Anda di halaman 1dari 9

Tittle : Characterization Of Bio-Oil From Palm Kernel Shell Pyrolysis

Author, Year (Number of Citation) : R. Ahmad, dkk,. 2014


Method : Result :
- Material - Pengaruh Suhu dan Ukuran Partikel
PKS dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ° terhadap Produk Pirolisis
C selama 2 jam untuk menghilangkan kadar Pengaruh suhu terhadap hasil produk bio oil
air. Dengan menggunakan mesin penghancur, dengan variasi temperature (350 °C, 400 °C,
cangkang sawit diperkecil menjadi ukuran 450 °C, 500 °C dan 550 °C) dan ukuran
kecil. Cangkang sawit diayak menggunakan partikel PKS 600μm – 1,18m didapatkan hasil
sieve shaker untuk memisahkan ukuran bahwa bio oil mencapai suhu optimum pada
partikel yang dibutuhkan. Cangkang sawit suhu 450C dengan yield bio oil sebesar
yang dikumpulkan memiliki ukuran partikel 38.40%wt.
212–300 μm, 300–600 μm, 600μm – 1,18 mm Sedangkan pada ukuran partikel terkecil yaitu
dan diameter 1,18–2,36 mm. 212-300 μm menghasilkan yield bio-oil
- Pyrolysis Method terendah 12,53%, dengan yield char 29,06%
Pada eksperiment kali ini menggunakan dan yield gas 58,41%. Selain itu, ukuran
reactor fixed bed, dimana 5 ± 0,5 g cangkang partikel terbesar 1.18–2.36 mm menghasilkan
sawit dengan variasi ukuran partikel 212–300 rendemen minyak nabati 30,49%, lebih rendah
μm, 300–-600 μm, 600 μm – 1,18 mm dan 7,81% dari rendemen minyak nabati tertinggi
1,18–2,36 mm dimasukkan kedalam tabung yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan partikel
reactor dan laju pemanasan sebesar yang berukuran lbih kecil mengalami panas
50oC/menit dan laju aliran konstan N2 berada yang berlebih selama proses pirolisis
pada 50ml/menit. Pada proses pirolisis berlangsung, sehinggaa menghasilkan lebih
menggunakan beberapa parameter diantaranya sedikit bio oil yang dihasilkan.
variasi temperature (350°C, 400°C, 450°C, - Karakteristik Bio oil
500°C dan 550°C) dan variasi ukuran partikel Pada analisis FTIR menghasilkan beberapa
(212 –300 μm, 300–600 μm, 600μm – 1,18 senyawa dimana pada puncak absorbansi yaitu
mm dan 1,18–2,36 mm). Kemudian produk antara 650 dan 900 cm-1 menunjukkan
arang dan bio oil ditimbang untuk menghitung kemungkinan adanya gugus aromatik tunggal,
persentase rendemen. Kemudian bio oil polisiklik. Kemudian pada analisis GC-MS
dianalisis dengan menggunakan FTIR dan yang ditunjukkan pada table 3 menghasilkan
GC-MS nilai tertinggi daerah puncak senyawa yang
mungkin adalah fenol; fenol, 2-metoksi; dan
furfural dengan peak area masing masing
39,52%, 7,27% dan 5,20%. Konsentrasi fenol
dan turunannya yang sangat tinggi,
menunjukkan kesesuaian minyak untuk
dipertimbangkan sebagai bahan kimia yang
memiliki nilai tambah. Selain itu,
dimungkinkan untuk mendeoksigenasi minyak
nabati untuk mendapatkan bahan bakar dengan
kualitas yang lebih tinggi
Conclusion :
Berdasarkan paper, cangkang sawit dipirolisis dalam reactor fixed bed untuk mendapatkan hasil
pirolisis berupa bio-oil, char dan gas. Hasil maksimum bio-oil adalah 38,4 wt% dicapai pada
suhu pirolisis 450°C, laju pemanasan 50°C / menit dan ukuran partikel 600 μm – 1,18 mm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa minyak nabati sangat teroksigenasi, mengandung fraksi tinggi
senyawa berbasis fenol.
Discussion :
- Tidak adanya perbandingan yield pada studi lain
- Tidak dijelaskan bagaimana cara menganalisis FTIR dan GC-MS

Tittle : Production And Detailed Characterization Of Bio-Oil From Fast Pyrolysis Of Palm
Kernel Shell
Author, Year (Number of Citation) : Mohammad Asadullah, dkk,. 2013
Method : Result :
- Feedstock Pada paper ini menghasilkan kadar air dari
PKS dijemur selama dua hari untuk fraksi massa sekitar 22-25% sampai 12%.
menghilangkan kelembaban yang tidak Pada gambar 2a memperlihatkan
mengikat. PKS kemudian digiling perbandingan dekomposisi termal antara PKS,
menggunakan mesin penggiling dan diayak EFB, dan serbuk gergaji dengan analisis TGA.
untuk mendapatkan ukuran artikel sekitar 1- Dimana dekomposisi termal EFB, PKS dan
2mmp kemudian disimpan dalam freezer di serbuk gergaji masing-masing dimulai pada
bawah 0oC untuk menghindari degradasi. suhu 290oC, 210oC, dan 220oC; Namun,
Setelah itu, sampel dikarakterisasi dengan weightloss utama EFB sebesar 57% dan
mengevaluasi analisis proksimat dan analisis serbuk gergaji 67% terjadi dalam suhu 390oC,
ultimate. yang lebih tinggi dari weightloss PKS 52%.
- Proximate and Ultimate analysis of Gambar 3a menunjukkan hasil cairan
feedstock bervariasi antara 44 dan 56%, tergantung pada
Untuk analisis proximate dan ultimate, suhu, serta hasil arang dan gas bervariasi
senyawa yg volatile dan karbon tetap di masing masing antara 23 dan 46% dan 9 dan
analisis dengan menggunakan 28%.
Thermogravimetric Analyzer (TGA),
sedangkan untuk kadar abu dianalisis dengan
menggunakan muffle furnace. Dalam TGA, 20
mg sampel dimasukkan dan dipanaskan dari
temperature kamar hingga 900oC dengan
kecepatan 10 Kmin-1 di bawah aliran N2
dengan kecepatan 200 cm3menit-1. Pada
analisis kadar abu, sebanyak 1 g PKS dengan
ukuran partikel 1-2mm dimasukkan ke dalam
wadah keramik, kemudian ditempatkan dalam
muffle furnace. Temperatur pada muffle
furnace diatur pada suhu 600oC dan sampel
dibakar secara isotermal selama semalam.
Kemudian dinginkan dan ditimbang. Pada gambar 3b menunjukkan pengaruh laju
- Procedure for bio-oil production aliran N2 pada distribusi produk. Di bawah laju
-1
Pada produksi bio oil menggunakan reactor aliran gas yang lebih rendah (1 Lmin ), hasil
fluidized bed dimana partikel PKS yang sudah cairan lebih rendah, sedangkan hasil arang dan
di kecilkan dengan alat feeder dimasukkan ke gas lebih tinggi. Rendemen cairan sedikit
dalam reactor dengan kecepatan konstan dan meningkat, sedangkan arang dan rendemen gas
bergerak secara gravitasi melalui tabung ke menurun dengan meningkatnya laju alir N2.
fluidized bed. Kemudian partikel di fluidasi
oleh aliran gas N2. Reactor dipanaskan secara
eksternall dengan menggunakan tungku tabung
listrik dimana suhunya dikontrol oleh
pengontrol suhu dengan 2 termokopel tipe-K.
pada termokopel yangpertaman digunakan
untuk memantau suhu tungku sedngkan yang
kedua untuk memantau uhu yang sebenarnya di
dalam reactor. Kemudian uap bio oil keluar
dari outlet bagian atas reactor dan masuk
kedalam serangkaian kondensor kemudian
cairan dikumpulkan dalam wadah. Pada gambar 3 c menunjukkan hasil arang dan
- Physical characterization of bio-oil gas secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
Bio-oil dikarakterisasi dengan menentukan dengan hasil cair ketika laju pengumpanan 3g
beberapa parameter diantaranya yaitu massa menit-1. Di sisi lain, rendemen cairan lebih
jenis, pH, kalor, kadar air, kadar padatan, kadar tinggi pada laju pengumpanan 10 gmin-1,
lignin dan kadar abu. Kepadatan diukur dengan dibandingkan dengan rendemen gas dan arang.
piknometer, pH bio-oil diukur menggunakan Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas
pengukur pH digital, nilai kalor yang lebih yang lebih cepat dalam kasus 3 g menit-1 dapat
tinggi dari bio-oil ditentukan dengan alat membantu devolatilisasi yang lebih cepat, yang
kalorimeter bom oksigen, kemudian untuk menyebabkan pembentukan gas dan uap
menentukan kadar air menggunakan metode organik.
titimetri Karl Fischer dimana kandungan padat
dalam minyak nabati didefinisikan sebagai
bahan yang tidak larut dalam etanol. Untuk
mengukurnya, sejumlah (25-50 g) minyak
nabati ditimbang dalam gelas kimia dan sekitar
250-300 cm3 etanol ditambahkan ke dalam
gelas kimia, kemudian diaduk, disaring dengan
kertas saring, dilanjutkan dengan pengeringan.
Endapan yang ada di kertas saring ditimbang
dan ditentukan persen berat kandungan padat
dalam bio-oil. Untuk pengukuran kadar lignin,
5 g bio-oil ditambahkan setetes demi setetes ke
dalam 500 cm3 akuades dingin sambil diaduk.
Lignin diendapkan kemudian disaring, Bio-oil yang dihasilkan pada suhu 550 C ke
dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu atas mengandung fraksi massa air 32-34% dan
ruang vakum dan kemudian ditimbang. Kadar berada dalam satu fase homogeny. Pada table 3
menunjukkan hasil identifikasi dan kuantifikasi
abu ditentukan dengan membakar 10 g bio-oil
komponen bio oil PKS dengan analisis GC-
pada suhu sekitar 600 C dalam muffle furnace
MS. Seperti yang ditunjukkan oleh data GC-
selama semalam.
MS, rasio luas fenol adalah yang tertinggi di
- Chemical characterization of bio-oil
antara rasio luas senyawa yang teridentifikasi
Untuk mengetahui golongan senyawa dalam dalam bio oil pada suhu 550oC.
bio-oil dari segi gugus fungsinya menggunakan
alat FTIR diantara gelombang 4000-400cm-1.
Kemudian komposisi kimiawi dari sampel bio-
oil yang berbeda dievaluasi menggunakan GC-
MS-QP2010

Conclusion :
Pada proses pirolisis dengan menggunakan bahan baku PKS untuk menghasilkan bio oil
menggunakan reactor fluidized bed. Feed rate yang lebih tinggi dan laju aliran gas yang lebih
tinggi dikaitkan dengan hasil bio-oil yang lebih tinggi. Fraksi massa maksimum biomassa
sebesar 57% diubah menjadi bio oil pada suhu 550oC. Bio-oil yang dihasilkan hingga suhu
pirolisis 500oC membentuk dua fase yang berbeda. Nilai kalor yang lebih tinggi dari bio oil yang
dihasilkan pada suhu 550oC sebesar 23,48 MJ kg-1. Data GC-MS menunjukkan bahwa rasio luas
puncak fenol lebih tinggi daripada senyawa yang teridentifikasi lainnya.
Discussion :
- Tidak diketahuinya data EFB dan serbuk gergaji sebagai perbandingan, dan diawal dijelaskan
bahwa feedstock hanya berupa PKS tapi di result terdapat feedstock EFB dan serbuk gergaji.
- Tidak dijelaskan mengapa terdapat bio oil dua fase yang berbeda
Tittle : Extraction Of Bio-Oil During Pyrolysis Of Locally Sourced Palm Kernel shells: Effect Of
Process Parameters
Author, Year (Number of Citation) : J.O. Ogunkanmi, dkk,. 2018
Method : Result :
- Raw material collection and analysis Pada gambar 2 menunjukkan hasil persentase
PKS sawit dijemur selama 7 hari untuk berat produk bio oil, arang dan gas untuk
mengurangi kadar air di bawah 10%, setelah ukuran partikel yang berbeda yaitu 1,18 mm,
itu dihancurkan dan diayak hingga ukuran 2,35 mm dan 5 mm dari bahan baku PKS pada
partikel 1,18 mm, 2,36 mm dan 5 mm. suhu maksimum 550°C dan waktu tinggal 120
Kemudian analisis proksimat dan ultimate menit. Teramati bahwa persentase yield bio oil
dilakukan sesuai dengan metode uji standar tertinggi sebesar 28% dari total umpan
ASTM (D-3175). biomassa untuk ukuran partikel 1,18 mm
- Experimental procedure sedangkan jumlah bio oil yang berkurang
PKS yang sudah di ayak kemudian dilakukan diperoleh dari umpan dengan ukuran partikel
metode pirolisis dengan menggunakan reactor yang lebih besar. Pada hasil yield char
fixed bed pada variasi suhu operasi (350, 400, tertinggi diperoleh sebesar 70,67% dengan
450, 500 dan 550°C). Sebanyak 1.5 kg PKS menggunakan ukuran partikel 5 mm,
dimasukkan kedalam reactor fixed bed, sedangkan yield char terendah diperoleh
kemudian dipanaskan secara eksternal pada sebesar 19,33% dengan menggunakan ukuran
berbagai varian temperature dan waktu tinggal. partikel 1,18 mm. Demikian pula, yield gas
Kemudian uap pirolisis dikondensasikan tertinggi dan terendah diperoleh dengan
menjadi cairan dalam kondensor berpendingin menggunakan ukuran partikel masing-masing
sedangkan gas yang tidak dapat dikondensasi 1,18 mm (52,67%) dan 5 mm (14,67%).
dibakar ke atmosfer. Produk bio-oil dan arang
ditimbang untuk menghitung persentase yield.
Setelah itu, gugus fungsi yang terdapat dalam
bio-oil yang diperoleh pada kondisi optimum
diidentifikasi menggunakan spektroskopi
Fourier transform-infrared (FTIR) dengan
resolusi 1.0cm−1 untuk menyelidiki gugus
fungsi yang ada dalam minyak nabati dalam
kisaran 400 cm−1 – 4000 cm−1. Kemudian
dilakukan analisis menggunakan GC-MS
dimana 0.03g bio oil diencerkan dengan kadar
HPLC methanol dengan volume 0.5ml
kemudian di centrifuge dan disaring.
Kemudian filtrate sebanyak 1.0 µl diinjeksikan
Gambar 3 menunjukkan variasi persentase
kedalam GC-MS.
yield produk bio oil, arang dan gas pada
temperatur bed yang berbeda (350, 400, 450,
500 dan 550°C) dengan ukuran partikel bahan
baku biomassa optimum sebesar 1.18 mm.
Pada suhu 350 - 450 ° C, jumlah produk bio
oil yang dapat terkondensasi meningkat
hingga nilai maksimum pada kisaran 34,67–
38,67%. Pada suhu pirolisis 500 dan 550°C,
bio-oil menurun dengan kuantitas pada kisaran
30,67-28%. Hasil yang diperoleh dari
rangkaian percobaan tersebut menunjukkan
bahwa pada suhu pirolisis 450°C, yield bio-oil
maksimum yang diperoleh adalah 38,67% dari
total pakan biomassa sedangkan yield bio-oil
terendah adalah 28% dari total pakan
biomassa. Sedangkan yield arang tertinggi
sebesar 38,67% dari total pakan biomassa
pada suhu 350°C dan rendemen arang
terendah sebesar 19,33% dari total pakan
biomassa yang diperoleh pada suhu 550°C
serta yield gas tertinggi dan terendah yang
diperoleh masing-masing adalah 52,67% dan
29,33% pada suhu 550°C dan 350°C.

Pada spectrum FTIR bio oil hasil


menunjukkan bahwa pada peak antara 3200
cm–1 dan 3355 cm–1 terdapat gugus O-H yaitut
senyawa fenol dan alcohol, pada peak antara
2922 cm–1 dan 2848 cm–1 terdapat gugus C-H
dan vibrasi deformasi C-H antara 1384 cm–1
dan 1222 cm–1 menunjukkan adanya senyawa
alkana. Pada peak antara 2140 cm–1 dan 1703
cm–1 terdapat gugus C=O yang menunjukkan
adanya keton, aldehida, asam karboksilat dan
turunannya. Puncak absorbansi antara 1595
cm–1 dan 1502 cm–1 menunjukkan getaran
regangan C = C yang menunjukkan alkena dan
aromatik. Absorpsi kemungkinan karena
getaran C-O dari komponen karbonil (yaitu
alkohol, ester, asam karboksilat atau eter)
terjadi antara 1111 cm–1 dan 887 cm–1 dari
bio-oil yang dianalisis.
Analisis spektroskopi massa kromatografi gas
(GC-MS) dilakukan pada bio oil yang
diproduksi pada kondisi optimal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi
dari area puncak senyawa yang mungkin
adalah Fenol; Fenol, 2-metoksi dan Fenol, 2,
6-dimetoksi, masing-masing sebesar 38,44%,
17,34% dan 8,65%.
Conclusion :
Pada percobaan pirolisis ini dilaukan pada suhu pirolisis antara 350°C and 550°C dan ukuran
partikel 1.18 mm, 2.36 mm dan 5 mm dengan waktu tinggal tidak lebih dari 120 menit. Pengaruh
ukuran partikel terhadap yield produk bio-oil menunjukkan bahwa 1,18 mm merupakan ukuran
partikel PKS yang optimum untuk menghasilkan produk bio-migas, dan 5 mm merupakan
ukuran partikel yang optimum untuk menghasilkan arang pada temperatur yang sama yaiu
550°C. Selain itu, pengaruh suhu dan waktu tinggal terhadap hasil produk menunjukkan bahwa
pada suhu 450°C dan waktu tinggal 95 menit merupakan suhu optimum untuk menghasilkan bio
oil, serta pada suhu 350°C dan waktu tinggal 60 menit merupakan suhu terbaik untuk
menghasilkan arang dan pada suhu 550°C dan waktu tinggal 120 menit adalah suhu maksimum
untuk menghasilkan produk gas pada kondisi ukuran partikel yang sama. Hasil FTIR juga
menunjukkan bahwa komposisi bio-oil didominasi oleh spesies teroksigenasi. Analisis GC-MS
menunjukkan bahwa konsentrasi fenol dan turunannya sangat tinggi, menunjukkan kesesuaian
minyak untuk dipertimbangkan sebagai bahan kimia yang memiliki nilai tambah.
Discussion :
- Tidak dijelaskan mengapa konsentrasi fenol dan turunanya sangat tinggi.

Tittle : Characteristics of bio-oil from the pyrolysis of palm kernel shell in a newly developed
two-stage pyrolyzer
Author, Year (Number of Citation) : Seung-Jin Oh, dkk,. 2016
Method : Result :
Bahan baku PKS dikeringkan dalam Analisis proksimat PKS menunjukkan kandungan
oven pada suhu 75 C selama 72 jam. volatile matter yang tinggi, kadar abunya 2,6%wt.
Kemudian di analisis proksimat Analisis akhir menunjukkan bahwa PKS memiliki
dengan standar ASTM D3172. kandungan karbon dan oksigen yang tinggi dan
Kemudian pada proses pirolisis kandungan nitrogen yang rendah (~ 0,5%wt). Pada
dilakukan dengan menggunakan dua analisis komposisi kimia menunjukkan bahwa PKS
jenis proses pirolisis yaitu pirolisis memiliki kandungan lignin yang tinggi dengan nilai
satu tahap dengan reaktor fluidized 47,3% berat, yang sangat tinggi dibandingkan dengan
bed dan pirolisis dua tahap dengan biomassa kayu yang kandungan ligninnya biasanya di
reaktor auger dan fluidized bed bawah 30% berat. Pada gambar 2 menunjukkan bahwa
secara seri. PKS sebanyak 0.4kg dan degradasi hemiselulosa PKS dimulai pada suhu di atas
waktu reksi 70-75 menit dimasukkan 200 C dan berakhir pada suhu antara 350-400 C.
kedalam reactor fluidized bed dan Kandungan CO, CO2, dan CH4 dari produk gas masing-
aliran produk gas yang dihasilkan masing adalah 28-33, 61-70, dan 1.3-4.7 wt%. Pada
dari reaktor fluidized bed pirolisis satu tahap, hasil bio-oil meningkat dari ~ 53
diumpankan ke depan reaktor menjadi 60% berat dengan peningkatan suhu, sedangkan
fluidized bed kedua melalui saluran hasil arang menurun dari ~ 38 menjadi 28 wt%. Hasil
masuk gas yang terletak di ujung minyak nabati tertinggi dari pirolisis dua tahap adalah ~
reaktor auger. Selain itu, gas 56% berat. Pada tabel 4 menunjukkan komponen minyak
nitrogen diinjeksikan ke dalam silo nabati OS1, OS2, dan TS2 dan konsentrasinya.
dan pengumpan sekrup untuk Komponen utama dari semua bio-oil adalah asam asetat,
memfasilitasi pengumpanan dan metil asetat, fenol, asetol, furfural, dan asam 4-hidroksi-
untuk mendorong keluar uap dalam benzoat.
reaktor auger melalui saluran keluar
gas yang terletak di bagian atas
pemanas reaktor auger. Pada OS1-
OS2 dilakukan pada temperature
masing-masing yaitu 350 dan 500C
pada reactor fluidized bed.
Sedangkan pada reactor fluidized
bed dua tahap menggunakan suhu
sebesar 500C.
Setelah proses pirolisis dilakukan, di
analisis kadar air dari bio oil dengan
Pada pirolisis dua tahap menghasilkan berbagai jenis
titrasi Karl Fischer dan dianalisis
minyak nabati dalam satu operasi. Minyak nabati yang
secara kualitatif dan kuantitatif berasal dari reaktor auger mengandung lebih sedikit
menggunakan spektometer massa bahan kimia daripada yang berasal dari OS1.
kromatograf gas kemudian Pengamatan ini menunjukkan bahwa reaktor unggun
menganalisis karakteristik termalnya terfluidisasi mungkin lebih unggul daripada reaktor
dengan instrument TGA. auger dalam mendegradasi komponen biomassa. Pada
reaktor auger dari pirolisis dua tahap di TS2
menguraikan hemiselulosa PKS untuk menghasilkan
asam asetat sebagai komponen utama, dan meninggalkan
sebagian besar selulosa dan lignin tidak terdegradasi. Di
sisi lain, reaktor unggun terfluidisasi dari piroliser dua
tahap menguraikan selulosa dan lignin serta bagian dari
hemiselulosa untuk menghasilkan minyak nabati yang
kaya asam asetat dan fenol.
Gambar 3 menunjukkan pengaruh suhu reaktor auger
pada konsentrasi asam asetat dan fenol dalam minyak-
nabati yang dihasilkan dari reaktor auger dan unggun
terfluidisasi. Konsentrasi asam asetat dalam minyak
nabati yang dihasilkan dari reaktor auger menurun
karena suhu reaktor auger meningkat dalam kisaran suhu
yang dipelajari (dari 293 menjadi 384 C). Konsentrasi
asam asetat maksimum pada bio-oil yang dihasilkan dari
reaktor auger adalah ~ 78% berat (TS4). Hasil total asam
asetat dan fenol dari pirolisis dua tahap masing-masing
adalah 14.6-18.2 dan 2.6-3.9% berat.
Gambar. 4 menunjukkan pengaruh waktu tinggal PKS
dalam reaktor auger pada asam asetat dan konsentrasi
fenol dalam minyak nabati yang berasal dari auger dan
reaktor unggun terfluidisasi. Dengan bertambahnya
waktu tinggal, terjadi kecenderungan peningkatan
konsentrasi asam asetat dan fenol dalam biooil yang
berasal dari reaktor auger, kecuali untuk konsentrasi
asam asetat TS5.

Conclusion :
Pada paper dilakukan pirolisis PKS dalam pirolisis dua tahap yang baru dikembangkan yang
terdiri dari reaktor auger dan reaktor unggun terfluidisasi secara seri. Karakteristik pirolisis dua
tahap dievaluasi dengan membandingkan hasil eksperimen dengan yang diperoleh dengan
pirolisis satu tahap. Pada pirolisis dua tahap menyebabkan penurunan yield bio-oil dibandingkan
dengan pirolisis satu tahap, namun menghasilkan dua bio-oil yang berbeda dalam satu operasi.
Bio-oil yang berasal dari reaktor auger kaya akan hasil degradasi hemiselulosa PKS, seperti asam
asetat, metil asetat, dan furfural, sedangkan yang berasal dari reaktor unggun terfluidisasi
diperkaya dengan asam asetat, fenol, dan asetol. Konsentrasi asam asetat tertinggi dalam minyak
nabati yang berasal dari reaktor auger adalah 78% wt. Reaktor fluidized bed dari piroliser dua
tahap dapat menghasilkan bio oil yang memiliki konsentrasi fenol 12% wt. Dengan penurunan
temperatur reaktor auger dan peningkatan waktu tinggal PKS dalam reaktor auger, konsentrasi
asam asetat dalam bio-oil yang berasal dari reaktor auger meningkat.
Discussion :
- Mengapa pada pirolisis dua tahap dilakukan hingga mencapai lima kali sedangkan pada
pirolisis satu tahap hanya dilakukan sampai 2 kali saja.
- Tidak dijelaskan fungsi perbandingan antar tiap OS dan TS
- Tidak dijelaskan proses pirolisisnya secara lengkap

Anda mungkin juga menyukai