Anda di halaman 1dari 9

2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung
Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber
utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
(Purwanto, 2008).
Daerah Jawa Timur merupakan 8 produsen utama jagung, sekitar 40% dari
hasil nasional. Produksi jagung secara nasional, selama lima tahun terakhir rata-
rata mencapai 9.740.600 ton, dengan lahan 3.750.000 ha dengan kenaikan 5,1%.
Meskipun demikian, karena kebutuhan jagung terutama untuk bahan baku pakan
ternak terus meningkat, Indonesia masih mengimpor jagung rata-rata 1-2 juta
ton/tahun. Oleh karena itu, peningkatan produksi jagung merupakan salah satu
program penting pemerintah dalam rangka swasembada pangan, baik secara
ekstensifikasi (perluasan areal pertanaman) maupun intensifikasi (penggunaan
bibit unggul dan lain-lain). Provinsi Gorontalo, yang baru saja terbentuk, secara
cepat mengantisipasi dengan program pembukaan lahan 100.000 ha untuk
tanaman jagung, dan memprogramkan terbentuknya industri jagung terpadu pada
5 tahun kedepan (Mangunwidjaja, 2003).
Tabel 1. Produksi Jagung di Indonesia Tahun 2010-2015 (BPS, 2016)
No Tahun Produksi (Ton)
1. 2010 18.327.636
2. 2011 17.643.250
3. 2012 19.387.022
4. 2013 18.511.853
5. 2014 19.008.426
6. 2015 19.612.435

Tabel 2. Negara Tujuan Ekspor Jagung Indonesia 2010-2015 (BPS, 2016)


Negara Nilai : USD
Tujuan Trend (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Januari 2014
April 2015
Filipina 5.139 2.225 6.47 2.49 8.791 22 12.6
12.6
Jepang 1.407 356 1.25 952 2.146 373 20.04
20.04
Pakistan 0 1.052 29 - 1.326 - -
-
Banglasdesh - - 663 - 417 - -
-
Singapura 106 267 273 213 263 74 17.34
17.34
Vietnam 17 3.146 8.792 6.679 178 177 73.35
73.35
Malaysia 2.904 70 105 79 66 18 -52.53
-52.53
Lainnya 1.716 2.305 1.401 178 31 13 -65.22
- 65.22
Total 11.288 9.422 18.983 10.591 13.218 677 4.42
4.42

Tanaman jagung merupakan tanaman fotosintesis jenis C4, yang mempunyai


fotosistensis yang tinggi. Tanaman jagung sangat memerlukan pupuk N untuk
memenuhi kebutuhan tanaman jagung. Secara umum tanaman jagung dalam tata
nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai
Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta, Class : Liliopsida, Subclass : Commelinidae, Order :
Cyperales, Family : Poaceae, Genus : Zea mays L. dan Spesies : Zea mays L.
(USDA, 2014).
Gambar 1. Tanaman Jagung (Zea mays L.) (Trinswati, 2019)
Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang,
daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut,
yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga.

Gambar 2. Akar
Tanaman
Jagung (Zea mays. L)
(Sholekhah
Endarwati)
Akar seminal
adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar
yang berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah
akar adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas permukaan tanah
(Subekti et al., 2007). Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa
ruas dan buku ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Tinggi tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm,
tergantung dari varietas (Purwono dan Hartono, 2011).

2.1.1 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung


Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,
tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil
biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya
humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m
dpl.

2.2 Tanaman Legume Penutup Tanah (LCC)


Tanaman legume penutup tanah merupakan tanaman sejenis kacang-kacangan
yang mampu memfiksasi nitrogen dari udara. Misal tanaman legume yaitu kacang
tanah (Arachis hypogaea L.) yang mampu menangkap N diudara dengan bantuan
bakteri Rhizobium. Menurut Simpson (2006), Klasifikasi kacang tanah adalah
Kingdom : Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Ordo :
Fabales, Familia : Fabaceae, Genus : Arachis, Spesies : Arachis hypogaea L.

Gambar 1. Morfologi
kacang tanah (Simpson and Ogorzaly, 2001)
Kacang tanah memiliki bintil akar berisi bakteri Rhizobium yang dapat
mengikat nitrogen (N) yang ditangkap dari udara. Karenanya, lahan kritis yang
ditanami kacang tanah, akan berubah menjadi semakin subur. Bertambahnya
tingkat kesuburan ini disebabkan oleh nitrogen yang ditinggalkan oleh bintil akar,
serta sisa-sisa daun yang rontok dan langsung membusuk menjadi pupuk hijau.
Ciri khas tanaman leguminoceae adalah, helai daunnya bisa dijadikan pupuk hijau
dengan kualitas sangat baik. Komoditas ini cocok untuk dibudidayakan di dataran
rendah (0 m. dpl), sampai dengan dataran menengah (600 m. dpl). Di dataran
tinggi (di atas 700 m.dpl),
kacang tanah masih tetap bisa
tumbuh, namun tingkat
produktivitasnya rendah (Kasno,
2005).

Gambar 2. Bintil Akar Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) (Dinasper
Sampang)
Pembentukan bintil akar diawali dengan terjadinya komunikasi kimia antara
Rhizobium leguminosarum dan akar tanaman kacang tanah. Akar tanaman
mensekresikan flavenoid yang memasuki sel Rhizobium leguminosarum yang
hidup di sekitar akar tersebut. Sinyal tanaman itu akan memacu produksi suatu
molekul jawaban oleh bakteri. Secara spesifik, molekul sinyal tanaman itu akan
mengaktifkan suatu kelompok protein pengatur gen yang mengaktifkan suatu
kelompok gen bakteri yang disebut nod. Produk gen ini adalah enzim yang
mengkatalis suatu molekul yang spesifik terhadap spesies yang disebut faktor
Nod. Faktor Nod memberikan sinyal kepada akar untuk membentuk benang
infeksi yang akan dimasuki Rhizobium leguminosarum (Campbell et al., 2003).
Buah kacang tanah berbentuk polong, polong akan terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang dan inilah
yang disebut ginofor dan akan menjadi tangkai polong. Panjang ginofor dapat
mencapai 18 cm, ginofor yang terbentuk di cabang bagian bawah tidak masuk ke
dalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong. Akar cabang ini dapat mati
dan dapat juga menjadi akar permanen, bila menjadi akar pemanen maka akan
berfungsi sebagai penyerap makanan.Biji kacang tanah memiliki bermacam-
macam warna, ada putih, merah, ungu, dan kesumba. Kacang tanah berakar
tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang
tersebut. Biji kacang tanah mengandung lemak berkisar antara 44-56%. Lemak
kacang tanah mengandung 76-86% asam lemak tak jenuh, yang terbentuk atas 38-
45% asam oleat dan 30-41% asam linoleat. Selain itu juga mengandung asam
lemak jenuh yang sebagian besar berupa asam palmitat sekitar 13% dan asam
stearat sekitar 5% (Ketaren, 1986)
Kacang tanah sudah bisa dipanen apabila sebagian besar daun tanaman
sudah mulai menguning dan rontok. Batang kacang tanah (jawa = rending),
berikut sisa daun yang masih hijau serta bonggol berisi sisa-sisa pucuk buah baru
tumbuh, merupakan pakan ternak dengan nilai gizi tinggi. Kacang tanah berdaun
majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak
panjang. Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari
bawah. Kacang tanah mulai berbunga pada umur 4-5 minggu, bunga keluar dari
ketiak daun. Kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukan
terjadi sebelum bunganya mekar (Williams dan Drexler, 1981)
3. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah yang kering di Desa Lamong, Pare,
Kediri, Jawa Timur.Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung 3 bulan,dimulai
dari Oktober hingga Desember 2020. Posisi geografi Kabupaten Kediri terletak
antara 111° 47' 05" sampai dengan 112° 18'20" Bujur Timur dan 7° 36' 12"
sampai dengan 8° 0' 32 Lintang Selatan. Jenis tanah daerah Pare yaitu egosol
coklat kekelabuan.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan sebagai penelitian yaitu cangkul, timbangan, meter, papan
naman, kamera, penggaris, raffia, dan alat tulis.
Bahan yang akan digunakan berupa Benih yang digunakan adalah biji jagung
dan biji kacang tanah, Pupuk Urea untuk jagung 300 kg/ ha, sedangkan Urea
untuk kacang 100 kg / ha, TSP dan KCl 200 kg / ha dan menggunakan pupuk
organic (kotoran sapi).
3.3 Metode Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
dengan 2 faktor perlakuan dengan 4 ulangan. Jagung ditanaman secara deret
dengan lubang tempat kacang tanah ditanam. Selain petak pertanam tumpangsari
sebagai pembanding setiap blok tersedia petak pertanaman monokultur jagung dan
petak pertanaman monokultur kacang tanah.
Pada tiap blok petak perlakuan diletakkan secara acak , dengan 6 perlakuan:
J0a : Kontrol tanaman monokultur jagung dengan jarak 40×60 cm
J0b : Kontrol tanaman tumpangsari jagung dengan kacang tanah dengan jarak
20×60 cm
3.4 Penanaman
Kegiatan penanaman dilakukan setelah pengolahan tanah selama 1 minggu
setelah pemeberian pupuk organic (kotoran sapi) dan sekaligus membuat
bedengan untuk pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah. Kegiatan
pemberian benih jagung pada blok petak monokultur dengan jarak 40×60 cm dan
pembuatan bedengan dengan jarak 100 cm×40 cm, membuat lubang tanah
menggunakan tugal dengan kedalam 3 – 5 cm dalam satu lubang berisi 2 biji
jagung dan tutup kembali tanah yang sudah dilubangi atau sudah diberi bibit dan
siram Sedangkan pada blog tanaman jagung tumpangsari kacang tanah dengan
jarak 20 cm×60 cm dan pembuatan bedengan dengan jarak 100 cm × 40 cm,
lubang tanaman jagung kedalama 3 – 5 cm sedangkan kedalaman tanaman kacang
tanah tiap lubang 3 cm . Waktu penanaman tiba baiknya dilakukan pagi atau sore
hari untuk menghindari kontak langsung pada sinar matahari, kegiatan tersebut
menggunakan tenaga manual dan tiap lubang di tanami 2 biji jagung sedangkan
kacang tanah tiap lubang 1 biji yang ditanam.
3.5 Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman
Penyulaman ini dilakukan pada saat umur tanaman 14 hst, Kegiatan ini sangat
penting untuk dilakukan agar dapat menanggulangi apabila ada pertumbuhan
tanaman yang kurang sehat, tidak normal karena serangan hama dan penyakit.
Kegiatan ini dilakukan pagi atau sore hari untuk menghindari intensitas sinar
matahari yang tinggi sehingga bibit tidak layu.
2. Penyiangan
Penyiangan ini sangat penting dilakukan ketika tanaman jagung sudah tumbuh
sekitar berusia 2 minggu. Tujuan penyiangan ini adalah untuk membersihkan
hama, penyakit maupun parasite yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman
jagung maupun kacang tanah. Cara ini dapat dilakukan sekali seminggu untuk
pembersihan.
3. Pemupukan
Selain melakukan penyiangan yaitu pemupukan untuk menambahkan unsur
hara pada tanaman. Hal ini dapat meningkatkan unsur hara serta meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan irigasi permukaan/alur atau
penyiraman manual untuk tanaman jagung dan kacang tanah. Untuk kacang tanah
penyiraman dilakukan dengan cara manual dan dapat dilakukan 2 hari sekali.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara manual seperti
penyiangan
dan penyulaman. Dengan penyulaman ini kita bisa mencabut tanaman sampai akar
yang telah kena penyakit agar tidak tertular ke tanaman lainnya. Sedangkan
tanaman yang telah diserang oleh hama maka pengendaliaannya yaitu
memanfaatkan musuh alami dengan cara tanaman refurgia yang telah di rencakan
dari awal sebelum penaman jagung maupun tanaman kacang tanah.
3.6 Analisis Data
Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis ragam (uji F) yang
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 % dengan tujuan
untuk mengetahui perlakuan terbaik antae perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai