Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

Dosen:
Dr. Anik Yuesti, SE, MM

Oleh:
Nama: Ni Nyoman Purnami Sari
Nim : 1902622010504
Kelas : Akuntansi K (Malam)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
1. Pembangunan koperasi dan perundang-undangan
Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah
menunjukkan berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi,
jumlah anggota koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah terlihat berperan
aktif dalam kegiatan ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Keadaan tersebut tercermin, antara lain dari peningkatan jumlah dan ragam
koperasi, jumlah dan ragam dalam bidang koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah modal
usaha, serta jumlah nilai usaha koperasi. Kemajuan pembangunan koperasi ini cukup
menggembirakan karena telah menunjukkan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan
badan usaha semakin berperan aktif dan terlibat lebih luas dalam berbagai kegiatan ekonomi serta
sekaligus telah meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang pada umumnya masih terbatas
kemampuan ekonominya. Keadaan ini, antara lain merupakan hasil dari berbagai kebijaksanaan
perkoperasian, kebijaksanaan makro dan sekaligus peran tersebut ditempuh melalui program
pembinaan kelembagaan koperasi dan pelatihan magang, penyuluhan dan penerangan,
pembinaan dan konsultasi, serta ditunjang pula dengan berbagai kegiatan penelitian
perkoperasian serta kebijaksanaan makro, baik di bidang fiskal-moneter maupun sektor riil,
berupa perkreditan, substitusi, atau proteksi. Sesuai dengan tahapan pembangunan nasional
dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama, peranan pemerintah dalam pembangunan
koperasi pada masa itu masih besar, terutama ada kegiatan yang bersifat perintis dan kegiatan
perekonomian lainnya yang belum sepenuhnya mampu dilaksanakan sendiri oleh gerakan
koperasi. Kebijaksanaan pembinaan usaha koperasi sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun
Pertama, yang diprioritaskan untuk mendukung keberhasilan program pengadaan pangan nasional
melalui Koperasi Unit Desa, didukung dengan pemberian kredit pengadaan pangan beserta
penyediaan jaminan kreditnya yang kemudian telah memberikan sumbangan besar bagi
tercapainya swasembada beras sejak tahun 1984.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang ditandai oleh kemajuan yang
pesat di berbagai sektor di luar sektor pertanian, bidang usaha koperasi juga turut berkembang.
Dewasa ini, lingkup bidang usaha koperasi mencakup baik usaha pertanian maupun usaha non-
pertanian, seperti industri pangan, penyaluran pupuk, pemasaran kopra, pemasaran cengkeh,
pemasaran susu, pemasaran hasil perikanan, petemakan, pertambangan rakyat, kerajinan rakyat,
penyaluran BBM, penyaluran semen, usaha pakaian jadi, usaha industri logam dan tambang
rakyat, pemasaran jasa telekomunikasi, pemasaran jasa kelistrikan pedesaan, penyaluran kredit
candak kulak (KCK), penyaluran kredit tebu rakyat intensifikasi (TRI) dan lain sebagainya.
Sumbangan koperasi secara nasional dalam pengadaan maupun penyaluran beberapa
komoditas penting cukup besar.
Kemudian, gerakan koperasi Indonesia telah memiliki organisasi tunggal, yaitu Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin) yang berfungsi sebagai wadah perjuangan dan pembawaan
aspirasi bagi kepentingan gerakan koperasi. Selain itu, selama PJP I juga telah terbentuk
prasarana penunjang bagi PJP II. Prasarana penunjang tersebut di antaranya adalah Institut
Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dan Akademi Koperasi (Akop) sebagai lembaga
pendidikan pencetak sarjana dan kader pembangunan koperasi yang ahli di bidang manajemen
koperasi. Pada saat itu, telah berdiri pula Koperasi Jasa Audit (KJA) yang tersebar di dua puluh
provinsi dan berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa audit, jasa bimbingan dan manajemen,
serta jasa pelatihan. Di bidang asuransi, gerakan Koperasi juga telah memiliki Koperasi
Asuransi Indonesia (KAI). Di bidang keuangan, telah dibentuk Perusahaan Umum Pengembangan
Keuangan Koperasi (Perum PKK) yang merupakan penyempurnaan dari Lembaga Jaminan
Kredit Koperasi (LJKK) dan berfungsi memberikan jaminan atas kredit kepada koperasi yang
diberikan oleh bank. Selain itu, telah pula dibentuk Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank
Bukopin) dan lembaga keuangan lainnya, seperti Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI),
Koperasi Bank Perkreditan Rakyat (KBPR), dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan Jangka Panjang
Kedua adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang memberikan
landasan hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi yang selaras dengan pembangunan di
sektor-sektor lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri. Pada
prinsipnya, undang-undang perkoperasian yarig baru memberikan keleluasaan yang lebih besar
kepada gerakan koperasi untuk menentukan arah pengembangan usaha agar makin sesuai
dengan kcbutuhan dan kepentingan para anggota. Di samping itu, pemerintah tetap
memberikan bimbingan, kemudahan, dan perlindungan dalam rangka memandi-rikan koperasi.
2. Tantangan, kendala, dan peluang dalam pembangunan ekonomi
Beberapa ancaman, tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan koperasi
adalah:

 Persaingan usaha akan semakin ketat


 Mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat, kuat, maju dan mandiri serta
memiliki daya saing
 Struktural dan sistem untuk mewujudkan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berakar kuat dalam masyarakat
 Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai
 Lemahnya strukur permodalan koperasi
 Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi
 Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya, serta belum berfungsinya
secara penuh mekanisme karja antar pengurus dan antar pengurus dengan pengelola
koperasi
 Masih kurangnya kepercayaan untuk saling kerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan
antar koperasi
 Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu
 Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antar sektor dan antar daerah
 Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi
 Penyalahgunaan koperasi sebagai wahana politik, sehingga terjadi konflik peran.
Beberapa langkah pembenahan koperasi yang dapat dilakukan adalah:

 Merestrukturisasi hambatan internal dengan mengikis konflik, menumbuhkam mental


dan etos kewirausahaan para pengurus dan anggota koperasi, inovasi usaha
dikembangkan;
 Pembenahan manajerial, fokus pada pasar, sistem pencatatan keuangan yang baik, serta
perencanaan arus kas dan modal di masa mendatang;
 Strategi integrasi keluar (kerjasama antar koperasi) dan ke dalam (anggota sebagai pelaku
aktif dalam produksi dan distribusi).
Peluang yang dapat ditemui dalam pembangunan koperasi adalah:
1) Aspek pemeratan diprioritaskan oleh pemerintah
2) Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke
dalam koperasi sekunder
3) Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat
untuk lebih membangun koperasi dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945
4) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
5) Perekonomian dunia yang makin terbuka berakibat makin terbukanya pasar internasional
bagi hasil produksi koperasi Indonesia
6) Industrialisasi membuka peluang usaha dibidang agrobisnis, agroindustri dan industri
pedesaan lainnya
7) Undang Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem Budidaya tanaman mendorong
diversifikasi usaha koperasi
Persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi kiranya menjadi relatif akut, kronis, lebih berat
oleh karena beberapa sebab:

1) Para pengurus atau anggota koperasi sudah terbiasa dengan sistem penjatahan, sehingga
mereka dulu tinggal berproduksi, bahan mentah tersedia, pemasaran sudah ada
salurannya karena sistemnya sales market, sekarang sistem ekonomi terbuka dengan ciri
persaingan sempurna. Maka dari itu perlu penyesuaian diri dan ini memakan waktu yang
lama.
2) Para anggota pengurus kuran pengetahuan dan skill dalam manajemen. Harus ada minat
untuk mengembangkan diri menghayati soal-soal yang dihadapi
3) Pemikiran sempit, maka timbul usaha manipulasi
4) Kurangnya loyalitas dan cenderung lebih individu, tidak ada waaktu untuk
berkomunikasi dan tidak ada tujuan yang harmonis antara anggota dengan koperasi.

3. Arahan, Sasaran dan Kebijakan Pembangunan Koperasi


A. Arahan Pembangunan Koperasi
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien serta menjadi gerakan rakyat yang
tangguh dan berakar dalam masyarakat agar mampu memajukan kesejahteraan ekonomi
anggotanya. Pembangunan koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang
didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut,
koperasi di pedesaan, khususnya, perlu dikembangkan mutu dan kemampuannya serta
ditingkatkan peranannya dalam kehidupan ekonomi di pedesaan. Pelaksanaan fungsi dan
peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya peningkatan semangat kebersamaan dan
manajemen yang lebih profesional. Selain itu, peran aktif masyarakat dalam
menumbuhkembangkan koperasi juga perlu terus ditingkatkan dengan meningkatkan
kesadaran, kegairahan, dan kemampuan berkoperasi di seluruh lapisan masyarakat melalui
upaya penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan.
Fungsi dan peran koperasi juga menjadi tanggung jawab lembaga gerakan koperasi
sebagai wadah perjuangan kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan koperasi yang bekerja
sama dengan pemerintah sebagai pembina dan pelindungnya. Pengembangan koperasi
didukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang seluas-luasnya di segala sektor
kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan menciptakan iklim
usaha yang mendukung kemudahan memperoleh permodalan. Untuk mengembangkan dan
melindungi usaha rakyat yang diselenggarakan dalam wadah koperasi demi kepentingan
rakyat, dapat ditetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh
koperasi. Kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan koperasi
diupayakan agar tidak dimasuki oleh badan usaha lainnya dengan memperhatikan kesadaran
dan kepentingan ekonomi nasional dalam rangka pemerataan kesempatan usaha dan
kesempatan kerja. Kerja sama antar koperasi, antara koperasi dengan usaha negara dan usaha
swasta sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih nyata untuk mewujudkan semangat dan
asas kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha dan kesetiakawanan, serta saling
mendukung dan saling menguntungkan. Potensi koperasi untuk tumbuh menjadi usaha skala
besar terus ditingkatkan, antara lain melalui perluasan jaringan usaha koperasi, pemilikan
saham, serta keterkaitan usaha dengan usaha hulu dan usaha hilir, baik dalam usaha negara
maupun usaha swasta.
B. Sasaran Pembangunan Koperasi
Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha dan
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta
sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang
kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian nasional, sehingga mampu
berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Sasaran
pembangunan di bidang ekonomi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam di
antaranya adalah tertata serta mantapnya kelembagaan dan sistem koperasi agar koperasi
makin efisien serta berperan utama dalam perekonomian rakyat dan berakar dalam
masyarakat. Sesuai dengan sasaran tersebut di atas, maka pemerintah kemudian
menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak pada
makin meningkatnya kemampuan organisasi dan ma-najemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat
guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara horizontal
dan vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
Dengan demikian, diharapkan daya saing koperasi dan kesejahteraan anggota koperasi
makin meningkat. Selain sasaran operasional yang bersifat umum tersebut, ditetapkan juga
sasaran pengembangan koperasi di pedesaan dan perkotaan. Sasaran pengembangan
koperasi di pedesaan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa yang mampu
memberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan untuk
meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sekaligus mampu
memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
2. Makin menyebarnya Koperasi Unit Desa yang mandiri di seluruh pelosok tanah air.
3. Makin meningkatnya kualitas Koperasi Unit Desa mandiri yang ada.
4. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan atau
Koperasi Unit Desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis, agroindustri,
industri pedesaan, jasa keuangan, dan jasa lainnya termasuk penyediaan kebuluhan
pokok.
5. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang menangani komoditas tertentu,
terutama yang mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri
sesuai dengan potensi masyarakat setempat.
6. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan atau Koperasi
Unit Desa kepada para anggotanya dan masyarakat di daerah tertinggal, terisolasi,
terpencil di perbatasan dan permukiman transmigrasi.
7. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha
dengan badan usaha lainnya.
Selanjutnya, yang menjadi sasaran pengembangan koperasi di perkotaan, diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi berbasis konsumen yang mampu melayani kebutuhan
pokok para anggota dan masyarakat di daerah permukiman rakyat.
b. Makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri, dan koperasi di
lingkungan TNI atau Polri.
c. Makin berkembangnya koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi dan
koperasi jasa keuangan lainnya.
d. Makin berkembangnya koperasi jasa di berbagai bidang.
e. Makin meningkatnya kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat di
daerah perkotaan yang tertinggal.
f. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha
dengan badan usaha lainnya.

C. Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi


Secara umum, kebijaksanaan umum pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan
Lima Tahun Keenam adalah meningkatnya prakarsa, kemampuan, dan peran gerakan
koperasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan, pengembangan,
serta penguasaan ilmu pcngetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan dan
memantapkan kelembagaan, usaha, dan sistem koperasi untuk mewujudkan peran utamanya di
segala bidang kehidupan ekonomi rakyat. Secara khusus, kebijaksanaan pembangunan
koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah meningkatkan akses
dan pangsa pasar yang dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut.
A. Meningkatkan keterkaitan usaha, kesempatan usaha dan kepastian usaha, memperluas
akses terhadap informasi usaha, mengadakan pencadangan usaha, membantu penyediaan
sarana dan prasarana usaha yang memadai, serta menyederhanakan perizinan. Upaya ini
ditunjang dengan menyusun berbagai peraturan perundang-undangan yang mendukung
pengembangan koperasi dan menghapus peraturan perundang-undangan yarg
menghambat perkembangan koperasi serta mengembangkan sistem pelayanan
informasi pasar, harga, produksi, dan distribusi yang memadai.
B. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh struktur permodalan
dan meningkatkan kemampuan pemanfaatan modal koperasi, antara lain dengan
meningkatkan jumlah pagu dan jenis pinjaman untuk koperasi, mendorong pemupukan
dana internal koperasi, menciptakan berbagai kemudahan untuk memperoleh
pembiayaan dan jaminan pembiayaan, mengembangkan sistem perkreditan yang
mendukung dan sesuai dengan kepentingan koperasi pada khususnya dan
perekonomian rakyat pada umumnya, mengembangkan sistem pembiayaan termasuk
lembaga pengelola yang sesuai untuk itu, dalam rangka menyebarkan dan
mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi koperasi dan gerakan koperasi, yaitu
antara lain yang berasal dari penyisihan laba bersih Badan Usaha Milik Negara,
penyertaan modal pemerintah, imbalan jasa (fee) yang diterima Koperasi Unit Desa
dari pelaksanaan program pemerinlah, serta dana lainnya yang berasal dari gerakan
koperasi, serta mengembangkan berbagai lembaga keuangan yang mendukung
gerakan koperasi, antara lain Perum PKK, lembaga asuransi usaha koperasi, lembaga
pembiayaan koperasi dan lembaga modal ventura, agar makin mampu melayani
kebutuhan keuangan untuk pengembangan usaha anggota koperasi. Kebijaksanaan
ini mencakup upaya pendayagunann lembaga-lembaga keuangan lainnya yang
sudah ada.
C. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen, antara lain dengan
meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan profesionalisme para anggota,
pengurus, pengawas dan karyawan koperasi.
D. Mendorong koperasi agar benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah
usaha ekonomi, mendorong proses pengembangan karier karyawan koperasi,
mendorong terwujudnya tertib organisasi dan tata hubungan kerja yang efektif,
mendorong berfungsinya perangkat organisasi koperasi, meningkatkan partisipasi
anggota, mendorong terwujudnya keterkaitan antar koperasi, baik secara vertikal
maupun horizontal dalam bidang informasi, usaha dan manajemen.
E. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan membawa aspirasi
koperasi dan meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dan semangat koperasi
melalui peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian, baik
bagi anggota koperasi, pengelola koperasi maupun masyarakat.
F. Meningkatkan akses terhadap teknologi dan lainnya dengan meningkatkan kegiatan
penelitian dan pengembangan, pemanfaatan hasil penelitian atau pengkajian
lembaga lain, meningkatkan kegiatan alih teknologi, memberikan kemudahan
untuk modernisasi peralatan, serta mengembangkan dan melindungi teknologi yang
telah dikuasai oleh anggota koperasi secara turun-temurun.
G. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan kerja sama antar
koperasi, baik secara horizontal, vertikal maupun kerja sama internasional;
mendorong koperasi sekunder agar lebih mampu mengonsolidasi dan memperkukuh
jaringan keterkaitan dengan koperasi primer serta mendorong kemitraan usaha
dengan badan usaha lainnya, baik dengan bentuk dagang, subkontrak, usaha patungan
maupun bentuk kemitraan lainnya, yang dilandasi oleh prinsip yang saling
membutuhkan, saling menunjang, dan saling menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/doc/90349705/Kebijaksanaan-Pemerintah-Dalam-
Pembangunan-Koperasi-Di-Indonesia
2. https://www.coursehero.com/file/22140525/koperasiumkm/

Anda mungkin juga menyukai