Anda di halaman 1dari 49

PENOLAKAN RESUSITASI

(BANTUAN DASAR HIDUP)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


62/YANMED/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Resusitasi atau bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan
untuk menjaga jalan nafas (air way) tetap terbuka, menunjang
pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu.
Usaha ini harus di mulai dengan mengenali secara tepat keadaan
henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan
sirkulasi dan ventilasi.ang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Pasien atau keluarga memahami dan mengerti tentang hak-haknya
dalam menolak tindakan resusitasi serta resiko yang diakibatkan dari
keputusan tersebut. Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasienma generik dan 2
Prosedur 1. Pasien dewasa berhak menolak tindakan atas dirinya sendiri atau
pasien yang ttidak bisa membuat keputusan terhadap dirinya
( belum cukup umur, gangguan kesadaran mental dan fisik)
diwakilkan kepada anggota keluarga atau wali yang ditunjuk
secara hukum dengan membuat pernyataan penolakan tindakan
resusitasi secara tertulis setelah mendapat penjelasan resiko yang
diakibatkan oleh dokter penanggung jawab pasien.
2. Perawat mendokumentasikan keputusan pasien atau keluarga di
rekam medis.
3. Perawat melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien.
4. Apabila pasien atau keluarga menarik kembali keputusan
penolakan tindakan resusitasi, maka dilakukan secara tertulis.
5. Apabila pasien atau keluarga tudak setuju dilakukan resusitasi
maka pasien dipasang gelang DNR. dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Pimpinan RS
 Dokter DPJP
 Pasien dan keluarga pasien
 Paramedis terkait
PEMBERIAN PELAYANAN KEROHANIAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


54/YANMED/ADM 0000 2211/221
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pelayanan Kerohanian adalah pelayanan yang diberikan oleh Petugas


Kesehatan yang berkenaan dengan agama dan kepercayaan Pasien
Tujuan 1. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien
dalam menghadapi cobaan
2. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan
bertawakal dalam menghadapi ujian Tuhan
3. Menumbuhkan suasana keakraban terhadap pasien untuk saling
berbagi rasa dan cerita
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generigang
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada
pasien dan keluarga
2. Petugas Mengidentifikasi nilai-nilai kepercayaan pasien dan
melihat data rekam medic atau ditanyakan langsung.
3. Petugas mengidentifikasi pasien yang membutuhkan
pelayanan kerohanian pada pasien :
- Yang membutuhkan pelayanan kerohanian pada pasien
terminal
- Yang membutuhkan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan
4. Petugas memberikan informasi tentang pelayanan kerohanian
yang berada di Rumah Sakit.
5. Petugas menanyakan kepada pasien dan keluarga, bila setuju
keluarga pasien diminta mengisi lembar Permintaan Pelayanan
Kerohanian. Petugas menghubungi tim pelayanan kerohanian
untuk mengatur jadwal dan menyiapkan kebutuhannya sesuai
dengan agama dan keyakinan pasien.
6. Pelayanan kerohanian secara rutin sudah terjadwal dan
diberikan kepada pasien selain pasien terminal sehingga
pasien dan keluarga merasa tenang dan nyaman.
dipasaran, harga obat t
PEMBERIAN PELAYANAN KEROHANIAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


01/YANMED/ADM 000 12/2
RSUD PT D.2 – 5 000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait  Pimpinan rumahsakit
 Kepala unit pelayanan
 Penanggung jawab pelayanan kerohaniaan
 Pasien
 Keluarga pasien
PELAYANAN SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


55/YANMED/ADM 000 1/1
RSUD PT D.2 – 5 000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pelayanan di Rumah Sakit dengan menghormati kebutuhan privasi


pasien
Tujuan 1. Melindungi hak-hak privasi pasien secara optimal
2. Sebagai acuan bagi petugas Rumah Sakit dalam pemberian
pelayanan dan asuhan kesehatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generigang
Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan
2. Petugas menghormati keinginan pasien untuk privasi pada setiap
wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur / pengobatan dan
transportasi
3. Staf mengidentifikasi harapan, kebutuhan privasi dalam
pelayanan dan pengobatan
4. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara
klinis, pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi
5. Saat wawancara klinis dan pemeriksaan ada tirai yang membatasi
pasien dengan sekitarnya
6. Selama pengobatan di ICU / ruangan lain terpisah antara pasien
laki-laki dan perempuan
7. Transportasi pasien saat rujukan hendaknya menghormati privasi
pasien. obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Pimpinan Rumah Sakit
 SMF dan Instalasi terkait
 Pasien
PERLINDUNGAN KEKERASAN FISIK TERHADAP
ANAK,INDIVIDU YANG CACAT DAN LANJUT USIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


56/YANMED/ADM 00 1/21
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Kekerasan fisik adalah setiap perbuatan yang mengakibatkan rasa


salut menurut ahli medis,cidera,luka atau cacat pada tubuh
seseorang,gugurnya kandungan,pingsan dan atau menyebabkan
kematian yang di atur dalam pasal 18 ayat 6 Undang-undang dasar
Negara republik Indonesia tahun 1945.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pasien, anak-anak dan
individu yang cacat dan lanjut usia dalam memperoleh perlindungan
terhadap kekerasan selama mendapatkan pelayanan kesehatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generagang
Prosedur 1. Petugas melakukan Asesmen dan mengidentifikasi pasien di
Rumah Sakit.
2. Untuk kelompok pasien yang berisiko ditempatkan sedekat
mungkin dengan kantor perawat.
3. Petugas memberikan perlindungan informasi pelayanan kesehatan
menjaga indentitas pasien.
4. Petugas membeberkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan medis.
5. Petugas memberikan pendampingan setiap kali pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan.
6. Memasang pengaman tempat tidur pasien dan memastikan bel
pasien mudah dijangkau dan berfungsi.
7. Meminta anggota keluarga untuk menjaga pasien selama 24 jam.
8. Perawatan di kamar bayi pintu selalu dikunci dan kunci dibawa
oleh penanggungjawab shift.
9. Petugas melapor ke satuan pengamanan apabila menemui
pengunjung yang mencurigakan.
10. Satuan pengamanan mempunyai wewenang menanyai setiap
pengunjung yang dianggap mencurigakan.
11. Akses pintu masuk tiap-tiap unit dikunci pada jam 21.00
12. Pemberlakukan jam berkunjungarga obat t
PERLINDUNGAN KEKERASAN FISIK TERHADAP
ANAK,INDIVIDU YANG CACAT DAN LANJUT USIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03/YANMED/ADM 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000
Unit Terkait  Pasien anak-anak
 Pasien Individu cacat
 Pasien Lanjut Usia
 SMF dan Unit Terkait
SECOND OPINION

No. Dokumen No.Revisi Halaman


57/YANMED/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Second Opinion adalahHak mendapatkan pendapat kedua dari dokter


dan setiap pasien memiliki hak meminta konsultasi tentang penyakit
yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin
Prektek (SIP) baik di dalam maupun diluar Rumah Sakit.
Tujuan Sebagai acuan untuk mendapat pendapat kedua dari dokter lain
dengan kompetensi yang sama
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik daa
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada
pasien dan keluarga.
2. Pasien dan keluarga mencari second opinion kepada dokter sesuai
dengan kompetensinya atau keahliannya
3. Pasien dan keluarga merekomendasi / pengalaman keberhasilan
pengobatan teman / keluarga terhadap dokter tertentu dengan
kasus yang sama.
4. Pasien dan keluarga mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang permasalahan kesehatan tersebut.
5. Bila saat emergency maka keputusan Second Opinion juga harus
dilakukan dalam waktu singkat hari itu juga.
6. Pasien dan keluarga mencari Second Opinion terhadap dokter
yang dapat menjelaskan dengan mudah jelas lengkap dan dapat
diterima dengan logika.
7. Bila melakukan Second Opinion sebaiknya awalnya jangan
menceritakan dulu pendapat dokter sebelumnya, agar dokter
terakhir dapat obyektifhargt
Unit Terkait  Pimpinan rumah sakit
 SMF dan instalasi terkait
 Pasien
IDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN KEPERCAYAAN PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


59/YANMED/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Identifikasi Nilai-nilai Kepercayaan adalah kepercayaan sebagai


sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang
berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang
sama.beberapa nilai dan kepercayaan yang ada pada pasien sering
bersumber dari budaya dan agama,terdapat pula nilai dan kepercayan
yang sumbernya dari pasien saja.

Tujuan 1. Menghargai nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam


memperoleh pelayanan kesehatan
2. Sebagai acuan bagi petugas rumah sakit dalam pemberian
pelayanan dan asuhan kesehatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
Prosedur 1. Membangun dan menjaga kepercayaan antara petugas dan pasien
2. Mengkomunikasikan nilai-nilai kepercayaan kepada pasien agar
pasien mau terbuka kepada petugas
3. Mengidentifikasikan nilai-nilai kepercayaan pasien
4. Setiap pasien masuk,petugas menanyakan tentang agama yang di
anutnya dan didokumentasikan dalam rekam medik.
5. Petugas memberikan informasi tentang pelayanan kerohaniaan
yang berada di rumah sakit
6. Apabila pasien dan keluarganya ingin berkomunikasi dengan
seseorang yang berkenaan dengan kebutuhan agama dan
kepercayaanya,maka rumah sakit memiliki prosedur untuk
melayani hal permintaan tersebut.
Unit Terkait  Pimpinan rumah sakit
 SMF dan Instalasi Terkait
 Pasien dan keluarga
PERLINDUNGAN HAK PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


58/YANMED/ADM 00 1/1
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Hak yang dimiliki pasien dalam menerima pelayanan praktek


kedokteran yang dilindungi oleh Undang Undang Praktek
Kedokteran No.29 Tahun 2004
Tujuan Sebagai acuan untuk keselamatan pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama genergang
Prosedur Petugas memberikan informasi tentang :
1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi yang lain
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi Rekam Medis

Unit Terkait  Pasien


 Keluarga Pasien
 Humas
 SMF dan Instalasi terkait
PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
112/YANMED/ADM
00 11/1
RSUD
KAB. JOMBANG PT D.2 – 5 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu pendapat pasien atau keluarga memberikan penolakan


pengobatan setelah mendapat penjelasan dari dokter penanggung
jawab pasien.
Tujuan 1. Pasien atau keluarga memahami dan mengerti tentang hak-haknya
dalam menolak tindakan medis dan pengobatan serta risiko yang
diakibatkan dari keputusan tersebut.
2. Staf rumah sakit menghormati hak pasien dan keluarga.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien
Prosedur 1. Pasien dijelaskan tentang diagnosis, dasar diagnosis, tindakan
kedokteran, indikasi kedokteran, tata cara, tujuan, resiko,
komplikasi, prognosis, alternatif & resiko tentang tindakan medis
yang akan dilakukan dokter.
2. Pasien dewasa berhak menolak tindakan atas dirinya sendiri atau
pasien yang tidak bisa membuat keputusan terhadap dirinya
(belum cukup umur, gangguan kesadaran mental dan fisik)
diwakilkan kepada anggota keluarga atau wali yang ditunjuk
secara hukum dengan membuat pernyataan penolakan tindakan
dan pengobatan secara tertulis setelah mendapat penjelasan risiko
yang diakibatkan oleh dokter penanggung jawab pasien.
3. Perawat mendokumentasikan keputusan pasien atau keluarga di
rekam medis.
4. Perawat melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien.
5. Apabila pasien atau keluarga menarik kembali keputusan
penolakan tindakan dan pengobatan, maka dilakukan secara
tertulis.asaran, harga obat t
Unit Terkait 1. Pimpinan RS
2. Dokter DPJP
3. Pasien dan keluarga
4. Paramedis terkait

PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


60/YANMED/ADM 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persetujuan Umum (General Consent) adalah pasien dan keluarga


memperoleh penjelasan secara umum tentang prosedur pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Merupakan proses penentuan keseparium.
Tujuan 1. Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang
persetujuan umum/General Consent
2. Mencegah terjadinya suatu tindakan medis tanpa persetujuan
pasien dan keluarga
3. Menjaga profesi tenaga kesehatan dalam kode etik dan
hukumUntuk mekan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama gdagang
Prosedur 1. Bagian tempat penerimaan pasien dan informasi yang diberikan
bersifat umum, fasilitas rumah sakit, tarif kamar perawatan, tarif
pemeriksaan penunjang, daftar dokter yang mempunyai surat izin
praktek di rumah sakit, asuransi yang bekerja sama dengan rumah
sakit serta hak pasien dan keluarga
2. Instalasi rawat inap
Informasi yang bersifat umum, rencana pelayanan dan tindakan
keperawatan, biaya perawatan, persiapan operasi, dan prosedur
pemulangan pasien
3. Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter poli umum dan spesialis,
Dokter gigi, Dokter penanggung jawab pasien dan Dokter anestesi
4. Beri kesempatan pasien/keluarga bertanya tentang penjelasan
yang telah diberikan
5. Pastikan pasien dan keluarga memahami apa yang dijelaskan
dengan cara mengulang kembali penjelasan secara singkat
6. Dengarkan dan hargai consent (keputusan) yang diberikan oleh
pasien dan keluarga setelah mendapatkan penjelasan dari dokter /
paramedic
7. Dokumentasikan pengambilan keputusan pasien dan keluargaobat

PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/YANMED/ADM 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000
Prosedur dalam bentuk tertulis pada from informed consent, minta tanda
tangan pasien dan keluarga
8. Dokumentasi dan bubuhkan tandatangan pasien/keluarga pada
formulir persetujuan umum/general consent.a
9. Yang berhak memberikan persetujuan umum (General Consent)
adalah :
1) Diri sendiri
2) Anak Kandung, Bapak Kandung, Ibu Kandung, suami/istri
3) Wali (Wali sah yang ditunjuk : Kakek / Nenek / Paman / Bibi /
saudara kandung)
Unit Terkait  Admisi
 Instalasi Gawat Darurat
 poli rawat Jalan
 Rawat Inap
PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB
PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


63/YANMED/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien terkait


pelayanan.yususnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Flarium.
Tujuan - Pedoman bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi
hak dan tanggung jawab pasien
- Pasien mengerti hak dan tanggung jawab SUD Jombang

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang


Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
Prosedur 1. Perkenalkan dengan sebutkan nama dan profesi anda
2. Siapkan sarana dan prasarana untuk pemberian informasi hak dan
kewajiban pasien.
3. Ucapkan isi hak dan tanggung jawab pasien.
Hak pasien:
a. Memperoleh informasi mengenai tata terrtib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB
PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


14/YANMED/ADM
00 12/3
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG
Prosedur h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik
didalam maupun diluar rumah skait.
i. Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
o. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah
Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana.
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tanggung jawab pasien:
a. Pasien dan keluarganya bertanggung jawab untuk mentatati
segala peraturan dan tata tertib Rumah Sakit
b. Pasien bertanggung jawab untuk mematuhi segala instruksi
dokter dan perawat dalam pengobatannya.
c. Pasien bertanggung jawab memberikan informasi dengan
jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita
kepada dokter yang merawat.dipasaran, harga obat t
PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB
PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


14/YANMED/ADM 00 13/31
RSUD PT D.2 – 5 000000
KAB. JOMBANG
Prosedur d. Pasien danpenanggung jawabnya bertanggung jawabnya
bertanggung jawab untuk melunasi semua baiaya atas jasa
pelayanan rumah sakit/dokter.
e. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban memenuhi
hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah
dibuatnyarga obat t

Unit Terkait - Layanan TPPRI


- Rawat jalan
- Rawat Inap
PERLINDUNGAN HARTA BENDA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


111/YANMED/ADM 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 september 2014
10 November
2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Prosedur penjagaan perlindungan harta benda seseorang dari


tindakan pencurianMerupakan proses penentuayususnanrmularium.
Tujuan 1. Memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan
2. Menjaga seluruh wilayah RSU Kab. Jombang
3. Memberikan rasa aman pada pasienUntuk RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennerik dan 2 nama
dagang
Prosedur A. Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Buku Laporan
2. Alat tulis
B. Prosedur Tindakan
1. Dalam kondisi siap bertugas dan waspada
2. Catat data identitas orang yang akan diberikan perlindungan
pada harta bendanya berdasarkan kartu identitas yang berlaku
(SIM/KTP/Pasport)
3. Berikan form khusus untuk proses persetujuan perlindungan
4. Isi form perlindungan tersebut
5. Lakukan koordinasi pada unit terkait dimana tempat orang
tersebut berada atau berasal
6. Lalukan koordinasi dengan pihak manajemen
7. Simpan harta benda tersebut pada tempat penyimpanan yang
telah disepakati oleh manajemen
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Kartu identitas yang dipergunakan adalah kartu yang masih
berlaku (KTP/SIM/Paspor)
 Pastikan adanya Surat Pernyataan Perlindungan Harta Benda
dari orang tersebut untuk meminta perlindungan dari harta
benda
Jika pada orang yang memiliki harta benda tersebut obat dipasaran, h

PERLINDUNGAN HARTA BENDA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


111/YANMED/ADM 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur  Fdalam kondisi keterbatasan fisik akibat terkena kecelakaan
atau hilang kesadaran maka Surat Pernyataan Perlindungan
Harta Benda tetap diisi dengan berdasarkan saksi
 Isi form harus berisi nama lengkap, alamat saat ini, no telp
yang bias dihubungi, tanda tangan atau cap jempol
 Pencatatan semua kegiatan/kejadian pada buku laporan harus
ditulis secara jelas, berdasarkan tanggal, jam serta
kegiatan/kejadian
 Pencatatan semua kegiatan/kejadian pada buku laporan harus
ditulis semua jelas, berdasarkan tanggal, jam serta tempat
kegiatan/kejadian
 Apabila akan meninggalkan pos penjagaan harus memberikan
pada pimpinan tertinggi keamanan yang bertugas dan
koordinasi pada setiap pos yang ada
 Bila perlu hubungipihak berwajib untuk pengamanan lebih
lanjut
Unit Terkait Semua Unit Kerja
MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


64/YANMED/ADM 00 11/3
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan
jaringanMern daftar obat yang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Memeriksa dan menilai rasa sakit dengan pendekatan-pendekatan
yang sesuai dan merencakan tindak lanjut penilaian berkala dalam
periode pengobatan pasien diadakan dan digunakan di RSUD Jomba
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
Prosedur 1. Lakukan pengamatan pada saat pertama pasien tiba di rumah
sakit, mimik muka, cara berjalan, adanya luka, dll.
2. Lakukan anamnesis
- Onset nyeri (akut/kronik) karakter dan derajat keparahan
nyeri (nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa terbakar, dll) pola
penjalaran, durasi, dan lokasi nyeri, faktor yang memperberat
dan memperingan, hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri
sebelumnya termasuk respon terhadap nyeri. “Sudah berapa
lama rasa nyeri yang dirasakan? Lokasi nyeri (pasien
menunjuk lokasi nyeri) apakah rasa nyeri semakin bertamba?
Berapa lama rasa nyeri dirasakan (hilang timbul/menetap/5
menit)? Rasa nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk/terbakar/diremas? Apakah nyeri menjalar ke tempat
lain? Pengobatan yang telah diberikan untuk mengurasi rasa
nyeri?
- Riwayat pembedahan, psikososial (alcohol, merokok,
narkotik), riwayat pekerjaan
, harga obat t
MANAGEMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


18/YANMED/ADM 00 12/3
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000
Prosedur 3. Lakukan assesmen nyeriasaran
a. Indikasi : umur pasien bila dewasa atau anak berusia > 3 tahun
menggunakan Numeric Rating Scale
Tanyakan mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
omitedilambangkan dengan angka antara 0-10 dengan menunjuk
penggaris skala nyeri
 Skala 0 : tidak nyeri
 Skala 1-3 : nyeri ringan : secara obyektif pasien dapat
berkomunikasi denganbaik
 Skala 4-6 : nyeri sedang, secara obyektif pasien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik.
 Skala 7-9 : nyeri berat : secara obyektif pasien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi
 Skala 10 : nyeri yang sangat : pasien sudah tidak mampu
lagi berkomunikai, memukul
“Bapak saya akan mengkaji rasa nyeri yang bapak
rasakan, dengan menggunakan penggaris skala nyeri,
dalam skala ini terdapat angka-angka yang
menggambarkan intensitas rasa nyeri yang bapak rasakan,
jika0…,1-3…,…dapatkah bapak rasakan? Baik skala
nyeri bapak…, berarti nyeri….”
b. Indikasi : Pasa pasien (dewasa atau anak > 3 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengna
angka/kendala bahasa, gunakan Wong Baker FACES Pain
Scale
Instruksi : pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar
mana pada penggaris nyeri yang paling sesuai dengan yang ia
rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
0 tidak merasa nyeri
1 sedikit rasa nyeri
2 nyeri ringan
3 nyeri sedang
4 nyeri berat
5 nyeri sangat beratobat dipasaran, harga obat t
MANAGEMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


18/YANMED/ADM 00 13/3
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000
Prosedur “Verbal sama dengan skala numeric hanya menunjuk gambar”
3. Lakukan pengobatan/terapi utuk mengurangi rasa nyeri sesuai
derajat nyerinya, bila diperlukan pengobatan
4. Lakukan evaluasi/assessment ulang nyeri terhadap hasil
pengobatan, dengan pemeriksaan dan menggunakan penggaris
skala nyeri (menunjuk angka atau gambar.
Unit Terkait  Pasien
 keluarga pasien
 SMF dan Instalasi terkait
MANAGEMEN NYERI DENGAN KONDISI KHUSUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


19/YANMED/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan
Tujuan Kondisi khusus : pasien bayi, anak dan dewasa di ruang rawat
intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
menggunakan Numeric Rating Scale, Wong Baker FACES Pain
Scale
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien.
Petugas Dokter, Perawat
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


66/YANMED/ADM 00 11/6
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menentukan kualitas / derajat pengalaman sensorik dan emosional


yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan
terjadi.usnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Mengetahui derajat nyeri yang dialami pasien untuk menentukan
rencana penanganannya sehingga pasien dan keluarga dapat terlibat
dalam penanganannya.ng diadakan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien
Prosedur 1. Menjawab pertanyaan berikut :
- Kapan rasa nyeri atau ketidaknyamanan muncul?
- Apa faktor yang memperburuk rasa nyeri?
Cahaya / Gelap / Gerakan / Berbaring /Lainnya
- Bagaimana rasa nyerinya?
Seperti di tusuk / Seperti dipukul / Seperti berdenyut / Seperti
ditikam / Seperti ditarik / Seperti dibakar / Seperti kram /Tajam
- Apakah nyeri menjalar ke bagian tubuh yang lain?
Ya / Tidak
- Bagaimana tingkat keparahan nyeri?
Tidak nyeri / Ringan / Sedang / Berat
- Seberapa sering nyeri berlangsung ?
Terus menerus / Hilang timbul
- Berapa lama?
< 30 menit ataukah >30 menit
- Apa yang membuat nyeri berkurang?
Kompres hangat / Aktifitas dikurangi / Lainnya
- Apa efek dari nyeri?
Mual/ muntah / Nafsu makan menurun / Emosi / Aktifitas
berkurang / Gangguan tidur / Lainnya Fdipasaran, harga obat t
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED/ADM 00 12/61
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 2. Menggunakan Numeric Rating Scala

3. Menggunakan Wong Baker FACES PAIN SCALE

4. Menggunakan Comfort Scale


a. indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat
intensif /kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat
dinilaimenggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker
FACES PainScale.
b. Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki
skor1-5, dengan skor total antara 9 – 45.
· Kewaspadaan· Ketenangan
· Distress pernapasan· Menangis
· Pergerakan· Tonus ototarga obat t
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED/ADM 00 13/6131
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur · Tegangan wajah· Tekanan darah basal
· Denyut jantung basal

1. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
2. Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan
obat dan mengelompokkan berdasarkan kelas terapi obat
3. Subkomite Farmasi dan Terapi mengkaji kesesuaian usulan
obat masing-masing SMF dengan Standar Terapi
Subkomite Farmasi dan Terapi dipasaran, harga obat t
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED/ADM 00 14/6
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur

. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi


sedasisedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat
pasienmenunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal
akan rasa nyeri.
6. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih
daribeberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai
berikut:
a. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
b. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/
bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan,
sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah
sakit.Rapat Subkomite Farmasi dan Teripasaran, harga obat t
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED/ADM 00 15/61
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan
asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-
obat intravena
d. Pada nyeri akut/kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1
jam setelah pemberian obat nyeri.
. Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila
sampaimenimbulkan perubahan tanda vital, merupakan tanda
adanya diagnosismedis atau bedah yang baru (misalnya
komplikasi pasca-pembedahan,nyeri neuropatik).
8. Asesmen Nyeri pada neonatus

F
4. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan
dalam Formularium 2010 dan usulan obat baru
5. Sekretaris Subkomite Farmasi dan Terapi merangkum usulan
obat dan mengelompokkan berdasarkan kelas tera
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED/ADM 00 16/6
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur

F
9.Asesmen nyeri pada geniatri yang valid, variabel, dan dapat
diaplikasikan menggunakan FUNCTIONAL PAIN SCALE, seperti
dibawah ini :
Skala
Keterangan
Nyeri
0 Tidak Nyeri
1 Dapat ditoleransi (aktivitas tidak terganggu)
2 Dapat ditoleransi (beberapa aktivitas edikit terganggu)
3 Tidak dapat ditoleransi (tetapi masih dapat
menggunakan telepon, menonton TV, atau membaca)
4 Tidak dapat ditoleransi (tidak dapat menggunakan
telepon, menonton TV, atau membaca)
5 Tidak dapat ditoleransi (dan tidak dapat berbicara
karena nyeri)
6. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat
7. Formularium 2010 dan usulan obaSMF melakukan seleksi obat.
Snggunaannya, ketersediaan obat dipasaran, harga obat t
NYERI PADA PEDIATRI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


67/YANMED/ADM 00 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu keadaan dimana anak-anak mengalami pengalaman sensorik


dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial atas yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut
Tujuan Mengurangi dan menghilangkan nyeri sampai tingkat kenyamanan
yang dapat diterima pasien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien.
Prosedur 1. Assesmen nyeri pada anak.
Nilai karakteristik nyeri :
- Lakukan pemeriksaan medis dan penunjang yang sesuai
- Evaluasi kemungkinan adanya keterlibatan mekanisme
nosiseptif dan neuropatik
2. Diagnosis penyebab primer dan sekunder
3. Pilih terapi yang sesuai obat (analgesik, analgesik adjuvan,
anesthesi) non obat (kognitif, fisik, perilaku)
4. Implementasi rencana manajemen nyeri
- Berikan umpan balik mengenai penyebab dan faktor yang
mempengaruhi nyeri kepada orang tua dan anak
- Berikan rencana manajemen yang rasional dan terintegrasi
- Asesmen ulang nyeri pada anak secara rutin
- Evaluasi efektifitas rencana manajemen nyeri
5. Pemberian analgesik:
a. By The Ladder
- Pemberian analgesik secara berharap sesuai dengan level
nyeri anak
- Pada pasien yang mendapat terapi opioid ditambahkan
parasetamol sebagai analgesik adjuvantobat dipasaran, harga
obat t
NYERI PADA PEDIATRI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


21/YANMED/ADM 00 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur -F Analgesik adjuvant :
1. Multi tujuan : antidepressant, agonis adrenergic alfa2,
kortikosteroid, anesthesi topikal
2. Untuk nyeri neuropatik : antideprssant, antikonvulsan,
agonis GABA, anesthesi oral-lokal
3. Untuk nyeri musculoskeletal : relaksan otot,
benzodiazepine, inhibitor osteoklas, radiofarmaka
b. By The Clock
Waktu pemberian setiap 4-6 jam, tidak boleh jika perlu,
kecuali episode nyeri tidak dapat diprediksi
c. By The Child : sesuaikan dengan dosis
d. By The Mouth
- Mengacu pada jalur pemberian oral, jalur yang paling
sederhana
- Bisa dengan parenteral
- Opioid kurang poten jika diberikan peroral
- Sebisa mungkin jangan intramuskular
- Infus kontinyu, bila pemberian oral dan opioid parenteral
intermitten tidak memberikan hasil yang memuaskan,
adanya muntah hebat
e. Analgesia dan anestesi regioanal = epidural atau spinal
- Untuk nyeri kanker stadium lanjut
- Ketersediaan obat dan alat resusitasi, pencatatan akurat
tanda vital / skor nyeri
f. Nyeri Khronik (melibatkan komponen nosiseptik dan
neuropatik)
- Kombinasi obat dan non obat (kognitif fisik dan perilaku)
- Pendekatan multi disiplin
g. Obat non opioid untuk anak-anak

8. Usulan obat dari SMF berdasarkan obat yang digunakan


dalam Formularium 2010 dan usulan obat bararga obat t

NYERI PADA PEDIATRI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


21/YANMED/ADM 00 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur h. Panduan penggunaan opioid pada anak
i. Pilih rute yang paling sesuai. Untuk pemberian jangka
panjang,pilihlah jalur oral.
ii. Pada penggunaan infus kontinu IV, sediakan obat opioid
kerjasingkat dengan dosis 50%-200% dari dosis infus
perjamkontinu prn.
iii.Jika diperlukan >6 kali opioid kerja singkat prn dalam 24
jam,naikkan dosis infus IV per-jam kontinu sejumlah: total
dosisopioid prn yang diberikan dalam 24 jam dibagi 24.
Alternatiflainnya adalah dengan menaikkan kecepatan infus
sebesar 50%.
iv. Pilih opioid yang sesuai dan dosisnya.
v. Jika efek analgesik tidak adekuat dan tidak ada
toksisitas,tingkatkan dosis sebesar 50%.
vi. Saat tapering-off atau penghentian obat: pada semua
pasienyang menerima opioid >1 minggu, harus dilakukan
tapering-off(untuk menghindari gejala withdrawal). Kurangi
dosis 50%selama 2 hari, lalu kurangi sebesar 25% setiap 2
hari. Jika dosisekuivalen dengan dosis morfin oral (0,6
mg/kgBB/hari), opioiddapat dihentikan.
vii. Meperidin tidak boleh digunakan untuk jangka lama
karenadapat terakumulasi dan menimbulkan mioklonus,
hiperrefleks,dan kejang.
i. Terapi alternatif / tambahan
- Konseling
- Manipulasi chiropractic
- Herbal
Kognitif Perilaku Fisik 6. Terapi
· Informasi · terapi relaksasi · fisioterapi non obat
· Pilihan dan control · umpan balik positif · stimulasi termal
· Distraksi dan atensi · modifikasi gaya hidup · stimulasi
Unit Terkait
· Hypnosis
 Pimpinan Rumah Sakit
/ perilaku sensorik
· psikoterapi
 Dokter DPJP terkait · akupuntur
 SMF dan Instalasi terkait · TENS
 Pasien
NYERI PADA GERIATRI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


68/YANMED/ADM 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 september 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu keadaan dimana Lansia ( orang yang berusia ≥ 65 tahun)


mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atas yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Tujuan Mengurangi dan menghilangkan nyeri sampai tingkat kenyamanan
yang dapat diterima pasien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
2 nama dagang
Prosedur 1. Assesmen nyeri pada lansia / geriatri yang valid, reliabel dan
dapat diaplikasikan menggunakan FUNCTIONAL PAIN SCALE
2. Prevalensi nyeri pada lansia meningkat hingga dua kali lipat
dibanding dewasa muda
3. Intervensi non farmakologi dan farmakologi
4. Intervensi farmakologi menggunakan 3-step ladder WHO
5. Obat yang dihindari pada lansia :
- NSAID/OAINS: indometasin dan piroksikam (waktu paruh
yang panjang danefek samping gastrointestinal lebih besar)
- Opioid: pentazocine, butorphanol (efek psikotomimetik)
- Propoxyphene: neurotoksik
- antidepresan: tertiary amine tricyclics (efek samping
antikolinergik)
6. Intervensi non farmakologik
- Terapi termal
- Simulasi listrik
- Blok syaraf dan radiasi area tumor
- Intervensi tembahan, relaksasi, umpan balik, positif, hypnosis
- Fisioterapi dan terapi okupasiSnggunaannya, krga obat t
NYERI PADA GERIATRI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


22/YANMED/ADM 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 7. FIntervensi farmakologik
a. Non-opioid: OAINS, parasetamol, COX-2 inhibitor,
ntidepressanttrisiklik, amitriptilin, ansiolitik.
b. Opioid :
i. risiko adiksi rendah jika digunakan untuk nyeri akut
(jangkapendek).
ii. Hidrasi yang cukup dan konsumsi serat untukmencegah
konstipasi
iii. Dosis rutin dan teratur memberikan efek analgesik yang
lebihbaik daripada pemberian intermiten.
iv. Mulailah dengan dosis rendah, lalu naikkan perlahan.
v. Jika efek analgesik masih kurang adekuat, dapat
menaikkanopioid sebesar 50-100% dari dosis semula.
c. Analgesik adjuvant
i. NSAID dan amfetamin: meningkatkan toleransi opioid dan
resolusi nyeri
ii. Nortriptilin, klonazepam, karbamazepin, fenitoin,
gabapentin,tramadol, mexiletine (efektif untuk nyeri
neuropatik)
iii. Antikonvulsan: untuk neuralgia trigeminal.
(Gabapentin: neuralgia pasca-herpetik 1-3 x 100 mgsehari
dan dapat ditingkatkan menjadi 300 mg/hari)
8. - Efek samping NSAID meningkat pada lansia
- Ambang batas nyeri sedikit meningkat pada lansia
- Disarankan menggunakan obat dengan waktu paruh yang lebih
singkat
- Lansia cenderung memerlukan pengurangan dosis analgesik
karena sindrom malabsorbsi harga obat t
Unit Terkait  Pimpinan Rumah Sakit
 Dokter DPJP terkait
 SMF dan Instalasi terkait
 Pasien
NYERI KHRONIK KEGANASAN ( NYERI KANKER )

No. Dokumen No.Revisi Halaman


69/YANMED/ADM 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
01 September 2014
SPO
10 November
2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Merupakan nyeri yang seringkali bersifat neuropatik akibat infiltrasi


tumor, pasca bedah, khemoterapi, radiasi meskipun dapat pula
bersifat nosiseptik akibat kerusakan jaringan atau proses inflamasi
yang terjadi
Tujuan  Meredanya nyeri secara nyata, pemeliharaan status fungsional,
kwalitas hidup yang realistik dan proses kematian yang tenang
 Perawatan dengan pendekatan holistik sehingga penderita dapat
meningkatkan kwalitas hidupnya dan meninggal dalam keadaan
damai dan iman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennanama dagang
Prosedur 1.Melakukan pemeriksaan dengan seksama
2.Menentukan penyebab dan derajat/stadium penyakit dengan tepat
3.Komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya
4.Mengajak penderita berpartisipasi aktif dalam perawatan
5.Meyakinkan penderita bahwa nyerinya dapat di tanggulangi
6.Memperhatikan biaya pengobatan dan tindakan
7.Merencanakan pengobatan bila perlu dengan beberapa modalitas
terapi nyeri
8.Penanggulangan nyeri kanker dilakukan dengan
pendekatanhalostik meliputi modalitas terapi
fisik,farmaka,psikologik,surgikal
9. Prinsip modalitas terapi farmaka :
 Gunakan anak tangga threebstep ladder WHO
 Usahakan pemberian lewat mulut / oral
 Pemberian berdasarkan waktu/sesuai jadwal lebih
menguntungkan daripada penggunaan bila perlu saja
 Pada nyeri kanker berat, morfin sulfat oral adalah obat yang
terpilih dan hanya gunakan parenteral bila ada gangguan
pemberian oral
Formularium merupakan acuan dalam pengadaan dan penggunaan

NYERI KHRONIK KEGANASAN ( NYERI KANKER )

No. Dokumen No.Revisi Halaman


23/YANMED/ADM 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur  Gunakan VAS, pembagian nyeri ringan sedang berat dan
analisa komponen nyeri nosisepsi neuropatik psikogenik untuk
menentukan macam analgetik terpilih. Tak semua nyeri
membutuhkan opioid, seperti pada nyeri neuropatik, maka
pemberian antidepresan untuk nyeri terbakar dan atau
antikonvulsan untuk nyeri tajam seperti tertusuk lebih
bermanfaat daripada opioid
8. Modalitas terapi psikologik
 Relaksasi : relak sempurna dapat mengurangi ketegangan otot,
rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri
 Distraksi : metode menghilangkan nyeri dengan mengalihkan
perhatian penderita pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap
nyeri yang dialami
 Hipnosis : metode memanfaatkan alam bawah sadar pasien
sehingga lebih rileks dan lebih fokus yang akhirnya
mengeblock rasa lemas yang disebabkan rasa nyeri
9. Modalitas terapi fisik
 Akupountur : dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker,
kecuali bila sedang kemoterapi
 fisioterapiFobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Pasien dan Keluarga Pasien
 Instalasi anesthesi
 Dokter BPJP
 Paramedis terkait
NYERI KHRONIK NON KEGANASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


70YANMED/ADM 00 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, rasa nyerinya
terus ada karena kerusakan jaringan yang terus menerus, meskipun
telah terjadi proses penyembuhan dan seringkali tidak diketahui
penyebabnya yang pasti
Tujuan Mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima
pasien sehingga dapat mengurangi lebih lanjut terjadinya depresi,
kecemasan, kelelahan, dan stress
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien.
Prosedur 1. Lakukan asesman nyeri :
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik (karakanamnesis dan
pemeriksaan fisik (karakteristik nyeri, riwayat
manajemen nyeri sebelumnya)
b. Pemeriksaan penunjang: radiologi
c. Asesmen fungsional:
i. nilai aktivitas hidup dasar (ADL), identifikasi kecacatan
/disabilitas
ii. buatlah tujuan fungsional spesifik dan rencana
perawatanpasien
iii. nilai efektifitas rencana perawatan dan manajemen
pengobatan
2. Tentukan mekanisme nyeri :
a. manajemen bergantung pada jenis / klasifikasi nyerinya.
b. Pasien sering mengalami > 1 jenis nyeri.
c. Terbagi menjadi 4 jenis:
1. Nyeri Neuropatik
2. Nyeri Otot
3. Nyeri Inflamasi
4. Nyeri Mekanis / Kompresi
3. Nyeri kronik: nyeri yang persisten / berlangsung >3 mingguharga
obat t

NYERI KHRONIK NON KEGANASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


24/YANMED/ADM 00 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Asesmen lainnya:
a. Asesmen psikologi: nilai apakah pasien mempunyai masalah
psikiatri (depresi, cemas, riwayat penyalahgunaan obat-obatan,
riwayatpenganiayaan secara seksual/fisik.verbal, gangguan
tidur)
b. Masalah pekerjaan dan disabilitas
c. Faktor yang mempengaruhi:
i. Kebiasaan akan postur leher dan kepala yang buruk
ii. Penyakit lain yang memperburuk / memicu nyeri kronik
pasien
d. Hambatan terhadap tatalaksana:
i. Hambatan komunikasi / bahasa
ii. Faktor finansial
iii. Rendahnya motivasi dan jarak yang jauh terhadap fasilitas
kesehatan
iv. Kepatuhan pasien yang buruk
v. Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman
5. Komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya
6. Mengajak penderita berpartisipasi aktif dalam perawatan
7. Meyakinkan penderita bahwa nyerinya dapat di tanggulangi
8. Memperhatikan biaya pengobatan dan tindakan
9. Merencanakan pengobatan bila perlu dengan beberapa modalitas
terapi nyeri
10. Untuk nyeri khronik dengan modalitas terapi farmakologik
dengan prinsip “ascending the ladder”
at
dipasaran, harga obat t

NYERI KHRONIK NON KEGANASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


24/YANMED/ADM 00 13/33/
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 11. Modalitas terapi farmakologik lain yang dipakai pada nyeri
khronik adalah gol adjuvan
 Antidepresi trisiklik (amitriptilin 25-50 mg/hari) digunakan
pada nyeri khronik, nyeri neuropatik yang bersifat membakar,
dengan gangguan tidur dan depresi
 Anti konvrensan (carbamazepin 100-400 mg/hari 2-4 kali
/hari dipakai pada nyeri neuropatik yang tajam dan menusuk
atau mengiris
 Kartikasteroid dipakai pada nyeri akibat kompresi pada saraf,
nyeri sendi dan nyeri miofasial bersama anesthesi lokal
 Neuroleptik (chlorpromazin zhaloperidol) dipakai sebagai
anti cemas, anti psikotik dan anti muntah
Unit Terkait  Pasien dan Keluarga Pasien
 Instalasi anesthesi
 Dokter BPJP
 Paramedis terkait
NYERI AKUT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


71/YANMED/ADM 00 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya


rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
menyenangkan selama 3 bulan atau kurang, nyeridengan onset segera
dan durasi yang terbatas (kurang dari 6 minggu) yang memiliki
hubungan waktu dan kausal dengan cedera atau penyakit.
Tujuan Mengurangi dan menghilangkan nyeri sampai tingkat kenyamanan
yang dapat diterima pasien sehingga mencegah terjadinya nyeri
kronik
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama dagang
Prosedur 1. Lakukan asesman nyeri : mulai sari anamnesis hingga
pemeriksaan penunjang
2. Tentukan mekanisme nyeri
a. Nyeri Somastik
b. Nyeri Visceral
c. Nyeri Neuropatik
3. Komunikasi yang baikdenganpasiendankeluarganya
4. Mengajakpenderitaberpartisipasiaktifdalamperawatan
5. Meyakinkanpenderitabahwanyerinyadapat di tanggulangi
6. Memperhatikanbiayapengobatandantindakan
7. Merencanakanpengobatanbilaperludenganbeberapamodalitasterap
inyeri
8. Untuknyeriakutlebihbanyakdigunakanmodalitasterapifarmakologi
9. Prinsipterapinyeriakutadalah descending the ledderobat dipasaran,
harga obat t

NYERI AKUT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


25/YANMED/ADM 00 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur

10. Dosismodalitasterapifarmakologik
a. Paracetamoldewasa 350-600 mg/4-6jam atau 2-4
gram/haripo,iv
b. NSAID
Aspirin 325-650mg 4-6x/hari
Ketorolak10-30mg 4-6x/hari
Indometasin 25-50mg 2-3x/hari
Piroksikam 10-20mg 1-2x/hari
Ibuprofen 200-300mg 3-6x/hari
Na-diklofenak 50mg 3x/hari
Meloksikam 75mg 1x/hari
Nimesulfid 100mg 2x/hari
Celecoxib 100mg2x/hari
c. Opioid lemah : kodein,tramadoluntuknyeriringan
Kodein :dosisawal 6x10mg
Max dosis 6x40mg
Seringkalibersamaparacetamol
d. Opioid kuat : morfin,fentoniluntuknyerisedang,berat
Dosismorfin 100mg oral,10mg parenteral,1mg epidural,0,1
mgspinal
10. Keterangan Farmakologi :
i. OAINS efektif untuk nyeri ringan-sedang, opioid efektif
untuknyeri sedang-berat.
ii. Mulailah dengan pemberian OAINS / opioid lemah
(langkah 1dan 2) dengan pemberian intermiten (pro re nata-
prn) opioidkuat yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
iii. Jika langkah 1 dan 2 kurang efektif / nyeri menjadi
sedangberat, dapat ditingkatkan menjadi langkah 3 (ganti
dengan opioid kuat dan prn analgesik dalam kurun waktu 24
jamsetelah langkah 1).dipasaran, harga obat t

NYERI AKUT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


25/YANMED/ADM 00 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur iv. Penggunaan opioid harus dititrasi. Opioid standar yang
seringdigunakan adalah morfin, kodein.
v. Jika pasien memiliki kontraindikasi absolut OAINS,
dapatdiberikan opioid ringan.
vi. Jika fase nyeri akut pasien telah terlewati, lakukan
pengurangandosis secara bertahap
 Intravena: antikonvulsan, ketamine, OAINS, opioid
 Oral: antikonvulsan, antidepresan, antihistamin,
anxiolytic, kortikosteroid, anestesi lokal, OAINS,opioid,
tramadol.
 Rektal (supositoria): parasetamol, aspirin,
opioid,fenotiazin
 Topical: lidokain patch, EMLA
Unit Terkait  Pasien dan Keluarga Pasien
 Instalasianestesi
 DokterDPJP
 Paramedisterkait
PENYELESAIAN KELUHAN PASIEN DAN KELUARGA
SECARA LANGSUNG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


61/YANMED/ADM
00 11/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pengaduan secara langsung adalah pengaduan baik berupa komplain


ataupun masukan dari masyarakat tentang: pelayanan yang diterima,
sarana ataupun yang lainnya, yang langsung disampaikan oleh
masyarakat secara lisan kepada petugas. Masuk dalam Formularium.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani
pengaduan langsung secara tertib dan aman. Untuk mendapatkan ang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien. nama dagang
Prosedur 1. Pengaduan langsung bisa dilakukan oleh masyarakat selama 24
jam:
- Jam dinas: sub.bag kehumasan dan promkes.
- Soe, malam dan libur: pengawas keperawatan
2. Setelah petugas mendengarkan keluhan, petugas akan mencatat
keluhan dilembar pengaduan langsung dengan mencatumkan
identitas lengkap dari pengaduan sambil perawat mengucapkan
“Tunggu sebentar bpk/ibu...nama kami...., akan atasi segera.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya”
3. Pengadu dipersilahkan membaca kembali hasil catatan keluhan
yang dilakukan petugas.
4. Ucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada pasien
“terima kasih atas saran dan masukan bapak/ibu mohon maaf atas
ketidaknyamanannya. Selamat......(pagi/siang/sore/malam)
5. Apabila hasil catatan keluhan tadi dianggap sudah benar dan
lengkap, maka pengadu dimohon untuk menandatangani berkas
catatan tersebut.
6. Petugas bisa memberikan penjelasan saat itu apabila keluhan
bersifat umum dan tidak membutuhkan klarifikasi dari unit lain.
7. Sub.Bid kehumasan dan promkes akan melakukan klarifikasi
dengan unit terkait apabila isi pengaduan tersebut membutuhkan
klarifikasi dengan unit terkait tersebut.

PENYELESAIAN KELUHAN PASIEN DAN KELUARGA


SECARA LANGSUNG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


08/YANMED/ADM
00 12/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG
Prosedur 8. Unit terkait membuat jawaban tertulis tentang pengaduan tersebut
akan diketahui Ka.ins/Ka.Sie/Ka.Sub.Bag
9. Jawaban dari unit terkait oleh Sub.Bid kehumasan dan promkes
akandiinformasikan kepada pihak pengadu melalui SMS
10. Apabila pengaduan tersebut terkait dengan masalah etik, maka
sub Bag Kehumasan dan Promkes melakukan pengajuan tertulis
kepada panitia Etik dan Kredensial untuk mendapatkan klarifikasi
11. Setiap bulan sekali Sub.Bid kehumasan dan promkes melakukan
rekapitulasi untuk selanjtnya diserahkan kepada Direktur dengan
diketahui sekretaris. obat dipasaran, harga obat t

Unit Terkait - Semua Instalansi


- Semua Bidang
- Semua SMF
PENANGANAN ANCAMAN PEMAKAIAN MEDIA OLEH
PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


09/HUMAS /ADM
00 11/1
RSUD
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu tindakan penyelesaian keluhan pasien yang memberikan


ancaman melalui media atas ketidakpuasannya.
Tujuan 1. Standarisasi penanganan ancaman pemakaian media di Rumah
Sakit Umum Jombang
2. Tercapainya kepuasan pasien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dng
Prosedur 1. Terima laporan dari staff customer service
2. Datangi pasien ke ruang inapnya atau ke rumahnya jika pulang
ke rumah
3. Dengarkan kembali keluhan pasien
4. Berikan penjelasan dan pendekatan secara baik-baik
5. Minta pasien untuk membuat surat (format surat telah
disediakan) kepada menajemen bila pasien tidak puas dengan
penjelasan yang diberikan
6. Selesaikan semua keluhan semaksimal dan secepat mungkin
melalui pertemuan dengan pasien tanpa memberikan surat
tertulis atau mengirimkan email kepada pasien
7. Koordinasi dengan manajer pelayanan untuk mengatasi keluhan
dan bila perlu didampingi DPJP (Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan) pada saat bertemu dengan pasien. Bila DPJP tidak
ada di tempat, tim informasi madis akan mewakili untuk
sementara dan akan disarankan oleh manager pelayananFo
Unit Terkait Manager CustManager Customer Servive

PENANGANAN KELUHAN PADA UNIT PELAYANAN DI


JAM KERJA OLEH CUSTOMER SERVICE

No. Dokumen No.Revisi Halaman


04/TUMAS/ADM
00 11/1
RSUD
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu proses interaksi antara pihak rumah sakit dengan pasien dan
keluarga pasien dalam penyampaian keluhan di jam kerja
Tujuan 1. Sebagai standarisasi dalam penanganan keluhan pada unit
pelayanan di jam kerja
2. Tercapainya kepuasan pasien
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasien
Prosedur 1. Terima keluhan dari unit terkait
2. Catat keluhan pasien di formulir survey rawat inap untuk
ditindaklanjuti hari itu juga
3. Sampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
keluhan tersebut
4. Sampaikan kepada dokter medical information atas keluhan yang
bersifat medis
5. Minta jawaban atas keluhan dengan pihak yang terkait
berdasarkan standar rumah sakit umum kab. Jombang secepat
mungkin atau paling lambat 2 x 24 jam atas keluhan yang bersifat
medis
6. Sampaikan jawaban kepada pasien secara langsung (bila keluhan
bersifat non medis dan ditemani oleh dokter medical information
(bila keluhan bersifat medis) sebagai jawaban resmi dari pihak
manajemenpasaran, harga obat t
Unit Terkait Unit Customer Servive

PENANGANAN KELUHAN OLEH PENGAMAT PAGI SORE


DAN MALAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/TUMAS/ADM
00 11/2
RSUD
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu proses interaksi antara pihak rumah sakit dengan pasien dan
keluarga pasien dalam penyampaian keluhan di luar jam kerja
Tujuan 1. Sebagai standarisasi dalam penanganan keluhan pada unit
pelayanan di luar jam kerja
2. Tercapainya kepuasan pasien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
Prosedur 1. Berdiri dan ucapkan salam kepada pasien, perkenalkan diri dan
tanyakan nama pasien (“selamat pagi Bpk/Ibu, saya (nama), maaf
dengan Bpk/Ibu ? “)
2. Tawarkan bantuan kepada pasien (‘ada yang bias kami bantu
Bpk/Ibu (nama)?”)
3. Dengarkan keluhan,masukan dan saran pasien
4. Jawablah keluhan sesuai dengan standar yang telah diberikan
manajemen
5. Minta maaf kepada pasien apabila pasien belum puas dengan
jawaban yang diberikan. (“mohon maaf atas ketidaknyamananya,
kami akan segera mengatasinya”)
6. Hubungi unit terkait dan sampaikan keluhan
7. Persilahkan pasien untuk mengisi formulir keluhan secara lengkap
(nama dan no telepon jangan sampai tidak terisi) sambil
menunggu jawaban dari unit terkait. (“Bpk/Ibu (nama), boleh
saya minta bantuannya untuk mengisi formulir keluhan ini kepada
pihak manajemen”)
8. Sampaikan kepada pasien bahwa pasien akan dihubungi
secepatnya bila sudah mendapatkan solusinya bila keluhan belum
bias terselesaikan dalam waktu 10 menit
(“Mohon maaf Bpk/Ibu, kami belum bisa memberikan solusi
terhadap keluhan Bpk/Ibu, kami akan menghubungi Bpk/Ibu
secepatnya bila kami sudah mendapatkan solusinya”)S

PENANGANAN KELUHAN OLEH PENGAMAT PAGI SORE


DAN MALAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/HUMAS/ADM
00 12/2
RSUD
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000
Prosedur 9. Ucapkan trima kasih dan salam penutup.
(“terimakasih atas saran dan masukan Bpk/Ibu,
Selamatpagi/siang/sore/malam”)obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Unit Customer Service
PENANGANAN KELUHAN PADA UNIT PELAYANAN DI
LUAR JAM KERJA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


06/TUMAS/ADM 00 11/11
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG
001000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu proses interaksi antara pihak rumah sakit dengan pasien dan
keluarga pasien dalam penyampaian keluhan di luar jam kerja
Tujuan 1. Sebagai standarisasi dalam penanganan keluhan pada unit
pelayanan di luar jam kerja
2. Tercapainya kepuasan pasien
Kebijakan Sesuai dengan Perauran Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik dan
Prosedur 1. Catat dan dengarkan keluhan pasien
2. Minta bantuan kepada atasan/karu apabila pasien tidak puas
dengan jawaban.
“tunggu sebentar ya Bpk/Ibu (nama) kami akan atasi segera.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya”
3. Sarankan pasien untuk mengisi formulir survey rawat jalan/rawat
inap untuk diserahkan kepada customer service bila pasien tidak
puas dengan jawaban atasan/karu.
4. Informasikan kepada pasien bahwa keluhannya akan
disampaikan ke customer service untuk ditindaklanjuti ke
manajemen.
“Bpk/Ibu (nama) keluhannya akan saya sampaikan ke customer
service untuk ditindaklanjuti ke manajemen. Kami akan segera
menghubungi Bpk/Ibu apabila kami sudah mendapatkan jawaban
dari manajemen”
5. Ucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada pasien.
“terima kasih atas saran dan masukan Bpk/Ibu mohon maaf atas
ketidaknyamanannya, selamat sore”
6. Sampaikan dan serahkan formulir survey rawat jalan/rawat inap
ke customer service keesokan harinya untuk disampaikan ke
manajemenobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Semua unit pelayanan di RSUD Jombang

PENANGANAN KELUHAN PADA UNIT PELAYANAN DI


LUAR JAM KERJA OLEH PENGAWAS KEPERAWATAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/TUMAS/ADM 00 11/1
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG 0000

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO 01 September 2014
10 November
2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu proses interaksi antara pihak rumah sakit dengan pasien dan
keluarga pasien dalam penyampaian keluhan di luar jam kerja oleh
pengawas keperawatan.
Tujuan 1. Sebagai standarisasi dalam penanganan keluhan pada unit
pelayanan di jam kerja oleh pengawas keperawatan
2. Tercapainya kepuasan pasien
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45.44/2014 tentang pelayanan pasiennamama dagang
Prosedur 1. Terima formulir survey rawat jalan/rawat inap dari unit terkait
2. Sampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
keluhan tersebut
3. Sampaikan kepada dokter medical information atas keluhan yang
bersifat medis
4. Minta jawaban atas keluhan dengan pihak yang terkait
berdasarkan standar Rumah Sakit Umum Kabupaten Jombang
paling lambat 2 x 24 jam atas keluhan yang bersifat medis
5. Sampaikan jawaban kepada pasien secara langsung (bila keluhan
bersifat non medis) dan ditemani oleh dokter medical
information (bila keluhan bersifat medis) sebagai jawaban resmi
dari pihak manajemenF
Unit Terkait Unit Customer Servive

Anda mungkin juga menyukai