiap visite dokter, obat dicatat oleh perawat pada resep dan billing
b. Kemudian perawat menyerahkan resep obat pada petugas farmasi
c. Petugas farmasi akan mengantarkan obat oral langsung kepada pasien setiap kali
minum. Sedangkan obat berupa injeksi diberikan kepada perawat sesuai
kebutuhan pasien, biasanya petugas farmasi akan mendistribusikan obat 3x sehari,
yaitu pagi, sore dan malam.
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk
selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk
selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memerhatikan alur yang tercantum
dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan dengan
terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat
menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping.
Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya
diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditujukan dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep kepada dokter
penganggung jawab pasien
5. Penambahan Obat Baru
Bila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian obat, maka informasi ini akan dokumentasi pada buku obat dan billing,
selanjutnya di konfirmasikan kepada depo farmasi.
6. Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan
yang memiliki harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan
dengan menggunakan format pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat
tersebut dan dilakukan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada
klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek
samping, penanggung jawab pemberian. Tempat obat, sebaiknya diserahkan atau
ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga pada saat pemberian obat. Alur pelaksanaan sentralisasi obat berdasarkan
menurut Nursalam 2011.

3.Alur Sentralisai Obat

Dokter Resep Perawat

Farmasi

Kroscek

Sesuai Tidak Sesuai


Pengaturan dan Dikembalikan Ke ruangan
pengelolaan oleh
petugas farmasi
Obat Habis
Penerimaan dan pendistribusian
oleh farmasi ke perawat
Obat sisa

Persetujuan Dikembalikan Ke Farmasi


2.1.1.1.1.1
keluarga

Pasien

2.1.1.1.1.2 Penerapan sentralisasi obat


2.1.1.1.1.3 Penanggung jawab : Adien Aprilatharani S.Kep
a. Tujuan : Menggunakan obatsecara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).
b. Waktu :
c. Rencana strategi :
1) Merencanakan sentralisasi obat klien dengan bekerja sama dengan perawat, dokter
dan bagian farmasi.
2) Membuat lembar persetujuan pasien/ keluarga pasien terhadap rencana dilakukannya
sentralisasi obat.
3) Membuat petunjuk teknis pengisian format sentralisasi obat.
4) Membuat format pemberian obat yang ringkas, lengkap dan jelas.
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan pengelolaan sentralisasi obat.
6) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sentralisasi obat.
d. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menetukan penanggungjawab sentralisasi obat.
b) Menyiapkan format sentralisasi obat
2) Proses :
a) Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
3) Hasil :
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat.
b) Perawat mampu mengelola obat klien.
c) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat meningkat.
d) Pengelolaan obat efektif dan efisien.

3.3.5 DOKUMENTASI KEPERAWATAN


Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses
keperawatan, standar keperawatan.
2.1.1.2 Tujuan Utama Pendokumentasian
a. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2.1.1.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan
waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang salah.
b. Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan perawat
untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah
dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya
masalah baru secara dini.
c. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien
sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
d. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien.
e. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
f. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
g. Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
2.1.1.4 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan
Perry,1984)
a. Jangan menghapus dengan tipe x atau menghapus tulisan yang salah. Cara yang
benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian dituliskan
kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.
b. Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat digunakan
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
c. Jangan tergesa – gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
d. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang kosong
dan bubuhkan tanda tangan.
f. Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
g. Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri.
i. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
j. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
1. Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada
model PIE. Teknik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian
masalah ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat
oleh katim.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi
tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi sesuai dengan hasil dari
jumlah ewss (setiap pergantian jaga).
2.1.1.5 Keuntungan
a. Memungkinkan pengguanaan proses keperawatan.
b. Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
c. Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
d. Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
2.1.1.6 Kerugian
a. Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
b. Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif uuntuk beberapa
situasi keperawatan.
2.1.1.7 Penerapan Dokumentasi keperawatan
a. Penanggung jawab : Ratna Andriyani A. S.Kep
b. Tujuan : Menerapkan system dokumentasi keperawatan dengan
benar diruang Paviliun Bima RSUD Jombang
c. Waktu : Senin, 22 Maret 2021/ Jam : 08.00
d. Rencana strategi :
1) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan keperawatan
sesuai dengan kasus di Ruang Bima
2) Merevisi format pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi asuhan keperawatan.
3) Membuat format pendokumentasian asuhan keperawatan SOAP
4) Melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bersama dengan perawat
ruangan.
5) Mengevaluasi pelaksanaan sistem dokumentasi asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan kasus
di Ruang Bima
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan format/pendokumnetasian keperawatan.
2) Proses :
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
c) Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk,
pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara ringkas, baik dan
benar.
b) Pendokumentasian dilakukan segera setelah melakukan tindakan keperawatan.
Dokumentasi asuhan keperawatan pada status pasien lengkap dan benar.
3.3.6 Discharge Planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi untuk
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang dan asuhan
keperawatan saat pasien di rumah.
1. Langkah-langkah dalam perencanaan pulang
a. Pra Discharge Planning :
1) Katim mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk pulang.
2) Katim melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan pulang.
3) Katim membuat perencanaan pasien pulang.
4) Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.
b. Tahap pelaksanaan Discharge Planning :
1) Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
2) Katim dibantu perawat pelaksana melakukan pemeriksaan fisik sesuai kondisi
pasien.
3) Katim memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien dan keluarga
untuk perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat yang harus diminum di
rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di
bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
4) Katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk mencoba
mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
5) Katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya bila
belum mengerti.
c. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
2) Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan keluarga jika
dapat melakukan dengan benar apa yang sudah dilaksanakan.
3) Follow up

Alur Discharge Planning

Menyambut
Menyambut kedatangan
kedatangan pasien.
pasien.
Orientasi
Orientasi ruangan,
ruangan, jenis
jenis pasien,
pasien, peraturan
peraturan &
& denah
denah
Pasien Masuk ruangan.
ruangan.
RS Memperkenalkan
Memperkenalkan pasien
pasien pada
pada teman
teman sekamar,
sekamar, perawat,
perawat,
dokter & tenaga kesehatan yang lain.
dokter & tenaga kesehatan yang lain.
Melakukan
Melakukan pengkajian
pengkajian keperawatan.
keperawatan.

Pemeriksaan klinis & pemeriksaan


penunjang yang lain. Perawat
Melakukan asuhan keperawatan. Dokter
Pasien Selama Penyuluhan kesehatan : penyakit, Tim kesehatan
di rawat perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, lain
kontrol.

Pasien KRS Perencanaan pulang

Program HE :
Pengobatan / kontrol. Lain - lain
Kebutuhan nutrisi Surat kontrol
Aktivitas & istirahat Resep
Perawatan di rumah Sisa obat
Foto

Monitoring oleh petugas


kesehatan & keluarga

Kontrol RS Home Care


2.1.1.7.1.1.1 Gambar 3.5 Alur Discharge Planning

Tahapan Discharge Planning


3 Penanggung jawab : M. Dimas Firmansyah S.Kep
4 Tujuan : 1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara
fisik,psikologis, dan social
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga

3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien

5 Waktu : Sabtu,
Rencana Strategi :
a. Mendiskusikan sistem pendokumentasian kegiatan
discharge planning dengan Kepala Ruang
b. Membuat format pendokumentasian discharge planning.
c. Membuat petunjuk teknis pengisian format discharge
planning.
d. Merencanakan jadwal pelaksanaan discharge planning
pada pasien baru datang, selama perawatan dan akan pulang.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada pasien baru
datang, selama perawatan dan akan pulang.
f. Melaksanakan pendokumentasian discharge planning
dengan benar.
g. Evaluasi sistem pelaksanaan discharge planning yang telah
dilakukan.
Kriteria evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
2) Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
Evaluasi proses :
1) Discharge Planning dilaksanakan pada semua pasien pulang.
2) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien.
Evaluasi hasil :
1) Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang.
2) Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat
yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana kontrol,
yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.

3.3.7 PENERIMAAN PASIEN BARU


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2013)
Tujuan :
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
b. Meningkatkan komunikasi antar perawat dengan klien.
c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.
e. Pasien dapat mengetahui kondisi ruangan
1) Mengetahui rencana perawatan yang akan di terimanya.
2) Pasien dapat mengetahui rencana tindakan medik (dokter yang menangani dan
jadwal visite).
3) Pasien dan keluarga mengetahui tentang tata tertib ruangan.
4) Pasien mengetahui tentang hak-hak dan kewajiban pasien
Tahapan Penerimaan Pasien Baru
a. Tahap pra penerimaan pasien baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan.
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru.
4) Menyiapkan format pengkajian.
5) Menyiapkan nursing kit.
6) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat.
7) Menyiapkan lembar serah terima obat.
8) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan.
9) Menjelaskan hak-hak pasien.
10) Alat-alat dan sarana penujang seperti Oksigen, standart infus
b. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1) Pasien baru datang diruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan perawat assoasited.
2) Perawat primer menunjukan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ketempat
yang telah di tetapkan.
3) Perawat associated bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ketempat
tidur (apabila ada pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan diberikan posisi
yang nyaman.
4) Perawat Primer yang diberi delegasi oleh KARU memberikan informasi tentang
segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien mulai dari tempat
pengambilan obat, kamar mandi, Nurse Station, dll.
5) Perawat Primer memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar bila ada.
6) Barang-barang untuk pasien di inventarisasi, yang diperlukan diletakan di lemari
pasien, yang tidak diperlukan dapat dibawa pulang oleh keluarganya.
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggung jawab/akan merawat
klien.
b. Letak kamar perawat, ruang konsultasi dokter, dan kamar mandi/WC.
c. Jam berkunjung
Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga terdekat
dan masing – masing pasien hanya boleh satu penunggu.
Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
 Sentralisasi obat
 Tata cara pembayaran jasa RS.
d. Dokter, nama kepala ruangan, perawat penanggung jawab pasien dan tenaga
non perawat yang akan berhubungan dengan pasien.
e. Fasilitas dari yang dapat digunakan oleh klien (tempat tidur, almari, lampu, dan
kamar mandi)
8) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan,
misalnya : mengenai tata tertib pengunjung.
9) Apabila pasien dan keluarga telah memahami apa telah yang dijelaskan oleh
perawat, pasien dimintai menandatangani lembar penerimaan pasien baru dan
persetujuan sentralisasi obat.
10) Perawat mempersilahkan keluarga lain untuk keluar.
11) Perawat Primer melaksanakan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan


a. Pelaksanan secara efektif dan efisien.
b. Dilakukan oleh kepala ruangan atau Perawat Primer atau Perawat Assosiated yang telah
diberi wewenang.
c. Saat pelaksanan tetap menjaga privasi klien.
d. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik
Peran Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru
a. Kepala ruangan
1) Menerima pasien baru
2) Menyetujui dan menandatangani lembar pasien baru masuk rumah sakit.
b. Perawat Primer
1) Menyiapkan kelengkapan dalam penerimaan pasien baru masuk rumah sakit,
seperti : format penerimaan pasien baru, format pengkajian, format persetujuan
sentralisasi obat.
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab
5) Mengorientasikan klien pada ruangan.
6) Memberi penjelasan tentang hak pasien dan tata tertib ruangan
7) Memberi penjelasan alur administrasi
8) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru.
c. Perawat Associated
Membantu PP dalam pelaksanan peneriman pasien baru.
1. Penerapan penerimaan pasien baru
a. Penanggung jawab : Laily Nur Jamilah
b. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Setelah melakukaan penerimaan pasien baru, mahasiswa mampu menjalin
hubungan yang baik dengan pasien.
2. Tujuan Khusus
− Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum dan salam
− Meningkatkan komunikasi terapeutik antara perawat, keluarga dan pasien
− Mengetahui kondisi pasien secara umum
− Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
− Mengurangi kecemasan keluarga dan pasien
− Membina hubungan saling percaya
c. Waktu : 20 maret 2021
d. Rencana strategi :
 Menyusun teknis penerimaan pasien baru bersama sama dengan perawat
ruangan.
 Menunjuk perawat untuk menerima pasien baru dan mengorientasi pasien
baru beserta keluarga.
 Melaksanakan penerimaan pasien baru
 Melengkapi dokumen penerimaan pasien baru
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
 Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru,inform consent sentralisasi obat,format pengkajian,nursing
kit,status,lembar kuisioner tingkat kepuasan pasien dan lembar tata
tertib pasien dan pengunjun.
 Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh karu,pp dan pa
sedangkan pada shift sore di lakukan oleh pp dan pa.
2) Proses :
 IGD menelfon keruangan untuk memberitahukan identitas dan diagnosa
pasien baru yang akan di kirim ke ruangan
 Karu memberikan tugas kepada PP dan memberitahukan bahwa akan
ada pengiriman pasien baru oleh igd.
 PP menyiapkan dokumen tambahan pada lembar RM dari igd
 Pasien baru dikirim ke ruangan
 PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan di bantu oleh pa
 Pasien baru di berikan penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan,
medis serta tata tertib ruangan.
 Perawat melakukan komunikasi teraopeutik dengan klien dan perawat.
3) Hasil :
a) Hasil penerimaan pasien baru di dokumentasikan dengan benar
b) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan
c) Pasien sudah menandatangani persetujuan penerimaan pasien baru.
BAB IV
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang Bima MAKP ditekankan

pada komponen utama yaitu: (1) Penetapan tenaga keperawatan,(2) Sarana prasarana (3) Sistem

MAKP, (4) Penerimaan Pasien Baru, (5) Sentralisasi obat, (6) Timbang Terima, (7) Discharge

Planning, (8) Supervisi, (9) Ronde Keperawatan dan (10) Dokumentasi Keperawatan.

4.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan

1. Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan buku pencatatan jumlah penderita setiap hari serta tingkat

ketergantungannya.
b. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat

ketergantungan klien.

2. Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data mengenai jumlah klien serta tingkat ketergantungannya pada

pagi, siang, malam mulai minggu kedua sampai minggu ketiga.

b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga

berdasarkan tingkat ketergantungan klien

c. Melakukan penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada shift pagi,

sore dan malam.

Kepala Ruangan = orang


Perawat Primer = orang
Perawat Associete = orang
Libur = orang
Jumlah = orang
3. Hambatan

(.............................)

4. Dukungan

(.............................)

4.2 Sarana dan Prasarana

1. Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:

1.

2.
2. Pelaksanaan

3. Hambatan

(...................................)

4. Dukungan

(...................................)

4.3 Model Pemberian Asuhan Keperawatan

1. Persiapan

Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan keperawatan primer.

Adapun bagan struktur organisasi ruangan kelolaan mahasiswa adalah sebagai berikut :

TEAM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS

PERAWAT PRIMER
PERAWAT PRIMER

PERAWAT
PERAWAT
ASSOCIATE
ASSOCIATE
KLIEN
KLIEN

Gambar 4.1 Bagan Pengembangan MAKP : Keperawatan Primer

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tahap pertama minggu (.......................). Selama jaga dinas mahasiswa

mencoba melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki mahasiswa dengan bantuan pembimbing dari perawat ruangan.

Setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan peran dari Kepala Ruangan,

Perawat Primer, Perawat Associate dengan pembagian yang cukup adil.

3. Hambatan

(..........................)

4. Dukungan

(..........................)

4.4 Penerimaan Pasien baru

1. Persiapan

Penerimaan klien baru sebenarnya bagian dari MAKP (..................), penerimaan

klien baru ini merupakan kegiatan tambahan. Persiapan penerimaan klien baru meliputi :

a. Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan klien baru.

b. Menyusun proposal kegiatan

c. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

d. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien baru dari

ruangan lain (obat, alkes dan data pemeriksaan penunjang yang dibawa), lembar tata
tertib pasien dan pengunjung ruangan, lembar pernyataan rawat inap, lembar

persetujuan sentralisasi obat dan format pengkajian.

e. Menyiapkan peralatan medis (Nurse Kit) yang dibutuhkan

2. Pelaksanaan
Topik :
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penanggung Jawab :
Kepala Ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Associate :
Perawat IGD :
Pasien :
Pembimbing ruangan :
Pembimbing akademik : Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes
Acara dihari oleh :
a. Pembimbing ruangan (....) orang
b. Pembimbing akademik (....) orang
c. Mahasiswa STIKES PEMKAB JOMBANG sebanyak (....) orang
Penerimaan klien baru dilaksanakan mulai tanggal (.........) penerimaan klien baru

dilaksanakan pada setiap klien yang masuk kelolaan kelompok, yaitu di ruang (..........),

penerimaan semua pasien baru telah didokumentasikan oleh kelompok. Role play

penerimaan pasien baru dilaksanakan oleh PP setelah diberi infomasi oleh kepala ruangan

dan dilakukan pada (....) kelas (....) bed (....) dengan diagnosa (....) pada hari (.......).

Kepala ruangan, PP dan PA kemudian menuju ke kamar klien. Karu memperkenalkan

diri, PP, dan PA kepada klien. PP memberikan penjelasan tentang: identitas perawat yang
bertanggung jawab, penjelasan tentang penyakit yang diderita, tindakan-tindakan yang

akan diberikan, dokter penanggung jawab dan tenaga non keperawatan (ahli gizi), hak

dan kewajiban klien, tata tertib di ruangan, orientasi sarana yang ada di ruangan,

perkenalkan klien baru dengan klien lain sekamar, penjelasan tentang sentralisasi obat.

Pelaksanaan penerimaan pasien baru di ruang (….) sudah dilakukan secara optimal,

ada penjelasan tentang dokter yang merawat, perkenalan diri perawat serta orientasi

ruangan, ada buku penerimaan pasien baru.

3. Hambatan

(........................)

4. Dukungan

(........................)

4.5 Sentralisasi Obat

1. Persiapan

a. KARU memberitahukan kepada PP pada pasien baru akan

dilakukan penjelasan tentang sentralisasi obat yang dilakukan di ruang (...)

b. PP Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed

consent, format serah terima obat, format persetujuan dilakukan sentralisasi obat dan

format pemberian obat.

c. PP Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter

dan bagian farmasi.


d. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi

obat.

2. Pelaksanaan
Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pengorganisasian
Penanggung Jawab :
Kepala Ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Associate :
Petugas farmasi :
Pembimbing pendidikan : Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes
Pembimbing Ruangan : -
-
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan pada tanggal (...........) dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh kelompok, mulai dari informed concent, pengelolaan hingga pemberian
obat inhalsi . Kegiatan role play sentralisasi obat dilakukan pada hari (...................)
Kegiatan dilakukan setelah PP menyampaikan kepada kepala ruangan bahwa akan
dilakukan sentralisasi obat pada (..........) kelas (........) bed (............) dengan diagnosa
(............). PA memanggil penanggungjawab klien kemudian kepala ruangan membuka
kegiatan dilanjutkan dengan PP memberikan penjelasan kepada klien tentang pelaksanaan
sentralisasi obat termasuk penjelasan tentang dosis sehari yang diterima klien, setelah
keluarga klien mengerti dan memahami, keluarga klien menandatangani persetujuan
sentralisasi obat.
3. Hambatan

(...........................)

4. Dukungan

(...........................)
4.6 Timbang Terima Keperawatan

1. Persiapan

Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada tanggal (..................). Persiapan

yang dilakukan antara lain :

a. Setelah penanggung jawab timbang terima ditunjuk, disusun

proposal kegiatan.

b. Menyusun format timbang terima klien serta petunjuk teknis

pengisiannya.

c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang

terima keperawatan.

d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.

2. Pelaksanaan
Hari / tanggal :
Pukul :
Pelaksana :
Tempat : Nurse Station, ruang (.................)
Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing dari pendidikan (...) orang.


2. Pembimbing dari ruangan (...) orang.
3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak (....) orang.
6 Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Kepala Ruangan :
PP 1 :
PP 2 :
Pembimbing : Dr. Ririn Prbowati, S.Kp., M.Kes
Supervisor :
Pasien : Pasien Kelolaan (................)

Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada pada tanggal (…) 2020. Pelaksanaan

peran timbang terima dilaksanakan hari (...................)

Timbang terima diawali di nurse station dengan berdoa. Timbang terima dilakukan

dengan menyampaikan : identitas klien, diagnosis medis, keluhan klien, masalah

keperawatan, data subyektif, data obyektif, intervensi yang sudah dan belum

dilaksanakan, diit dan pesan khusus. Setelah semua klien ditimbang terimakan, perawat

melakukan validasi data dengan mendatangi klien satu persatu. Setelah validasi data

selesai perawat kembali ke nurse station dan melakukan klarifikasi. Setelah itu PP, PA

dan kepala ruangan menandatangani lembar timbang terima.

Secara umum pelaksanaan timbang terima telah baik dan berjalan dengan sesuai alur.

Klarifikasi sudah dilakukan setelah validasi ke pasien.

Pelaksanaan timbang terima di ruang (..................) informasi yang disampaikan

meliputi masalah dan masalah keperawatan. Timbang terima dihadiri oleh seluruh

perawat yang bertugas baik shif sebelum atau shif selanjutnya. Timbang terima dilakukan

di nurse station, serta dilakukan validasi ke pasien.

3. Hambatan

(...............................)

4. Dukungan

(..........................)

4.7 Ronde Keperawatan


1. Persiapan yang dilakukan antara lain:

a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.

b. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan klien yang akan

dirondekan.

c. Menyiapkan informed consent untuk pasien yang dirondekan

2. Pelaksanaan
Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pengorganisasian
Penanggung Jawab :
Kepala ruangan :
Perawat Primer 1 :
Perawat Primer 2 :
Perawat Primer 3 :
Perawat Konselor :
Perawat Associate 1 :
Perawat Associate 2 :
Perawat Associate 3 :
Perawat Associate 4 :
Perawat Associate 5 :
Perawat Associate 6 :
Dokter PPDS :
Ahli Gizi :
Apoteker :
Kepala Ruangan :
Pembimbing Ruangan :
Pembimbing akademik : Dr. Ririn Probowati, S.Kp.,M.Kes
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari (................) Ronde keperawatan

dilaksanakan pada klien “..... ” dengan diagnosa medis (..........) Laparatomi dan adanya

masalah keperawatan yang belum teratasi sehingga klien mengalami hari rawat yang

panjang. Ronde keperawatan menghadirkan dokter, ahli gizi, dan Apoteker.

3. Hambatan

(.........................)

4. Dukungan

(........................)

4.8 Supervisi Keperawatan

1. Persiapan

a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan

b. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan supervisi tindakan

keperawatan injeksi intravena.

c. Menyusun instrumen supervisi dan format lainnya.

d. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

2. Pelaksanaan

Topik :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Pengorganisasian

a. Penanggung Jawab :
b. Kepala ruangan :
c. Perawat Primer :
d. Perawat Associate :
e. Pembimbing Lahan :
f. Pembimbing akademik : Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes

Kegiatan supervisi keperawatan yang dihadiri oleh pembimbing akademik dan


ruangan dilaksanakan pada hari (..........) Supervisi diawali pada saat PA sedang
melaksanakan kegiatan Pemberian Obat Melalui intravena. Pelaksanaan didelegasikan PP
kepada PA, pendokumentasian kegiatan dan penyampaian hasil supervisi oleh kepala
ruangan.
Di ruang (…) sudah dilakukan supervisi tetapi pendokumentasiannya belum
dilakukan sesuai manajemen keperawatan.
3. Hambatan

(..................)

4. Dukungan

(................)

4.9 DischargePlanning

1. Persiapan yang dilakukan antara lain :

b.Ditunjuk penanggung jawab discharge planning

c.Penanggung jawab menyusun proposal dan menyiapkan format discharge planning

yang dibuat mahasiswa

d.Penanggung jawab membuat leaflet sesuai dengan kasus.

e.Menyiapkan pasien kelolaan yang akan dilakukan discharge planning

f.Mengadakan pendekatan dengan klien dan keluarga mengenai discharge planning.

g.Mengadakan pendekatan dengan tim kesehatan lain untuk persiapan discharge

planning.
2. Pelaksanaan

Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pengorganisasian
Penanggung Jawab :
Kepala ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Asosiate :
Pembimbing Lahan :
Pembimbing akademik : Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes

Pelaksanaan discharge planning pada (.................) yang dilakukan oleh PP, antara

lain:

a. PP memberikan HE (Health Education) pada klien mulai klien datang, selama

perawatan dan saat akan pulang atau yang direncanakan pulang meliputi : diet, obat,

aktivitas, istirahat, tempat dan waktu kontrol, apa saja yang dibawa pulang dan yang

dibawa kontrol serta hal-hal yang harus diperhatikan.

b. Saat ada rencana klien pulang, PP memberikan penjelasan, kartu perencanaan pulang

dan leaflet kepada keluarga.

c. Setelah klien mendapatkan discharge planning, maka keluarga klien menandatangani

format discharge planning.

d. Kegiatan role play discharge planning yang dihadiri oleh pembimbing klinik dan

akademik berlangsung pada hari (…) bulan (…) 2020 (…) WIB. Discharge planning

diberikan kepada keluarga klien “(…)” dengan diagnosis (…).


e. Hambatan

(.................)

f. Dukungan

(...................)

4.10 Dokumentasi Keperawatan

1. Persiapan

Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal (.............). Format

asuhan keperawatan yang disediakan terdiri dari lembar penerimaan pasien baru, lembar

serah terima pasien baru,tata tertib ruang anak, lembar persetujuan rawat inap, lembar

persetujuan sentralisasi obat, format pengkajian,asuhan keperawatan,lembar visite dokter,

catatan perkembangan, lembar observasi cairan, lembar observasi vital sign, lembar

pemberian obat injeksi dan oral,lembar persetujuan tindakan, lembar penolakan tindakan,

discharge planning, timbang terima, dan resume keperawatan.

2. Pelaksanaan
Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pengorganisasian
Penanggung Jawab :
Kepala ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Asosiate :
Pembimbing Lahan :
Pembimbing akademik : Dr.Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian format lembar

penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien baru, tata tertib ruang anak, lembar

persetujuan rawat inap, lembar persetujuan sentralisasi obat, format pengkajian, asuhan

keperawatan, lembar visite dokter, catatan perkembangan, lembar observasi cairan,

lembar observasi vital sign, lembar pemberian obat injeksi, lembar pemberian obat oral,

lembar persetujuan tindakan, lembar penolakan tindakan, discharge planning, timbang

terima, dan resume keperawatan.

PP dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA terutama jika PP sedang

melaksanakan tugas lain atau jika intensitas kesibukan tinggi misalnya jumlah klien baru

yang banyak.

3. Hambatan

(...............)

4. Dukungan

(..............)

4.11 Money (M4)

1. Persiapan

(............................)

2. Pelaksanaan

(.........................)

3. Hambatan

(.........................)

4. Dukungan
(.............................).

4.12 Marketing (M5)

1. Persiapan

(…………)

2. Pelaksanaan

(…………)

BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil praktek menejemen yang dilaksanakan di (…) tanggal (…) 2020,
maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
6.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran dari penulis yakni
sebagai berikut :
6.2.1 Teoritik
6.2.2 Praktis

DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa : Dika Sukmana .

Jakarta
2003. Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Keperawatan : Disampaikan pada perkuliahan PSIK

FK Unair (tidak dipublikasikan).

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam.2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.

Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam 2016. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.

Jakarta : Salemba Medika.

Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

PSIK. 2007. Buku Panduan Manajemen Keperawatan: Program Pendidikan Ners. Surabaya.

WHO. 2002. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer (On Being in Charge: A guide to

Management in Primary Health Care). Jakarta: EGC.

LAMPIRAN 1

LEMBAR CHECKLIST KLASIFIKASI PASIEN BERDASARKAN TINGKAT


KETERGANTUNGAN

RUANGAN :
HARI/TANGGAL :

Berikan Tanda Centang (V) Pada Tempat Tingkat Ketergantungan Pasien

NO NAMA PASIEN DIAGNOSA TINGKAT KETERGANTUNGAN


MINIMAL INTERMEDIET TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

LAMPIRAN 2
Llampiran 3

Anda mungkin juga menyukai