Anda di halaman 1dari 13

Paper Analitik

Metode Pemisahan Maserasi, Perkolasi Dan Sokletasi

Oleh

Rahmita Datunugu

442419022

Kimia B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu metode yang digunakan untuk penemua obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Penilaian metode ekstraksi tergantung pada sifat pada bahan da senyawa yang
akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih
dahulu.
Jenis-jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai industri. Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan
pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses
ektraksi dihentikan Ketika tercapai kesetimbangan antara kosentrasi senyawa dalam
pelarut dengan kosentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut
dipisahkan dari sampel dengan penyaringa. Kerugian utama dari metode maserasi ini
adalah memakan banyak waktu, dan besar kemungkinan beberapa senyawa hilang.
Selai itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun
di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang
bersifat termolabil.
2. Perkolasi
Pada metode ini perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
percolator (wadah silindir yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).
Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan
pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senatiasa dialiri oleh
pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam percolator tidak
homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini
membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.
3. Sokletasi
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa
(dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan
dibawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan kedalam labu dan suhu
penangas di atur dibawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses
ekstraksi yang kontinyu, sampel tereksrtaksi oleh pelarut murni hasil kodensasi
sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu.
Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena
ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih.
B. Tujuan
1. Mengetahui pegertian metode pemisahan maserisasi, perkolasi, dan sokletasi
2. Mengetahui prisip metode pemisahan maserasi, perkolasi dan sokletasi
3. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pemisahan Ekstraksi


Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik seperti
yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan hidup
manusia, baik komponen senyawa tersebut digunakan untuk keperluan industri maupun
untuk bahan obat-obatan. Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi
dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan
dalam senyawa organik untuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu
pelarut.
Menurut Mc Cabe (1999) dalam Muhiedin (2008), ekstraksi dapat dibedakan
menjadi dua cara berdasarkan wujud bahannya yaitu:
1. Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari
campurannya dengan zat padat yang tidak dapat larut.
2. Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur,
dengan menggunakan pelarut dapat melarutkan salah satu zat.
Ekstraksi padat cair secara umum terdiri dari maserasi, perkolasi dan sokletasi.
Metode yang digunakan tergantung dengan jenis senyawa yang kita gunakan, jika
senyawa yang kita ingin sari rentan terhadap pemanasan maka metode maserasi da
perkolasi yang kita pilih, jika tahan terhadap pemanasan maka metode sokletasi yang
digunakan.
Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair
dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga
terjadi distribusi sampel di antara kedua pelarut tersebut. Pendistribusian sampel dalam
kedua pelarut tersebut dapat ditentukan dengan perhitungan KD/koefisiendistribusi.
1. Pengertian dari metode pemisahan ekstraksi
a. Pengertian Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara
ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu
sesuai dengan aturan dalam bukuresmi kefarmasian.
Maserasi adalah salah satu jenismetoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan
atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel
tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik
ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidaktahan panas ataupun tahan
panas. Maserasi merugpakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Jadi, Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana dengancara
merendam serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan.
b. Pengertian Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui bahan yang
telah dibasahi. Perkolasi adalah metoda ekstraksi cara dingin yang menggunakan
pelarut mengalir yang selalu baru. Perkolasi banyak digunakan untuk ekstraksi
metabolit sekunder dari bahan alam, terutama untuk senyawa yang tidak tahan panas.
Jadi, perkolasi adalah suatu metode estraksi dengan mengalirkan penyarimelalui
bahan yang telah dibasahi sehingga pelarut yang digunakan selalu baru.
c. Pengertian Sokletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
sampel padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama,
sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana (C 6H14) untuk sampel
kering dan metanol (CH3OH) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang digunakan
tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai
pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang-ulang (continous extraction) dari
sampel pelarut.
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan,cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon.
2. Prinsip metode pemisahan ekstraksi
a. Prinsip Maserasi
Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan
sifatkelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like). Langkah kerjanya
adalah merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari
tertentu selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil
beningannya. Selama ini dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat
aktifdari suatu tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang cocok.
Pelarut-
pelarut tersebut ada yang bersifat “bisa campur air” (contohnya air sendiri,
disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat “tidak campur air”
(contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar atau pelarut organik).
Metode Maserasi umumnya menggunakan pelarut non air atau pelarut
nonpolar. Teorinya, ketika simplisia yang akan di maserasi direndam dalam
pelarut yang dipilih, maka ketika direndam, cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif dan karena ada
pertemuan antara zat aktif dan penyari itu terjadi proses pelarutan (zat aktifnya
larut dalam penyari) sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya
akan mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang berada di luar
sel belum terisi zat aktif (0%) akibat adanya perbedaan konsentrasi zat aktif
didalam dan di luar sel ini akan muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan
didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat
aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti, setelah
terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya “jenuh”).
Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif
didalam dan di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-
masing50%.
b. Prinsip Perkolasi
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: Serbuk simplisia ditempatka
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak
kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,kekentalan,
daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapilerdan daya
geseran (friksi).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadidengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkat
kanderajat perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.
c. Prinsip Sokletasi
Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung
ekstraksi(kertas, karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas
yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan antara
labu penyulingan dengan labu pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan
labumelalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai
kedalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya,
meneteske atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang
diekstraksi.
Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi
maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam labu. Dengan demikian
zatyang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni
berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga
simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung
secara terus-menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara
kontinyu).Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup
lama (sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi (listrik, gas).
Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas langsung berhubungan
dengan labu, dimana pelarut menguap. Pemanasan bergantung pada lama
ekstraksi, khususnya titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh
negatif terhadap bahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida).
Demikian pula bahanterekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami beban
panas dalam waktulama. Meskipun cara soxhlet sering digunakan pada
laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan, namun peranannya dalam
pembuatan sediaan tumbuhan kecil artinya.
3. Alat Dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat Maserasi

N Nama Alat Gambar Fungsi


O
Sebagai penyaring untuk
memisahkan larutan dan
1 Corong Buchner padatan

Untuk memisahkan pelarut


atau solvent dari larutan,
2 Rotary Evaporator sehingga mendapatkan
larutan dengan konsentrasi
yang lebih tinggi.

b. Alat Perkolasi

N Nama Alat Gambar Fungsi


O
Sebagai pembuatan
ekstrak cair
1 Tabung Perkolator
Untuk memisahkan
zat/senyawa tertentu dalam
2 Corong Pisah sampel berdasarkan
kelarutan dalam pelarut
tertentu yang memiliki
perbedaan fase

Untuk mengaduk larutan


agar tercampur secara
3 Batang Pengaduk merata

Untuk mengukur larutan


sesuai yang diinginkan
4 Gelas Ukur

Sebagai wadah atau tempat


penguapan bahan dari
5 Cawan Penguap bahan yang tidak mudah
menguap, seperti garam
dapur

Sebagai wadah untuk


larutan
6 Erlenmeyer

Sebagai wadah untuk


larutan ataupun untuk
7 Gelas Beaker mengukur larutan

Untuk mengambil sampel


dalam bentuk padatan
8 Sendok Tanduk

c. Alat Sokletasi
NO Nama Alat Gambar Fungsi
Sebagai wadah untuk larutan
ataupun untuk mengukur larutan
1 Gelas Beaker sesuai yang diinginkan

Untuk memanaskan dan


mendidihkan larutan atau sampel
2 Labu Alas Bulat

a. Bahan Maserasi, Perkolasi dan Sokletasi

N Nama Bahan Gambar


O

1 Kertas Saring

2 H2O

3 Etil Asetat

4 Alkohol
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, ekstraksi metabolit sekunder dibedakan atas dua yaituekstraksi
padat cair dan ekstraki cair-cair. Ekstraksi padat cair, digunakan untukmelarutkan zat
yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tidakdapat larut yang terdiri
dari cara dingin (maserasi, perkolasi) dan cara panas(soxhletasi, refluks) sedangkan
ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkandua zat cair yang saling bercampur,
dengan menggunakan pelarut dapatmelarutkan salah satu zat. Dalam melakukan ekstraksi
padat cair, ada beberapafaktor yang mempengaruhi yaitu temperatur, zat pelarut, ukuran
partikel dan pengadukan fluida sedangkan pada ektraksi cair-cair, hal yang harus
diperhatikanadalah selektivitas, kelarutan, kemampuan untuk saling tidak
bercampur,kerapatan, selektivitas dan titik didih.
B. Saran
Paper mengenai metode pemisahan ekstraksi meserasi, perkolasi dan seklotasi
telah dibuat semaksimal mungkin, namun masih banyak kekurangan yang memerlukan
kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan dalam pembuatan paper.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Riski. 2012. Metode Maserasi. (Online).


http://ekstraksitanamanobat.blogspot.com. Diakses tanggal 18 April 2014 Pukul
16.32 WITA
Anonim. 2014. Obat Diabetes Paling Ampuh. (Online).
http://pamitra.blogspot.com. Diakses tanggal 18 April Pukul 15.42
WITA
Anonim. 2013. Laporan Praktikum Teknik Kimia. (Online).
http://alexkimia.wordpress.com. Diakses tanggal 15 April 2013 Pukul
15.24WITA
Hamdani. 2014. Maserasi. (Online). http://catatankimia.com. Diakses tanggal
18April 2014 Pukul 16.09 WITA
Muhiedin, Fuad. 2008. Efisiensi Proses Ekstraksi Oleoresin Lada Hitam
dengan Metode Ekstraksi Multi Tahap. Malang: Universitas
Brawijaya
Rahman dunggio. 2012. Soxhletasi. (online).
http://rdunggiochm.blogspot.com. Diakses tanggal 26 April 2013
Pukul 14.12 WITA
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang
Sulaiman, Sepha Diadara. 2011. Maserasi. (Online).
http://sephadiadaralife.blogs.pot.com Diakses tanggal 11 April 2014
pukul 11.10 WITA

Anda mungkin juga menyukai