254-Article Text-6373-2-10-20181206
254-Article Text-6373-2-10-20181206
Made Ayu Lely Suratri*, Tince A. Jovina, dan Indirawati Tjahja Notohartojo
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat,
Indonesia
*Korespondensi Penulis: made.lely@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.22435/mpk.v28i3.254
Abstrak
Prevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
penduduk Indonesia yang bermasalah dengan gigi dan mulutnya sebesar 25,9%. Rata-rata karies gigi
yang diukur dengan indeks DMF-T sebesar 4,6 yang berarti rata-rata penduduk Indonesia telah mengalami
kerusakan gigi sebanyak 5 gigi per orang. Karies gigi dapat terjadinya karena rendahnya kebersihan
gigi dan mulut, dan kurang terpaparnya dengan fluorida. Kejadian karies gigi berhubungan juga dengan
kandungan fluor yang terdapat dalam air minum. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan
antara kejadian karies gigi dengan konsumsi air minum masyarakat di Indonesia. Metode penelitian ini
merupakan penelitian non intervensi dengan desain penelitian potong lintang yang dilaksanakan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui
Riskesdas Tahun 2013. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia ≥ 12 tahun
di 33 provinsi, 497 kabupaten/kota. Pengumpulan data gigi dilakukan dengan melakukan wawancara dan
pemeriksaan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua jenis sumber air minum dapat
menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali jenis air minum dari air isi ulang, dengan nilai p>0,05 (p=
0,178) dan air ledeng eceran, dengan nilai p>0,05 (p= 0,307) dan juga hampir semua jenis sumber air
yang banyak dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
kecuali jenis sumber air dari sumur gali terlindungi, dengan nilai p>0,05 (p= 0,979), dimana OR: 1,026 (CI
95%: 0,979-1,076). Kesimpulan penelitian menunjukkan kejadian karies gigi ada hubungannya dengan
konsumsi air minum kecuali jenis air minum dari air isi ulang.
Kata kunci : karies gigi; air minum; masyarakat
Abstract
The prevalence of dental caries in Indonesia is quite high, the results of the 2013 Basic Health Research
(Riskesdas) population in Indonesian with 25,9% problems with their teeth and mouth. The average dental
caries measured by the DMF-T index was 4.6, which means that the average Indonesian population has
experienced tooth decay as much as 5 teeth per person. Dental caries can occur due to low dental and
oral hygiene, and less exposure to fluorida. The incidence of dental caries is also related to the fluorine
content contained in drinking water. The purpose of the study was to determine the relationship between
dental caries and drinking water consumption in Indonesia. This study is a non-intervention research with
cross-sectional design conducted by the National Institute of Health Research and Development, Ministry
of Health of the Republic of Indonesia through Riskesdas 2013. The study population was all Indonesians
aged ≥ 12 years in 33 provinces, 497 districts/cities. Collecting Dental data is done by conducting interviews
and oral and dental examinations. The results showed that almost all types of drinking water sources can
cause dental caries except the type of drinking water from refill water, with p> 0,05 (p = 0,178) and retail
tap water, with p> 0,05 (p = 0.307) and also almost all types of water sources that are widely used for
211
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 3, September 2018, 211 – 218
household needs can cause dental caries except the type of water source from dug well is protected, with
p> 0,05 (p = 0,979), where OR: 1,026 (CI 95 %: 0.979-1.076). The Conclusio is the incidence of dental
caries has to do with at the drinking water except the type of drinking water from refill water.
Keywords : dental caries; drinking water; community
212
Hubungan Kejadian Karies Gigi .... (Made Ayu Lely Suratri, Tince A. Jovina, dan Indirawati Tjahja Notohartojo )
erat dengan jenis sumber air. Pada umumnya Sampel adalah semua anggota rumah tangga yang
konsentrasi fluor di air tanah dan air permukaan telah berusia ≥ 12 tahun dan menandatangani
melebihi syarat yang ditetapkan. Konsentrasinya informed consent (persetujuan dilakukan
dalam air tanah biasanya lebih tinggi daripada air penelitian). Pengumpulan data gigi dilakukan
permukaan, bahkan di beberapa tempat terkadang dengan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut
sangat tinggi. Tingginya kadar fluor dalam air yang sebelumnya dilakukan penyamaan persepsi
dapat membahayakan kesehatan gigi jika tidak dibawah pengawasan pakar yang berpengalaman
ada pengolahan (defluoridasi). Sebaliknya pada di lapangan. Penyamaan persepsi dilakukan
jenis sumber air minum lain seperti air hujan, untuk memastikan bahwa penilaian yang
kandungan fluor-nya rendah di bawah syarat yang dilakukan peneliti setara dengan penilaian yang
ditetapkan. Rendahnya kandungan fluor dalam dilakukan para pakar. Riskesdas 2013 ini telah
air juga dapat menyebabkan karies gigi sehingga mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik
perlu untuk dilakukan fluoridasi.11 Penelitian Kesehatan Republik Indonesia, Nomor.
Status kesehatan gigi dan mulut sangat erat 01.1206.207
hubungannya dengan perilaku atau kebiasaan dari Analisis data dilakukan secara univariat,
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi bivariat, dan multivariat dengan menggunakan
dan mulutnya dan juga kondisi dari air minumnya. logistik regresi.12 Pelaksanaan pengumpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data kesehatan gigi dan mulut dilakukan melalui
hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi observasi/pemeriksaan gigi (untuk memperoleh
air minum masyarakat di Indonesia indeks DMF-T) dengan menggunakan instrumen
kaca mulut dengan bantuan penerangan sinar
METODE matahari atau lampu senter. Sedangkan untuk
Penelitian ini merupakan penelitian mengetahui perilaku atau kebiasaan, kualitas fisik
non intervensi dengan desain penelitian potong dan pengolahan air minumnya dengan melakukan
lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan oleh wawancara menggunakan kuesioner.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia HASIL
melalui Riskesdas) tahun 2013. Populasi Jumlah responden usia ≥12 tahun yang
penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia dilakukan wawancara dan pemeriksaan gigi dan
yang mencakup 33 provinsi, 497 kabupaten/kota.4 memenuhi syarat adalah sebanyak 189.080 orang.
Tabel. 1 Karakteristik Responden
Karakteristik
Jumlah % Karies gigi
Responden
Tidak Ada Ada
Kelompok Umur
12-25 tahun 54.968 29,07 22.803 32.165
26-45 tahun 74.402 39,35 12.982 62.420
45-65 tahun 48.389 25,59 2.947 45.442
>65 tahun 11.321 5,99 214 11.107
Jumlah 189.080 100 38.946 150.134
Jenis kelamin
Laki-laki 91.052 48,15 20.842 70.210
Perempuan 98.028 51,85 20.081 77.947
Jumlah 189,080 100 40.923 148.157
Pendidikan
< tidak tamat SD 37.362 19,76 5.854 31.508
Tamat SD-SLTA 139.565 73,81 32.174 107.391
>Tamat SLTA 5.189 2,74 1.154 4.035
Tamat PT 6.964 3.69 1.518 5.446
Jumlah 189,080 100 40.700 148.380
Pekerjaan
Bekerja 103.764 54,88 17.517 86.247
Tidak Bekerja 85.316 45,12 23.560 61.756
213
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 3, September 2018, 211 – 218
Tabel 2. Hubungan Status Karies Gigi dengan Kebiasaan Menyikat Gigi yang
Karies Gigi
OR
Menyikat gigi yang baik Tidak Ada Ada p Value
(Odds Ratio)
n % n %
Ya 1.154 23,56 3.746 76,44 1,005 0,928
Tidak 39.848 21,64 144.332 78,36
Jumlah 41.002 20,34 148.078 79,66
Tabel 3. Hubungan Status Karies Gigi dengan Jenis Sumber Air Minum
Karies Gigi
OR
Jenis Sumber air minum Tidak Ada Ada p Value
(Odds Ratio)
n % n %
Air isi ulang 8.824 23,51 28.703 76,49 1,050 0,178
Air ledeng/PDAM 6.035 21,31 22.287 78,69 1,193 0,000
Air ledeng eceran 761 23,16 2.525 76,84 1,072 0,307
Sumur bor/pompa 4.446 22,34 15.459 77,66 1,123 0,003
Sumur gali terlindungi 8.826 20,69 33.834 79,31 1,238 0,000
Sumur gali tidak terlindungi 1.974 18,91 8.466 81,09 1,385 0,000
Mata air terlindung 2.996 21,00 11.274 79,00 1,215 0,000
Mata air tidak terlindungi 1.254 18,47 5.536 81,53 1,426 0,000
Penampungan air hujan 1.318 15,97 6.935 84,03 1,699 0,000
Air Sungai/danau/ irigasi 1.225 20,95 4.623 79,05 1,218 0,000
Tabel 4. Hubungan Status Karies Gigi dengan Cara Pengolahan Air Minum
Karies Gigi
OR
Cara Pengolahan air minum Tidak Ada Ada p Value
(Odds Ratio)
n % n %
Dengan pemanasan 28.715 28.703 76,49 1,050 0,178
20,71 109.916 79,29 0,963 0,592 0,000
Ditambahkan larutan tawas/ 761 23,16 2.525 76,84 1,072 0,307
klorin
29 15.459 77,66 1,123 0,003
15,86 156 84,14 1,384 0,270 0,000
Disaring dan ditambahkan 58 8.466 81,09 1,385 0,000
larutan tawas
17.91 268 82,09 1,196 0,405 0,000
Disaring/filtrasi 247 19.05 1048 80,95 1,109 0,359
Penampungan air hujan 1.318 15,97 6.935 84,03 1,699 0,000
Air Sungai/danau/ irigasi 1.225 20,95 4.623 79,05 1,218 0,000
Tabel 5. Hubungan Status Karies Gigi dengan Jenis Sumber Air yang Paling Banyak
Dipergunakan untuk Keperluan Rumah Tangga
Karies Gigi
Jenis Sumber air yang paling OR
Tidak Ada Ada p Value
banyak dipergunakan (Odds Ratio)
n % n %
Air ledeng/PDAM 10.482 22,32 36.486 77,68 0,891 0,043
Sumur bor/pompa 7.873 23,35 25.838 76,65 0,933 0,009
Sumur gali terlindungi 11.957 21,69 43.181 78,31 1,026 0,979
Sumur gali tidak terlindungi 3.358 19,48 13.883 80,52 1,175 0,000
Mata air terlindung 2.828 20,87 10.726 79,13 1,078 0,033
Mata air tidak terlindungi 1.278 18,13 5.775 81,87 1,284 0,000
Penampungan air hujan 807 18,36 3.592 81,64 1,264 0,000
214
Hubungan Kejadian Karies Gigi .... (Made Ayu Lely Suratri, Tince A. Jovina, dan Indirawati Tjahja Notohartojo )
Jumlah responden yang paling banyak responden (79,66%) mempunyai karies gigi,
(pada Tabel 1) adalah kelompok umur 26-45 jumlah responden yang mempunyai karies
tahun (39,35%), dimana responden perempuan gigi paling banyak pada kelompok umur 26-
lebih banyak daripada laki laki (51,85%). Untuk 45 tahun (41,23%). Responden perempuan
tingkat pendidikan, yang paling banyak responden dijumpai lebih banyak daripada responden laki
dengan pendidikan tamat SD sampai SLTA laki (51,84%), dan karies gigi lebih banyak pada
(73,81%). Responden yang bekerja mempunyai responden dengan kelompok pendidikan tamat
karies gigi lebih banyak daripada yang tidak SD sampai SLTA. Hasil penelitian dari Melur13
bekerja. Untuk lokasi tempat tinggal, responden diketahui indeks DMF-T rata-rata yang lebih
yang tinggal di perdesaan mempunyai karies gigi tinggi pada ibu-ibu rumah tangga dengan tingkat
lebih banyak daripada yang diperkotaan. pendidikan rendah, sebaliknya ibu rumah tangga
Terjadinya karies gigi tidak hanya dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai
dihubungkan dengan waktu menyikat gigi tetapi indeks DMF-T rata-rata yang lebih rendah. Hal
bagaimana teknik menyikat gigi yang benar ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat
seperti yang disebutkan dari data di atas. Tidak pendidikan seseorang, angka indeks DMF-T nya
terdapat hubungan yang signifikan antara status makin rendah.
karies gigi dengan kebiasaan menyikat gigi (Tabel Hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa
2), dengan nilai p>0,05 (p= 0,928), ini berarti responden yang bekerja mempunyai karies
tidak ada hubungan yang bermakna, dimana OR= gigi lebih banyak daripada yang tidak bekerja,
1,005 (95%, CI: 0,898-1.125). sedangkan untuk lokasi tempat tinggal, responden
Hampir semua jenis sumber air minum yang tinggal di perdesaan mempunyai karies
dapat menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali gigi lebih banyak daripada yang diperkotaan.
jenis air minum dari air isi ulang (Tabel 3), Sementara hasil penelitian pada orang dewasa
dengan nilai p>0,05 (p= 0,178) dan air ledeng yang dilaporkan oleh Costa14 bahwa sosial
eceran, dengan nilai p>0,05 (p= 0,307). ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan berpengaruh
Tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap terjadinya karies gigi, dimana pada
antara cara pengolahan air minum dengan orang dengan sosial ekonomi yang rendah,
terjadinya karies gigi (Tabel 4), dengan nilai ditemukan karies gigi yang lebih parah. Ini berarti
p>0,05, ini berarti tidak ada hubungan yang bahwa faktor pekerjaan tidak terlalu berpengaruh
bermakna antara cara pengolahan air minum terhadap terjadinya karies gigi.
dengan status karies gigi. Cara pengolahan air Penelitian di Lithuhania tahun 2016,
minum dapat menyebabkan terjadinya perubahan dilaporkan prevalensi karies gigi yang relatif
kandungan fluor pada air minum seperti adanya tinggi, dan adanya perbedaan pengalaman
penambahan larutan tawas dalam dosis yang karies gigi antara masyarakat yang di perkotaan
tepat dapat menyebabkan terjadinya proses dan pedesaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
penyerapan fluor pada air minum, sehingga kadar perbedaan sosial ekonomi. Nilai DMF-T di
fluor menurun setelah proses penambahan larutan daerah pedesaan lebih tinggi daripada daerah
tawas.11 perkotaan, dimana pada laki-laki nilai DMF-T
Hampir semua jenis sumber air yang nya lebih tinggi daripada perempuan.15,16 Hasil
banyak dipergunakan untuk kebutuhan rumah Riskesdas 2013 responden yang tinggal di
tangga dapat menyebabkan terjadinya karies pedesaan (54,02%) lebih banyak daripada yang
gigi kecuali jenis sumber air dari sumur gali tingaal diperkotaan (45,98%), sedangkan untuk
terlindungi (Tabel 5), dengan nilai p>0,05 (p= status karies gigi hampir sama tinggi antara di
0,979), dimana OR: 1,026 (CI 95%: 0,979-1,076). pedesaan (78,69%) dan di perkotaan (77,95%).
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa tidak
PEMBAHASAN terdapat hubungan yang signifikan antara status
Jumlah responden 189.080 orang dimana karies gigi dengan kebiasaan sikat gigi, dengan
hampir sebagian besar responden 150.626 nilai p>0,05 (p= 0,928), ini berarti tidak ada
215
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 3, September 2018, 211 – 218
hubungan yang bermakna, dimana OR= 1,005 fluoridasi.11 Widana21 melaporkan bahwa kadar
(95%, CI: 0,898-1.125). Hasil Riskesdas 2007 fluor dalam air pada mata air, air PAM, air minum
dilaporkan bahwa responden yang menyikat gigi isi ulang dalam kemasan gallon, dan air minum
mempunyai kecenderungan terjadinya karies kemasan bermerek masih memenuhi syarat yang
lebih ringan dibandingkan yang tidak menyikat ditentukan rata rata dibawah 1,5 mg/mL.
gigi.17 Penelitian yang dilakukan di India, Hasil penelitian dari Ramezani dkk22
diketahui bahwa sikap dan perilaku yang positif bahwa ditemukan kadar fluorida pada air minum
terhadap kebersihan gigi dan mulut berhubungan yang sangat rendah di daerah perkotaan di Iran
dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut yang dimana hal ini sangat mengkhawatirkan dan
lebih baik.18 memerlukan perhatian dari pemerintah. Pada
Rugg-Gunn dalam Ejiofor ZI dkk19 daerah dengan kadar fluorida yang lebih tinggi
menyebutkan dalam 20 tahun terakhir sebagian cenderung karies giginya rendah tapi fluorosisnya
besar penelitian yang telah dilakukan dengan meningkat. Pada penelitian yang dilakukan di
menggunakan studi cross-sectional untuk Australia oleh Slade dkk23 dengan sampel orang
mengevaluasi keefektifan fluoridasi air untuk usia dewasa yang mewakili secara nasional, efek
pencegahan karies gigi yang lebih baik. Fluoridasi dari fluoridasi air minum terhadap pencegahan
air minum pada umumnya dianggap sebagai karies-gigi pada orang dewasa hampir sama
cara yang mudah dan aman untuk mencegah baiknya sebelum pelaksaanan fluoridasi dengan
karies gigi di masyarakat. Mengingat fakta sesudah pelaksaanan fluoridasi secara luas.
bahwa kandungan fluorida air keran dilaporkan
tidak konsisten/sama di seluruh negara dan KESIMPULAN
ada kecenderungan yang terlalu tinggi bila Beberapa jenis sumber air minum dapat
untuk dikonsumsi, maka untuk mengendalikan menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali
konsentrasi berbagai unsur termasuk fluorida jenis air minum dari air isi ulang, dan air ledeng
sangat penting untuk memproduksi air mineral eceran. Untuk cara pengolahan air minum tidak
dalam kemasan.20 ada hubungannya dengan terjadinya karies gigi.
Hasil analisis Riskesdas 2013, Hampir semua jenis sumber air yang banyak
menunjukkan hampir semua jenis sumber air dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga
minum dapat menyebabkan terjadinya karies gigi dapat menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali
kecuali jenis air minum dari air isi ulang, dengan jenis sumber air dari sumur gali terlindungi.
nilai p>0,05 (p= 0,178) dan air ledeng eceran,
dengan nilai p>0,05 (p= 0,307). Hampir semua SARAN
jenis sumber air yang banyak dipergunakan untuk Untuk mencegah atau mengurangi
kebutuhan rumah tangga dapat menyebabkan terjadinya karies gigi dengan mengonsumsi air
terjadinya karies gigi kecuali jenis sumber air dari minum dari jenis sumber air minum isi ulang dan
sumur gali terlindungi, dengan nilai bermakna, air ledeng, serta menggunakan jenis sumber air
p>0,05 (p= 0,979), dimana OR: 1,026 (CI 95%: dari sumur gali yang terlindungi untuk kebutuhan
0,979-1,076).4 Jenis sumber air minum yang rumah tangga. Menjaga dan meningkatkan
terlindung dapat menjadi faktor pencegah untuk kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
terjadinya karies gigi. Sarana air yang terlindung gigi secara periodik ke fasilitas pelayanan
dapat mengurangi kemungkinan air tercemar, baik kesehatan gigi terutama untuk masyarakat di
secara bakteriologi maupun kimia. Konsentrasi daerah pedesaan.
fluorida dalam air berhubungan erat dengan
jenis sumber air. Pada umumnya konsentrasi UCAPAN TERIMA KASIH
fluorida di air tanah dan air permukaan melebihi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
syarat yang sudah ditentukan. Konsentrasinya Kepala Badan Litbang Kesehatan, Kementerian
dalam air tanah biasanya lebih tinggi daripada Kesehatan RI yang telah memberikan izin untuk
air permukaan, sebaliknya pada jenis sumber air membuat artikel menggunakan data Riskesdas
minum lain seperti air hujan kandungan fluor- 2013. Terima kasih juga penulis ucapkan
nya rendah di bawah syarat yang ditentukan. kepada Kepala Puslitbang Sumber Daya dan
Rendahnya kandungan fluor dalam air juga dapat Pelayanan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan,
menyebabkan karies gigi sehingga perlu dilakukan Kementerian Kesehatan RI .
216
Hubungan Kejadian Karies Gigi .... (Made Ayu Lely Suratri, Tince A. Jovina, dan Indirawati Tjahja Notohartojo )
217
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 3, September 2018, 211 – 218
21. Widana GAB, Astawa KP, Nida IKPS. caries and fluorosis in five Iran provinces:
Analisis Ion Fluorida (F-) dalam air A multi-center two-phase study. Dental
minum kemasan, pam, mata air di wilayah Research Journal. 2015;12(1):31-37.
Kecamatan Buleleng, Bali. Seminar Nasional 23. Slade GD, Sanders AL, Do L, Thomson R,
Kimia & Pendidikan Kimia VI, Surakarta, 21 Spencer AJ. Effects of fluoridated drinking
Juni 2014: hal. 536-542. ISBN: 979363174-0 water on dental caries in Australian adults.
22. Ramezani G, Valaie N, Rakhsan V. The effect Journal of Dental Research. 2013;92(4):376-
of water fluorida concentration on dental 382.
218