Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AIK 3

“MUAMALAH DALAM ISLAM “

Kelompok 1
1. Dania Pramitha R (E2B018001)
2. Zuan Kurnia V (E2B018002)

S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah AIK III yang berjudul “ Muamalah Dalam Islam
”. Makalah ini dibuat guna menjelaskan tentang pemahaman muamalah serta dapat
menganalisis muamalah dalam islam.
Tidak lupa pula, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan juga kepada Ibu Mardiyan Hayati, S.Ag., M.Ag selaku Dosen Pengampu
Mata kuliah AIK III di Universitas Muhammadiyah Semarang karena telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa/mahasisiwi dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Semarang, 17 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 Pendahuluan...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
2.1 Pengertian...............................................................................................................................2
2.2 Prinsip Dasar Muamalah.........................................................................................................2
2.3 Ruang Lingkup dalam bermuamalah......................................................................................3
2.4 Bermuamalah dalam perekonomian indonesia........................................................................4
BAB III...............................................................................................................................................6
PENUTUP..........................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
orang lain, masing-masing berhajat kepada yang lain,saling tolong-
menolong, tukar menukar keperluan dalam urusan kepentingan hidup baik
dengan cara jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam atau suatu usaha
yang lain, baik bersifat pribadi maupun untuk kemaslahatan umat. Dengan
demikian akan terjadi suatu kehidupan yang teratur dan menjadi ajang
silaturrahmi yang erat. Agar hak masing-masing tidak sia-sia dan guna
menjaga kemaslahatan umat, maka agar semuanya dapat berjalan dengan
lancar dan teratur, agama Islam memberikan peraturan yang sebaik-baiknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Muamalah
2. Prinsip Dasar Muamalah dalam Islam
3. Ruang Lingkup Bermuamalah
4. Bermuamalah Dalam Perekonomian Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat memahami pengertian tentang Muamalah
2. Dapat memahami bagaimana prinsip dasar Muamalah dalam
Islam
3. Dapat memahami bagaimana ruang lingkup bermuamalah
4. Dapat memahami bagaimana bermuamalah dalam Perekonomian
Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial


sesuai syariat,karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup berdiri sendiri. Dalam hubungan dengan manusia lainnya, manusia
dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri dari hak dan kewajiban. Lebih
jauh lagi interaksi antara manusia tersebut akan membutuhkan kesepakatan
demi kemaslahatan bersama.

Dalam arti luas muamalah merupakan aturan Allah untuk manusia


untuk bergaul dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Sedangkan dalam
arti khusus muamalah adalah aturan dari Allah dengan manusia lain dalam
hal mengambangan harta benda.

2.2 Prinsip Dasar Muamalah

Ada 4 Prinsip dasar Muamalah dalam Islam :

1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang


ditentukan oleh al-qur’an dan sunnah rasul. Bahwa hukum islam
memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam
muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup
masyarakat.
2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela , tanpa mengandung unsur
paksaan. Agar kebebasan kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu
diperhatikan.
3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan
manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat. Bahwa
sesuatu bentuk muamalat dilakukan ats dasar pertimbangan

2
mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup
masyarakat.
4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan
kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala bentuk muamalat yang
mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.

2.3 Ruang Lingkup dalam bermuamalah

1. Pertama, Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yaitu


hukum-hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban suami,
istri dan anak. Ini dimaksudkan untuk memelihara dan membangun
keluarga sebagai unit terkecil.
2. Kedua, al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata), yaitu hukum tentang
perbuatan usaha perorangan seperti jual beli (Al-Bai’ wal Ijarah),
pegadaian (rahn), perserikatan (syirkah), utang piutang (udayanah),
perjanjian (‘uqud ). Hukum ini dimaksudkan untuk mengatur orang
dalam kaitannya dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya.
3. Ketiga, Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana), yaitu hukum yang
bertalian dengan tindak kejahatan dan sanksi-sanksinya. Adanya
hukum ini untuk memelihara ketentraman hidup manusia dan harta
kekayaannya, kehormatannnya dan hak-haknya, serta membatasi
hubungan antara pelaku tindak kejahatan dengan korban dan
masyarakat.
4. Keempat, al-Ahkam al-Murafa’at (Hukum Acara), yaitu hukum yang
berhubungan dengan peradilan (al-qada), persaksian (al-syahadah)
dan sumpah (al- yamin), hukum ini dimaksudkan untuk mengatur
proses peradilan guna meralisasikan keadilan antar manusia.
5. Kelima, Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan),
yaitu hukum yang berhubungan dengan perundang-undangan untuk
membatasi hubungan hakim dengan terhukum serta menetapkan
hak-hak perorangan dan kelompok.

3
6. Kenam, al-Ahkam al-Duwaliyyah (Hukum Kenegaraan), yaitu
hukum yang berkaitan dengan hubungan kelompok masyarakat di
dalam negara dan antar negara. Maksud hukum ini adalah
membatasi hubungan antar negara dalam masa damai, dan masa
perang, serta membatasi hubungan antar umat Islam dengan yang
lain di dalam negara.
7. Ketujuh, al-Ahkam al-Iqtishadiyyah wa al-Maliyyah (Hukum
Ekonomi dan Keuangan), yaitu hukum yang berhubungan dengan
hak fakir miskin di dalam harta orang kaya, mengatur sumber-
sumber pendapatan dan masalah pembelanjaan negara.
Dimaksudkan untuk mengatur hubungan ekonomi antar orang kaya
(agniya), dengan orang fakir miskin dan antara hak-hak keuangan
negara dengan perseorangan.

2.4 Bermuamalah dalam perekonomian indonesia

Dalam konteks ekonomi islam, muamalah didefinisikan sebagai hukum-


hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam perkara harta,
misalnya dalam persoalan jual beli, utang piutang, sewa- menyewa,
kerjasama dagang, perserikatan dan lain sebagainya.

Dalam muamalah, dibutuhkan sebuah kontrak sebagai tanda jadi


dilakukannya transaksi. Kontrak ini dikenal dengan istilah akad. Yaitu
ikatan antara manusia berupa tindakan yang akan mengubah status harta.
Harta dapat dikuasai melalui akad atau tanpa akad. Akad juga berarti
mengikatkan dua ucapan atau yang menggantikan kedudukannya, yang
darinya timbul konsekuensi syariah. Dua ucapan itu adalah ijab dan qabul .

Hal yang harus diperhatikan melakukan akad harus diperhatikan subjek,


predikat dan objeknya. Subjek adalah pelaku akad. Pelaku akad haruslah
memiliki dua kecakapan yaitu kecakapan mengemban kewajiban (baligh)
dan kecakapan dalam bertindak.

4
Kemudian dalam hal tindakan perubahan status harta (predikat) ada
tiga cara yaitu pertukaran harta, contohnya adalah jual beli, sewa menyewa,
dan investasi. Yang kedua adalah pemberian harta seperti zakat, pajak,
hibah, infaq, warisan, shadaqah dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah
penempatan harta contohnya adalah pinjam meminjam dan titip menitip.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali akad yang biasa terjadi


dalam muamalah diantara manusia. Antara lain adalah akad yang sah dan
tidak sah dilakukan. Akad-akad yang sah pastinya memenuhi kaidah lima
asas perubahan status harta. Contohnya adalah akad jual beli, akad sewa
menyewa, akad pinjam meminjam, dan akad investasi. Adapun akad-akad
yang tidak sah atau rusak akadnya adalah akad yang tidak memenuhi kaidah
lima asas tersebut. Yaitu akad bunga, maysir, gharar, tadlis, najasy, ta’alluq,
ikrah, ma’dum, ikhtikar, risywah, dan akad yang objeknya haram baik zat
ataupun cara memperolehnya

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kita mempelajari hukum-hukum islam mengenai muamalah, banyak
yang bisa kita simpulkan yaitu Muamalah adalah bagian dari hukum islam
yang berkaitan dengan hak dan harta yang muncul dari transaksi antara
orang lain ke orang lain, atau antara seseorang dengan badan hukum yang
satu dengan badan hukum yang lainnya. Transaksi ekonomi islam
hendaknya diterapkan dalam jual beli serta kerja sama ekonomi yang islami,
seperti syirkah, mudarabah, muzara’ah, usaha perbankan yang islamin dan
asuransi yang islami.

3.2 Saran

Saran bagi pembaca semoga dapat memahami tentang bagaimana


bermuamalah, pengertian muamalah dan tata cara bermuamalah. Sebaiknya
kita sebagai umat muslim alangkah baiknya jika kita dapat bermuamalah
sesuai dengan ketentuan syariat yang telah berlaku.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/muamalah

https://tuntunanislam.id/prinsip-dasar-fiqih-muamalah/

Anda mungkin juga menyukai