Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

HIPERTENSI

OLEH:

RISKA DWI WIRMATIANA


NIM. 201204056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

TAHUN 2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus tugas Stase Keperawatan Keluarga Program Studi Profesi Ners
STIKES Pemkab Jombang Tahun Ajaran 2020/2021
Nama : Riska Dwi W.

NIM : 201204056

Telah di konsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Stase Keperawatan Keluarga
Ners STIKES Pemkab Jombang pada:

Hari :

Tanggal :

Jombang, 2021

Pembimbing Akademik Mahasiswa

RISKA DWI WIRMATIANA


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada didalamnya

terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai

tujuan bersama (Friedman, 1998).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes R.I,

1998).

2. Tipe Keluarga

Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :

a. The Nuclear family (keluarga inti)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak

(kandung atau angkat).

b. The extended family (keluarga besar)

Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga

yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family seperti, paman, tante, orang tua (kakek-nenek),

keponakan.

c. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

bersama dalam satu rumah.

d. Single parent (orang tua tunggal)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

(kandung atau angkat). Kondisi ini disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

e. The single adult living alone/single adult family

Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang

hidup sendiri karena pilihannya atau terpisah (perceraian atau ditinggal

mati) (Ali, 2010).


3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tabel 3.0 Tugas Perkembangan Keluarga (Friedman, 2012).

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama


a. Keluarga Baru Menikah 1) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi
satu sama lain
2) Berhubungan dengan sanak saudara secara
harmonis
3) Perencanaan keluarga (keputusan tentang
menjadi orang tua)

b. Childbearing Family, 1) Tahap II Membentuk keluarga muda sebagai


Setelah Anak Lahir suatu unit yang stabil (menggabungkan bayi
yang baru kedalam keluarga).
2) Memperbaiki hubungan setelah terjadinya
konflik mengenai tugas perkembangan dan
kebutuhan berbagai anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
4) Memperluas hubungan dengan keluarga besar
dengan menambah peran menjadi orangtua dan
menjadi kakek/nenek.

c. Keluarga dengan anak 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti


usia pra-sekolah rumah, ruang, privasi, dan keamanan yang
mamadai.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota
keluarga baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak lain.
4) Mempertahankan kebutuhan yang sehat
didalam keluarga

d. 1) Menyosialisasikan anak-anak, termasuk


Keluarga dengan anak meningkatkan prestasi sekolah dan membantu
usia sekolah hubungan anak-anak yang sehat dengan teman
sebaya.
2) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama


e. Keluarga dengan anak 1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
Remaja jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan
semakin otonomi.
2) Memfokuskan kembali hubungan pernikahan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua
dan anak

f. Keluarga melepaskan 1) Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak


anak dewasa muda dewasa muda, termasuk memasukkan anggota
keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan.
3) Membantu orangtua suami dan istri yang sudah
menua dan sakit.

g. 1) Tahap VII Menyediakan lingkungan yang


Orang tua paruh-baya meningkatkan kesehatan.
(keluarga usia 2) Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang
pertengahan) bermakna antara orangtua yang telah menua
dan anak mereka.
3) Memperkuat hubungan pernikahan

h. 1) Tahap VIII Mempertahankan penataan hidup


Keluarga dalam tahun yang memuaskan
terakhir (keluarga usia 2) Menyesuaikan terhadap penghasilan yang
tua) berkurang
3) Mempertahankan hubungan pernikahan
4) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan
keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan
integrasi kehidupan)

4. Struktur Keluarga

Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga

secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.

a. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari

dan dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

b. Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara keluarga

berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama, dan bagaimana

peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi. Perlu

dijelaskan hal-hal apa saja yang juga memengaruhi komunikasi

keluarga.

c. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk

memengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.


d. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

e. Matilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

f. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

g. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

h. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Suprajitno,

2004).

5. Fungsi keluarga.

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga

atau sesuatu tentang apa yang harus dilakukan oleh keluarga.

Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :

a. Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.


b. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi (Socialization and social

placement function) adalah fungsi mengembangkan dan melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi (The Economic Function), yaitu keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care

Function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

6. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga memiliki tugas di

bidang kesehatan menurut Friedman (2003), yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu anggota keluarga perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami

anggota keluarga jika menyadari adanya perubahan keluarga, perlu

dicatat kapan terjadinya perubahan yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga yaitu upaya keluarga

untuk mencari pertolongan yang tepat yang sesuai dengan keadaan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar

masalah kesehatan dapat berkurang atau teratasi.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit adalah dimana keluarga telah

mengambil tindakan yang tepat dan benar namun keluarga memiliki

keterbatasan. Oleh karena itu, anggota keluarga yang sakit perlu perawatan

lanjutan yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan atau di rumah jika

keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga. Hal ini diperlukan untuk menunjang perawatan anggota keluarga

yang sakit.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keparahan

penyakit atau keberhasilan suatu tindakan kesehatan yang telah dilakukan oleh

keluarga.
B. HIPERTENSI

1. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).
2. ETOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan
penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi
primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke
penderita hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,
pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk
pertimbangan gerontologi perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

4. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor
yang dapat diubah :
1) Dapat Diubah
a. Gaya hidup modern
b. Pola makan tidak sehat
c. Obesitas
2) Tidak Dapat Diubah
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
5. KALSIFIKASI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Bloods Preassure (JNC) ke-VIII dalam Smeltzer & Bare
(2010) yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah systole dan <85 mmHg untuk tekanan darah diastole.

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
3) Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
4) CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
5) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. KOMPLIKASI
1) Stroke
2) Infark miokard
3) Gagal ginjal
4) Gagal Jantung
5) Kerusakan pada mata

8. PENATRALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di atas
140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1) Nonarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
b. Mengurangi asupan natrium (sodium)
c. Menghindari merokok
d. Penurunan stress
e. Terapi relaksasi progresif
2) Farmakologi
a. Golongan Diuretik
b. Penghambat Adrenergik
c. ACE-inhibitor
d. Angiotensin-II-bloker
e. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh dara dengan mekanisme yang
berbeda.
f. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan
tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah
dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena : diazoxide, nitroprusside,
nitroglycerin, labetalol.
a.
woc
ASKEP TEORI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan
kecematan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini
terbagi atas :

1) Pengumpulan Data (Anamnesa)


a. Data Demografis
Identitas klien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Lansia dengan Hipertensi adalah sakit kepala, lemah,
tengkuk terasa tegang, episode berkeringat, kecemasan, palpitasi (feokromositoma), episode
lemah otot (aldosteronisme).
c. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan :
a) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah
seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c) Region : radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d) Severity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan
skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
fungsinya.
e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari hipertensi, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa keluhan sakit
kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan dapat menegakan
diagnose serta tindakan keperawatan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit Hipertensi, dimana keluarga memiliki Hipertensi maka
kemungkinan untuk mengalami Hipertensi juga semakin besar genetik.
f. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari- harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

2) Pola-Pola Fungsi Kesehatan


a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup, penyakit
serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi/ irama : takikardia, berbagi disritmia,
Bunyi jantung : murmur, Distensi vena jugularis, Ekstremitas Perubahan warna kulit, suhu
dingin (vasokontriksi perifer), pengisian kapiler mungkin lambat.
c. Integritas ego
Gelaja : Faktor-faktor stress akut/kronis misal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-
faktor hubungan sosial, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas diri misal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota
tubuh.
d. Makanan / cairan
Gejala :Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, kebas, kelemahan pada suatu sisi tubuh,
gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia).
Tanda : Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori (ingatan),
respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah oksipital.
h. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : Episode paresthesia unilateral transien.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi
2. DIAGNOSA
1) Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
2) Intoleransi aktifitas b.d Kelemahan
3) Gangguan pola tidur b.d Kurang kontrol tidur
3. INTERVENSI
No Diagnosa Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan
Outcome Indikator Intervensi Aktivitas

1 Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri Observasi :
pencedera fisiologis selama 2x24 jam, maka :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Keluhan nyeri Menurun kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi nyeri
3. Sikap protektif menurun Terapeutik :
4. Mual dan muntah menurun
5. Nafsu makan membaik 1. Berikan teknik nonfarmakolois untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu


2 Intoleransi Toleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi Observasi :
aktivitas b.d aktivitas selama 2x24 jam, maka :
kelemahan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
1. Kemudahan dalam menyebabkan kelelahan
melakukan aktivitas 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
sehari-hari meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Keluhan lelah menurun 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan saat beraktivitas
3. Perasaan lemah menurun Terapeutik :

1. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif


2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Edukasi :

1. Anjurkan tirah baring


2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makanan
3 Gangguan pola tidur Pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur Observasi
b.d Kurang kontrol 2x24 jam, maka :
tidur 1. Identifikasi pola aktivitas tidur
1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi faktor penggangu tidur
menurun 3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
2. Keluhan sering terjaga Terapeutik
menurun
3. Keluhan istirahat tidak 1. Modifikasi lingkungan
cukup menurun 2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
4. Kemampuan beraktivitas 3. Fasilitasi menghilangkan sters sebelum tidur
meningkat 4. Terapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
6. Sesuaikan jaswal pemberian obat dan atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi

1. Jelaskan pentingnya tidur cukup


2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menggunakan obat tidur yang mengandung
supresor terhadap REM
4. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun
2013. Diakses: 20 Februari 2018, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%
20Riskesdas%20 2013.pdf.
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ed.8 vol 3. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran : EGC
FORMAT PENGKAJIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

NamaPuskesmas Puskesmas Perak No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian
A. DATAKELUARGA
Nama Kepala Keluarga Ny P Bahasa sehari-hari

Alamat Rumah & Telp Gebang malang bandung Yankesterdekat, Jarak

Pekerjaan IRT Alat transportasi Sepeda motor

Agama & Suku Islam Status KelasSosial Menengah kebawah

DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nama Hub Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV Status
dgn n Terakhir Saat Ini BB, (TD, N, S, P) Imunisasi
BMI )
KK Dasar
1 Ny P Kepala 48 P Jawa SMA IRT TD : 160/80 L
keluarga N : 80
S :
RR :20 X/MENIT
2 An. M Anak 12 P Jawa SMP Pelajar TD : 110/80 L
N
S
RR

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Saat ini Riwayat Penyakit/ Alergi
1 Ny p Hipertensi HIpertensi

AnalisisMasalahKesehatanINDIVIDU: ibu Hipertensi

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGANKELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini keluarga dengan anak sekolah

Tugas PerkembanganKeluarga : √ Dapat dijalankan Tdk DptDijalankan

Bila Tdkdijalankan, sebutkan :


. .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ...

C. STRUKTURKELUARGA
Pola Komunikasi : √ Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah √ Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : √ Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalamkeluarga: Ny P
Genogram
D. FUNGSI KELUARGA √
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : √ Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik √ Kurang Baik

E. POLA KOPINGKELUARGA

Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif


Stressor ygdihadapi keluarga : _ _ _ _ _

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Typerumah : permanen/semipermanen* Ya/ Tidak* ......-......................................................................
Lantai :tanah/plester/keramik,lainnya…. Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ventilasi : baik Ya/ Tidak* ..............................................................................
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ...........................................................................................
PencahayaanRumah : Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Baik/ Tidak* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ...........................................................................................
Saluran Buang Limbah : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Tertutup/terbuka* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ...........................................................................................
Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Ya/ Tidak* sampah dikumpulkan di belakang rumah lalu di bakar
sebutkan..... ..........................................................................................
Kualitas air: Baik / jernih……………………….. Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
ya/tidak
Jamban Memenuhi Syarat : (observasi
Kepemilikan jamban : ya/tidak* dan validasi)
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jarak septic tank dengan sumber air :10 M ………….. Ya/ Tidak*
………………………………………………… ...........................................................................................
Menggunakan jamban sehat :
Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* ...........................................................................................
Jenis : Tertutup/Terbuka * Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
………………………………………………… Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
...........................................................................................
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
2
Anggota Keluarga (8m /orang) Ya/Tidak * ........................................................
………………………………………………… Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
.....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
............................................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
...................................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA


Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada / Tidak karena
..Setiap kali sakit kambuh anak memberikan perhatian dengan merawatnya di rumah..
Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :Ya/Tidak
Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: Ya/TIDAK dibuktikan Ny P sering kambuh
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya/Tidak , karna Ny P dn keluarga tidak bisa membedakan pusing karna hipertensi atau penyakit
lainya

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat
: Ya /Tidak

Dibuktikan Ny P dan keluarga jarang melakukan control jika tdak parah

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: nakes dip km waktu priksa
Kader Tenaga kesehatan, yaitu ……………………………………………………………

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota


keluarganya: Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri
biasanya Perlu berobat kefasilitas
yankes Tidak terpikir

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana
bentuk tindakan upaya peningkatankesehatan),
Ya/Tidak,jelaskan karna Ny P dan keluarga tidak mengetahui penyebab dari hipertensi ...................................................................................

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya
: Ya Tidak , Jelaskan..karna Ny P jarag kontrol..........................................................................

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya/Tidak,jelaskan
.................................................................................................................................

11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Ya Tidak,jelaskan karna Ny P pola makan nya tidak di control .
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan:
Ya/Tidak, jelaskan ........................................................................................... ................. .......................

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota

keluarganya:

Ya Tidak, jelaskan.........karna Ny P jarang kontrol

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I √ Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU SEBAGAI BERIKUT :


AnggotaKeluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik: - -
Lokasi - -- Gangg.Keseimb - -
Tipe - - Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Durasi - - Intake cairan kurang - -
Intensitas - - Mual/muntah - -
Status mental: 1 2 3 4 5 Nyeri perut - -
Bingung - - Muntah darah - -
Cemas - - Flatus - -
Disorientasi - - Distensi abdomen - -
Depresi - - Colostomy - --
Menarik diri - - Diare - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5 Konstipasi - -
Cianosis - - Bising usus - -
Akral Dingin - - Terpasang Sonde - -
Diaporesis - - Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Jaundice - - Nyeri kepala -
-
Luka - - Pusing -

Mukosa mulut kering - - Tremor - -
Kapiler refil time - - Reflek pupil anisokor - -
lebih 2 detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5 Paralisis : Lengan - -
Stridor - -- kiri/ Lengan kanan/
Wheezing - --- Kaki kiri/

Ronchi - - Kaki kanan

Akumulasi sputum - - Anestesi daerah - -


Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5 perifer
Riwayat 1 2 3 4 5
Disuria - - pengobatan
Hematuria - - Alergi Obat - -
Frekuensi - - Jenis obat yang - -
Retensi - - dikonsumsi
Inkontinensia - -
Sistem
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1 2 3 4 5
muskuloskeletal
Tonus otot kurang - -
Paralisis - -
Hemiparesis Pemeriksaan 1 2 3 4 5
- -
Laboratorium
ROM kurang - -- GDP/2JPP/acak
Asam Urat
Cholesterol
Hb
ANALISA DATA

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O

1 DO : Manejement
perawatan jangka
- karna Ny P dn keluarga tidak bisa panjang
membedakan pusing karna
hipertensi atau penyakit lainya
- TD : 160/80
DS :

- Keluarga mengatakan jika Ny P


mengeluh pusing mengangap itu
hipertensi tampa cek tekanan darah
atau kntrol
- Ny P dan keluarga jarang
melakukan control

Anda mungkin juga menyukai