Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya merupakan suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya
pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali.
Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita
terdahulu. Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia
berada dalam masa yang mengecewakan dimana banyak budaya kita yang
lepas dari genggaman kita. Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan
budaya indonesia selalu dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya,

1
Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang
kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa
penurunan terhadapa sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah
banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus
globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat
berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya
kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang
menjadi masyarakat modern.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Budaya di Indonesia
2. Bagaimana Pengaruh Perkembembangan Kebudayaan dengan
Kehidupan Manusia
3. Bagaimana Kebudayaan di Indonesia
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan di Indonesia.
2. Mendeskripsikan pengaruh perkembangan kebudayaan Indonesia
dengan kehidupan manusia Indonesia.
3. Membahas mengenai kondisi kebudayaan Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kebudayaan Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang


menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi
tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu
masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-
anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui
proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam
bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan
yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat
mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat
tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan
proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka
hadapi tidak selamanya sama.

Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil


cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan
dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah
menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena
jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa
dan Negara. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi.
penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

a) Penetrasi damai (penetration pasifique)

3
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan
jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam
ke Indonesia. Contoh lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan
India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk melalui proses yang
damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara
yang jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang
bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara
pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di
Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia
karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang
Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk
bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan
Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi
penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal
yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu
akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan
Jawa dan Betawi.
Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan
konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya
unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara
damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi
adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru
tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan
Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli
Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis
adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya
sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

4
b) Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.
Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman
penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-
goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud
budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di
Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia. Secara garis
besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok
besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia
Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan
kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan
yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai
layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa
melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka
mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun
dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang
kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Dalam
perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah
faktor pengaruh budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak dapat
mempertahankan eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur
dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut. Pada saat ini kita
semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang
mengkhawatirkan, karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan
tidak tersaring sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
 Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap
berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan

5
bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa
Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa merupakan salah satu
unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia
Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum
terlihat begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin
pada acara saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi dengan
bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada penonton kalau
penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
 Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah
satu factor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia.
Perkembangan yang sangat terlihat adalah teknologi informatika. Dengan
perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada
saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di
negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang
informatika. Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam
budaya asli Indonesia itu sendiri.
 Sistem mata pencarian hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang
diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru.
Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana,
karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang menopang
perekonomian Indonesia.
 Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI,
MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan
Ras.
 Sistem Pengetahuan.

6
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan
perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan
dengan era globalisasi.
 Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film,
sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan
sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan.
Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak
model Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker,
dan lain-lain. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis
perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang sangat
pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan
kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia
yang diakui oleh pihak lain.

Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya. Hal ini mungkin dapat


dipahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru
serta ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan
budaya dasar kita.

7
2.2 Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa


Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang
mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak
nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Berbicara
globalisasi dalam kebudayaan, yang terlintas adalah seberapa cepat globalisasi
itu dapat berkembang dimana hal ini yang tentunya dipengaruhi oleh adanya
kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
informasi dalam segala aspek kehidupan. Namun, hal ini justru malah akan
menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling
membahayakan atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan
mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.
Akibatnya, negara-negara berkembang seperti Indonesia selalu khawatir akan
tertinggal dalam arus globalisasi dalam berbagai bidang seperti politik,
ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai
sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi
dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan


menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Simon Kimoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam
bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
Dalam proses alami ini,setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya
mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan
kehidupan dan menghindari kehancuran. Indonesia merupakan negara yang
dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan budayanya, dengan memiliki

8
keragaman yang cukup bervariasi, dapat digunakan sebagai penambah
indahnya khasanah sebuah negara. Namun, Indonesia harus tetap mampu
mempertahankan eksistensi kebudayaannya. Apabila diulang kembali
berbagai peristiwa yang terjadi, banyak kebudayaan Indonesia yang telah
dirampas oleh negara-negara lain. Hal ini dapat membuktikan dengan jelas
bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan menyebabkan kemudahan
bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya. Bukan hanya itu saja,
kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini telah cepatnya merubah
kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan
berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan sebuah
kebingungan di tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu
rumitnya dan membuat pusing bagi masyarakatnya sendiri.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa Nusantara
yang dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati.
Sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah
hilang entah kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi
dalam membantu keterpurukan bangsa Indonesia pada jaman sekarang.
Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita
tidak hanya mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik,
mesti mampu menerapkan dan memberikan contoh kepada anak cucu
nantinya, agar kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun akan
tetap ada dan senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik bangsa
Indonesia yang tidak akan pernah punah. Globalisasi juga memberikan
dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus globalisasi saat ini telah
menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia.
Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian
budaya. Perkembangan 3T (Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi)

9
mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri
sendiri.

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan


berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita
tinjau Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-
anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan
tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual
kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya
yang meriah. Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat,
bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah
(TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola dengan
baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan
untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan
pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.

Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian


bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak,
Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai
pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda
yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti
penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak
muda menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan)
sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-
film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi
norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada

10
kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim
dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim
ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang
ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron Indonesia.

Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut
serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat
telah menjadi trend di lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan
penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan
teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal.
Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan
baik. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial
dan budaya Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai
antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran. Perkembangan keubudayaan
Indonesia yang dari masa kerajaan sampai era globalisasi ini memberikan
beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian
gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat
Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman bertingkah laku dan
menghasilkan produk-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya,
ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga mengalami
perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun eksternal. Berikut
dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:

a. Pengaruh Positif dapat berupa :


1. Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan
ekonomi.
2. Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi
oligarki.
3. Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan
masyarakat madani dalam skala global.

11
4. Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi
guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.   Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan penyebab krisis ekonomi.
b. Pengaruh Negatif
1. Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada
masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder
apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua
kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan
tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting
(romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase
sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3. Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi
tidak hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan
mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan.
4. Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan
pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami
peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara
tajam.
5. Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta
budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya
tradisional.
6. Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-
nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah
melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level
individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga
dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses
globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi

12
tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan
fundamentalisme.
7. Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya
budaya asing yang berada di wilayah Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan
yang dapat dipaparkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
 Pertama, rakyat Indonesia yang pluralistik merupakan kenyataan,
yang harus dilihat sebagai aset nasional, bukan resiko atau beban.
Rakyat adalah potensi nasional harus diberdayakan, ditingkatkan
potensi dan produktivitas fisikal, mental dan kulturalnya.
 Kedua, tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote,
merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan. Adalah
kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan
“kebhinekaan” menjadi “ketunggalikaan” dalam identitas dan
kesadaran nasional.
 Ketiga, diperlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh
prinsip mutualisme, kerjasama sinergis saling menghargai dan
memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir
persaingan tidak sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, namun
sebaliknya, perlu secara bersama-sama berlomba meningkatkan
daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial-kultural
sebagai bangsa.
 Keempat, membangun kebudayaan nasional Indonesia harus
mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat
menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa
kita?” yang tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang
tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan
ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila,
bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri,

14
dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam
kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia”.
 Kelima, yang kita hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa
segera ditegakkannya upaya “membentuk” secara tegas identitas
nasional dan kesadaran nasional, maka bangsa ini akan
menghadapi kehancuran

15
DAFTAR PUSTAKA

Staf Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1989. Ensiklopedia Nasional

Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Tim Dosen ISBD. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Universitas

Negeri Jakarta

Anonim. http://debyadjjah.wordpress.com/2010/03/01/perkembangan-budaya-

di-indonesia-saat-ini. (di akses 20 Mei 2020 )

16

Anda mungkin juga menyukai