Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN BENCANA

TUGAS INDIVIDU

Disusun oleh :

Fathimah Az Zahra

(17111024110042)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2020
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007
TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana , apa itu bencana?
menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Dalam UU No.24 Tahun 2007 bencana dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Bencana alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana nonalam
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Tentu bukan tanpa alasan menyebut Indonesia sebagai negara yang sangat rawan
terhadap bencana. Negara Indonesia terletak dalam wilayah pertemuan tiga lempeng kerak
bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India Australia yang membawa
dampak kerawanan Indonesia terhadap berbagai aktivitas seismik yang kuat dan secara terus-
menerus . Selain itu, letak ini pun ternyata wilayah yang juga merupakan zona pertemuan dua
jalur gempa yaitu jalur gempa Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Trans-Asiatic yang
menyebabkan kerawanan terhadap aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi dan tsunami
apabila gempa tersebut terjadi dalam kekuatan yang besar dan pusat gempanya berada pada
jarak yang tidak jauh dari dasar laut. Tidak hanya itu, hampir seluruh wilayah kepulauan di
Indonesia dilingkari oleh gunung berapi yang berderet, juga ini tentu meningkatkan faktor
kerawanan Indonesia terhadapa bencana. Selain itu, kondisi iklim Indonesia dengan curah
hujan yang tinggi dan juga musim kemarau yang cukup panjang juga sangat berpotensi
menjadi penyebab pada bencana banjir, longsor, kekeringan serta kelaparan.

Menghadapi ancaman bencana tersebut, Pemerintah dan pemerintah daerah berperan


penting dalam membangun sistem penanggulangan bencana di Indonesia. Menurut UU No.24
Tahun 2007 Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan dan tahapan bencana meliputi prabencana, saat
tanggap darurat dan pascabencana. UU Penanggulangan Bencana sebagai dasar dan sekaligus
payung hukum penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, sstematis, terpadu dan
terkoordinasi, yang meliputi:

1) upaya menyeluruh dan proaktif dimulaidari pengurangan risiko bencana, tanggap


darurat, dan rehabilitasi serta rekonstruksi
2) Upaya yang dilakukan bersama oleh pemangku kepentingan dengan peran dan fungsi
yang saling terlengkapi
3) Bagian dari proses pembangunan untuk mewujudkan ketahanan (resilience) terhadap
bencana

Selain itu dalam Pasal 2 UU ini berbunyi “Penanggulangan bencana berlandaskan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” .Kemudian,
maksud pasal ini diuraikan pada pasal 3 yakni :

1) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berasaskan:

a. Kemanusiaan
b. Keadilan
c. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
d. Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
e. Ketertiban dan kepastian hukum
f. Kebersamaan
g. Kelestarian lingkungan hidup
h. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,


yaitu:
a. cepat dan tepat
b. prioritas
c. koordinasi dan keterpaduan
d. berdaya guna dan berhasil guna.
e. transparansi dan akuntabilitas
f. kemitraan
g. pemberdayaan
h. nondiskriminatif
i. nonproletisi

Meskipun UU Penanggulangan Bencana secara umum sudah mewadahi dan menjadi


sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia, namun masih ada berbagai
kebutuhan yang mendesak untuk dilakukan kajian dan analisis diantaranya adalah adanya
kesulitan koordinasi terutama pada tataran pemerintah daerah serta belum adanya regulasi
nasional yang mengatur tugas dan fungsi masing-masing kementerian/lembaga dalam
penanggulangan bencana. Undang-Undang ini sebagai dasar dan sekaligus payung hukum
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia agar dapat memberikan perlindungan
kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan
bencana secara terencana, sstematis, terpadu dan terkoordinasi terhadap ancaman bencana
yang ada di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai