Anda di halaman 1dari 3

MIGO

Polisi: Sepeda Listrik Migo 'Haram' Beredar di Jalan


Raya
Tim, CNN Indonesia | Selasa, 12/02/2019 10:01 WIB
Bagikan :    

Masyarakat yang hendak menyewa Migo harus mengunduh aplikasi Migo e-Bike melalui Google Play atau App
Store. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya bakal merazia pengguna sepeda listrik Migo yang
beredar di Jakarta. Kepolisian menilai armada Migo tidak punya izin operasi.

"Ini jadi bahasan yang akan dibahas hari Senin (11/2). Itu nanti akan ditangkap dirazia,
dikandangin (sepeda listrik Migo)," kata Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat
Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herman Ruswandi
kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/2).
Seperti diketahui armada Migo sudah mulai masif digunakan sebagai pilihan transportasi warga
Jakarta. Migo adalah moda transportasi sewa sepeda listrik berbasis aplikasi Migo e-Bike yang
resmi diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu, setelah sebelumnya di Surabaya.

Masyarakat yang hendak menyewa harus mengunduh aplikasi Migo e-Bike melalui Google Play
atau App Store.

Jika diperhatikan dari bentuk bodi sepeda listrik Migo mirip seperti motor matik (skutik),
perbedaanya ada kayuh layaknya sepeda. Dalam penggunaannya, pengendara diberikan helm.

Pantauan CNNIndonesia.com, sepeda listrik Migo warna kuning itu berseliweran layaknya


sepeda motor di jalan protokol Jakarta. Pengendara Migo kerap tidak melengkapi dirinya dengan
atribut keselamatan berkendara sepeda helm, sarung tangan, jaket, dan sepatu.

Pengguna sepeda listrik Migo tidak dilengkapi helm. (Foto: CNN Indonesia/Rayhand
Purnama Karim JP)
Pihak kepolisian ketika dikonfirmasi situasi tersebut menjelaskan bahwa sepeda listrik Migo
sudah melanggar aturan lalu lintas Pasal 49 tentang kewajiban semua kendaraan yang melintas di
jalan raya harus memenuhi persyaratan, salah satunya lulus uji tipe kendaraan.

"Ya sekarang selanang selonong Migo. Istilahnya 'haram' ada di jalan. Pelat nomor tidak
ada selonong ke jalan raya. Nanti kalau kecelakaan klaim Jasa Raharja tidak bisa kasihan"
katanya.

Ia menyatakan Migo hanya mempunyai izin usaha, namun peruntukannya bukan di jalan raya.
Menurut Herman armada Migo sudah seharusnya digunakan dalam area tertutup, bukan di jalan
raya seperti yang terjadi selama ini.

"Kalau seperti di Ancol, mereka mau sewakan ribuan unit ya tidak masalah. Bukan seperti ini.
Kami akan siapkan truk buat angkutin Migo itu," ucapnya.

"Kalau bicara UU aspeknya, mau sepeda motor itu listrik atau bensin, tetap saja sepeda motor
harus taat aturan. Seperti bayar pajak, dibolehkan tidak operasional ke jalan raya. Jalan raya
punya kelas, satu dua dan tiga. Berapa sih kecepatannya, nah ini kan jadi mengganggu pengguna
kendaraan lain," tutup Herman.

Sementara itu, Migo memberikan klarifikasi bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan
antara Dinas Perhubungan DKI, Kementerian Perhubungan, dan Polda Metro Jaya.

Dalam klarifikasnya pihak Migo menjelaskan bahwa pada pertemuan pertama dilakukan pada
Senin (11/2) membahas soal regulasi kendaraan listrik di Indonesia yang selanjutnya untuk
disesuaikan dengan sepeda listrik Migo.

"Bagaimana sih izin regulasinya apakah ada hal-hal yang khusus yang harus kita berikan. Namun
kategorinya kita adalah (sepeda listrik) masih bisa dikayuh dan punya pedal, jadi masuk ke
kategori sepeda. Cuma kita sepeda yang bisa digerakkan dengan listrik," kata Manager
Operational Migo khusus daerah Jakarta, Dani.

Menurut Dani, Migo akan mengikuti kebijakan pemerintah dan kepolisian jika regulasi terkait
dengan kendaraan listrik telah resmi diundangkan.

"Jadi kami memang masih menunggu regulasi yang baru seperti apa, dan kami akan menaati
peraturan dari pemerintah. Ya mungkin ke depan Migo akan diregistrasi untuk punya STNK ya
'why not'. Kita akan ikuti itu, kita ikuti regulasi," ucap Dani.

Catatan redaksi: Terdapat informasi tambahan dari pihak Migo dalam artikel ini pada Jumat
(15/2).

Anda mungkin juga menyukai