Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI

Oleh :

KURNIA AYU
LUTFIYAH

201204036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEMKAB JOMBANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada didalamnya

terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai

tujuan bersama (Friedman, 1998).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes R.I,

1998).

2. Tipe Keluarga

Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :

a. The Nuclear family (keluarga inti)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak

(kandung atau angkat).

b. The extended family (keluarga besar)

Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga

yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family seperti, paman, tante, orang tua (kakek-nenek),

keponakan.

c. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

bersama dalam satu rumah.

d. Single parent (orang tua tunggal)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

(kandung atau angkat). Kondisi ini disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

e. The single adult living alone/single adult family

Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang

hidup sendiri karena pilihannya atau terpisah (perceraian atau ditinggal

mati) (Ali, 2010).

3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tabel 3.0 Tugas Perkembangan Keluarga (Friedman, 2012).

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama


a. Keluarga Baru Menikah 1) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi
satu sama lain
2) Berhubungan dengan sanak saudara secara
harmonis
3) Perencanaan keluarga (keputusan tentang
menjadi orang tua)

b. Childbearing Family, 1) Tahap II Membentuk keluarga muda sebagai


Setelah Anak Lahir suatu unit yang stabil (menggabungkan bayi
yang baru kedalam keluarga).
2) Memperbaiki hubungan setelah terjadinya
konflik mengenai tugas perkembangan dan
kebutuhan berbagai anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
4) Memperluas hubungan dengan keluarga besar
dengan menambah peran menjadi orangtua dan
menjadi kakek/nenek.

c. Keluarga dengan anak 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti


usia pra-sekolah rumah, ruang, privasi, dan keamanan yang
mamadai.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota
keluarga baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak lain.
4) Mempertahankan kebutuhan yang sehat
didalam keluarga

d. 1) Menyosialisasikan anak-anak, termasuk


Keluarga dengan anak meningkatkan prestasi sekolah dan membantu
usia sekolah hubungan anak-anak yang sehat dengan teman
sebaya.
2) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama


e. Keluarga dengan anak 1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
Remaja jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan
semakin otonomi.
2) Memfokuskan kembali hubungan pernikahan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua
dan anak

f. Keluarga melepaskan 1) Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak


anak dewasa muda dewasa muda, termasuk memasukkan anggota
keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan.
3) Membantu orangtua suami dan istri yang sudah
menua dan sakit.

g. 1) Tahap VII Menyediakan lingkungan yang


Orang tua paruh-baya meningkatkan kesehatan.
(keluarga usia 2) Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang
pertengahan) bermakna antara orangtua yang telah menua
dan anak mereka.
3) Memperkuat hubungan pernikahan

h. 1) Tahap VIII Mempertahankan penataan hidup


Keluarga dalam tahun yang memuaskan
terakhir (keluarga usia 2) Menyesuaikan terhadap penghasilan yang
tua) berkurang
3) Mempertahankan hubungan pernikahan
4) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan
keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan
integrasi kehidupan)

4. Struktur Keluarga

Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga

secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.

a. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari

dan dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

b. Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara keluarga

berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama, dan bagaimana

peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi. Perlu

dijelaskan hal-hal apa saja yang juga memengaruhi komunikasi

keluarga.

c. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk

memengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.


d. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

e. Matilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

f. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

g. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

h. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Suprajitno,

2004).

5. Fungsi keluarga.

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga

atau sesuatu tentang apa yang harus dilakukan oleh keluarga.

Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :

a. Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.


b. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi (Socialization and social

placement function) adalah fungsi mengembangkan dan melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi (The Economic Function), yaitu keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care

Function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

6. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga memiliki tugas di

bidang kesehatan menurut Friedman (2003), yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu anggota keluarga perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami

anggota keluarga jika menyadari adanya perubahan keluarga, perlu

dicatat kapan terjadinya perubahan yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga yaitu upaya keluarga

untuk mencari pertolongan yang tepat yang sesuai dengan keadaan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar

masalah kesehatan dapat berkurang atau teratasi.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit adalah dimana keluarga telah

mengambil tindakan yang tepat dan benar namun keluarga memiliki

keterbatasan. Oleh karena itu, anggota keluarga yang sakit perlu perawatan

lanjutan yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan atau di rumah jika

keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga. Hal ini diperlukan untuk menunjang perawatan anggota keluarga

yang sakit.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keparahan

penyakit atau keberhasilan suatu tindakan kesehatan yang telah dilakukan oleh

keluarga.

B. HIPERTENSI

1. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).
2. ETOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan
penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi
primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke
penderita hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut
ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk
pertimbangan gerontologi perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

4. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah
dan faktor yang dapat diubah :
1) Dapat Diubah
a. Gaya hidup modern
b. Pola makan tidak sehat
c. Obesitas
2) Tidak Dapat Diubah
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
5. KALSIFIKASI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint National
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Bloods Preassure (JNC) ke-VIII
dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah systole dan <85 mmHg
untuk tekanan darah diastole.
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal /
ureter
3) Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
4) CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
5) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. KOMPLIKASI
1) Stroke
2) Infark miokard
3) Gagal ginjal
4) Gagal Jantung
5) Kerusakan pada mata
8. PENATRALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di
atas 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1) Nonarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita
hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi
faktor resiko yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
b. Mengurangi asupan natrium (sodium)
c. Menghindari merokok
d. Penurunan stress
e. Terapi relaksasi progresif
2) Farmakologi
a. Golongan Diuretik
b. Penghambat Adrenergik
c. ACE-inhibitor
d. Angiotensin-II-bloker
e. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh dara dengan mekanisme yang
berbeda.
f. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obat bisa
menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara
intravena : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, labetalol.
a.
woc
ASKEP TEORI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan
kecematan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini
terbagi atas :

1) Pengumpulan Data (Anamnesa)


a. Data Demografis
Identitas klien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti,
diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Lansia dengan Hipertensi adalah sakit kepala,
lemah, tengkuk terasa tegang, episode berkeringat, kecemasan, palpitasi
(feokromositoma), episode lemah otot (aldosteronisme).
c. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan :
a) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c) Region : radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d) Severity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari hipertensi, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
keluhan sakit kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi
dan dapat menegakan diagnose serta tindakan keperawatan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit Hipertensi, dimana keluarga memiliki Hipertensi
maka kemungkinan untuk mengalami Hipertensi juga semakin besar genetik.
f. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari- harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
2) Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup, penyakit
serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi/ irama : takikardia, berbagi
disritmia, Bunyi jantung : murmur, Distensi vena jugularis, Ekstremitas Perubahan
warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer), pengisian kapiler mungkin lambat.
c. Integritas ego
Gelaja : Faktor-faktor stress akut/kronis misal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan sosial, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas diri misal ketergantungan pada orang lain, dan
perubahan bentuk anggota tubuh.
d. Makanan / cairan
Gejala :Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara
mandiri, ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, kebas, kelemahan pada suatu sisi
tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia).
Tanda : Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
(ingatan), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah oksipital.
h. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : Episode paresthesia unilateral transien.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi
2. DIAGNOSA
1) Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
2) Intoleransi aktifitas b.d Kelemahan
3) Gangguan pola tidur b.d Kurang kontrol tidur
3. INTERVENSI
No Diagnosa Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan Outcome Indikator Intervensi Aktivitas
1 Nyeri akut b.d Tingkat nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri Observasi :
agen pencedera selama 2x24 jam, maka : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis 1. Keluhan nyeri Menurun kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi nyeri
3. Sikap protektif menurun Terapeutik :
4. Mual dan muntah 1. Berikan teknik nonfarmakolois untuk mengurangi
menurun rasa nyeri
5. Nafsu makan membaik 2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2 Intoleransi Toleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Observasi :
aktivitas b.d aktivitas selama 2x24 jam, maka : energi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
kelemahan 1. Kemudahan dalam menyebabkan kelelahan
melakukan aktivitas 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
sehari-hari meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Keluhan lelah menurun 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan saat
3. Perasaan lemah beraktivitas
menurun Terapeutik :
1. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
3 Gangguan pola Pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur Observasi
tidur b.d Kurang 2x24 jam, maka : 1. Identifikasi pola aktivitas tidur
kontrol tidur 1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi faktor penggangu tidur
menurun 3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
2. Keluhan sering terjaga Terapeutik
menurun 1. Modifikasi lingkungan
3. Keluhan istirahat tidak 2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
cukup menurun 3. Fasilitasi menghilangkan sters sebelum tidur
4. Kemampuan 4. Terapkan jadwal tidur rutin
beraktivitas meningkat 5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
6. Sesuaikan jaswal pemberian obat dan atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menggunakan obat tidur yang
mengandung supresor terhadap REM
4. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
RI tahun 2013. Diakses: 20 Februari 2018, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil% 20Riskesdas%20 2013.pdf.
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ed.8 vol 3.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC

Anda mungkin juga menyukai