Anda di halaman 1dari 16

BAB I

DEFINISI

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar


mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo,
2010).
Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan
masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya
pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan
perilakudipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses
pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik
atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar
dicapai suatu hasil optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara
harmonis. Hal ini berarti, bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus
menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran,
demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya
harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa
pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko yang dapat
mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin
Kehamilan  risiko  tinggi  adalah  kehamilan  yang  akan  menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupunterhadap
janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si
ibu mengandung bayinya.

1
Tujuan Penyuluhan kesehatan
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu,
keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, menurut WHO tujuan
penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan:
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi
baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
6) Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat sebagai berikut : Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
menetapkan masalah kesehatan masyarakat, memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat, menyusun perencanaan
penyuluhan

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap


wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang
menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian
(keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko). Faktor risiko bisa memberikan suatu
angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara lain:
1. Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang
2. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3. Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4. Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah
5. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun,
karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali dengan
baik
6. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun (terlalu
lama)
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul sempit,
sehingga sulit melahirkan
8. Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)

Kriteria Kehamilan Berisiko


Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga kriteria yang dituangkan dalam bentuk
angka atau skor. Angka bulat yang digunakan dalam penilaian yaitu 2, 4 dan 8 pada
setiap variabel dan kemudian dijumlahkan menjadi total skor akhir. Berdasarkan total
skor kehamilan berisiko dibedakan menjadi:
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko terhadap kehamilanya
untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah jumlah skor 2 yaitu tanpa adanya
masalah atau faktor risiko. Persalinan dengan kehamilan risiko rendah dalam dilakukan
secara normal dengan keadaan ibu dan bayi sehat, tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh
bidan.
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 - 10,
adanya satu atau lebih penyebab masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun
bayi dalam kandungan yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu
atau calon bayi. Kategori KRT memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.

3
c. Kehamilan Risko Sangat Tinggi (KRST) Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST)
dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat dan
memerlukan ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta pertolongan
persalinan yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter spesialis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan kelompok risiko terbanyak penyebab
kematian maternal.

Pengelompokan faktor risiko tinggi kehamilan


a. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan.
b. Faktor genetika yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh
pendidikan dan sosial.
c. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat merangsang
kehamilan.
d. Kebiasaan ibu seperti merokok, minum minuman alkohol, kecanduan obat dll.
Penyakit yang mempengaruhi kehamilan misalnya hipertensi gestasional, toksemia
gravidarum.
e. Faktor risiko saat persalinan
f. Faktor risiko pada neonatus

Batasan Faktor Risiko


a. Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)
merupakan banyak faktor atau kriteria – kriteria risiko kehamilan. Ibu hamil primi
muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil ≤ 2 tahun, Tinggi Badan (TB) ≤ 145
cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan riwayat tindakan ini merupakan
faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu hamil berisiko.
b. Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada usia
tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi rahim dan
panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi lain
mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan. Bahaya yang terjadi jika
usia terlalu muda yaitu premature, perdarahan anterpartum, perdarahan post partum.
Hasil penelitian disalah satu Rumah Sakit, ibu hamil yang dikategorikan dalam primi
muda sangat rendah yakni hanya mencapai angka 1,7%.22 Faktor risiko yang
berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi persalinan adalah ibu yang berumur < 20
tahun
c. Primi tua
a. Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan pertama setelah masa
pernikahan dan pasangan tidak mengguanakan alat kontrasepsi KB
b. Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. Usia tersebut dikategorikan
usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang penyakit, kemungkinan

4
mengalami kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), cacat
bawaan sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu berupa pre-eklamsi, mola
hidatidosa, abortus Menurut hasil penelitian usia ≥ 35 tahun kemungkinan 2,954 kali
mengalami komplikasi persalinan.
d. Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan
sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah menghadapi
kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada ibu yang mempunyai
riwayat anak pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil hidup berumur 10
tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB.
e. Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun namun
tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan ≤ 2 tahun kondisi
rahim belum kembali seperti semula selain itu ibu masih dalam proses menyusui.
Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun
belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) <
2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai kemungkinan 1,25 kali
mengalami komplikasi persalinan, ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang
kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi pada saat persalinan, ibu dengan
deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang kemungkinan 0,057 kali
mengalami komplikasi persalinan.
f. Multigrande yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih,
komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan kekendoran pada
dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kelainan letak janin, persalinan
lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim robek pada kelainan letak
lintang.Sedangkan grandemultipara adalah ibu yang pernah melahirkan lebih dari 6
kali atau lebih baik bayi dalam keadaan hidup atau mati.
g. Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih . ibu hamil pada usia ini dapat menglami
komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus macet
dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu hamil
pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur dan
memungkinkan mengalami penyakit.Kejadian kehamilan risiko tinggi dipengaruhi oleh
umur dan paritas. Kehamilan resiko tiinggi mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan terjadi
pada grandemultipara. menurut hasil penelitian di Kota Yogyakarta faktor resiko ibu
hamil di adalah anemia (33.1%), usia yang terlalu muda dan tua (24.7%), Lila <23,5
(27,1%), grandemultigravida (9%), tinggi badan kurang dari 145 cm (7,2%), riwayat
abortus lebih dari sekali (4,9 %)
h. Tinggi Badan (TB) 145 cm atau kurang komplikasi yang mungki terjadi yaitu ukuran
panggul ibu sebagai jalan lahir sempit namun ukuran kepala janin tidak besar atau
ketidak sesuaian antara janin dan jalan lahir. Kemungkinan ukuran panggul ibu

5
normal, sedangkan ukuran kepala janin besar. Komplikasi yang terjadi yaitu BBLR,
prematur, bayi mati dalam kandungan (IUFD).
i. Ibu hamil dengan riwayat obstetric jelek dengan kondisi: Ibu hamil kedua dimana
kehamilan pertama mengalami keguguran,meninggal di dalam kandungan, lahir
dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir hidup kemudian mati pada
usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah keguguran sebanyak ≥ 2 kali. Salah satu
faktor yang menyebabkan kegagalan kehamilan dan meninggalnya janin dalam
kandungan pada ibu adalah adanya penyakit seperti ; diabetes mellitus, radang
saluran kencing, dan lain-lain.
j. Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan ditolong oleh alat bantu seperti:
cunam/forcep/vakum, uri manual (manual plasenta), pemberian infus / tranfusi pada
saatproses persalinan dan operasi sectio caesars pada persalinan.
Ada Gawat Obstetri tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu: anemia,
malaria pada ibu hamil, penyakit TBC, payah jantung, diabetes militus, HIV/AIDS,
toksoplasmosis.
1) Pre-eklamsia ringan,
tiga gejala preeklamsi yaitu oedema pada muka, kaki dan tungkai, hipertensi dan
urin protein positif. Komplikasi yang dapat terjadi seperti kejang, IUFD, dan IUGR.
2) Kehamilan kembar (gemeli) dengan jumlah janin 2 atau lebih. Komplikasi yang
terjadi seperti hemoroid, prematur, BBLR, perdarahan antepartum.1
3) Hidramnion atau kelebihan jumlah air ketuban dari normalnya (> 2 liter).
Faktor yang mempengaruihi hidramnion adalah penyakit jantung, spina bifida,
nefritis, aomali kongenital pada anak, dan hidrosefalus.
4) Intra Uteri Fetal Deat (IUFD) dengan tanda-tanda gerakan janin tidak terasa lagi
dalam 12 jam, perut dan payudara mengecil, tidak terdengar denyut jantung.
5) Hamil serotinus usia kehamilannya ≥ 42 minggu. Pada usia tersebut fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah akan menurun. Maka akan menyebabkan ukuran
janin menjadi kecil, kulitnya mengkerut, berat badan bayi saat lahir akan rendah,
dan kemungkinan janin akan mati mendadak dalam kandungan dapat terjadi.
6) Letak sungsang keadaan dimana letak kepala janin dalam rahim berada di atas dan
kaki janin di bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi sulit bernapas sehinga
menyebabkan kematian dan letak lintang. Letak janin dalam rahim pada usia
kehamilan 8 sampai 9 bulan melintang, dimana kepala berada di samping kanan
atau kiri ibu. Bayi yang mengalami letak lintang tidak bisa melahirkan secara normal
kecuali dengan alat bantu. Bahaya yang dapat terjadi apabila persalinan tidak
dilakukan dan ditangani secara benar dapat terjadi robekan pada rahim ibu dan ibu
dapat mengalami perdarahan, infeksi, syok, dan jika fatal dapat mengakibatkan
kematian pada ibu dan janin.

6
Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO
Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu perdarahan antepartum, dan pre-eklasmi
atau eklamsi.

Faktor penyebab terjadinya risiko tinggi


a. Faktor non medis
Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi yaitu kemiskinan,
ketidaktahuan, pendidikan rendah, adat istiadat, tradisi, kepercayaan, status gizi,
sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitas dan saranan kesehatan yang serba
kekurangan.Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan,
pendapatan ibu dan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK).Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
b.Faktor medis Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus dan kelainan genetik.
Pendapatan Keluarga
Salah satu parameter faktor ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh dari
keluarga. Pendapatan merupakan suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari
pekerjaan pokok dan sampingan dari keluarga. Pendapatan keluarga yang memadai
akan menunjang tingkat kesehatan ibu hamil. Hal ini disebabkan karena biaya
penghidupan yang tinggi sehingga ibu hamil harus menyediakan dana yang diperlukan.
Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah
analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun
pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Sesuai dengan keputusan
Gubernur Jawa Tengah tentang UMK (Upah Minimum Kota) atau UMR (Upah Minimum
Regional).
Menurut Tinker dan Koblinsky (1994), timbulnya masalah gizi pada ibu hamil
dengan kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan sosial dari ibu
hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsumsipangan,
umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu
cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk
tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu
hamil yang mempunyai ukuran LILA <23.5 cm (SKRT 2001). Deteksi KEK dengan
ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein dalam intake
makanan sehari-hari yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain,

7
diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK berpeluang
untuk menderita anemia.
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Penyebab secara langsung yaitu mengkonsumsi zat penghambat
absorbsi zat besi, kurangnya konsumsi promotor absorbsi zat besi non heme serta
adanya infeksi parasit yang kurang diperhatikannya keadaan ibu pada waktu hamil
merupakan faktor tidak langsung. Namun secara mendasar anemia pada ibu hamil
disebabkan oleh randahnya pendidikan dan pengetahuan serta faktor ekonomi yang
masih rendah

8
BAB III
PENATALAKSANAAN

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus


melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat sebagai berikut (Effendy, 1998) :
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
kesehatan masyarakat.
d. Menyusun perencanaan penyuluhan
(1) Menetapkan tujuan
(2) Penentuan sasaran
(3) Menyusun materi / isi penyuluhan
(4) Memilih metoda yang tepat
(5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
(6) Penentuan kriteria evaluasi.
e. Pelaksanaan penyuluhan
f. Penilaian hasil penyuluhan
g. Tindak lanjut dari penyuluhan

Persiapan pelaksanaan penyuluhan:


1. Menentukan tujuan
2. Menenukan Sasaran
3. Mempersiapkan Materi.
4. Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
5. Mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan topic.
6. Menentukan waktu dan tempat.
7. Mempersiapkan bahan bacaan bila diperlukan.
 
Pelaksanaan
1. Petugas memperkenalkan diri .
2. Menjelaskan tujuan ceramah.
3. Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas.
4. Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang
mudah dimengerti.
5. Pandangan penceramah dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
6. Bila bisa selingi dengan humor.

9
7. Gunakan alat peraga untuk memudahkan pengertian pendengar dan bawakan
ceramah secara santai.
8. Berikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang kurang
jelas.
9. Jawablah pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan.
10. Sebelum mengakhiri acara penyuluhan hendaknya petugas menyimpulkan hasil
penyuluhannya

Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil apabila :
1. Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
2. Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penuluhan.
3. Besarnya perhatian pendengar dari materi yang diberikan.
4. Petugas bertanya kepada pendengar tentang materi yang dibawakannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.

10
Contoh susunan acara penyuluhan
KEGIATAN KEGIATAN
N0 WAKTU
PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan a Memberi salam Menjawab salam
dan perkenalan diri.dan
memperhatikan.
10 menit b Menjelaskan tujuan Mempeerhatikan
penyuluhan.
c Menggali Memperhatika dan
pengetahuan memjawab
peserta mengenai pertanyaan
informasi
gambaran yang
akan disampaikan
2 Pelaksanaan Menjelaskan tentang
: materi penyuluhan secara
a Pengertian
45 menit kehamilan resiko
tinggi
b menyebutkan
faktor resiko pada
ibu hamil
c bahaya yang Menyimak dan
mungkin terjadi memperhatikan.
pada ibu hamil
resiko tinggi
d menjelaskan tanda
bahaya pada
kehamilan
e bahaya yg
ditimbulkan pada
kehamilan beresiko
3 Penutup : a Evaluasi Bertanya dan
mengulang
15 menit b Kesimpulan
kembali materi
Memberi salam
yang
penutup dan terima
disampaikan
kasih.
secara singkat
dan menjawab

MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA KEHAMILAN RISIKO TINGGI
Perdarahan
 Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran
 Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam
kandungan
Bengkak di kaki/ tangan/ wajah, dan sakit kepala disertai kejang
Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat membahayakan keselamatan ibu dan
bayi dalam kandungan

11
Demam tinggi
Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran
atau kelahiran kurang bulan
Keluar air ketuban sebelum waktunya
Tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan
Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Keadaan ini tanda bahaya pada janin
Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu
BAHAYA YANG DAPAT DITIMBULKAN
1. Bayi lahir belum cukup bulan.
2. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
3. Keguguran (abortus).
4. Persalinan tidak lancar / macet.
5. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
6. Janin mati dalam kandungan.
7. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
8. Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

EVALUASI
Jenis evaluasi     : Tanya Jawab
Waktu                : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
1. Ibu dapat menjelasakan tentang kehamilan resiko tinggi
2. Ibu dapat menyebutkan minimal 3 macam faktor resiko pada ibu hamil
3. Ibu dapat menyebutkan bahaya yg mungkin terjadi pada ibu hamil resiko tinggi
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 3 tanda bahaya kehamilan
5. Ibu dapat menyebutkan bahaya yg ditimbulkan pada kehamilan bresiko

12
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Kegiatan dalam gedung:


Pencatatan hasil penyuluhan dan melaporkan hasil kegiatan penyuluhan
kesehatan lansia

4.2 Kegiatan luar gedung:


Buku tugas luar

13
LAMPIRAN

Contoh pre-test penyuluhan kehamilan resiko tinggi


Nama :
Tempat Penyuluhan :

Contoh post-test penyuluhan kehamilan resiko tinggi


Nama :
Tempat Penyuluhan :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun termasuk kelompok ibu
B S
hamil resiko tinggi
2 Ukuran lingkar lengan atas pada ibu hamil minimal 23,5 cm
B S
untuk menentukan status gizi ibu hamil
3 Perdarahan pada ibu hamil termasuk salah satu tanda
B S
bahaya kehamilan
4 Bengkak pada muka, tangan/ kaki merupakan salah satu B S
tanda bahaya kehamilan
5 Demam tinggi pada ibu hamil dapat mengancam jiwa ibu B S
hamil, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan

14
ANALISA PEMAHAMAN PESERTA PENYULUHAN

TEMPAT PENYULUHAN :

NO NAMA PESERTA NOMOR SOAL POST TEST


1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
TOTAL
%
ANALISA

KET
(1) Sudah Jelas
(2) Sudah Jelas
(3), (4), Diisi (√) Bila Peserta dapat
(5), (6), menjawab soal dengan
(7) benar atau diisi (-) bila
Peserta belum bisa mengisi
soal dengan benar
(8) Diisi nilai Post Test Peserta
Diisi berapa banyak Peserta
Total
yg bisa menjawab soal tsb
% = Total/5 x 100 %
Analisa Diisi (P) Bila Peserta dinilai
paham terhadap materi yang
dimaksud atau diisi (BP) Bila
Peserta dinilai Belum paham
terhadap materi yang
dimaksud

15
Masalah yang dihadapi
1 Peserta Penyuluhan belum memahami tentang

2 Dari hasil analisa diatas, terdapat


…………….. Peserta sudah memiliki pemahaman yang baik
…………….. Peserta belum memiliki pemahaman yang baik

3 Masalah yang di hadapi dalam penyelenggaraan kegiatan Penyuluhan adalah

Rencana Tindak lanjut


1 Menekankan kembali materi

2 ……….. Peserta dinyatakan paham

Tindak Lanjut
1 Telah dilakukan penekanan kembali pada materi yang di rasa kurang pemahamannya, yaitu
:

Pelaksana

16

Anda mungkin juga menyukai