(PREEKLAMPSI)
Oleh :
WITRI
20.222.129
T.A 2020/2021
HIPERTENSI
BAGAN PE
ETIOLOGI :
Genetik,Obesitas, Gameli, Ginjal
dll
Tekanan Darah
KLARIFIKASI
Tanda Gejala : HIPERTENSI :
Stress, Pusing, Mual dan Hipertensi kronik, Hipertensi
Muntah, Penglihatan kabur sementara, Preeklampsi dan
Oedema, protein urine Eklampsi.
ETIOLOGI :
EKLAMPS
HDK
Genetik, IMT, Hipertensi, Riwayat
PER I
PE, Ginjal, Diabetes, Gameli,
PEB Ekonomi, Molahidatosa,
Hidropafetals, ANC.
Lanjutan Bagan PE
JENIS PE
PE Pemeriksaan: PE
Ringan Fisik Ibu(TD, BB-Oedema, Protein Berat
Urine), Janin (DDJ, Gerakan Janin),
Konsultsi Dokter ( LAB, Rujukan)
DASAR DIAGNOSIS :
Kenaikan BB, Kenaikan TD, Protein Urine, Oligoria,
Kejang atau Koma, Epigastrum, Penglihatan Kabur,
Oedema, Gangguan Kesadaran.
Lanjutan Bagan PE
Pencegahan Preeklamsi :
Promotif & Kuratif
Penatalaksanaan
Preeklampsi
1. Defenisi
Preeklampsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, protein urine
dan edema yang ditimbul karena kehamilan. Penyakit ini umum terjadi
dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya
misalnya pada mola hidatidosa.
2. Etiologi
Genetik, IMT, Hipertensi, Riwayat Preeklampsi, Riwayat sakit Ginjal,
Riwayat Diabetes, Gameli, Ekonomi, Molahidatosa, Hidropafetals, ANC.
3. Patofiologi
Vasokonstriksi merupakan dasr PE-E. vasokonstriksi menimbulkan
peningkatan total parifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya
vasokonstriksi jugak menimbulkan hipoksia, pada endotel setempat,
sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan
mikro pada tempat endotel.
Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil
normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang
berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar
dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan
sampai kesemua komponen sel yang di lewati termasuk sel-sel endotel
yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-
sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain: adeshi dan agregasi
trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma,
terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat
rusaknya trombosit, produksi prostasiklin terhenti, terganggunya
kesemimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta
akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
4. Jenis-Jenis Pre Eklamppsi
a. Pre Eklampsi Ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urine dan edema setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera setalah kehamilan.
Gejala klinis preeklapsi ringan meliputi :
1) Kenaikan tekanan darah lebih dari sebelum hamil, sistol 140
mmHg sampai kiurang 160 mmHg, diastole 90 mmHg sampai
kurang 110 mmHg.
2) Protein urine menjadi positif 2 (++) menigkat dari nilai
normalnya
3) Edema pada pertibia, dinding badomen, wajah dan tanngan.
b. Pre Eklampsi Berat
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai protein
urine dan edema, terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Gejala dan tanda PE berat: tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolic
>110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati, ikterus, trombosit, oliguria,
protein urine, nyeri epigastirum, odema pulmonum.
5. Dasar Diagnosis
Diagnosi dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbilitas dan
mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya. Pada umumnya diagnosis dasar
preeklampsi yaitu;
Kenaikan BB, Kenaikan TD, Protein Urine, Oligoria, Kejang atau Koma,
Epigastrum, Penglihatan Kabur, Oedema, Gangguan Kesadaran.
6. Pencegahan dan Penatalaksanaan
a) Pencegahan dapat dengan 2 cara yaitu promotif dan kuratif.
b) Penatalaksanaan :
PERAWATAN PRIMER:
Dilakukan Pemberian MgSO4, cara pemeberian MgSO4:
1) Dosis awal, 4 gr MgSO IV (10 ml larutan MgSO4 40%)
dan larutkan dengan 10 ml akuades. Berikan larutan
tersebut secara perlahan IV selama 20 menit. Jika
aksesintravena sulit, berikan masing masing 5 gr MgSO4
(12,5 ml larutan MgSO4 40%) Im di bokong kiri dan
kanan.
2) Dosis ulangan, ambil 6 gr Mg SO4 (15 ml larutan MgSO4
40%) dan larutkan dalam 500 Ringer Laktat/ringer asetat,
lalu berikan secara IV dengan nkecepatan 28 tetes/menit
selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang berakhir (bila eklampsi).
KONSERVATIF:
Edukasi Istirahat, Restriksi Garam, Terapi anti Hipertensi,
suplementasi Kalsium, suplemen anti oksidan dan Manajemen
aktif perawatan PE.
TERAPI AKTIF:
Indikasi vital, Gagal pengobatan 2x24 jam, Medis Persalinan:
(Induksi, Pecahkan ketuban, Kala II forsep).
7. Deteksi Dini
Karena preeklampsi tidak dapat dicegah, yang terpenting adalah
bagaimana penyakit ini dapat dideteksi sedini mungkin. Deteksi dini
didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat
pemeriksaan kehamilan (ANC).
8. Eklampsi
Eklampsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang, bahkan sampai koma.
KESIMPULAN
Angka kematian ibu baik di Indonesia maupun di dunia masih dalam taraf
yang mengkhawatirkan. Preeklampsia yang berkomplikasi menjadi salah satu
penyebabnya. Preeklampsia berat dapat menjadi eklampsia apabila terjadi kejang
sebagai salah satumanifestasinya. Kejang pada preeklampsia dapat berkomplikasi
menimbulkan sindroma ibu dan sindroma bayi. Langkah tatalaksana
komprehensif dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan kejadian kejang
pada preeklampsia agar tidak menjadi eklampsia. Magnesium sulfat telah
digunakan sebagai antikonvulsan sejak lama dan terbukti memiliki efikasi yang
lebih baik dari antikejang lainnya. Magnesium sulfat juga dapat menurunkan
penggunaan antihipertensi pada pasien preeklampsia, menurunkan angka
kematian dan berperan sebagai agen neuroprotektif pada bayi prematur.
Preeklamsia pada wanita hamil perempuan akan berdampak pada ibu dan
janin yang menjadi ibu mengalami gejala ketidaknyamanan tersebut seperti pusing
dan cemas. Adapun rasa sakit, bukan semua pasien mengalaminya karena nyeri
Ambang batas pada setiap individu berbeda-beda dari satu sama lain. Karena itu
para ibu membutuhkan bantuan perawat untuk meningkatkannya kondisi dan
mencegah komplikasi pada ibu dan janinnya.