Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN MIKRO DAN MAKRO

“MEKANISME PERSALINAN NORMAL”

OLEH:

DELI CITRA PURNAMA


NPM. 2026040020.P

Kelas : B3 Kebidanan

Dosen Pengampu :
Desi Pitriani MTr. Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini
tepat pada waktunya. Tak lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada
junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh
sahabatnya.
Laporan ini membahas tentang Mekanisme Persalinan Normal. Banyak
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini. Oleh karena
itu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari, bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca sekalian.
Besar harapan penulis, dengan hadirnya laporan ini dapat memberikan
sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.

Bengkulu, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
C. Manfaat........................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian....................................................................................
2
B. Mekanisme Persalinan Normal ...................................................
3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. RPP
Lampiran 3. SAP
Lampiran 4. JOB SHEET
Lampiran 5. DAFTAR TILIK
Lampiran 6. POWER POINT
Lampiran 7. LEAFLET

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada
manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat
terjadi pada setiap tahap tersebut.
Mekanisme persalinan normal merupakan gerakan janin yang
mengakomendasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk
kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyusaikan diri dengan
ruangan yang tersedia dalam panggul diameter-diameter yang besar dari janin
harus menyusaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar
janin bisa masuk melalui panggul untuk melahirkan.
Bidan merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang
keberadaanya paling dekat dengan ibu mempunyai peran penting dalam
mengatasi masalah melalui proses kebidanan. Dalam melaksanakan asuhan
kebidanan, bidan dituntut memiliki wawasan yang luas trampil dan sikap
profesional. Tindakan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mekanisme persalinan
2. Mengetahui tahapan mekanisme persalinan normal

C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan pengertian mekanisme persalinan
2. Dapat memahami dan menjelaskan tentang tahapan dan mekanisme
persalinan normal

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan
usia Kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,
presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul
ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan
merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja merupakan persalinan
patologik (Saifuddin, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu
sendiri (Manuaba, 2012).
Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari
bagian Presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi
bagian kepala janin terhadap jalan lahir.
Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan
Kadang kala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher). Janin dengan presentasi belakang kepala,
ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua kehamilan. Presentasi janin paling
umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum
atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher).
Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalam pintu
atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan
dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi
ubun-ubun kecil melintang dan anterior. Karena panggul mempunyai bentuk
yang tertentu, sedangkan ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya
dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah
panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir.

vi
B. Mekanisme Persalinan Normal
1. Penurunan Kepala ke PAP (Engagement)
Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin
(biasanya kepala) telah memasuki rongga panggul. Engagement telah
terjadi ketika bagian terendah janin telah memasuki Station Nol atau lebih
rendah. Pada Nulipara, Engagement sering terjadi sebelum awal
persalinan. Namun pada multipara dan beberapa nulipara, engagement
tidak terjadi sampai setelah persalinan di mulai (Cunning et. Al, 2013;
McKinney, 2013)

Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis


melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu
atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan sinklitismus yaitu bila sutura
sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium. Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak
ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
a. Asinklitismus posterior: Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan
os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
b. Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.

vii
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan.
Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas
rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin.
Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim,
sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan
bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan
karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan atau adanya
kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os 
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan. Sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari
os parietal belakang. (Cunning et. Al, 2013; McKinney, 2013)

2. Descent
Descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati panggul.
Kepala bayi masuk kedalam rongga pelvis atau disebut juga lightening.
Kepala bayi mulai menyesuaikan diri (moulage, baca = moulase) terhadap
jalan lahir.

viii
Penyebab terjadinya Descent:
a. Tekanan Cairan Amnion
b. Tekanan Langsung Fundus Uteri pada Bokong
c. Usaha Meneran Ibu
d. Gerakan Ekstensi Tubuh Janin (Tubuh Janin Menjadi Lurus)
Faktor Lain:
a. Ukuran dan Bentuk Panggul
b. Posisi Bagian terendah janin
Penurunan terjadi akibat 3 kekuatan dengan sumbu jalan lahir:
a. Siklitimus yaitu ketika sutura sagitalis dengan sumbu jalan lahir
b. Asinklitismus Anterior yaitu kepala janin mendekat kea rah
promotorium sehingga os parietalis lebih rendah.
c. Asinklitismus Posterior yaitu kepala janin mendekat ke arah simpisis
dan tertahan oleh simpisis pubis (Cunningham dkk, 2013; McKinney,
2013).

3. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan
ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya

ix
tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya
kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal. Ada beberapa teori
yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan
karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah
fleksi.
Fleksi disebabkan oleh:
a. Persendian Leher dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke
dada
b. Letak Leher bukan di garis tengah, tetapi kearah tulang belakang
sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala
c. Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga
dagu lebih menempel pada tulang dada janin
d. Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan
sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi
fleksi untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir.
(Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).
4. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin
memutar ke depan ke bawah simpisis.

x
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah
simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena
rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul. (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

5. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah kedepan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melewatinya.

Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul
tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
dapat menembusnya.Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah
simpisisakan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi (Cunningham dkk, 2013;
McKinney, 2013).

xi
6. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu
dalam keadaan miring.

Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan


bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala
bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter
bisa kromial. menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum
sepihak. (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

7. Ekspulsi (Lahir Sempurna)


Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
sumbu jalan lahir. Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang
adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput
yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar
panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-
kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai
contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya,

xii
rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,
khususnya kalau janin besar (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

xiii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mekanisme persalinan normal merupakan gerakan janin yang
mengakomendasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk
kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyusaikan diri dengan
ruangan yang tersedia dalam panggul diameter-diameter yang besar dari janin
harus menyusaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar
janin bisa masuk melalui panggul untuk melahirkan.
Selama proses persalinan janin melakukan serangkaian kegiatan untuk
melewati panggul yaitu:
1. Turunnya kepala (Engagement,)
2. Descent
3. Fleksi
4. Putaran paksi dalam
5. Ekstensi putaran
6. Putaran Paksi luar
7. Ekspulsi

B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami tentang
konsep dasar mekanisme persalinan normal, yang akan sangat bermanfaat
dalam menolong persalinan secara langsung di lapangan. Dengan adanya
pemahaman tentang penggunaan mekanisme persalinan normal diharapkan
akan dapat menekan memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Manuaba, dkk. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Askeb II
Kode MK : BD. 302
Program Studi : D III Kebidanan
Penempatan : Semester III
SKS : 5 SKS (T:2;P:3)
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Persalinan
Sub Pokok Bahasan : Mekanisme Persalinan Normal
Waktu : 2 x 50 Menit
Pertemuan :1

B. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu melakukan
penanganan terhadap mekanisme persalinan normal

C. Kompetesi Dasar
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang
persalinan

D. Indikator
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian persalinan dengan benar
b. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian mekanisme persalinan dengan
benar
c. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan mekanisme persalinan dengan
benar
E. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Metode Media
Mahasiswa
Pendahuluan 1. Mengucapkan - Menjawab Ceramah LCD,
(10 Menit) salam salam Laptop
2. menginformasi - Memperhati Ceramah
kan pokok kan
bahasan yang penjelasan
akan diajarkan dosen
3. Menjelaskan Ceramah
tujuan
pembelajaran
4. Melakukan - Menjawab Ceramah/
apersepsi pertanyaan Diskusi
dengan materi dosen
yang akan
disampaikan
Penyajian 1. Memberikan - Menjawab Ceramah LCD,
(30 Menit) pertanyaan pertanyaan Laptop
untuk dosen sesuai
mengetahui dengan
sejauh mana pengetahuan
pengetahuan
mahasiswa
tentang
mekanisme
persalinan
normal
2. Menjelaskan - Memperhati Ceramah
materi tentang kan
mekanisme penjelasan
persalinan dosen
normal
3. Melakukan feed - Mengajukan Ceramah/
back pertanyaan Diskusi
Penutup 1. Menyimpulkan - Mahasiswa Ceramah LCD,
(10 Menit) materi tentang memperhatik Laptop
mekanisme an
persalinan kesimpulan
normal dari dosen

2. Mengevaluasi - Menjawab Tanya


pemahaman pertanyaan jawab
mahasiswa dari dosen
setelah
disampaikannya
materi tentang
mekanisme
persalinan
normal
3. Menutup - Mahasiswa Ceramah
pertemuan menjawab
dengan salam
mengucapkan
salam

F. Evaluasi
a. Prosedur : Tes Pada akhir Pembelajaran
b. Jenis : Tertulis
c. Alat : Tes Buatan Dosen
d. Bentuk : Tes Objektif
e. Soal : Terlampir

G. Materi Ajar
Terlampir

H. Referensi
Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Manuaba, dkk. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo
MEKANISME PERSALINAN

A. Pengertian
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan
usia Kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,
presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul
ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan
merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja merupakan persalinan
patologik (Saifuddin, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu
sendiri (Manuaba, 2012).
Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari
bagian Presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi
bagian kepala janin terhadap jalan lahir.
Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan
Kadang kala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher). Janin dengan presentasi belakang kepala,
ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua kehamilan. Presentasi janin paling
umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum
atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher).
Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalam pintu
atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan
dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi
ubun-ubun kecil melintang dan anterior. Karena panggul mempunyai bentuk
yang tertentu, sedangkan ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya
dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah
panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir.
B. Mekanisme Persalinan Normal

1. Penurunan Kepala ke PAP (Engagement)


Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin
(biasanya kepala) telah memasuki rongga panggul. Engagement telah
terjadi ketika bagian terendah janin telah memasuki Station Nola tau lebih
rendah. Pada Nulipara, Engagement sering terjadi sebelum awal
persalinan. Namun pada multipara dan beberapa nulipara, engagement
tidak terjadi sampai setelah persalinan di mulai (Cunning et. Al, 2013;
McKinney, 2013)

Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis


melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu
atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan sinklitismus yaitu bila sutura
sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium. Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak
ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
a. Asinklitismus posterior: Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan
os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
b. Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan.
Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas
rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin.
Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim,
sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan
bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan
karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan atau adanya
kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os 
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan. Sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari
os parietal belakang. (Cunning et. Al, 2013; McKinney, 2013)

2. Descent
Descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati panggul.
Kepala bayi masuk kedalam rongga pelvis atau disebut juga lightening.
Kepala bayi mulai menyesuaikan diri (moulage, baca = moulase) terhadap
jalan lahir.
Penyebab terjadinya Descent:
a. Tekanan Cairan Amnion
b. Tekanan Langsung Fundus Uteri pada Bokong
c. Usaha Meneran Ibu
d. Gerakan Ekstensi Tubuh Janin (Tubuh Janin Menjadi Lurus)
Faktor Lain:
c. Ukuran dan Bentuk Panggul
d. Posisi Bagian terendah janin
Penurunan terjadi akibat 3 kekuatan dengan sumbu jalan lahir:
a. Siklitimus yaitu ketika sutura sagitalis dengan sumbu jalan lahir
b. Asinklitismus Anterior yaitu kepala janin mendekat kea rah
promotorium sehingga os parietalis lebih rendah.
c. Asinklitismus Posterior yaitu kepala janin mendekat ke arah simpisis
dan tertahan oleh simpisis pubis (Cunningham dkk, 2013; McKinney,
2013).

3. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan
ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya
tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya
kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal. Ada beberapa teori
yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan
karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah
fleksi.
Fleksi disebabkan oleh:
a. Persendian Leher dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke
dada
b. Letak Leher bukan di garis tengah, tetapi kea rah tulang belakang
sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala
c. Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga
dagu lebih menempel pada tulang dada janin
d. Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan
sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi
fleksi untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir.
(Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

4. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)


Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin
memutar ke depan ke bawah simpisis.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah
simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena
rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul. (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

5. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah kedepan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melewatinya.

Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul
tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
dapat menembusnya.Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah
simpisisakan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi (Cunningham dkk, 2013;
McKinney, 2013).
6. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu
dalam keadaan miring.

Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan


bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala
bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter
bisa kromial. menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum
sepihak. (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).

7. Ekspulsi (Lahir Sempurna)


Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
sumbu jalan lahir. Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang
adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput
yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar
panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-
kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai
contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya,
rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,
khususnya kalau janin besar (Cunningham dkk, 2013; McKinney, 2013).
1. Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
umur kehamilannya dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri disebut :
a. Persalinan
b. Kehamilan
c. Keguguran
d. Semua salah

2. Serangkaian perubahan posisi dari bagian Presentasi janin yang


merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi bagian kepala janin
terhadap jalan lahir disebut :
a. Posisi Persalinan
b. Mekanisme Persalinan
c. Rangkaian Persalinan
d. Tahapan Persalinan

3. Ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin (biasanya kepala)


telah memasuki rongga panggul disebut :
a. Engagment
b. Fleksi
c. Rotasi
d. Descent

4. Kepala bayi masuk kedalam rongga pelvis atau disebut juga dengan :
a. Molage
b. Sutura
c. Lightening
d. Semua salah
5. Sinklitismus adalah :
a. Bila sutura sagitalis terdapat kearah simpisis
b. Bila sutura sagitalis terdapat kearah promontorium
c. Bila sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simpisis dan promontorium
d. Bila sutura sagitalis tidak terdapat diantara simpisis dan promontorium

6. Ada 2 Jnis Asinklitismus Yaitu :


a. Asinklitismus Posterior dan asinklitismus anterior
b. Asinklitismus Sinistra dan Asinklitismus dekstra
c. Asinklitismus atas dan Asinklitismus belakang
d. Asinklitismus Posterior dan Asinklitismus Superior

7. Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih


rendah dari os parietal depan di sebut:
a. Asinklitismus
b. Asinklitismus Anterior
c. Sinklitismus
d. Asinklitismus Posterior

8. Penyebab terjadinya Descent (Penurunan) adalah :


a. Tekanan Cairan Amnion
b. Usaha Meneran Ibu
c. Gerakan Ekstensi Tubuh Janin (Tubuh Janin Menjadi Lurus)
d. Semua Benar
9. Urutan mekanisme persalinan yang benar yaitu:
a. Engagment, descent, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar,
ekspulsi
b. Descent, engagement, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, ekspulsi
c. Engagment, fleksi, rotasi dalam, rotasi luar, ekspulsi, descent
d. Semua salah

10. Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Gerakan Ini
disebut dengan :
a. Putaran paksi Luar
b. Putaran paksi dalam
c. Rotasi
d. Rotasi anterior
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)

Fakultas/ Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan


Mata Kuliah : Askeb II
Materi : Mekanisme Persalinan Normal
Semester : III
Waktu Pertemuan : 1 x 50 Menit

A. Tujuan Intruksional Umum


Pada Akhir pembelajaran mahasiswa mampu memahami tentang mekanisme
persalinan

B. Tujuan instruksional khusus


Pada Akhir pembelajaran mahasiswa mampu memahami :
1. Pengertian Persalinan
2. Pengertian Mekanisme Persalinan
3. Memperaktikkan Mekanisme Persalinan

C. Media/Alat
1. Laptop
2. LCD
3. Power Point
4. Leaflet

D. Metode
1. Ceramah
2.Tanya jawab
3.Demonstrasi

E. Tujuan Pembelajaran
Dapat memahami pengerian dan tahapan mekanisme persalinan.

F. Materi Ajar
Mekanisme persalinan normal
G. Strategi Pembelajaran
1. Diskusi kelompok
2. Curah pendapat
H. Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Evaluasi
(10 Menit) 1. Pembukaan
- menginformasikan - Menjawab salam dan
pokok bahasan yang memperhatikan penjelasan
akan diajarkan dosen
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan penjelasan
pembelajaran dosen
- Melakukan apersepsi - Menjawab pertanyaan
dosen
(30 Menit) 2. Kegiatan Inti
- Memberikan - Menjawab pertanyaan
pertanyaan untuk dosen sesuai dengan
mengetahui sejauh pengetahuan
mana pengetahuan
mahasiswa tentang
mekanisme persalinan
normal
- Menjelaskan materi - Memperhatikan penjelasan
tentang mekanisme dosen
persalinan normal
- Melakukan feed back - Mengajukan pertanyaan
(10 Menit) 3. Penutup - Mahasiswa
- Menyimpulkan materi memperhatikan
tentang mekanisme kesimpulan dari dosen
persalinan normal
- Mengevaluasi - Menjawab pertanyaan dari
pemahaman dosen
mahasiswa setelah
disampaikannya
materi tentang
mekanisme persalinan
normal
- Menutup pertemuan - Mahasiswa menjawab
dengan mengucapkan salam
salam
I. Penilaian
Jenis: Post Test dengan Pertanyaan Lisan
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan mekanisme persalinan?
2. Jelaskan secara singkat tentang tahapan mekanisme persalinan normal
JOB SHEET
Nama Kegiatan : Demonstrasi Mekanisme Persalinan
Waktu : 30 Menit
Sasaran : Mahasiswa D III Kebidanan
Alt dan Media : 1. Phantom Panggul
2. Phantom Bayi
Metode : Demonstrasi
Pokok Bahasan : Mekanisme Persalinan Normal

Obyektif Perilaku Siswa


1. Mempersiapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk
tindakan penanganan mekanisme persalinan normal
2. Mendemonstrasikan langkah-langkah dalam tindakan penanganan mekanisme
persalinan normal dengan sistematis sesuai dengan prosedur dan daftar tilik
serta memperhatikan keselamatan kerja.

Pendahuluan
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada
manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat
terjadi pada setiap tahap tersebut.
Mekanisme persalinan normal merupakan gerakan janin yang
mengakomendasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk
kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyusaikan diri dengan
ruangan yang tersedia dalam panggul diameter-diameter yang besar dari janin
harus menyusaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin
bisa masuk melalui panggul untuk melahirkan.
Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.

Prosedur Pelaksanaan
No Langkah Kera Keypoint Gambar
Menyiapkan
peralatan yang Susun alat secara ergonomis
dibutuhkan agar mudah digunakan

Engagment
(Engagement).
Apabila diameter terbesar
bagian terendah janin telah
melewati pintu atas panggul

Descent terjadi ketika bagian terbawah


janin telah melewati panggul.
Kepala bayi masuk kedalam
rongga pelvis atau disebut
juga lightening. Kepala bayi
mulai menyesuaikan diri
(moulage, baca = moulase)
terhadap jalan lahir.

Fleksi
Dagu dibawa lebih dekat ke
arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah
dari ubun-ubun besar

Rotasi Dalam
(Putaran Paksi pemutaran dari bagian depan
Dalam) Sedemikian rupa sehingga
. bagian terendah dari bagian
depan janin memutar ke
depan ke bawah simpisis

Ekstensi Sesudah kepala janin sampai


di dasar panggul dan ubun-
ubun kecil berada di bawah
simpisis. Sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke
atas, kepala harus
mengadakan ekstensi untuk
melewatinya.

Rotasi Luar Kepala bayi memutar kembali


(Putaran Paksi ke arah punggung anak untuk
Luar) menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Bahu
melintasi pintu dalam
keadaan miring.
DAFTAR TILIK

Nama Keterampilan : Mekanisme Persalinan Normal


Nama Mahasiswa : Deli Citra Purnama
Tanggal Penilaian :
Nama Pembimbing : Desi Fitriani, Mtr. Keb

Petunjuk
Nilailah setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
Nilai 0 : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai
(tidak dikerjakan) dengan yang seharusnya
Nilai 1 : Langkah yang harus dilakukan dikerjakan
(dilakukan tidak sesuai prosedur) namun tidak sesuai dengan prosedur
checklist
Nilai 2 : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai
(dilakukan sesuai prosedur) urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
Beri tanda () dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
Susun alat secara ergonomis agar mudah digunakan
Masuknya kepala janin pada pintu atas panggul (Engagement).
Apabila diameter terbesar bagian terendah janin telah
melewati pintu atas panggul
Descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati
panggul.
Kepala bayi masuk kedalam rongga pelvis atau disebut juga
lightening. Kepala bayi mulai menyesuaikan diri (moulage,
baca = moulase) terhadap jalan lahir.
Fleksi
Dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-
ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar
Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
pemutaran dari bagian depan Sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis.

Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun
kecil berada di bawah simpisis. Sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas, kepala harus
mengadakan fleksi untuk melewatinya.

Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)


Kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring.
Ekspulsi (Lahir Sempurna)
bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan
searah dengan sumbu jalan lahir

Keterangan:
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sesuai prosedur
2 : Dilakukan dan sesuai prosedur

Total seluruhnya
Nilai Akhir = 16 x 100 =

Bengkulu, Februari 2021


Dosen Pembimbing

(Desi Fitriani MTr. Keb)

Anda mungkin juga menyukai