Anda di halaman 1dari 4

TANDA-TANDA VITAL SESUAI TINGKAT USIA

NILAI NORMAL TANDA-TANDA VITAL (TTV)


PADA MANUSIA SESUAI DENGAN
 TINGKAT USIA

Cara untuk mendeteksi/mengetahui tanda-tanda vital (TTV) sesorang dapat diobservasi dengan 4 cara
yaitu mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.

Menurut WHO adapun normal tanda-tanda vital (TTV) sesorang sesuai dengan tingkatan usia yaitu :

A.    Nadi

Bayi                 : 120-130 x/mnt

Anak               : 80-90 x/mnt

Dewasa           : 70-80 x/mnt

Lansia              : 60-70 x/mnt

Ø  Catatan :

1.        Takikardia (Nadi di atas normal)      : Lebih dari 100 x/menit

2.        Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/menit

B.     Tekanan Darah

Bayi                             : 70-90/50 mmHg

Anak                           : 80-100/60 mmHg

Remaja                        : 90-110/66 mmHg

Dewasa muda             : 110-125/60-70 mmHg

Dewasa tua                 : 130-150/80-90 mmHg

Ø  Catatan :

1.      Hipotensi                    : Kurang dari 90/60 mmHg

2.      Normal                       : 90-120/60-80 mmHg

3.      Pre Hipertensi                        : 120-140/80-90 mmHg

4.      Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg

5.      Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg

C.    Suhu Tubuh

Normal            : 36oC - 36,9 oC


Sub Febris       : 37 oC - 38 oC

Febris              : 38 oC - 40 oC

Hiperpireksis   : 40 oC - 42 oC

Ø  Catatan :

1.      Hipotermi       : Kurang dari 36 oC

2.      Hipertermi      : Lebih dari 40 oC

3.      Oral                : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal

4.      Axilla             : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral.

D.    Pernapasan / Respirasi

Bayi                 : 30-40 x/mnt

Anak               : 20-30 x/mnt

Dewasa           : 16-20 x/mnt

Lansia              : 14-16 x/mnt

Ø  Catatan :

1.      Ipnea              : Pernapasan normal

2.      Dispnea          : Pernapasan yang sulit

3.      Apnea             : Pernapasan terhenti

4.      Tadipnea        : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)

5.      Bradipnea       : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)


MAKANAN UNTUK BAYI
SESUAI TINGKAT USIA
Memperkenalkan makanan pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan usianya. Mulailah dari tekstur
makanan cair hingga kemudian meningkat menjadi lebih padat.
Para ahli merekomendasikan untuk memberi makanan saat bayi menginjak usia 6 bulan. Yang tak kalah
penting adalah memerhatikan kesiapan bayi serta kebutuhan nutrisinya. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter
sebelumnya.
Menurut WHO tingkat makana/nutrisi untuk bayi mulai dari 6-12 bulan di bedakan sebagai berikut :
1.      Usia 4-6 Bulan
Pada masa ini, ASI atau susu formula merupakan asupan nutrisi utama bayi dan makanan padat
merupakan asupan tambahan.  Biasanya makanan pertama bagi bayi adalah sereal bayi yang dicampur ASI atau
susu formula (puree).
Anda dapat memulai dengan bubur yang terbuat dari pisang, apel, pepaya dan ubi. Selain itu Anda bisa
membeli makanan khusus bayi yang akan lunak setelah dicampur dengan air. Perkenalkan bubur buah ini
sekitar 1 sendok teh, kemudian tingkatkan menjadi satu sendok makan dua kali sehari.
2.      Usia 6-8 bulan
Pada usia ini, Anda dapat memberikan buah dan sayur yang dihaluskan. Misalnya, alpukat, ubi atau
wortel yang sudah dimasak terlebih dahulu.
Pilihan lain yaitu bubur dari kacang-kacangan seperti edamame, kacang merah serta bubur dari tahu.
Saat ini bayi juga bisa diberikan yoghurt tanpa pemanis dalam porsi kecil. Sebagai asupan protein, bayi mulai
bisa diberikan ikan tanpa tulang, ayam atau jenis daging yang lain. Potong halus sebelum dikonsumsi bayi.
Porsi untuk bayi 6-8 bulan yaitu 1 sendok teh bubur buah yang kemudian dapat ditingkatkan ¼ hingga ½
cangkir yang diberikan bertahap dalam 2-3 kali makan. Porsi yang sama berlaku untuk bubur dari sayur.
Sementara, sereal lunak atau bubur nasi dapat diberikan sekitar 3-9 sendok makan dalam 2-3 kali makan.
3.      Usia 8-10 bulan
Saat ini Anda tidak perlu lagi membuat makanan menjadi bubur, namun cukup dihaluskan. Beberapa
makanan seperti wortel atau ubi perlu dimasak terlebih dahulu.
Jika Anda ingin memberikan telur, pilih bagian kuning telur. Tak perlu dihaluskan, cukup dipotong
hingga cukup kecil dan tidak membuat bayi tersedak. Demikian pula ketika Anda akan memberikan biskuit
khusus bayi, potonglah dalam ukuran kecil.
Porsi makan bayi usia 8-10 bulan yaitu sekitar ¼ hingga ½ cangkir sereal, juga buah dan sayur dengan
porsi yang sama. Ditambah dengan 1/8  hingga ½ cangkir makanan sumber protein.
4.      Usia 10-12 bulan
Dalam usia 10-12 bulan bayi sudah mampu mengonsumsi makanan yang sama dengan orang dewasa.
Hanya saja, perlu diberikan dalam potongan kecil atau dihaluskan agar aman saat dikunyah dan ditelan.
Selain itu, susu sapi dan madu juga disarankan untuk diberikan setelah bayi berusia satu tahun. Untuk
porsi, anak usia 10-12 bulan tidak terlalu berbeda dengan usia 8-10 bulan.

ELIMINASI NORMAL PADA BAYI

Berdasarkan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)  frekuensi BAB yang normal pada bayi yaitu :

<1 bulan 4-10x sehari

Usia 1 bulan 3-4x sehari

Usia 6 - 12 bulan  2- 4x sehari

Namun dalam keseharian tentu saja hal ini tidak bisa di jadikan patokan tetap. Banyak faktor yang
mempengaruhi pola dan frekuensi bayi BAB. Saat baru lahir seorang bayi bisa BAB 4- 10 kali dalam sehari dan
hal itu masih dianggap sebagai hal yang lumrah.

Jadi untuk mengetahui apakah BAB anak Anda normal tidak hanya frekuensi / keseringan saja yang
dilihat namun Anda juga perlu memperhatikan konsistensi (bentuk) dan warna feses. Jika bayi Anda sering
BAB namun memiliki konsistensi yang baik (tidak keras dan tidak cair) serta warna feses normal (akan
tergantung dari jenis makanan bayi) dan bayi Anda tidak rewel, demam dll maka mungkin pola BAB bayi Anda
masih termasuk dalam kategori normal.
NORMAL TIDUR SESUAI
 TINGKAT USIA
Kebutuhan tidur ini berbeda pada tiap kelompok usia karena disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Tidur merupakan kebutuhan vital manusia, seperti halnya makan. Kebutuhan akan tidur ini berbeda pada
tiap kelompok usia karena disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Tidur yang berlebihan sama buruknya dengan orang yang kurang tidur. Karena itu, para ahli dari
National SleepFoundation (NSF) Amerika mengeluarkan panduan durasi tidur sesuai usia. Panduan ini dibuat
berdasarkan kajian dari para ahli lintas bidang, mulai dari ahli anatomi, psikiatri, neurologi, dokter anak, dokter
kandungan, hingga geriatri (dokter ahli lansia)
Dalam rekomendasi terbarunya, mereka memperluas kelompok usia anak-anak mulai dari bayi berusia 4
bulan sampai 17 tahun. Sementara untuk orang dewasa dimulai dari 18 tahun sampai 65 tahun.
Berikut rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia yaitu :
1. Bayi baru lahir (0-3 bulan) durasi tidur diperkecil menjadi 14-17 jam per hari
2. Bayi usia 4-11 bulan durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam
3. Batita (1-2 tahun) durasi tidur ditambah menjadi 11-14 jam
4. Balita (3-5 tahun) durasi tidur dipersempit menjadi 10-13 jam
5. Anak-anak usia 6-13 tahun durasi tidur ditambah satu jam, menjadi 9-11 jam
6. Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka juga ditambah satu jam sehingga menjadi 8-10 jam per hari
7. Orang menuju dewasa (18-25 tahun) kategori ini merupakan kategori baru, Durasi tidurnya yakni 7-9 jam per
harinya
8. Orang dewasa (26-64 tahun) durasi tidur tetap, yakni 7-9 jam
9. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): Kategori baru. Durasi tidur 7-8 jam per hari.
Durasi tidur yang ideal dianggap penting bagi kesehatan karena kurang waktu istirahat satu malam saja
bisa mengganggu hormon yang mengatur fungsi nafsu makan. Orang yang sering kurang tidur juga diketahui
cenderung lebih gemuk.
Sebuah penelitian tahun 2011 yang dipublikasikan di EuropeanHeartJournal menemukan bahwa orang
yang tidak cukup waktu tidur memiliki risiko 48 persen terkena penyakit jantung koroner dalam periode 7
sampai 25 tahun. Tak hanya itu, timbul 15 persen risiko meninggal akibat stroke dalam kurun waktu yang sama.
Namun, risiko terhadap kesehatan tak hanya berlaku bagi mereka yang kurang tidur. Masih dalam
penelitian yang sama, terlalu banyak tidur (lebih dari 9 jam dalam semalam) menunjukkan risiko 38 persen
lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dan 65 persen lebih tinggi terkena stroke.

Anda mungkin juga menyukai