Anda di halaman 1dari 3

“OTAKU DENGAN WIBU YANG SERING DISAMAKAN”

A. Rumusan Masalah
-Apa yang membuat orang beranggapan bahwasanya Otaku dengan WIBU itu sama?
-Bagaimana cara membedakan Otaku dengan WIBU?
-Mengapa kita harus tau bedanya Otaku dengan WIBU?

B. Deskripsi Masalah
Otaku dan wibu sering dianggap sebagai hal yang sama, padahal keduanya memiliki makna berbeda,
ada sisi-sisi yang membuat perbedaan tersebut cenderung mencolok, istilah otaku dan wibu itu
sangat populer di kalangan penggemar game dan anime. Kebanyakan kedua kubu tersebut muncul
karena mereka sangat menghayati sebuah peran dalam game atau anime. Banyak yang menganggap
menjadi otaku atau wibu adalah hal yang keren, apalagi di tengah kaum pecinta jejepangan, namun
karena gayanya kadang terlalu nyentrik, maka anggapan anehpun (weird) disematkan kepada
kalangan otaku serta wibu.

Definisi dari otaku dan wibu sebenarnya sedikit jauh dari pemahaman para pencandu game dan
pecinta anime. Otaku sebenarnya memiliki makna seseorang yang sungguh-sungguh menekuni
hobinya, jadi kurang lebih otaku adalah orang yang menekuni passionnya. Contohnya, seseorang
yang sangat menyukai gambar lalu menekuni hobi menggambarnya sampai menjadi desainer
profesional bisa juga disebut sebagai otaku. Begitu pula dengan hobi-hobi lain seperti menulis yang
benar-benar ditekuni sampai menjadi seorang penulis hebat juga bisa disebut sebagai otaku. Orang–
orang yang menyeriusi hobinya (tak hanya soal anime dan game) sampai menjadi sesuatu adalah sisi
positif yang sesungguhnya bisa diambil dari seorang otaku.

Arti dari wibu adalah sebuah istilah yang diberikan untuk orang-orang asing dan tinggal diluar Jepang
yang sangat menggemari sampai seolah terobsesi dengan segala hal berbau Jepang. WIBU sering
disamakan dengan WAPANESE yang berarti “WANT TO BE JAPANESE” atau "JAPANESE WANNABE"
atau "orang jepang jadi-jadian", atau “alay jejepangan”. WIBU bisa dianggap otaku versi ekstrim.
Seorang Otaku belum tentu adalah WIBU, namun WIBU biasanya adalah Otaku. Dan sebenarnya
istilah wibu sendiri tidak ada yang tahu dari mana awal mulanya, namun perkembangannya di
internet sangatlah pesat. Para wibu menganggap jika budaya Jepang dan segala bentuk kehidupan
disana adalah bentuk budaya yang paling baik, bahkan ia akan mengkritisi budayanya sendiri.
Contohnya, seorang pemuda Indonesia yang mungkin tak suka baca komik atau tak hobi menonton
kartun, namun bercita-cita untuk tinggal di Jepang. Ia sangat mengidolakan budaya Jepang dan tiap
perkataannya selalu ada unsur kata Jepangnya meski masih tinggal di Indonesia, pada tahap yang
lebih parah mereka bahkan tidak suka/membenci budaya tradisional Indonesia. Jika dilihat, wibu itu
lebih ekstrim daripada otaku.

Seseorang yang sudah mengidentifikasi atau mengkonfirmasi dirinya sebagai seorang otaku, tidak
selalu memamerkan pada orang lain jika dirinya memang menekuni atau menggilai sesuatu. Seorang
otaku biasanya akan dilabeli anti sosial karena mereka akan lebih fokus pada hobinya ketimbang
bersosialisasi dengan orang lain sehingga sering disebut juga sebagai nerd. Beda halnya dengan
wibu, seorang wibu akan berkoar-koar di hadapan orang lain atau media sosial seolah dia tahu
segalanya soal Jepang, padahal bisa jadi mereka hanya asal tahu dan memiliki wawasan yang sedikit.
Deskriptif
-Apa yang membuat orang sulit untuk membedakan mana Otaku dan mana WIBU?

Sulitnya membedakan Otaku dengan WIBU adalah hal yang wajar, karena keduaanya tidak
sepenuhnya berbeda, ada juga kesamaan dari keduanya. Untuk itu kita harus tau mana saja
kesamaannya dan perbedaannya,karena ketika kita mencap seorang Otaku dengan menyebutnya
WIBU, pasti Otaku tersebut akan merasa kesal karena sudah disamakan dengan WIBU,padahal
kenyataannya sangat beda.

PERBEDAAN OTAKU & WIBU (KOMPARATIF)

1. Otaku : berperilaku seperti orang biasa pada umumnya


WIBU : bangga mempertontonkan dirinya sangat ‘jepang’ atau berperilaku seperti ‘living
anime character’ dalam kesehariannya, baik di rumah atau pergaulan.

2. Otaku : paham bahwa orang lain mungkin tidak mengerti hobi kegemarannya
WIBU : memandang rendah orang yang tidak mengerti hobi kegemarannya.

3. Otaku : paham banyak dan selalu update tentang hobinya.


WIBU: lebih dianggap ‘annoying’ karena terkesan sok tau. Kecintaannya akan Jepang
seringkali meremehkan yang non-Jepang. Misalnya: Barat/Indo/Kpop gak sebagus Jepang.
Ber-api-api menyebut segala hal adalah plagiat jepang.

4. Otaku : lebih senang membicarakan kegemarannya lebih senang pada teman yang memiliki
minat yang sama.
WIBU : membicarakan hobi atau kegemarannya pada siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

5. Otaku : lebih merupakan ‘Hobby addicted’ bukan ‘japan addicted’. Mereka dapat menyukai
film, videogame, atau musik non-jepang, tidak menjadi masalah berasal dari jepang atau
bukan.
WIBU : lebih merupakan ‘japan addicted’. Mereka berpendapat bahwa Anime dari jepang “is
the best thing ever”, jauh di atas segala media visual lainnya, apalagi jika dibandingkan
dengan animasi atau film kartun dari negara barat atau negara lainnya.

6. Otaku : dalam kesehariannya, masih menggunakan bahasa normal, mereka tidak merasa
wajib mesti bicara dengan bahasa otaku atau jejepangan
WIBU : selalu berbicara dengan bahasa otaku atau jejepangan di segala kesempatan, pada
siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Terkadang dia sendiri tidak mengerti makna istilah
yang dibicarakannya, Dalam setiap percakapannya, WIBU berusaha menyelipkan
kata: "Kawaii, Sugoi, Kakkoi, Baka, Arigatou, Desu desu desu, dan lain-lain. Mereka
menyebut kucing, dengan sebutan “ neko ”, atau menyebut “ kuma ” untuk beruang, atau
menyebut "Senpai" kepada semua kakak kelas atau seniornya tanpa kecuali, atau
mengucapkan “ itadakimasu! ”sebelum makan, minta maaf dengan ucapan “Sumimasen”
atau “Gomennasai”. Mereka tidak peduli orang mengerti atau tidak. Contoh kata-kata WIBU:
" Aduuh, dia kawaii banget yaaa? " , " AAA gue baka! baka! baka! " , " Payah ah, wotagei aja
gatau ". Kosa kata lainnya kira-kira : bishies anime is so sugoi desu, yaoi yaoi yaoi desu desu,
saying japanese words so sugoi, dsb. Sama menjengkelkannya dengan trend bicara
menggunakan kata “annyeong haseo, gamsahamnida, chingudeul, saranghae Dll. Hanya saja
dalam hal ini topiknya jejepangan.
7. Otaku : terbuka atas candaan dan kritikan orang. Otaku tidak tersinggung jika hobi
kegemaranya atau karakter favoritnya dijadikan lelucon. Kadang malah mereka sendiri yang
membuat leluconnya.
WIBU : sangat tersinggung jika ada lelucon dan kritik mengenai karakter favoritnya atau artis
idolgrup-nya. Bahkan mereka merasa sangat terhina jika sebuah ‘idolgrup-nya’ disebut
girlband, contoh: “beda tauk, idol itu gini gini gini...” padahal kalau dipikir-pikir, orang jepang
mungkin nyebut smash sebagai idol group juga.

8. Otaku : berpendapat jepang adalah ‘salah satu’ negara yang menghasilkan banyak produk
menarik yang digemarinya.
WIBU : berpendapat Jepang adalah semacam “holy land” yang paling
‘Superultrafantasticmegawesome’ di planet ini. WIBU cenderung dianggap ‘annoying’ bagi
banyak orang, karena kecintaan mereka akan jepang seringkali meremehkan budaya lain,
misalnya : anti animasi amerika, anti Kpop, dll. Bagi WIBU, semua itu adalah plagiat, kecuali
dari jepang. Kecuali dalam hal budaya indonesia biasanya mereka bungkam karena takut.
Tetapi kadang untuk meraih dukungan, mereka akan mengatakan: “ aku cinta jepang tapi
cinta indonesia juga kok “. Dalam hal kesukaan musik, mereka hanya suka musik jepang,
Weeaboo cenderung tidak suka musik negeri lain, kecuali bernuansa J-pop atau J-rock
seperti J-rocks. WIBU yang memiliki barang asli jepang akan merasa seperti memiliki benda
pusaka. Mereka cenderung bangga berbelanja di toko yang menjual barang-barang asli dari
Jepang, baik berupa makanan, figure, peralatan rumah, perabotan dapur, pakaian, dan
sebagainya. Mereka juga beranggapan makanan jepang adalah sejenis makanan level dewa.
Selain itu mereka pun sangat terobsesi makanan ala karakter anime seperti pocky, ramen,
sushi, ramen, ocha, takoyaki, okonomiyaki, atau minumannya Pocari Sweat.

9. Otaku : bisa saja orang jepang asli, atau dari negara lain.
WIBU : bukan orang jepang, tidak lahir di jepang, dan bukan warga negara jepang. WIBU
yang PERNAH ke Jepang, PERNAH sekolah disitu, PERNAH tinggal disitu, PERNAH bekerja
disitu, akan dikagumi sesama WIBU, dan dianggap sebuah ‘pencapaian level dewa’.

10. Otaku bilang: I like One Piece. One Piece is my favorite anime. This anime is very good,
interresting story, and the character are unique.
WIBU bilang: Sasuke is my hubby. Hatsune Miku is my waifu. Sugoi sugoi desu desu desu,
yaoi is so sugoii, etc.

11. Otaku : tidak tersinggung disebut otaku, kecuali bernada mengejek.


WIBU : Tersinggung jika disebut WIBU. Mereka merasa dirinya adalah otaku. Padahal WIBU
sendiri dianggap menyebalkan oleh otaku.

12. Otaku : menyukai username atau nickname bernuansa nama karakter favoritnya. Bisa saja
bernuansa jepang atau bukan.
WIBU : menyukai username atau nickname bernuansa ‘jepang’. Mereka pandai meng-
kawaii-nisasi profile dan nama aslinya supaya lebih ‘jepang’ . Kadang pada profilnya tertulis
lives in tokyo, atau kalau perlu lengkap dengan kanji / hiragana / katakananya; pengubahan
nama ini pun tidak hanya secara parsial namun secara keseluruhan. Bahkan dalam
kesehariannya, mereka lebih senang dipanggil nama jepangnya daripada nama asli
pemberian orangtuanya.

Anda mungkin juga menyukai