Anda di halaman 1dari 22

PEMBELAJARA

N ANAK
DI SEKOLAH
MENENGAH
By
Rahmi Faradisya E
USIA ANAK SMP

Usia rata-rata anak SMP di Indonesia usia 12/13


tahun dan selesai pada usia 15/16 tahun
Karakteristik Anak Usia
SMP
Anak-anak usia SMP memiliki karakteristik:
▪ Senang berkelompok (cenderung buat club)
▪ Masa Pubertas
▪ Mulai mengenal lawan jenis
▪ Perasaan lebih sensitif
▪ Keinginan mencoba segala sesuatu
▪ Suka gelisah (keinginan dan angan-angan banyak tapi
kemampuan untuk mewujudkan belum memadai)
▪ Suka mengkhayal
▪ Mulai terjadi pertentangan dengan lingkungan atau
keluarga
Perkembangan Psikologis
(emosional)
Keinginan untuk menyendiri
Keseganan untuk bekerja
Merasa Bosan
Bersikap tidak tenang
Antagonisme sosial
Menentang orang yang lebih berkuasa
darinya
Perkembangan psikologis
(emosional): lanjutan
Antagonisme seks
Emosional
Kurang percaya pada diri sendiri
Merasa malu berlebihan
Senang melamun
Peran Guru
dalam
Pembelajaran
Dalam pembelajaran guru dapat mengembangkan
potensi peserta didik dengan lebih tepat sesuai
dengan karakteristik yang dimilikinya.
1
Jean Piaget:
(Teori Perkembangan Kognitif)
Anak Usia SMP berada pada tahap
“operasional formal” (usia 11 – dewasa)
Tahap Perkembangan Kognisi Piaget
1. Tahap Sensorimotor (lahir – 2 tahun)
Bayi belajar tentang sekeliling mereka dengan
mengggunakan indra dan kemampuan motor/gerak mereka
2. Tahap Pra-operasional (2 – 7 tahun)
Anak belajar melambangkan segala sesuatu dalam pikiran
3. Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun)
Anak mengembangkan kemampuan bernalar logis dan
memahami konsep, melihat hubungan, dan memecahkan
masalah, tetapi hanya sejauh mereka melibatkan objek dan
situasi yang sudah dikenal.
4. Operasional Formal (11 tahun – dewasa)
Sesorang dapat menghadapi situasi hipotetis dengan
abstrak dan dapat bernalar secara logis
Tahap Operasional Formal
Karakteristik dalam tahap ini adalah
diperoleh kemampuan untuk berfikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia
Dalam tahap ini seseorang dapat memahami
hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai
Melihat segala sesuatu tidak hanya hitam
dan putih tetapi juga ada “gradasi abu-abu”
Lanjutan...
Dari foktor biologis, tahap ini muncul dari
saat masa pubertas
Menandai masuknya dalam dunia dewasa
secara fisiologis
Meliputi kognitif, penalaran moral,
perkembangan psikoseksual, dan
perkembangan sosial
Periode berpikir abstrak:
11 tahun >
Berpikir lepas acuan
konkrit
Mampu merumuskan
hipotesis, prediksi
Mampu menarik
simpulan
Mampu melakukan
pengujian, pembuktian
2
Erik Erikson
(Teori Perkembangan Psikososial)
Anak Usia SMP berada pada tahap
“IDENTITAS” vs “BINGUNG TERHADAP
PERAN”
(usia 12 – 18 tahun)
Tahap Perkembangan
45 Tahun ke atas
Psikososial Erikson
25 – 45 Tahun
Integrasi
19 – 25 Tahun ego

12 – 18 Tahun Vs 8
Regene-rasi Putus
6 – 12 Tahun Vs 7 asa
Stagnasi
Akrab
3 – 6 Tahun 6
Vs
Identitas Isolasi
18 Bulan – 3 5
Tahun Percaya Vs
diri Bingung
Lahir – 12/18 Inisiatif Vs 4 terhadap
bulan Rendah peran/
Vs 3 diri Adolesen
Otonomi
(Mandiri) Perasaan
Vs 2 bersalah
Percaya
Malu/ragu-rag
Pada setiap tingkatan, merupakan suatu
vs 1 u krisis perkembangan (developmental
Tidak
Percaya
crisis), dimana setiap krisis melibatkan
suatu konflik antara suatu alternatif
positif dan suatu alternatif yang memiliki
potensi tidak sehat.
Tahap identitas vs kebingungan
identitas

▪Terjadi pada masa remaja, yakni usia 12 s/d 20


tahun
▪Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan
membangun kepekaan dirinya
▪Anak dihadapkan dengan penemuan siapa
mereka,bagaimana mereka nantinya, dan kemana
mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap
kedewasaan)
▪Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan
status sebagai orang dewasa – perkerjaan dan
romantisme
Lanjutan
▪Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu
dengan cara sehat dan positif untuk diikuti dalam
kehidupan, maka identitas positif akan dicapai
▪Jika suatu identitas remaja ditolak orangtua, jika
remaja tidak memadai menjajaki banyak peran, jika
jalan positif tidak dijelaskan maka kebingungan
identitas merajalela
▪Namun bagi mereka yang menerima dukungan
memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri,
perasaan mandiri dan kontrol diri akan muncul dalam
tahap ini
▪Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan
diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan
bingung terhadap diri dan masa depannya.
3
Lawrence Kohlberg
(Teori Perkembangan Moral)
Tahap Perkembangan Moral Kolhberg
1. Tahap Prakonvesional
Ciri-ciri dari fase ini adalah anak berperilaku baik,
penurut, dan melihat sesuatu dari akibat fisik,
misalnya hukuman, ganjaran atau kebaikan apa yang
akan diterima bila melakukan suatu perbuatan
tertentu;
2. Tahap Konvensional (fase konformis)
Ciri-ciri fase ini adalah anak sudah mempertahankan
peraturan kelompok dan bangsanya, menyesuaikan
diri dengan tatanan sosial dan mempertahankannya;
3. Tahap Postkonvensional
pada fase ini anak sudah memiliki dorongan menuju
prinsip-prinsip moral otonom, mandiri, dan memiliki
validitas dalam penerapan moral.
Tingkat Konvensional akhir
(antara orientasi kesepakatan antara pribadi serta
orientasi hukum dan ketertiban)
Penanaman nilai moral dapat dilakukan melalui
“Pendekatan dilema moral” dalam pembelajaran
Menurut kohlberg, dilema moral dapat digunakan
untuk menunjukan tingkat penalaran moral anak, tetapi
setahap demi setahap
Memiliki orientasi pada otoritas, peraturan yang pasti
dan pemeliharaan tata aturan sosial.
Perbuatan yang benar adalah menjalankan tugas,
memperlihatkan rasa hormat terhadap otoritas dan
pemeliharaan tata aturan sosial tertentu
Orang mendapat rasa hormat dengan perilaku menurut
kewajibannya.
Sikap kurang baik yang sering
nampak pada anak usia SMP
gemar membicarakan orang lain dengan
berbisik-bisik
kurang perhatian thd segala sesuatu
kurang berhati-hati
senang mengadu
lekas tersinggung
mudah curiga
Sikap kurang baik: lanjutan
suka menentang kehendak orang lain
tidak senang dengan larangan
kadang berlaku tidak sopan
ingin melakukan kehendak sendiri
menghindari/memusuhi anggota lawan jenis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai