Anda di halaman 1dari 40

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah:


Studi Meta-Analisis

Eviniar Nugraheni Priyo Hari Adi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga Salatiga
priyohari@staff.uksw.edu

Abstract: The purpose of this study is to identify the determinant of local government’s

financial performance. This research employs a meta-analysis technique with a sample

consisting of 33 academic articles and graduate and undergraduate students’ theses reporting

on local government’s financial performances in Indonesia published from 2006 to 2016. The

results of the study demonstrate that there are five factors affecting local government’s

financial performance, that is the level of the region’s wealth, the size of the local government,

leverage, local tax revenue and audit findings. On the other hand, the dependence level, capital

expenditure, and legislative size are not shown to be factors local government’s financial

performance.

Key Words: Determinant of Local Government’s Financial Performance, Local


Government’s Financial Performance, Meta-Analysis

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 1


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

1. Pendahuluan

Penelitian terkait dengan kinerja pemerintah daerah semakin intensif dilakukan seiring

dengan diimplematasikannya otonomi daerah. Implementasi kebijakan ini memberikan ruang

yang lebih luas kepada pemerintah daerah untuk secara independen mengoptimalkan setiap

potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja daerahnya. Pengukuran kinerja daerah

adalah cara yang dilakukan pemerintah untuk mengetahui pencapaian kinerja pemerintahan

daerah yang baik (Noviyanti dan Kiswanti 2016). Pengukuran kinerja pemerintah juga akan

memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk keberlanjutan pencapaian tujuan masa

depan pemerintah daerah (Sesotyaningtyas 2012).

Pengukuran kinerja dapat diukur salah satunya dengan melihat kinerja keuangan

pemerintah daerah tersebut. Peningkatan kinerja keuangan dapat dilihat dengan adanya

peningkatan kemandirian daerah dan berkurangnya ketergantungan keuangan kepada

pemerintah pusat (Ajani, Akram dan Handajani 2016). Untuk itu, perlu diupayakan

peningkatan sumber daya daerah sendiri dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Pendapatan asli daerah merupakan sumber utama pembiayaan daerah (Julitawati, Darwanis

dan Jalaluddin 2012) yang bersumber dari retribusi daerah, pajak daerah, hasil kekayaan daerah

yang terpisah, dan PAD lain yang sah (Abdullah, Asmawanti dan Febriansyah 2015).

Ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat dapat dilihat dari seberapa besar

pemberian dana perimbangan ke pemerintah daerah. Dana perimbangan ini yang terdiri dari

dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana bagi hasil (DBH). DAU

memiliki peranan yang dominan dari dana lain sehingga diharapkan dapat digunakan secara

efektif dan efisien untuk mempercepat pembangunan daerah dan DAK sendiri digunakan untuk

kepentingan khusus daerah tersebut (Jauhar 2016).

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 2


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Penelitian yang mengkaji keberhasilan kinerja keuangan pemerintah daerah telah banyak

dilakukan dengan menggunakan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya PAD,

DAU, DAK (Abdullah, Asmawanti dan Febriansyah 2015), karakteristik pemerintah sendiri

yang dapat dilihat dari ukuran kemakmuran, ukuran legislatif, leverage, intergovenmental

revenue (Sumarjo 2010), pendapatan pajak daerah (Sesotyaningtyas 2012), ukuran daerah,

kekayaan daerah, tingkat ketergantungan daerah, dan belanja modal (Mustikarini dan Fitriasari

2012).

Karakteristik pemerintah daerah memiliki indikator-indikator lainnya yaitu pengawasan

dari auditor internal (Kusumaningrum 2015), umur administratif daerah tersebut (Wirawan

2014), retribusi daerah (Alfarisi 2015), dan pertumbuhan ekonomi (Rochmah 2015). Faktor

lain yang dianggap mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah adalah tata kelola publik

dengan melihat transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, dan partisipasi masyarakat

(Hasthoro dan Sunardi 2016), jumlah penduduk dan jumlah pekerja daerah tersebut (Darmanto

2012).

Namun demikian, hasil-hasil penelitian tersebut menghasilkan temuan sebagai berikut:

pertama tidak semua faktor yang digunakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja, kedua terdapat inkonsistensi pengaruh faktor-faktor tertentu terhadap kinerja

pemerintah daerah. Terkait dengan hal itu, peneliti ingin menelaah lebih lanjut berbagai

penelitian tersebut dengan melakukan studi pada hasil penelitian-penelitian terdahulu

menggunakan teknik meta-analisis. Teknik ini memungkinkan untuk mengagregasi hasil

penelitian-penelitian terdahulu sehingga dapat ditentukan faktor yang secara konsisten yang

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia (Fanani 2014). Meta-analisis

yang dilakukan dengan melakukan tinjauan kembali secara kuantitatif berbagai artikel

penelitian yang meneliti mengenai faktor kinerja keuangan pemerintah daerah dengan

menggunakan berbagai artikel yang telah dipublikasikan baik melalui jurnal ilmiah,

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 3


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

simposium/konferensi ilmiah, maupun skripsi/thesis yang telah diunggah oleh berbagai

universitas.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, rumusan masalah yang digunakan yaitu

faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan kinerja keuangan pemerintah

daerah kota atau kabupaten dan provinsi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja keuangan pemerintah

daerah kota atau kabupaten dan provinsi di Indonesia. Secara praktikal, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk

mengoptimalisasi faktor-faktor yang secara empirik selalu konsisten mempengaruhi kinerja

pemerintah daerah.

2. Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis

2.1. TELAAH LITERATUR

Berbagai faktor kinerja keuangan pemerintah daerah telah diteliti dalam penelitian

terdahulu. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah

tetapi terdapat faktor yang tidak benar-benar mempengaruhi. Peneliti telah mengumpulkan

sebanyak 50 artikel yang telah dipublikasikan untuk melihat faktor apa saja yang benar-benar

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Selanjutnya, peneliti melihat faktor yang

paling banyak muncul dengan membuat tabel explanatory untuk melihat faktor yang memiliki

tingkat kemunculan minimal pada 5 (lima) artikel yang ada. Pemilihan jumlah minimal yang

digunakan mempertimbangkan semakin banyaknya variabel yang muncul dengan jumlah yang

besar pada populasi artikel yang digunakan. Sesuai karakteristik tersebut, telah ditemukan 8

(delapan) faktor yaitu tingkat ketergantungan pada pusat, tingkat kekayaan daerah (wealth),

belanja modal, ukuran pemerintah daerah (size), temuan audit, leverage, ukuran legislatif, dan

pendapatan pajak daerah.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 4


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah dinyatakan bahwa kinerja adalah keluaran atau hasil dari kegiatan atau

program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan

kuantitas dan kualitas yang terukur. Kinerja keuangan pemerintah daerah merupakan

gambaran pencapaian dari suatu kebijakan yang telah direncanakan selama periode tertentu

dan pengukuran dengan indikator keuangan (Ayuningsih 2016).

Kinerja keuangan dapat di ukur dengan melihat efisiensi realisasi alokasi anggaran

pemerintah (Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin 2012). Untuk melihat hasil realisasi alokasi

anggaran pemerintah daerah maka pemerintah daerah akan melaporkan realisasi tersebut

dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD). Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 10 dan Pasal 27 (2) tentang Pemerintahan

Daerah diberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menjalankan urusan

pemerintahan berdasarkan asas otonomi serta mewajibkan pemerintah daerah untuk

memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada pemerintah pusat

sebagai salah satu pertanggungjawaban kinerja pemerintah daerah (Mustikarini dan Fitriasari

2012).

Tingkat Ketergantungan Pada Pusat

Tingkat ketergantungan pada pusat dapat dilihat dari seberapa besar DAU yang diberikan oleh

pemerintah pusat. DAU merupakan dana transfer dari pemerintah pusat untuk membantu

pemerintah daerah dalam pembiayaan pengeluarannya (Sedyaningsih 2015). Melalui dana

yang telah diberikan, pemerintah pusat akan memantau pelaksanaan penggunaan DAU

sehingga dapat memacu pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja keuangannya

(Noviyanti dan Kiswanti 2016).

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 5


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Tingkat Kekayaan Daerah (Wealth)

Tingkat kekayaan daerah memperlihatkan pendapatan yang didapat dari daerah itu sendiri dan

diperlihatkan dari PAD daerah tersebut (Sedyaningsih 2015). Peningkatan PAD akan

memperlihatkan peningkatan dari pertumbuhan ekonomi dan akan berperan dalam

kemandirian pemerintah daerah yang diperlihatkan dengan kinerja pemerintah daerah

(Noviyanti dan Kiswanti 2016).

Belanja Modal

Belanja modal merupakan belanja yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang realisasinya

dapat digunakan lebih dari satu periode yang dipakai untuk membeli aset daerah atau kekayaan

daerah tersebut dan akan mengakibatkan belanja rutin untuk biaya pemeliharaan pada belanja

administrasi umum (Andirfa, Basri dan Majid 2016). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 167 ayat 1 menyatakan bahwa belanja daerah digunakan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan urusan wajib dan pelayanan lain di bidang pendidikan, kesehatan,

penyediaan fasilitas sosial, fasilitas umum, dan pengembangan sistem jaminan sosial (Marfiana

dan Kurniasih 2013).

Dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) belanja modal dibagi menjadi lima kategori yang

utama yaitu: 1. Belanja modal tanah, 2. Belanja modal peralatan dan mesin, 3. Belanja modal

gedung dan bangunan, 4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, dan 5. Belanja modal fisik

lainnya (Wirawan 2014).

Ukuran Pemerintah Daerah (Size)

Ukuran pemerintah daerah digunakan untuk mengetahui besar kecilnya obyek dari

pemerintah daerah tersebut yang dapat dilihat dari total aset pemerintah daerah (Noviyanti dan

Kiswanti 2016). Dengan aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah maka pemerintah daerah

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 6


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

dituntut untuk memberikan pelaporan yang baik dan menyeluruh mengenai pengungkapan

wajib dari aset-aset tersebut (Marfiana dan Kurniasih 2013).

Leverage

Leverage adalah perbandingan antara utang dan modal (Rochmah 2015). Utang

tersebut merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari kreditur (Sumarjo 2010). Leverage

diharapkan dapat memberikan sumber pembiayaan lain selain APBD untuk menutupi defisit

anggaran pemerintah daerah (Utomo 2015). Semakin tinggi nilai leverage maka semakin buruk

kinerja pemerintah daerah. Sedangkan, semakin rendah leverage maka semakin baik kinerja

pemerintah daerah tersebut (Sesotyaningtyas 2012).

Ukuran Legislatif

Ukuran legislatif di daerah dilihat dari seberapa besar jumlah anggota badan legislatif

daerah tersebut. Badan legislatif daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

sebagai wakil rakyat yang bertugas dalam fungsi pengawasan (Abdillah 2016). Pengawasan

yang dilakukan anggota DPRD untuk mengawasi penggunaan anggaran yang telah dibuat oleh

pemerintah daerah agar digunakan dengan baik (Rochmah 2015).

Pendapatan Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah diyatakan bahwa pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah termasuk sebagai sumber pendapatan asli daerah yang diukur berdasarkan

laporan Realisasi APBD masing-masing pemerintah daerah (Sesotyaningtyas 2012). Pajak

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 7


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

daerah dapat dilihat dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak

penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak

sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, bea perolehan hak

atas tanah dan bangunan (Fitriyanti 2016).

Hasil Temuan Audit BPK

Temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan kasus-kasus pelanggaran

pada pengendalian intern dan perundang-undangan yang dilakukan oleh suatu daaerah yang

terlihat pada laporan keuangan pemerintah daerah (Noviyanti dan Kiswanti 2016). BPK akan

melakukan pemeriksaan kepada daerah dengan melihat laporan keuangan dan akan

menghasilkan laporan hasil pemeriksaan (Sedyaningsih 2015). BPK akan melakukan

pemeriksaan pada laporan keuangan pemerintah daerah untuk melihat kewajaran dari LKPD.

Hal ini didasarkan pada agency theory yang dianggap masih terdapat asimetri informasi

yang dilakukan oleh pihak agen atau pemerintah kepada pihak principal atau masyarakat dan

memungkinkan adanya masalah seperti korupsi (Artha, Basuki dan Alamsyah 2015). Untuk

itu, perlu adanya audit dan pengawasan yang dilakukan oleh BPK untuk menjamin kinerja

pemerintah daerah yang lebih baik.

2.2. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pada Pusat Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Ketergantungan pada pusat tercermin dari seberapa besar peran pemerintah pusat pada daerah

tersebut, dan dapat dilihat dari jumlah dana perimbangan yang diberikan pemerintah pusat.

Dana perimbangan merupakan dana yang dipantau pemerintah untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah (Ayuningsih 2016). Dana perimbangan berasal dari

Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) dan terdiri dari dana alokasi umum (DAU),

dana alokasi khusus (DAK), dan dana bagi hasil (DBH) (Andirfa, Basri dan Majid 2016).

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 8


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Tingkat ketergantungan pada pusat dapat dilihat dari berapa besar DAU yang diterima

(Marfiana dan Kurniasih 2013). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi. Ketergantungan pemerintah daerah kepada pusat dapat

dilihat dengan mengukur prosentase DAU yang diterima dengan jumlah total pendapatan dari

daerah tersebut (Sedyaningsih 2015) atau menggunakan perbandingan antara total dana

perimbangan dengan total pendapatan (Ayuningsih 2016).

Dengan DAU yang diberikan kepada pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan

kinerja yang baik. Dana ini diberikan sesuai dengan seberapa kebutuhan pemerintah tersebut

untuk memberikan tambahan dari sumber pendapatan asli daerah sehingga pemberian tersebut

akan adil (Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin 2012). Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Marfiana dan Kurniasih (2013) dengan data sebesar 94 sampel di kabupaten atau kota Pulau

Jawa serta Noviyanti dan Kiswanti (2016) dengan sampel berasal dari pemerintah daerah

kabupaten atau kota di Indonesia pada tahun 2011-2013 ditemukan fakta empiris yaitu tingkat

ketergantungan pada pusat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan daerah. Hal ini

dikarenakan dengan banyaknya dana berasal dari pusat maka pemerintah daerah akan diawasi

oleh pusat sehingga kinerja daerah akan lebih baik (Marfiana dan Kurniasih 2013).

Namun, dalam Jauhar (2016) yang melakukan penelitian pada kota atau kabupaten di

Sumatera Barat tahun 2010-2014 dengan sampel dari 19 kabupaten atau kota di Sumatera Barat

dinyatakan bahwa DAU tidak berpengaruh pada kinerja keuangan daerah karena DAU yang

tinggi ataupun rendah tidak memberikan dampak pada kinerja pemerintah daerah. Penelitian

Sesotyaningtyas (2012) mengungkapkan bahwa intergovernmental revenue tidak berpengaruh

pada kinerja keuangan daerah karena pemerintah daerah dianggap belum dapat dengan baik

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 9


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

menggunakan dana yang diberikan pemerintah pusat. Berdasarkan berbagai hasil yang berbeda

tersebut dan melihat mayoritas hasil penelitian terdahulu maka peneliti ingin melihat kembali

pengaruh tingkat ketergantungan pada pusat sehingga muncul hipotesis berupa:

H1: Tingkat ketergantungan pada pusat berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah

Pengaruh Tingkat Kekayaan Daerah (Wealth) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Tingkat kekayaan daerah dapat dilihat dari pendapatan asli daerah tersebut. Peningkatan

kinerja keuangan dilihat dengan adanya peningkatan kemandirian daerah dan mengurangi

ketergantungan keuangan kepada pemerintah pusat (Ajani, Akram dan Handajani 2016).

Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan sumber daya daerah sendiri dengan meningkatkan

PAD. Pendapatan asli daerah merupakan sumber utama pembiayaan daerah yang bersumber

dari retribusi daerah, pajak daerah, hasil kekayaan daerah yang terpisah, dan PAD lain yang

sah. Dengan penerimaan yang baik maka akan meningkatkan investasi terhadap daerah

tersebut dan akan meningkatkan pelayanan publik (Marfiana dan Kurniasih 2013).

Telah banyak penelitian terdahulu yang menguji mengenai pengaruh kekayaan daerah

ini. Dalam penelitian Ayuningsih (2016) ditemukan fakta empiris berupa kekayaan daerah

berpengaruh pada kinerja keuangan daerah karena dengan pertumbuhan yang positif akan

meningkatkan investasi pada daerah tersebut dan akan meningkatkan infrastruktur untuk

peningkatan PAD daerah. Selain itu, dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Julitawati,

Darwanis dan Jalaluddin (2012), Darwanis dan Saputra (2014) yang dilakukan pada kabupaten

atau kota di Provinsi Aceh, serta Abdullah, Asmawanti dan Febriansyah (2015) yang

melakukan penelitian di 58 kabupaten atau kota di Sumatera Bagian Selatan tahun 2011-2013

juga menyebutkan bahwa PAD berpengaruh pada kinerja keuangan daerah. Tetapi dalam

penelitian Marfiana dan Kurniasih (2013) yang dilakukan di Pulau Jawa dan Sedyaningsih

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 10


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

(2015) menggunakan data sebanyak 80 Kabupaten di Sulawesi Selatan dari tahun 2009-2012

disebutkan bahwa tingkat kekayaan daerah tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

daerah karena kekayaan yang semakin besar membuat kinerja pemerintah daerah semakin sulit

atau tertekan untuk memberikan kinerja yang baik. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian

terdahulu memperlihatkan bahwa tingkat kekayaan daerah (wealth) mempengaruhi kinerja

keuangan pemerintah daerah sehingga peneliti membuat hipotesis yaitu:

H2: Tingkat kekayaan daerah (wealth) berpengaruh terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah

Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah, belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Daerah harus menyiapkan

anggaran yang baik di awal periode agar dalam periode tersebut pembangunan yang ada telah

sesuai dan tidak memberikan kerugian kepada daerah karena setiap aktifitas daerah didasarkan

pada anggaran yang telah dibuat. Belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah dapat

dilihat dari bagaimana realisasi anggaran tersebut digunakan. Realisasi yang baik akan

membuat infrastruktur daerah juga akan menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari salah satu

fungsi dari belanja modal adalah untuk pembangunan infrastruktur yang ada di daerah tersebut

sehingga belanja modal dianggap penting dalam aktivitas ekonomi daerah (Sedyaningsih

2015). Infrastruktur yang baik akan dapat pula meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

daerah tersebut (Darwanis dan Saputra 2014).

Hal ini sejalan dengan Ayuningsih (2016) yang menguji kinerja keuangan pemerintah

daerah di Jawa Tengah dengan menggunakan sampel 76 kota atau kabupaten yang ada di

provinsi tersebut tahun 2011-2014 menyatakan bahwa belanja modal berpengaruh terhadap

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 11


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

kinerja keuangan daerah. Bahkan, dalam penelitian Marfiana dan Kurniasih (2013) serta

penelitian Noviyanti dan Kiswanti (2016) yang meneliti pemerintah daerah kabupaten atau kota

di Indonesia tahun 2011-2013 disebutkan bahwa belanja daerah berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya belanja daerah

yang telah dikeluarkan maka akan mempermudah pemerintah daerah dalam menjalankan

pembangunan yang direncanakan dan dapat diidentifikasikan bahwa anggaran telah

direalisasikan dengan baik. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh Sedyaningsih (2015)

menggunakan data sebanyak 80 sampel meliputi seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan dari

tahun 2009-2012 menghasilkan temuan yaitu belanja modal tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan daerah sehingga diketahui bahwa tinggi atau rendahnya alokasi belanja modal tidak

berpengaruh pada kinerja keuangan pemerintah Sulawesi Selatan. Untuk itu, peneliti ingin

mengonfirmasi hasil dari mayoritas penelitian terdahulu mengenai belanja daerah sehingga

hipotesis yang penelitian ini adalah:

H3: Belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

Pengaruh Ukuran Pemerintah (Size) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Ukuran pemerintah dapat memperlihatkan bagaimana kinerja pemerintah daerah. Ukuran

pemerintah daerah dapat dilihat dari berapa besar total aset yang dimiliki daerah tersebut

(Ayuningsih 2016). Pemerintah daerah diharapkan memberikan pelayanan yang baik sehingga

harus didukung dengan pengelolaan aset yang baik pula (Harumiati dan Payamta 2014). Oleh

karena itu, diperlukan sumber daya dan fasilitas daerah yang memadai untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Aset daerah yang lebih besar akan memberikan tuntutan yang

besar pula kepada daerah dalam melaporkan pengungkapan wajib pada asetnya kepada

masyarakat (Aziz 2016). Hal tersebut akan menuntut untuk pemerintah memberikan hasil yang

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 12


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

baik dan dapat memberikan good news pada pengungkapan ke masyarakat sehingga kinerja

akan meningkat (Sumarjo 2010).

Melihat berbagai penelitian sebelumnya terdapat beberapa hasil mengenai pengaruh size

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Harumiati dan Payamta (2014), serta hasil penelitian Aziz (2016) yang meneliti sampel

sebanyak 30 pemerintah daerah kabupaten atau kota di Jawa Timur tahun 2014 menemukan

fakta empiris bahwa size berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Ukuran

yang besar diharapkan membuat pemerintah daerah dapat dengan optimal menggunakan aset

yang dimiliki untuk kinerja yang lebih baik. Sedangkan, menurut Darmanto (2012) yang

menggunakan data dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2008-2010, dan

Sedyaningsih (2015) hasil penelitian menunjukkan bahwa size tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan pemerintah daerah sehingga menunjukkan ukuran yang besar belum tentu

mempengaruhi kinerja pemerintah daerah. Oleh karena itu, hipotesis yang dibuat untuk melihat

kembali pengaruh ukuran legislatif yaitu:

H4: Ukuran Pemerintah (Size) berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah

Pengaruh Temuan Audit Terhadap Kinerja Keuangan Daerah

Temuan audit adalah temuan pelanggaran mengenai ketentuan pengendalian internal dan

ketentuan perundangan-undangan yang masih berlaku (Mustikarini dan Fitriasari 2012). Jika

pemerintah tidak patuh dalam perundang-undangan maka akan muncul potensi kerugian daerah

tersebut bahkan kepada negara, juga akan menimbulkan kurangnya penerimaan, tidak hemat,

tidak efisien dan tidak efektif dalam menjalankan kegiatan administratif daerah (Marfiana dan

Kurniasih 2013). Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pelanggaran yang dilakukan

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 13


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

pemerintah daerah dapat mengakibatkan semakin buruknya kinerja keuangan daerah tersebut

(Sesotyaningtyas 2012).

Penelitian oleh Marfiana dan Kurniasih (2013) yang memiliki sampel pemerintah daerah

kabupaten atau kota di Pulau Jawa tahun 2011 dan penelitian Sedyaningsih (2015) yang

dilakukan di Sulawesi Selatan tahun 2009-2012 juga menunjukkan hasil yang sama yaitu

bahwa temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan daerah sehingga

dapat dikatakan dengan semakin sedikit jumlah pelanggaran maka akan meningkatkan kinerja

keuangan pemerintah daerah. Sebaliknya, dalam penelitian Noviyanti dan Kiswanti (2016)

disebutkan bahwa temuan audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah

dikarenakan kinerja keuangan daerah tidak melihat temuan audit BPK, temuan tersebut hanya

sebatas pemenuhan kewajiban saja. Banyaknya hasil penelitian terdahulu yang

mengungkapkan bahwa temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah sehingga peneliti membuat hipotesis yaitu:

H5: Temuan audit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Leverage merupakan salah satu faktor yang memperlihatkan ketergantungan daerah

dengan kreditur (Ayuningsih 2016). Hal ini memperlihatkan apabila hutang daerah tersebut

besar maka akan memperlihatkan ketergantungan dengan pihak eksternal (Sumarjo 2010).

Besarnya leverage suatu daerah dapat dilihat dari proporsi total hutang terhadap rata-rata

ekuitas daerah tersebut. Leverage dianggap penting karena dengan rasio hutang maka kreditur

akan dapat melihat kemampuan pemerintah daerah untuk membayar utang (Artha, Basuki dan

Alamsyah 2015).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh leverage

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Dalam penelitian Darmanto (2012) yang

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 14


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

melakukan penelitian pada pemerintah daerah se-Indonesia pada tahun 2008-2010 disebutkan

bahwa leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Rochmah (2015)

yang menguji kinerja keuangan pemerintah daerah dengan sampel APBD pada seluruh

kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2009-2012 serta Sumarjo (2010)

dengan data Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) kabupaten atau kota tahun 2008

serta data non keuangan menemukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah. Hal tersebut memperlihatkan bahwa semakin besar leverage

maka akan lebih ketat pengawasan dari kreditur dan pemerintah daerah diharuskan melakukan

aktivitas dengan persetujuan kreditur untuk meyakinkan kreditur bahwa pemerintah daerah

dapat melunasi kredit yang dilakukan (Sumarjo 2010).

Utomo (2015) yang melihat pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia tahun

anggaran 2012 menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah karena dana yang digunakan daerah berasal dari pihak eksternal sehingga

membuat kinerja pemerintah daerah buruk. Hal lain ditemukan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sesotyaningtyas (2012), Artha, Basuki dan Alamsyah (2015), serta Ayuningsih

(2016) yang menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh kepada kinerja keuangan

pemerintah daerah karena dana pihak eksternal tidak hanya berasal dari kreditur saja dan

pinjaman dari kreditur dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak mempengaruhi kinerja

keuangan pemerintah daerah. Untuk itu, peneliti ingin melihat kembali bagaimana pengaruh

leverage terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah sehingga peneliti membuat hipotesis

yaitu:

H6: Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 15


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah memiliki tanggungjawab dalam kinerja keuangannya kepada

pemerintah pusat sehingga pengawasan dari badan legislatif sangat diperlukan (Sumarjo 2010).

Pengawasan yang dilakukan sangat penting untuk melihat bagimana kinerja pemerintah

daerah. Pengawasan berupa melihat bagaimana penggunaan anggaran yang ada dengan baik

(Rochmah 2015). Sesotyaningtyas (2012) juga menyebutkan bahwa hal terpenting adalah

kualitas pengawasan dari anggota legislatif tersebut. Untuk itu jumlah legislatif yang banyak

dapat meningkatkan pengawasan pada pemerintah daerah (Sumarjo 2010). Hal tersebut

memperlihatkan dengan semakin besar jumlah legislatif yang ada akan meningkatkan kualitas

dari badan legislatif tersebut sehingga kinerja pemerintah daerah meningkat.

Marfiana dan Kurniasih (2013) serta Noviyanti dan Kiswanti (2016) menemukan fakta

bahwa ukuran legislatif berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah sehingga dapat dilihat jumlah anggota DPRD yang besar belum tentu menambah kinerja

daerah bahkan dapat menurunkan kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan

masih kurangnya peran anggota DPRD untuk memperjuangkan kepentingan rakyat (Marfiana

dan Kurniasih 2013). Sedangkan, Sumarjo (2010), Sesotyaningtyas (2012), dan Abdillah

(2016) menunjukkan hasil bahwa ukuran legislatif tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah. Hasil ini terlihat dari masih banyaknya anggota DPRD yang

melakukan korupsi dan tidak melakukan pengawasan dengan baik (Sumarjo 2010). Oleh

karena itu, hipotesis yang dibuat untuk melihat kembali pengaruh ukuran legislatif adalah:

H7: Ukuran legislatif berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pendapatan pajak daerah merupakan salah satu sumber PAD yang digunakan untuk

pembangunan daerah serta akan dikembalikan kepada masyarakat (Sesotyaningtyas 2012).

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 16


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pendapatan pajak daerah digunakan sebagai sumber pendapatan utama dari PAD sehingga

menjadi dana untuk pembiayaan operasional daerah (Ningsih 2010). Hal inilah yang membuat

pendapatan pajak daerah penting dan mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alfarisi (2015) yang meneliti 19 kabupaten dan

kota di Sumatera Barat menemukan bahwa pendapatan pajak daerah berpengaruh secara positif

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah karena pendapatan asli daerah khususnya pajak

daerah berperan penting dalam APBD daerah. Fitriyanti (2016) juga menemukan bahwa

pendapatan pajak daerah berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi pendapatan pajak daerah semakin baik

kinerja keuangan pemerintah daerah. Sebaliknya, Wenny (2012) memberikan fakta empiris

bahwa pendapatan pajak daerah tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah pada pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan. Dari mayoritas hasil

penelitian-penelitian terdahulu maka peneliti membuat hipotesis yaitu:

H8: Pendapatan pajak daerah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah

2.3. MODEL PENELITIAN

Gambar 1 Model Penelitian

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 17


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

3. Metoda Penelitian

3.1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah meta-analisis yang digunakan untuk

menguji hipotesis yang telah dibuat dan menjelaskan hasil perhitungan kembali yang telah

dilakukan (Fanani 2014). Pendekatan meta-analisis bertujuan menggabungkan beberapa

penelitian sejenis mengenai penelitian kinerja keuangan pemerintah daerah dan menggunakan

teknik statistika sehingga didapatkan perpaduan data kuantitatif (Eny, Subroto, Sutrisno dan

Irianto 2014). Teknik yang digunakan dalam analisis data bersifat kuantitatif. Dalam penelitian

ini akan dibuat rekapitulasi data dari ringkasan prosedur statistik yang terdapat dalam hasil

penelitian-penelitian kinerja keuangan pemerintah daerah yang diteliti. Selanjutnya, dilakukan

penentuan dan pengukuran kekuatan hubungan dan efek (effect size) atau perbedaan indikator

antar variabel yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah.

3.2. Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa artikel penelitian mengenai

kinerja keuangan pemerintah daerah yang terpublikasikan di jurnal, simposium nasional

maupun tugas akhir tugas akhir mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia

yang dapat diakses dalam website resmi universitas-universitas di Indonesia.

Adapun tahun penelitian yang digunakan adalah 2006 sampai tahun 2016. Hal ini

dikarenakan selama kurun waktu 10 tahun tersebut diasumsikan dapat memberikan data atau

merangkum dengan baik perkembangan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah yang telah terjadi di Indonesia.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian-penelitian kinerja keuangan pemerintah

daerah yang memiliki hubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 18


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

pemerintah daerah secara kuantitatif. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam analisis ditentukan berdasarkan

jumlah penelitian yang memadai untuk dilakukan meta-analisis yaitu telah muncul

dalam minimal 5 (lima) artikel dan telah ditemukan 8 (delapan) variabel explanatory

yang dapat diuji. Digunakannya asumsi 5 (lima) artikel dikarenakan jumlah populasi

yang digunakan cukup besar sebanyak 50 artikel sehingga muncul variabel yang

semakin besar pula.

b. Hubungan antara variabel independen harus memiliki pengaruh secara langsung

dengan variabel dependen yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah.

c. Artikel tersebut memuat ukuran efek F, t, atau r agar dapat digunakan dalam meta-

analisis serta terdapat data mengenai hipotesis periode penelitian, sampel dan variabel

indepeden yang akan dilakukan analisis dalam penelitian ini.

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah (Y). Sedangkan, variabel independen adalah sebuah variabel yang masuk

ke dalam hipotesis penelitian dan bersifat penjelasan atau memberikan pengaruh kepada

variabel dependen dalam penelitian (Fanani 2014). Variabel independen yang ditemukan yaitu

Tingkat Ketergantungan Pada Pusat (X1), Tingkat Kekayaan Daerah (Wealth) (X2), Belanja

Modal (X3), Ukuran Pemerintah Daerah (Size) (X4), Temuan Audit (X5), Leverage (X6),

Ukuran Legislatif (X7), dan Pendapatan Pajak Daerah (X8). Definisi operasional variabel dapat

dilihat dalam Tabel 1:

3.5. Teknik Analisis Data

Pada hasil penelitian-penelitian terdahulu muncul variasi hasil atau keberagaman hasil

penelitian pada topik yang sama yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah. Keberagaman

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 19


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

dalam penelitian-penelitian tersebut membuat hasil penelitian tidak dapat mendeskripsikan

kebenaran dari fenomena yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan sistematik maupun tidak

sistematik pada penelitian tersebut (Rahman dan Groenendijk 2014). Dalam studi meta-

analisis, untuk mengoreksi kesalahan pada pengambilan sampel maka tahapan analisis dan

intepretasi data penelitian dapat menggunakan cara sebagai berikut sesuai tahapan dalam

penelitian Fanani (2014):

1. Menyeleksi basis data penelitian terdahulu dan mengidentifikasikan variabel-variabel

explanatory yang digunakan.

2. Melakukan analisis statistik dengan menggunakan teknik meta-analisis dengan cara

mengkonversikan atau melakukan transformasi statistik dari ukuran efek (effect size) dari

setiap penelitian yang diubah menjadi person coefficient (𝑟𝑖 ). Dalam penelitian ini

menggunakan rumus:

𝑡2
𝑟𝑖 = √ 2
𝑡 + 𝑑𝑓

Dimana:

𝑟𝑖 = Person correlation coefficient per tahun bagi tiap-tiap penelitian

𝑡 = Nilai statistik penelitian yang dikonversi

𝑑𝑓 = Degree of freedom

3. Menentukan populasi mean correlation (𝑟̅ ) yang dihitung dari menghitung rata-rata

tertimbang correlation coefficient (𝑟𝑖 ) dengan sample size (𝑁𝑖 ) dari total penelitian yang

akan diteliti.

∑(𝑁𝑖 ri )
𝑟̅ =
∑ 𝑁𝑖

Dimana:

𝑁𝑖 = Jumlah sampel dalam penelitian

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 20


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

𝑟̅ = Populasi mean correlation

4. Menghitung observed variance (𝑆𝑟2 ) dari semua koefisien korelasi dalam sampel

penelitian yang terpilih dengan menggunakan average square error weighted dibagi

dengan jumlah sampel yang ada.

∑[𝑁𝑖 (𝑟𝑖 − 𝑟̅ )2 ])
𝑆𝑟2 =
∑ 𝑁𝑖

5. Menghitung estimasi dari sampling error variance. Kemudian mencari variance

populasi sesungguhnya dengan mencari selisih dari total variance yang diamati dan

estimasi sampling error variance untuk mengoreksi variansi kesalahan.


2
(1−r̅2 ) 𝐾
𝑆𝑒2 = ∑ 𝑁𝑖
 𝑆𝑃2 = 𝑆𝑟2 − 𝑆𝑒2

Dimana:

K = Jumlah penelitian di dalam analisis

𝑆𝑒2 = Estimasi sampling error variance

𝑆𝑃2 = Variance populasi sesungguhnya

𝑆𝑟2 = Total variance yang diamati

6. Menentukan prosentase level confidence interval. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah lebih dari 30 sampel, maka Z statistik ditentukan dengan:

[𝑟̅ − 𝑆𝑝 𝑍 0.975 , 𝑟̅ + 𝑆𝑝 𝑍0.975] ≈ [𝑟̅ − 𝑆𝑝 (1.96), 𝑟̅ + 𝑆𝑝 (1.96)]

3.6. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis dalam teknik meta-analisis dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Tingkat signifikansi confidence interval yang digunakan sebesar 95% yang dilakukan

untuk menguji hubungan tersebut signifikan atau tidak. Ketika korelasi rata-rata berada

diantara minimum dan luas maksimum interval kepercayaan, dan semua nilai positif atau

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 21


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

semuanya negatif, maka hubungan akan signifikan. Tetapi jika terdapat satu nilai negatif

dan lainnya positif maka dapat dikatakan korelasi rata-rata tidak signifikan.

2. Melihat hipotesis directional digunakan dalam penelitian

Jika korelasi rata-rata menunjukkan nilai positif (+) dan tingkat kepercayaan

menunjukkan hubungan yang signifikan, maka hubungan akan positif, sehingga hipotesis

harus diterima dan sebaliknya.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dalam penelitian ini, menggunakan hasil penelitian berupa artikel yang telah terpublikasi

dalam jurnal atau sumber lain yang dapat diakses oleh peneliti. Hasil penelitian diperoleh dari

beberapa jurnal terakreditasi serta hasil tugas akhir yang diperoleh dari website resmi dari

universitas-universitas di Indonesia yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta, Institut

Agama Islam Negeri Surakarta, Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Hasanuddin

Makassar, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Universitas Negeri Padang,

Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Jember

dengan mengunduh melalui google scholar. Pencarian lain dengan mencari artikel yang telah

mengikuti Simposium Nasional Akuntansi (SNA).

4.2. Sampel Penelitian

Peneliti telah menemukan sebanyak 50 artikel penelitian yang berhubungan dengan

kinerja keuangan pemerintah daerah kota atau kabupaten dan provinsi di Indonesia yang

dipublikasikan dari berbagai sumber. Dari populasi tersebut, hanya terdapat 33 artikel yang

dapat digunakan dalam meta-analisis. Penelitian-penelitian tersebut relevan untuk digunakan

dan telah sesuai dengan karakterisitik penelitian yang ditentukan sebelumnya yaitu variabel

penelitian yang digunakan menjadi objek penelitian adalah variabel yang telah diteliti dan

muncul pada minimal 5 (lima) penelitian yang ada. Terdapat 17 penelitian yang tidak dapat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 22


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

digunakan dikarenakan pada 10 artikel tidak terdapat variabel penelitian yang muncul minimal

5 (lima) kali dalam penelitian, serta pada 7 (tujuh) artikel lainnya tidak dilaporkannya jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut, tidak terdapat nilai statistik 𝑟𝑖 maupun nilai

statistik lainnya yang dapat dikonversi, dan terdapat pengujian interval pada variabel yang

digunakan. Daftar penelitian-penelitian tersebut tampak pada Lampiran 1 (satu).

Dalam penelitian ini melihat kinerja keuangan pemerintah daerah kota atau kabupaten

dan provinsi di Indonesia dengan variabel dependen yang diuji yaitu kinerja keuangan

pemerintah daerah, kinerja pemerintah daerah, dan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah

dengan berbagi variabel independen yang ada yaitu tingkat ketergantungan kepada pusat yang

dapat dilihat dari seberapa besar dana perimbangan atau intergovernmental revenue yang

didapatkan dari pusat dan dapat merujuk dengan hanya melihat dana alokasi umum (DAU)

yang diberikan. Selain itu, tingkat kekayaan daerah atau kemakmuran (wealth) diperlihatkan

dengan besarnya pendapatan asli daerah (PAD) secara umum yang dihasilkan. Variabel lainnya

yaitu belanja modal atau belanja daerah, ukuran pemerintah daerah dengan melihat jumlah aset

daerah, leverage, temuan audit daerah, ukuran legislatif, dan pendapatan pajak daerah.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 23


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Tabel 1 Hasil Meta-Analisis Untuk Setiap Variabel Explanatory


Precentage 95% Convidence
Variabel Dependen ∑ Ni K study 𝒓̅ 𝑺𝟐𝒓 𝑺𝟐𝒆 𝑺𝟐𝒑
Explained Interval
General Tingkat
Ketergantungan Pada Pusat -0,215; 0,199
2257 26 -0,008 0,117 0,011 0,106 9,834
(DAU) / Intergovernmental
Revenue / Dana Perimbangan
General Tingkat Kekayaan
2180 23 0,174 0,060 0,010 0,050 16,595 0,076; 0,271
Daerah (Wealth) (PAD)
General Belanja Daerah /
1898 19 0,028 0,094 0,010 0,084 10,632 -0,137; 0,193
Belanja Modal
General Ukuran (Size)
2097 13 0,055 0,015 0,006 0,009 40,544 0,038; 0,073
Pemerintah Daerah
General Temuan Audit /
1483 11 -0,108 0,030 0,007 0,023 23, 981 -0,153; -0,063
Temuan Pemeriksaan
General Leverage 1343 8 0,085 0,012 0,006 0,006 47,789 0,073; 0,098

General Ukuran Legislatif 438 5 -0,154 0,053 0,011 0,042 20,488 -0,237; 0,071
General Pendapatan Pajak
322 6 0,362 0,099 0,014 0,085 14,220 0,196; 0,528
Daerah
Sumber: Data Diolah, Oktober 2017

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 24


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

4.3. Pembahasan

Hasil pengolahan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (tiga) mengenai

ukuran efek (effect size) yang digunakan untuk melakukan meta-analisis dan Tabel 2

(dua) mengenai hasil meta-analisis untuk setiap variabel explanatory yang telah

dilakukan.

Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pada Pusat Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah

Daerah

Berdasarkan hasil dari total sampel yang telah dianalisis diindikasikan bahwa

tingkat ketergantungan pada pusat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal ini terlihat berdasarkan hasil temuan mean

correlation ( ̅)
𝑟 = -0,008 dengan confidence interval 95% antara -0,215; 0,199 sehingga

H1 ditolak, yang mengintepretasikan bahwa seberapapun jumlah dana yang diberikan

oleh pusat tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan daerah. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Abdullah, Asmawanti dan Febriansyah (2015), Sedyaningsih (2015),

dan Jauhar (2016) yang menyatakan bahwa DAU tidak berpengaruh pada kinerja

keuangan pemerintah daerah karena DAU merupakan dana transfer dari pusat untuk

membantu daerah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya juga membuktikan bahwa

DAU yang ditransfer belum digunakan dengan baik oleh pemerintah daerah.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa ketergantungan pada pusat tidak

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan dana yang

berasal dari pusat hanya merupakan dana tambahan yang diberikan berdasarkan

kekurangan dana pemerintah daerah untuk memberikan bantuan dana bagi daerah dan

tidak merepresentasikan kinerja pemerintah daerah. Selain itu, dana ini adalah dana

tambahan yang diberikan jika daerah membutuhkan dan bukan dana rutin yang akan

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 25


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

selalu diberikan kepada daerah. Daerah akan lebih mengutamakan menggunakan hasil

pendapatan daerah itu sendiri untuk membuat APBD diawal periode.

Pengaruh Tingkat Kekayaan Daerah (Wealth) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah

Daerah

Analisis-meta pada total sampel terhadap tingkat kekayaan daerah memperoleh

bukti empiris bahwa H2 diterima didukung dengan korelasi positif (mean correlation

( ̅)
𝑟 = 0,174 dengan confidence interval 95% antara 0,076; 0,271). Hal ini berarti terdapat

pengaruh yang signifikan positif dan kuat antara tingkat kekayaan daerah dengan kinerja

keuangan pemerintah daerah. Temuan ini memberikan bukti bahwa daerah yang memiliki

pendapatan (PAD) yang tinggi akan memiliki kinerja keuangan pemerintah daerah yang

baik pula. Penelitian Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin (2012) serta Ayuningsih (2016)

juga memberikan fakta empiris bahwa tingkat kekayaan daerah memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Ayuningsih (2016) menyatakan bahwa

saat pertumbuhan berjalan positif maka investasi pada daerah tersebut juga meningkat

sehingga infrastruktur daerah juga berkembang.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa kekayaan daerah dapat

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Pendapatan asli daerah yang

dihasilkan daerah telah memberikan dampak dan berfungsi dengan baik untuk menunjang

kinerja keuangan pemerintah daerah dengan sumber daya yang terus berkembang. PAD

yang besar akan membuat daerah tidak lagi bergantung pada dana transfer dari pusat dan

mulai mandiri dalam kegiatan administrasi daerah. PAD yang besar pula akan mendorong

investor untuk masuk ke daerah dan memberikan kemakmuran yang baik bagi masyarakat

dengan peningkatan infrastruktur publik yang membaik.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 26


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Total sampel analisis-meta mengindikasikan bahwa belanja modal tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan kinerja keuangan pemerintah daerah, ini ditunjukkan

dengan nilai mean correlation ( ̅)


𝑟 = 0,028 dengan confidence interval 95% antara -0,137;

0,193 sehingga hasil analisis-meta menyatakan bahwa H3 ditolak. Hal ini membuktikan

bahwa besar kecilnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tidak akan

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil ini sejalan dengan

Sedyaningsih (2015) yang menemukan bahwa belanja modal tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan pemerintah daerah disebabkan karena masih lemahnya tata kelola

keuangan daerah mulai dari perencanaan, pembuatan anggaran, hingga pelaksanaan

belanja modal tersebut.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa besar kecilnya alokasi belanja

modal belum berfungsi dengan baik dalam meningkatkan kinerja keuangan pemerintah

daerah. Hal tersebut terlihat dengan belum baiknya realisasi dari anggaran yang dibuat

oleh pemerintah daerah sehingga menimbulkan kerugian kepada daerah. Realisasi yang

buruk menyebabkan program yang telah dirancang oleh pemerintah daerah tidak secara

optimal terlaksana. Selain itu, pengelolaan belanja daerah yang tidak efektif dan efisien

dapat membuat pembangunan daerah tidak berjalan dengan baik dan membuat

infrastruktur yang dimiliki daerah belum berkembang sehingga membuat masih buruknya

pelayanan publik.

Pengaruh Ukuran Pemerintah (Size) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Analisis-meta total sampel terhadap ukuran pemerintah memperoleh bukti empiris

bahwa H4 tidak ditolak dengan hubungan korelasi positif. Berdasarkan 13 artikel

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 27


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

sampel yang digunakan dalam penelitian diperoleh mean correlation ( ̅)


𝑟 = 0,055 dengan

confidence interval 95% antara 0,038; 0,073. Ukuran pemerintah memiliki hubungan

signifikan yang positif dan kuat terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Penelitian

Sumarjo (2010), Mustikarini dan Fitriasari (2012), serta Artha, Basuki dan Alamsyah

(2015) telah membuktikan bahwa ukuran pemerintah (size) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan pemerintah daerah yang memberikan tuntutan kepada pemerintah untuk

lebih baik dalam pengelolaan aset daerah untuk peningkatan pelayanan kepada

masyarakat.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa ukuran daerah yang besar akan

mempermudah pemerintah daerah dalam kegiatam operasional dan pelayanan kepada

masyarakat. Dengan kegiatan operasional yang baik akan mempermudah daerah dalam

meningkatkan PAD dan memperlihatkan penggunaan anggaran telah berjalan dengan

baik dan telah dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Dengan kata lain, ukuran

pemerintah daerah yang besar yang mencerminkan jumlah aset daerah yang tinggi pula

yang diperoleh dari kinerja daerah yang baik dalam mengelola kekayaan yang dimiliki

oleh daerah.

Pengaruh Temuan Audit Terhadap Kinerja Keuangan Daerah

Melihat hasil analisis-meta yang telah dilakukan terhadap 11 artikel yang ada,

temuan audit memilki hubungan yang signifikan negatif terhadap kinerja keuangan

pemerintah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil mean correlation ( ̅)


𝑟 = -0,108 dengan

confidence interval 95% antara -0,153; -0,063 sehingga H5 dapat diterima. Hasil ini

berarti daerah dengan temuan audit atau temuan penyimpangan yang kecil pada hasil

laporan realisasi APBN akan membuktikan bahwa daerah tersebut memiliki kinerja yang

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 28


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

baik dalam pengelolaan keuangan daerah. Bukti empiris ini konsisten dengan penelitian

Mustikarini dan Fitriasari (2012) serta Marfiana dan Kurniasih (2013) yang menemukan

bahwa temuan audit memiliki pengaruh yang negatif terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa daerah harus berhati-hati dalam

pembuatan laporan daerah mengenai hasil akuntansi yang dibuat. Daerah harus

memperhatikan peraturan regulasi agar tidak ditemukannya pelanggaran di daerah

tersebut. Pemerintah daerah juga dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan

pemerintahan dengan baik karena masyarakat juga mengawasi kinerja pemerintah daerah.

Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Analisis-meta pada total sampel terhadap leverage memperoleh bukti empiris

bahwa H6 diterima didukung dengan korelasi positif (mean correlation ( ̅)


𝑟 = 0,085

dengan confidence interval 95% antara 0,073; 0,098. Hal ini berarti terdapat pengaruh

siginifkan positif dan kuat antara leverage dengan kinerja keuangan pemerintah daerah.

Penelitian Sumarjo (2010) dan Darmanto (2012) juga membuktikan bahwa leverage

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

dikarenakan pengawasan yang ketat kepada daerah untuk menjamin pengembalian

pinjaman daerah tersebut.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa daerah yang memiliki pinjaman

daerah kepada kreditur yang besar akan semakin memperbaiki kinerja keuangan daerah

dikarenakan kreditur akan melihat apakah daerah benar-benar dapat melunasi pinjaman

yang telah diberikan atau tidak. Selain itu, dengan adanya utang kepada pihak eksternal

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 29


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

akan membuat daerah lebih hati-hati dalam pembuatan keputusan publik agar tidak

menurunkan kinerja keuangan pemerintah daerah.

Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Analisis-meta total sampel terhadap ukuran legislatif memperoleh bukti empiris

bahwa H7 tidak dapat diterima. Berdasarkan 5 artikel sampel yang digunakan dalam

penelitian diperoleh mean correlation ( ̅)


𝑟 = -0,154 dengan confidence interval 95%

antara -0,237; 0,071 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

ukuran legislatif dan kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil analisis ini didukung

dengan Sumarjo (2010) dan Sesotyaningtyas (2012) yang menunjukkan ukuran legislatif

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah. Bahkan, hasil penelitian

Rochmah (2015) serta Noviyanti dan Kiswanti (2016) menunjukkan pengaruh yang

negatif antara ukuran legislatif dan kinerja keuangan pemerintah daerah.

Bukti empiris ini memperlihatkan bahwa daerah lebih membutuhkan kualitas dan

kompetensi anggota legislatif daripada jumlah legislatif yang besar dalam pembuatan dan

pengambilan keputusan publik. Jumlah yang besar juga belum tentu dapat memperbaiki

kinerja dikarenakan masih banyaknya anggota legislatif terpilih lebih mementingkan

kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat yang memilih mereka. Dengan masih

banyaknya pelanggaran dari anggota legislatif akan membuat kinerja suatu daerah

menurun.

Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Total sampel analisis-meta mengindikasikan bahwa pendapatan pajak daerah

memiliki hubungan dengan kinerja keuangan pemerintah daerah, ini ditunjukkan dari 322

sampel yang dianalisis menunjukkan nilai mean correlation ( ̅)


𝑟 = 0,362 dengan

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 30


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

confidence interval 95% antara 0,196; 0,528 sehingga hasil analisis-meta menyatakan

bahwa H8 diterima. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan pajak daerah tersebut

memiliki pengaruh yang signifikan positif dan kuat terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah. Hasil ini sejalan dengan penelitian Alfarisi (2015) dan Fitriyanti (2016) yang

menemukan bahwa pajak daerah berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah.

Bukti dari analisis ini mengintepretasikan bahwa pendapatan pajak daerah penting

bagi suatu daerah karena merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang menjadi salah

satu komponen untuk membiayai pengeluaran daerah. Penerimaan pajak yang tinggi

mencerminkan bahwa masyarakat daerah tersebut memiliki ketaatan yang tinggi pula dan

juga kegiatan administrasi daerah yang telah berjalan dengan baik akibat dari pemerintah

daerah yang memiliki kinerja yang baik dan dipercaya oleh masyarakat daerah tersebut.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 31


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

5. Penutup

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan faktor-faktor yang benar-benar

mempengaruhi keberhasilan kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Analisis

yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan teknik meta-analisis yang

menyimpulkan bahwa terdapat 5 (lima) faktor yaitu tingkat kekayaan daerah (wealth),

ukuran pemerintah daerah (size), leverage, dan pendapatan pajak daerah, serta temuan

audit BPK yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk memperlihatkan keberhasilan

kinerja daerahnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian terhadap total sampel yang

menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah (wealth), ukuran pemerintah daerah (size),

leverage, dan pendapatan pajak daerah memiliki hubungan yang signifikan positif

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Serta temuan audit BPK memiliki

hubungan yang signifikan negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Sedangkan, untuk tingkat ketergantungan pada pusat, belanja modal, dan ukuran

legislatif dibuktikan bahwa tidak dapat digunakan untuk memperlihatkan keberhasilan

kinerja keuangan pemerintah daerah dikarenakan menunjukkan tidak ada hubungan yang

signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Dalam penelitian ini dibuktikan

bahwa variabel yang sering muncul dalam penelitian kinerja keuangan pemerintah daerah

belum tentu benar-benar dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini dimana tidak melakukan pengujian efek moderasi

untuk setiap variabel setelah melakukan general meta-analisis. Dalam penelitian Fanani

(2014) dijelaskan dengan pengujian efek moderasi dapat memperkuat hasil analisis

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 32


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

mengenai hubungan antara variabel independen dan dependen dengan mengurangi

tingkat heterogenitas. Selain itu, masih kurangnya referensi yang digunakan sebagai

acuan dalam melakukan pengolahan data teknik meta-analisis. Keterbatasan lainnya

yaitu keragaman dalam penelitian terdahulu meliputi variabel yang digunakan dan

pengukuran pada setiap riset yang berbeda yang membuat perbedaan hasil pada setiap

penelitian terdahulu.

5.3. Rekomendasi

Bagi Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti

mengajukan rekomendasi bagi pemerintah daerah di Indonesia dapat mengoptimalkan

peningkatan kinerja keuangan daerah dengan faktor-faktor yang memang mempengaruhi

kinerja keuangan pemerintah daerah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Diharapkan dengan tingkat kekayaan daerah, pemerintah daerah lebih berfokus pada hasil

pendapatan asli daerahnya untuk dapat meningkatkan investor yang datang ke daerah

tersebut untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah juga

diharapkan dapat meningkatkan ukuran daerahnya dengan penambahan dan pengolahan

aset yang baik untuk peningkatan pelayanan publik sehingga berdampak baik pada

kinerja keuangan pemerintah daerah.

Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih patuh, transparan dan memiliki

komitmen yang baik dalam menjalankan kegiatan dan pembuatan LKPD sehingga tidak

ditemukannya ketidakwajaran laporan yang memperlihatkan kinerja yang baik dari

pemerintah daerah. Melihat rasio leverage, diharapkan pemerintah daerah dapat

menggunakan utang yang berasal dari pihak eksternal dengan baik untuk menjalankan

kegiatan administrasinya dan memperbaiki infrastruktur publik untuk peningkatkan

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 33


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

kinerja keuangannya. Serta, dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah sebagai salah

satu pendapatan penting daerah yang dapat digunakan untuk pembiayaan operasional dan

pembangunan daerah yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat.

Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan peneliti selanjutnya

dapat memasukkan uji efek moderasi pada setiap kelompok sampel untuk memberikan

hasil lebih memperkuat pada hasil meta-analisis yang dilakukan untuk mengetahui

variabel yang diuji membutuhkan adanya variabel moderasi atau tidak. Juga diharapkan

dapat mencari referensi lebih banyak lagi penelitian-penelitian teknik meta-analisis untuk

menunjang pengolahan data serta mengidentifikasi keragaman hasil dan pengukuran pada

penelitian terdahulu.

6. Daftar Pustaka

Abdillah, Yuni. 2016. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja


Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa
Tengah). Skripsi, Akuntansi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta: Universitas
Muhammadiyah. Diakses Pada 2017. http://eprints.ums.ac.id/47455/.
Abdullah, Dri Asmawanti, dan Febriansyah. 2015. "Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Alokasi Umum, dan Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Se-Sumatera Bagian Selatan." Jurnal
Akuntansi (Universitas Bengkulu) 3 (1): 41-67. Diakses Pada 2017.
repository.unib.ac.id.
Ajani, Eka Sintala Dewi, Akram, dan Lilik Handajani. 2016. "Hubungan PAD, Belanja
Modal dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Nusa Tenggara Barat."
InFrestasi (Universitas Trunojoyo) 11 (1): 21-40. Diakses Pada 2017.
http://journal.trunojoyo.ac.id.
Alfarisi, Salman. 2015. "Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Dana
Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 34


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat)." Jurnal Akuntansi


(Universitas Negeri Padang) 3 (1). Diakses Pada 2017. http://ejournal.unp.ac.id.
Andirfa, Mulia, Hasan Basri, dan M.Shabri A. Majid. 2016. "Pengaruh Belanja Modal,
Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan
Kabupaten dan Kota di Provinsi Aceh." Jurnal Administrasi Akuntansi
(Universitas Syiah Kuala) 5 (3): 30-38. Diakses Pada 2017. jurnal.unsyiah.ac.id.
Artha, Diri Risma, Prayitno Basuki, dan Alamsyah. 2015. "Pengaruh Karakteristik
Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi NTB)." InFestasi (Universitas Trunojoyo) 11 (2): 214-229. Diakses Pada
2017. http://infestasi.trunojoyo.ac.id.
Ayuningsih, Diyah. 2016. Pengaruh Size, Wealth, Leverage, Belanja Daerah dan
Intergovernmental Revenue Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di
Jawa Tengah. Skripsi, Jurusan Akuntansi Syariah, Institut Agama Islam Negeri
Surakarta, Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Diakses Pada 2017.
eprints.iain-surakarta.ac.id.
Aziz, Asmaul. 2016. "Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di
Jawa Timur)." Eksis: Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis (STIE PGRI Dewantara)
XI (1): 86-101. Diakses Pada 2017. http://ejournal.stiedewantara.ac.id/.
Darmanto, Habib Candra. 2012. Pengaruh Population, Employment, Size dan Leverage
Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Skripsi,
Akuntansi, Universitas Sebelah Maret, Solo: Universitas Sebelah Maret. Diakses
Pada 2017. digilib.uns.ac.id.
Darwanis, dan Ryanda Saputra. 2014. "Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pendapatan
Asli Daerah dan Dampaknya Pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh)." Jurnal
Dinamika Akuntansi Dan Bisnis (Universitas Syiah Kuala) 1 (2): 183-199.
Diakses Pada 2017. jurnal.unsyiah.ac.id.
Eny, Nur, Bambang Subroto, Sutrisno, dan Gugus Irianto. 2014. "Meta- Analysis:
Corporate Governance dan Manajemen Laba di Indonesia." International Journal
of Business and Behavioral Sciences 4 (9). Diakses Pada 2017.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 35


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Fanani, Zaenal. 2014. "Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap


Manajemen Laba : Studi Analisis Meta." Jurnal Keuangan dan Perbankan 18 (2):
181-200. Diakses Pada 2017. jurkubank.wordpress.com.
Fitriyanti, Avrilia. 2016. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa
Usaha, Retribusi Perizinan Tertentu, dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan Periode 2010-2014. Skripsi,
Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang: Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Diakses Pada 2017. http://jurnal.umrah.ac.id/.
Harumiati, Yayuk, dan Payamta. 2014. "Pengaruh Karakterisitik Pemerintah Daerah dan
Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di
Indonesia Tahun Anggaran 2011." ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan
(Universitas PGRI) 3 (2): 75-87. Diakses Pada 2017. e-
journal.ikippgrimadiun.ac.id.
Hasthoro, Handoko A, dan Sunardi. 2016. "Tata Kelola Publik dan Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah di Indonesia." Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Universitas Kristen
Satya Wacana) XIX (1): 53-68. Diakses Pada 2017. ejournal.uksw.edu.
Jauhar, Fauzan. 2016. "Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus dan Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kab/Kota Se Sumatera Barat." Jurnal Akuntansi (Universitas Negeri
Padang) 4 (1). Diakses Pada 2017. ejournal.unp.ac.id.
Julitawati, Ebit, Darwanis, dan Jalaluddin. 2012. "Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh." Jurnal Akutansi ISSN (Universitas Syiah
Kuala) 1 (1): 15-29. Diakses Pada 2017. prodipps.unsyiah.ac.id.
Kusumaningrum, Nur Aini. 2015. Pengaruh Karakteristik Inspektorat Daerah dan
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Skripsi, Akuntansi, Universitas
Sebelas Maret, Solo: Universitas Sebelas Maret. Diakses Pada Mei 2017.
https://eprints.uns.ac.id/.
Marfiana, Nandhya, dan Lulus Kurniasih. 2013. "Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah dan Hasil Pemeriksaan Audit BPK Terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota." Journal & Proceeding (Universitas
Jenderal Soedirman) 3 (1). Diakses Pada 2017. jp.feb.unsoed.ac.id.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 36


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Mustikarini, Widya Astuti, dan Debby Fitriasari. 2012. "Pengaruh Karakteristik


Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran 2007." Forum: Simposium
Nasional Akuntansi 15. Diakses Pada 2017. sna.akuntansi.unikal.ac.id.
Ningsih, Ayu Tutia. 2010. Analisis Faktor Keuangan dan Faktor Lingkungan Yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah). Skripsi, Akuntansi, Universitas Sebelas
Maret, Solo: Universitas Sebelas Maret. Diakses Pada 2017.
https://eprints.uns.ac.id/5855/.
Noviyanti, Nur Ade, dan Kiswanti. 2016. "Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah,
Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah."
Accounting Analysis Journal (Universitas Negeri Semarang) 5 (1). Diakses Pada
2017. journal.unnes.ac.id.
Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta:
Sekretariat Negara.
—. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah. Jakarta: Sekretariat Negara.
—. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara.
—. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah . Jakarta: Sekretariat Negara.
—. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara.
—. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Rahman, Abdul, dan Nico S. Groenendijk. 2014. "Hubungan Antara Penerapan Sistem
Administrasi Perpajakan Modern Dengan Kepatuhan Perpajakan: Studi Meta-
Analisis Untuk Kasus Indonesia." Jurnal Administrasi Negara 20 (2): 91-98.
Diakses Pada 2017. doc.utwente.nl.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 37


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Rochmah, Siti Nur . 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan


Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009-2012). Skripsi, Akuntansi, Universitas Muhammadiyah,
Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Diakses Pada 2017.
http://eprints.ums.ac.id.
Sedyaningsih, Peni. 2015. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan
Audit BPK Terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Studi
Pada Pemerintah Kabupaten di Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2012). Skripsi,
Akuntansi, Universitas Brawijaya, Malang: Universitas Brawijaya. Diakses Pada
2017. academia.edu.
Sesotyaningtyas, Mirna. 2012. "Pengaruh Leverage, Ukuran Legislatif,
Intergovernmental Revenue dan Pendapatan Pajak Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah." Accounting Analysis Journal (Universitas Negeri
Semarang) 1 (1). Diakses Pada 2017. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/aaj.
Sumarjo, Hendro. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Indonesia). Skripsi, Akuntansi, Universitas Sebelas Maret,
Solo: Universitas Sebelas Maret. Diakses Pada 2017. eprints.uns.ac.id.
Utomo, Kharis Prasetyo. 2015. Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan
Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran 2012).
Skripsi, Akuntansi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta: Universitas
Muhammadiyah. Diakses Pada 2017. http://eprints.ums.ac.id.
Wenny, Cherrya Dhia. 2012. "Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi
Sumatera Selatan." Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP
(STIE MDP) 2 (1): 3-51. Diakses Pada 2017. http://eprints.mdp.ac.id/676/.
Wirawan, Irsan. 2014. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit
Badan Pemeriksa Keuangan Terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran 2012. Skripsi, Akuntansi,

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 38


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Universitas Sebelas Maret, Solo: Universitas Sebelas Maret. Diakses Pada 2017.
eprints.uns.ac.id.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 39


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

40

Anda mungkin juga menyukai