i
1 SKRIPSI
OLEH
SURYA ADI CHANDRA
03051381621071
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar sarjana Teknik Mesin
Pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Oleh:
SURYA ADI CHANDRA
03051381621071
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Pembimbing
Irsyadi Yani S.T, M.Eng, Ph.D Amir Arifin S.T, M.Eng, Ph.D
NIP NIP
iii
4 HALAMAN PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah berupa Skripsi ini dengan judul “Fabrikasi Komposit
Tembaga/Fly Ash Metal Foam Dengan Egg Yolk Sebagai Foaming Agent” telah
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Mesin Universitas Sriwijaya pada tanggal 13 April 2019
iv
v
5 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
Rahmat, Nikmat, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skrispi
ini
Skripsi yang berjudul “Fabrikasi Komposit Tembaga/Fly Ash Metal Foam
Dengan Egg Yolk Sebagai Foaming Agent”, disusun untuk menlengkapi salah satu
syarat mendapatkan Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan bantuan
yang telah diberikan dalam penyusunan tugas akhir ini kepada:
1. Irsyadi Yani, S.T, M.Eng, Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya.
2. Amir Arifin, S.T, M.Eng, Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak sekali memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Gunawan, S.T, M.T, Ph.D selaku Dosen pengarah yang membantu dalam
pembuatan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Teknik Mesin Universitas Sriwijaya untuk segala ilmu yang
sangat bernilai bagi penulis.
5. Seluruh Keluarga Besar penulis dan teman-teman yang telah membantu dalam
pengerjaan skripsi ini dan memberikan saran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak sekali
kekurangan karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun untuk kelanjutan skripsi ini ke depannya akan sangat
membantu.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang di kemudian hari.
Penulis
6
vii
7 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Surya Adi Chandra; Dibimbing oleh Amir Arifin, S.T, M.Eng, Ph.D
RINGKASAN
Kata Kunci : Metal Foam, Komposit, Fly Ash, Tembaga, Kuning Telur, Foaming
Agent.
ix
9 SUMMARY
SUMMARY
Key Words : Metal Foam, Composite, Fly Ash, Copper, Egg Yolk, Foaming
Agent.
10 DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul...................................................................................................iii
Halaman Pengesahan...........................................................................................v
Halaman Persetujuan.........................................................................................vii
Kata Pengantar...................................................................................................ix
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi.......................................................xi
Ringkasan.........................................................................................................xiii
Summary...........................................................................................................xv
Daftar Isi.........................................................................................................xvii
Daftar Gambar..................................................................................................xix
Daftar Tabel.....................................................................................................xxi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Batasan Masalah............................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................3
1.6 Metode Penelitian..........................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan....................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
2.1 Metal Foam....................................................................................5
2.2 Dasar-dasar Material......................................................................7
2.2.1 Tembaga sebagai Matriks..............................................................7
2.2.2 Fly Ash sebagai Reinforced.........................................................12
2.2.3 Egg Yolk sebagai Foaming Agent...............................................15
2.3 Metode Pembuatan Aluminium Foam.........................................17
2.3.1 Powder Metalurgy........................................................................17
2.3.2 Entrapped Gas Expansion............................................................18
2.3.3 Gas Injeksi....................................................................................19
xi
xii
xiii
11 DAFTAR TABEL
xv
1 BAB 1
PENDAHULUAN
12 Latar Belakang
Tembaga dan paduannya adalah salah salah satu dari grup besar dari
logam yang diperjualbelikan. Logam ini sering digunakan karena sifat
mampu alir listrik (konduktor) yang sangat baik, konduktivitas terrmal (k)
yang besar, sifat tahan korosi yang sangat baik, mudah dibentuk, kekuatan
yang baik, dan tahan lelah (fatique). Logam ini bisa menjadi lapisan yang
diselimuti dengan bahan organic.
Tembaga murni biasa digunakan untuk sambungan listrik, dan biasa
divariasikan dengan bagian lain dan dibutuhkan untuk menghantarkan aliran
listrik. Tembaga, kuningan, perunggu, dan cupronikel biasa dipakai untuk radiator
automobile, penukar kalor, pemanas rumah, panel surya, dan pengaplikasian lain
yang membutuhkan konduksi panas sepanjang logam. Karena sifat tahan karatnya
yang baik, logam-logam inipun biasa digunakan untuk sistem perpipaan, katup,
dan penyambunya untuk mengalirkan fluida cair (Tyler and Black, 1990). Sifat
tembaga yang unik inilah yang cukup menarik untuk dibuat sebagai Metal Foam.
Alasan lainnya adalah tembaga dan paduannya banyak digunakan karena material
ini memberikan sifat yang lebih baik saat dikombinasikan dengan material lain
(Kundig, 2002)
Metal Foam adalah material jenis baru dengan densitas rendah dan
sifat fisik, sifat mekanik, sifat termal, dan sifat elektrik yang baru. Metal
foam sendiri belum sempurna tapi material ini berpotensi memberikan
struktur yang ringan, menyerap energi, dan bisa mengatur panas. Material
ini dibuat dengan teknik pembuatan yang baru, dan masih didalam
pengembangan. Pembuatan metal foam bisa dengan metode Metalurgi
Serbuk. Metal Foam sendiri dibuat dengan tujuan agar bisa didaur ulang
1
2
13 Rumusan Masalah
14 Batasan Masalah
b. Foaming Agent yang digunakan dalam penilitian ini adalah egg yolk
c. Serbuk Tembaga dan Fly Ash sudah dibeli dalam keadaan sudah menjadi
serbuk.
d. Menggunakan variasi Parameter Temperatur Drying dengan Suhu 140℃ ,
160℃ dan 180℃ dan Parameter Temperatur Sintering dengan suhu 800℃
e. Variasi pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji tekan, uji
densitas, uji SEM, uji TGA, uji XRF, dan uji XRD.
15 Tujuan Penelitian
16 Manfaat Penelitian
3
4
17 Metode Penelitian
18 Sistematika Penelitian
Pada penulisan skripsi ini, sistematika penulisan terdiri dari bab-bab yang
berkaitan satu sama lain dimana tiap babnya terdapat uraian dan gambaran yang
mencakup pembahasan skripsi ini secara keseluruhan. Adapun bab-bab tersebut
meliputi:
BAB 1 PENDAHULUAN
5
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
19 Metal Foam
Metal Foam secara umum berasal dari dua kata yakni Metal yang berarti
Logam dan Foam yang berarti Busa. Metal Foam artinya sebuah Logam yang
berstruktur seperti Busa. Struktur yang dimaksud disini berarti struktur yang
ringan, memiliki lobang/poros di permukaan ataupun saling menyambung di
dalamnya. Cara membuat struktur yang ringan ini bermacam-macam. Mulai dari
membuat porosnya sampai mencampur beberapa material yang berbeda sifat atau
karakterisitiknya seperti material yang memiliki kekakuan tinggi dan digabungkan
dengan material yang sangat ringan atau memiliki kemampuan tekan yang tinggi
dikombinasikan dengan karakteristik penyerapan energi yang baik (Banhart,
2007)
Metal Foam secara umum terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Open Cell Foam (Metal Sponge), merupakan sel yang tidak sepenuhnya
tertutup. Dengan kata lain, banyak bagian yang terbuka yang membuat material
menjadi lebih lunak dan lebih fleksibel. Metal Sponge berskala halus dengan sel
yang lebih kecil tapi bisa dilihat sering digunakan sebagai filter suhu tinggi dalam
industri kimia. Salah satu keuntungan memakai foam jenis ini adalah saat
diaplikasikan/dipasang maka foam akan terekspansi. Biasa digunakan pada heat
exchanger, menyerap energi, penyebar aliran fluida, dan sebagai material ringan.
Penggunaannya dalam heat exchanger biasa dipakai untuk meningkatkan transfer
panas dengan cara mengurangi tekanan (Topin et al., 2006). Metal Sponge
memiliki luas daerah permukaan yang sangat besar per satuan berat dan katalis
sering terbentuk menjadi metal sponge. Open Cell Foam biasa dibuat dengan
metode Metalurgi Serbuk. Di dalam metode ini, “Space Holder” digunakan
sebagai penahan pori-pori yang dibuat.
7
8
(a) (b)
2. Closed Cell Foam, merupakan foam yang selnya benar-benar tertutup. Selnya
ditekan bersamaan sehingga fluida tidak bisa masuk ke dalam foam. Karena
inilah, Closed Cell Foam lebih kaku dan Stabil daripada Open Cell Foam. Closed
Cell Foam biasa digunakan sebagai penyerap beban kejut, sama seperti Polymer
Foam pada Helm Sepeda tapi CCF memiliki kemampuan redam kejut yang lebih
tinggi. Kelemahan CCF adalah material ini langsung terdeformasi setelah
mendapat beban kejut. CCF bersifat ringan dan kaku, karena itulah CCF lebih
sering dipakai sebagai bahan structural ringan. Dengan pori yang tertutup, CCF
memiliki resistansi yang tinggi terhadap api dan potensi daur ulang yang tinggi,
tapi harus ada bahan tambahan yang bisa membuatnya mengapung di air. CCF
biasa dibuat dengan memasukkan gas atau mencampurkan foaming agent kedalam
logam cair (Banhart, 2000)
(a) (b)
Metal foam memiliki sifat yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam
industri otomotif, perkapalan, pesawat, dan dalam pembangunan. (John Banhart,
2001). Fungsi utamanya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Konstruksi Ringan
2. Penyerap Energi
3. Peredam Getaran & Suara
4. Penyerap panas
Metal Foam akan lebih mudah bersaing jika sifat-sifatnya lebih dieksploitasi
atau ditingkatkan. Misalnya, pembuatan bahan konstruksi yang tidak hanya ringan
tapi juga mengurangi kebisingan dengan cara meredam suara atau bahkan bisa
menyerap energi jika terjadi tabrakan pada suatu bangunan yang menggunakan
metal foam. Penggunaan metal foam akan lebih efektif jika metal foam diisi pada
bagian cor yang dilubangi lalu diperkuat dengan metal foam atau metal foam bisa
diperkuat dengan jaring baja untuk meningkatkan ketahanannya terhadap
tegangan Tarik (Banhart, 2007).
20 Dasar-dasar Material
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan besar
dalam sejarah manusia dan termasuk logam yang pertama kali ditambang.
Tembaga merupakan logam yang cukup umum ditemui terutama dalam bidang
kelistrikan. Tembaga memiliki aplikasi yang berbeda dalam masyarakat modern
karena konduktivitas termal yang sangat baik, sifat listrik, ketahanan terhadap
korosi, dan ketahanan terhadap beban dinamis (Ertu, 2013)
9
10
Tabel 2.1 Jenis Tembaga beserta Sifat Mekanik (Tyler and Black, 1990)
Adapun tembaga yang dipakai dalam praktikum kali ini adalah tembaga
murni dengan 99.99% tembaga yang dijual secara umum.
3. Sifat Kimia
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan
oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda
dengan oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida.
Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan oksida ini kemudian
menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna
hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua,
seperti pada Patung Liberty (Copper. org, 2011). Tembaga bereaksi dengan
sulfide membentuk tembaga sulfide (Rickett and Payer, 1995).
11
12
Berdasarkan diagram fasa diatas maka dapat diketahui bahwa temperatur leleh
tembaga adalah sekitar 1350 Kelvin atau sekitar 1077°C.
Pada penelitian ini yang akan dipakai adalah tembaga bubuk yang murni.
Tembaga ini sebagai matriks atau bahan dasar dari Metal Foam yang akan dibuat.
13
14
Fly Ash adalah hasil limbah pembakaran batu bara pada tungku
pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk hampir bulat sempurna, halus, dan
bersifat pozolanik (Ondova, Stevulova and Estokova, 2012). Pozolanik atau
Pozzolan merupakan bahan yang mengandung senyawa silica dan alumina yang
tidak mempunyai sifat semen (mengikat), akan tetapi dalam bentuk halusnya dan
dengan adanya air dapat membuat material ini menjadi suatu massa padat yang
tidak larut dalam air (Tjokrodimuljo, 1996).
15
Menurut Gunawan (2000), pozzolan terbagi atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut :
1. Pozzolan Alam : Merupakan hasil sedimentasi dari abu vulkanik yang
mengandung silika aktif, yang bila bercampur dengan kapur akan terjadi
proses sementasi.
2. Pozzolan Buatan : Merupakan bahan yang didapat dari hasil pembakaran
di tungku maupun limbah yang diolah menjadi abu dan mengandung silika
aktif dengan proses pembakaran, seperti abu terbang (fly ash).
Pozzolan dapat membuat suatu material lebih mudah diaduk, kedap air,
dan kuat terhadap tekanan. Pemakaian pozzolan ini juga menguntungkan karena
dapat mengurangi panas hidrasi yang mengakibatkan retakan serius
(Tjokrodimuljo, 1996).
Dengan demikian pengertian fly ash sebagai bahan pozolanik, adalah :
Bahan yang mengandung senyawa silika atau silika + alumina
Secara independen sangat sedikit atau tidak mempunyai kemampuan
mengikat (non-cementitious)
Dalam bentuk yang sangat halus dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida (dengan kelembaban yang cukup & dalam suhu kamar)
untuk membentuk suatu bahan yang mempunyai sifat mengikat
(cementitious)
15
16
Fly ash terdiri atas senyawa silicate glass yang mengandung silika (Si),
Aluminium (Al), ferrum (Fe), dan Kalsium (Ca). Kandungan kecil senyawa lain
yang terdapat dalam fly ash adalah Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium (Na),
Potassium (P), dan Karbon (C). Yang membuat fly ash berbahaya adalah
kandungan bahan arsenic, berilium, boron, cadmium, chromium, cobalt, lead,
mangan, merkuri, selenium, strontium, thallium, vanadium, juga mengandung
dioksin dan senyawa PAH (polycyclic aromatic hydrocarbon).
Fly ash umumnya terdiri dari partikel solid yang berbentuk bulat dan
sebagian adalah partikel bulat berongga serta partikel bulat yang berisi partikel-
partikel bulat lain yang lebih kecil. Ukuran partikel fly ash bervariasi mulai dari
0,5 mikrometer 300 mikrometer. Luas permukaan fly ash umumnya beriksar 300
m^2/kg – 500 m^2/kg. Specific Gravity fly ash pada umumnya bervariasi dari 1,9-
2,55. Massa jenis fly ash dalam kondisi loose sekitar 540 – 860 kg/m^3 dan dalam
kondisi dipadatkan sekitar 1.120 – 1.500 kg/m^3 (Nji, Lauw Tjun. 2015.
https://lauwtjunnji.weebly.com/fly-ash--overview.html, 23 Maret 2019).
Beberapa sifat atau karakter dari fly ash yang diharapkan untuk dimanfaatkan dan
memberikan kelebihan, antara lain :
a. Spherical Shape (bentuk partikel yang hampir bulat sempurna), yang
menghasilkan ball bearing effect sebagai pelumas sehingga mempunyai
kemampuan alir (flowability) dan workability yang lebih baik.
b. Ukuran partikel yang sangat halus, yang membuat fly ash mampu mengisi
celah kecil dalam tembaga, sehingga meningkatkan kepadatan tembaga sehingga
lebih impermeable (kedap air), lebih tahan terhadap abrasi, dan memperkecil
penyusutan).
c. Dalam kadar tertentu dan lingkungan yang mendukung (kelembaban cukup
dan suhu kamar), kandungan senyawa siliki atau siliki + alumina akan mengikat
tembaga yang tidak mempunyai kemampuan mengikat menjadi senyawa baru
yang bersifat cementitious (mengikat) sehingga dalam taraf tertentu akan
meningkatkan kekuatan Metal Foam yang dihasilkan
d. Mengurangi panas hidrasi, sehingga diharapkan mengurangi kemungkinan
terjadinya retak selama proses pembuatan metal foam.
e. Membuat biaya produksi metal foam menjadi lebih murah.
Dari sifat-sifat yang dimiliki fly ash dan harapan untuk pemanfaatannya, dalam
prakteknya masih ditemui kondisi yang menunjukkan kegagalan dalam mencapai
beberapa manfaat yang diinginkan. Karena merupakan bahan limbah dan belum
optimalnya quality control dalam pembuatan fly ash dan penggunaannya,
memungkinkan pula variasi dalam sifat dan pengaruh penambahan fly ash yang
membuat manfaat yang diharapkan tidak tercapai dan efek yang merugikan justru
timbul (Nji, Lauw Tjun. 2015. https://lauwtjunnji.weebly.com/fly-ash--
overview.html, 23 Maret 2019).
Egg Yolk atau Kuning Telur merupakan bagian dari telur sebagai makanan
dari embrio. Kuning telur sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
karena telah menjadi makanan pokok untuk mendapatkan sumber protein yang
tinggi. Kuning telur merupakan salah satu komponen penting dalam membuat kue
17
18
23 Powder Metalurgy
Metal foam bisa dibuat dengan metode Metalurgi Serbuk. Proses ini
dijelaskan secara skematik pada gambar dibawah.
19
20
merata dalam matriks logam yang padat dan hampir tidak berpori. Bahan ini lalu
bisa dipotong ke bentuk yang diinginkan. Terakhir, bagian metal foam akan
diperoleh dengan memanaskan bahan ke suhu di atas titik lebur logam. Hasilnya,
logam tersebut tentu akan meleleh dan foaming agent melepaskan gas dengan cara
yang terkendali, sehingga logam berubah menjadi metal foam semi-solid yang
akan berekspansi perlahan (Banhart and Baumeister, 1998).
Kepadatan metal dari inert gas seperti argon sangatlah kecil. Metode
Metalurgi Serbuk sudah dikembangkan untuk membuat material dengan
penyebaran pori-pori kecil yang mengandung inert gas dengan tekanan tinggi.
Saat material ini kemudian dipanaskan, tekanan dalam pori akan meningkat dan
pori-pori akan berekspansi karena tegangan mulur logam sekitarnya. Proses ini
sudah digunakan oleh Boeing untuk membuat inti dengan massa jenis rendah
(Ashby et al., 2007).
Dalam prosesnya Ti-6Al-4V bubuk tersegel di dalam tabung dengan
paduan yang sama. Tabung ini dikosongkan untuk membuang oksigen yang ada
(yang mana membuat titanium getas) lalu diisi kembali dengan argon bertekanan
3-5 atmosphere (0.3-0.5 Mpa). Tabung ini kemudian disegel dan dikonsolidasikan
ke keapdatan relative tinggi yang menyebabkan peningkatan delapan kali dari
tekanan vakum (tekanan dibawah tekanan atmosfer yaitu tekanan dalam tabung).
Tekanan ini terlalu rendah untuk menyebabkan ekspansi pada suhu kamar. Jumlah
pori yang ada pada sampel terkonsolidasi relatif rendah (sebanding dengan jumlah
partikel bubuk dalam compact asli), sehingga digunakanlah roller untuk
memperbaiki struktur dan untuk mendistribusikan pori-pori kecil agar lebih
seragam. Dalam paduan titanium, roller dilakukan pada suhu 900-400 C
menghasilkan permukaan yang rata dengan perpanjangan sesuai arah pengerollan.
Saat pori telah rata, maka permukaan akan bersentuhan, berikatan difusi,
menciptakan sambungan pori-pori berisi sedikit gas (Ashby et al., 2007).
21
Gambar 2.12 Skematik dari metode Entrapped Gas Expansion (Ashby et al.,
2007)
21
22
mengalir keluar. Sebelum lelehan memadat, foam semi-solid ini dapat diratakan
dengan diroll panas (Banhart, 2001).
1 Mulai
Studi Pustaka
2 Stirring
5 Drying
7 Demolding
6 Sintering
Uji
XRD
Kesimpulan
Selesai
23
24
Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan proses penelitian ini :
a. Bubuk Tembaga
b. Fly Ash
c. Egg Yolk
d. Gerinda dan Perkakas potong lainnya
e. Ayakan serbuk (0,200 mm)
f. Timbangan digital dan jangka sorong
g. Electric Furnace
h. Alat Uji X-Ray Fluoscence
i. Alat Uji
26 Prosedur penelitian
Gambar 3.2 Grafik Proses Sintering dengan heating rate 8°C/min dan holding
time selama 2 jam
25
26
28 Metode Pengujian
29 Pengujian Tekan
27
28
Secara sederhana, prinsip kerja dari XRD dapat dijelaskan sebagai berikut.
Setiap senyawa terdiri dari susunan atom-atom yang membentuk bidang tertentu.
29
30
Jika sebuah bidang memiliki bentuk tertentu, maka partikel cahaya yang dating
dengan sudut tertentu hanya akan menghasilkan pola pantulan maupun pembiasan
yang khas. Dengan kata lain, tidak mungkin foton yang dating dengan sudut
tertentu pada sebuah bidang dengan bentuk tertentu akan menghasilkan pola
pantulan ataupun pembiasan yang bermacam-macam. Sebagai gambaran,
bayangan sebuah objek akan membentuk pola yang sama seandainya cahaya
berasal dari sudut dating yang sama. Kekhasan pola difraksi yang tercipta inilah
yang dijadikan landasan dalam analisa kualitatif untuk membedakan suatu
senyawa dengan senyawa yang lain menggunakan instrumen XRD. Pola unik
yang terbentuk untuk setiap difraksi cahaya pada suatu material seperti halnya
fingerprint (sidik jari) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
yang berbeda (Setiabudi, Hardian and Muzakir, 2012). Identifikasi diperoleh
dengan membandingkan pola difraksi dengan sinar-X. X-Ray Diffraction dapat
digunakan untuk menentukan fase apa yang ada didalam bahan dan konsentrasi
bahan-bahan penyusunnya. XRD juga dapat mengukur macam-macam keacakan
dan penyimpangan kristal serta karakterisasi material. Hukum Bragg merupakan
dasar dari spektrometer sinar-X (XRD).
Hukum Bragg berisi perumusan matematik mengenai proses difraksi yang
terjadi sebagai hasil interaksi antara sinar-X yang dipantulkan oleh material.
Difraksi sinar X oleh sebuah materi terjadi akibat fenomena hamburan oleh tiap
atom dan interferensi gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom
tersebut. Pantulan tersebut terjadi tanpa mengalami kehilangan energy sehingga
menghasilkan pantulan elastic atau elastic scattering (Setiabudi, Hardian and
Muzakir, 2012).
33 Pengujian Densitas
Dimana :
ρ = Densitas (kg/m3)
m = Massa Benda (kg)
V = Volume Benda (m3)
Densitas komposit ditentukan berdasarkan teori Archimedes
.
Dimana :
ρbulk = Densitas Actual (kg/m3)
Wudara = Berat spesimen diudara (kg)
ρfludia =Densitas Fluida (kg/m3)
Wfluida = Berat spesimen didalam fluida (kg)
Analisa XRF merupakan salah satu contoh analisa yang didasarkan pada
perilaku atom yang terkena radiasi. Interaksi atom dengan cahaya dapat
menyebabkan berbagai fenomena yang dipengaruhi oleh kuatnya intensitas
cahaya yang memiliki energy tinggi (sebagai contoh: sinar-X), maka dapat
menyebabkan terpentalnya electron yang berada pada tingkat energy paling
rendah pada suatu atom. Akibatnya atom berada pada keadaan yang tidak stabil
sehingga electron yang berada pada tingkat (kulit valensi) yang lebih tinggi akan
mengisi posisi kosong yang ditinggalkan oleh electron yang terpental tadi. Proses
pengisian posisi electron pada kulit valensi yang lebih rendah dinamakan
deeksitasi. Proses deeksitasi ini akan disertai dengan pemancaran cahaya dengan
energi yang lebih kecil daripada energi yang menyebabkan tereksitasinya
31
32
35 Pengujian Kekerasan
selesai dicetak nantinya juga tebal dan cukup besar tergantung cetakan yang
dipakai.
36 Jadwal Pengujian
Bulan
N Agustu
Kegiatan
o s September Oktober November
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan
1 Bahan
2 Persiapan Bahan
3 Uji TGA
4 Uji XRF
5 Uji XRD
6 Uji Tekan
Uji Kekerasan
7 Brinell
8 Uji Viskositas
9 Uji Densitas
10 Uji SEM
Analisa dan
11 Pembahasan
12 Kesimpulan
Setelah semua pengujian selesai, data-data yang ada disusun dan kemudian
diolah untuk menganalisa hasil dari sintering, pengujian compression, pengujian
Scanning Electron Microscopy (SEM), pengujian Thermo Gravimetric Analyzer
(TGA), pengujian X-Ray Diffraction (XRD), pengujian densitas, pengujian X-Ray
Fluoroscence (XRF), dan pengujian kekerasan (brinell). Selanjutnya data hasil
perhitungan disusun dalam bentuk tabel kemudian ditampilkan dalam bentuk
grafik. Setelah selesai fabrikasi dan pengujian Komposit Foam berbahan Tembaga
diharapkan material ini dapat menjadi material yang memiliki densitas lebih
33
34
rendah, sebagai peredam impact, berdaya hantar listrik yang baik, berdaya hantar
panas yang baik, sebagai Pure Catalyst Cell yang bisa ditanam ke dalam tubuh
manusia. Metal Foam ini juga diharapkan bisa didaur ulang dan tidak beracun
untuk mengurangi limbah dan perusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
36