HIPERTENSI
OLEH:
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus tugas Stase Keperawatan Keluarga Program Studi Profesi Ners
STIKES Pemkab Jombang Tahun Ajaran 2020/2021
Nama : Riska Dwi W.
NIM : 201204056
Telah di konsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Stase Keperawatan Keluarga
Ners STIKES Pemkab Jombang pada:
Hari :
Tanggal :
Jombang, 2021
DENGAN HIPERTENSI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
1998).
2. Tipe Keluarga
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak
yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family seperti, paman, tante, orang tua (kakek-nenek),
keponakan.
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kematian.
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang
4. Struktur Keluarga
a. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari
keluarga.
sedarah suami.
sedarah istri.
2004).
5. Fungsi keluarga.
perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga yaitu upaya keluarga
untuk mencari pertolongan yang tepat yang sesuai dengan keadaan keluarga.
keterbatasan. Oleh karena itu, anggota keluarga yang sakit perlu perawatan
yang sakit.
keluarga. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keparahan
penyakit atau keberhasilan suatu tindakan kesehatan yang telah dilakukan oleh
keluarga.
B. HIPERTENSI
1. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).
2. ETOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan
penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi
primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke
penderita hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,
pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk
pertimbangan gerontologi perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
4. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor
yang dapat diubah :
1) Dapat Diubah
a. Gaya hidup modern
b. Pola makan tidak sehat
c. Obesitas
2) Tidak Dapat Diubah
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
5. KALSIFIKASI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Bloods Preassure (JNC) ke-VIII dalam Smeltzer & Bare
(2010) yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah systole dan <85 mmHg untuk tekanan darah diastole.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
3) Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
4) CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
5) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. KOMPLIKASI
1) Stroke
2) Infark miokard
3) Gagal ginjal
4) Gagal Jantung
5) Kerusakan pada mata
8. PENATRALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di atas
140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1) Nonarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
b. Mengurangi asupan natrium (sodium)
c. Menghindari merokok
d. Penurunan stress
e. Terapi relaksasi progresif
2) Farmakologi
a. Golongan Diuretik
b. Penghambat Adrenergik
c. ACE-inhibitor
d. Angiotensin-II-bloker
e. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh dara dengan mekanisme yang
berbeda.
f. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan
tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah
dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena : diazoxide, nitroprusside,
nitroglycerin, labetalol.
a.
woc
ASKEP TEORI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan
kecematan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini
terbagi atas :
1 Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri Observasi :
pencedera fisiologis selama 2x24 jam, maka :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Keluhan nyeri Menurun kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi nyeri
3. Sikap protektif menurun Terapeutik :
4. Mual dan muntah menurun
5. Nafsu makan membaik 1. Berikan teknik nonfarmakolois untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun
2013. Diakses: 20 Februari 2018, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%
20Riskesdas%20 2013.pdf.
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ed.8 vol 3. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran : EGC
FORMAT PENGKAJIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Saat ini Riwayat Penyakit/ Alergi
1 Ny p Hipertensi HIpertensi
C. STRUKTURKELUARGA
Pola Komunikasi : √ Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah √ Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : √ Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalamkeluarga: Ny P
Genogram
D. FUNGSI KELUARGA √
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : √ Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik √ Kurang Baik
E. POLA KOPINGKELUARGA
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat
: Ya /Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: nakes dip km waktu priksa
Kader Tenaga kesehatan, yaitu ……………………………………………………………
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana
bentuk tindakan upaya peningkatankesehatan),
Ya/Tidak,jelaskan karna Ny P dan keluarga tidak mengetahui penyebab dari hipertensi ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya
: Ya Tidak , Jelaskan..karna Ny P jarag kontrol..........................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya/Tidak,jelaskan
.................................................................................................................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Ya Tidak,jelaskan karna Ny P pola makan nya tidak di control .
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan:
Ya/Tidak, jelaskan ........................................................................................... ................. .......................
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya:
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I √ Kemandirian II
1 DO : Manejement
perawatan jangka
- karna Ny P dn keluarga tidak bisa panjang
membedakan pusing karna
hipertensi atau penyakit lainya
- TD : 160/80
DS :