Anda di halaman 1dari 91

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE


DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK
STUDI DI RUANG KRISSAN RSUD BANGIL PASURUAN

FIKKI MEGA OKTAVIANA

Oleh :

FIKKI MEGA OKTAVIANA


NIM : 161210018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE DENGAN


HAMBATAN MOBILITAS FISIK
RUMAH SAKIT UMUMDAERAH
BANGILPASURUAN

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep) Pada Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi
IlmuKesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

Oleh :

FIKKI MEGA OKTAVIANA


NIM : 161210018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun, 25 Oktober 1996 dari ayah yang bernama Sirno

Hadi dan ibu yang bernama Dewi Tri Wulandari. Penulis merupakan putri

pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SD Negeri Kebonagung 1, tahun 2012 penulis

lulus dari SMP Negeri 4 Mejayan, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 2

Mejayan, pada tahun 2016 lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika

Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih program studi Diploma III

Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 11 April 2019

Penulis

Fikki Mega Oktaviana

v
MOTTO
Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak
ketika sukses
Tidak ada hal yang sia-sia dalam belajar karena ilmu akan bermanfaat pada
waktunya
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kepadamuTuhan Yang Maha Agung, atas kasih sayang dan
karuniamu yang telah memberikanku kekuatan dan ketabahan serta
Membekaliku dengan ilmu dan akal serta kesabaran dalam menjalani
Kehidupan ini, atas rahmat Mu jualah akhirnya Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana
Ini kepada orang-orang yang sangatku kasihi dan kusayangi.
Kepada ayah, ibu, dan teman-teman yang selalu aku repotkan. Terima kasih
telah mendengarkan keluh kesahku sampai saat ini
Teruntuk dosen-dosen terimakasih telah menjadi orangtua kedua untukku, telah
membimbingku selama masa pendidikanku di kampu sini, terimakasih atas
semua bimbingan, motivasi, serta ilmu yang telah kalian berikan kepadaku.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA
sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada
Klien Stroke Dengan Masalah Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD Bangil
Pasuruan” ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang
terhormat :Bapak Imam Fathoni, S.KM.,MM selaku Ketua STIKES ICME
Jombang , Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM selaku Ketua Program Studi
D III Keperawatan STIKES ICME Jombang, Hindyah Ike S ,S.Kep.Ns.M.Kep
selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi pengarahan, motivasi dan
masukan dalam penyusunan proposal ini, Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
selaku pembimbing dua yang telah banyak memberi motivasi dan pengarahan dan
ketelitian dalam penyusunan proposal ini. Kepada kedua orang tua dan keluarga
saya yang selalu memberi do'a dan semangat tiada henti dalam penyusunan
proposal. Teman-teman yang membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung memberikan saran dan dorongan sehingga terselesaikannya Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis
mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya, mudah - mudahan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amin
Jombang, 11 April 2019

vii
Penulis

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN STROKE


DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK
DI RUANG KRISSAN RSUD BANGIL PASURUAN

Oleh :

FIKKI MEGA OKTAVIANA

Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah


penyakit jantung. Stroke menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah
hambatan mobilitas fisik yang diakibatkan karena hemiparesis ataupun hemiplegi
pada ekstermitas. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami stroke dengan masalah hambatan mobilitas fisik.
Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode studi
kasus. Penelitian dilaksanakan di ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan dengan
partisipan 2 orang dengan diagnosa stroke non hemoragik dengan masalah
hambatan mobilitas fisik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang Krissan selama tiga hari
dari tanggal 15 April sampai 17 April 2019 dengan hasil masalah teratasi sebagian
diperoleh data, pada klien 1 mengeluh tangan dan kaki sebelah kiri terasa lemas
untuk digerakkan, terjadi hemiparesis pada ekstermitas kiri sedangkan pada klien
2 mengeluh tangan dan kaki sebelah kanan terasa lemas untuk digerakkan, terjadi
hemiparesis pada ekstermitas kanan.
Kesimpulan dari kasus keluarga klien 1 dan 2 dengan penderita stroke
adalah masalah teratasi sebagian.

Kata kunci: asuhan keperawatan, stroke non hemoragic, hambatan mobilitas fisik

viii
ABSTRACT

NURSING CARE FOR STROKE CLIENT


WITH THE PROBLEM OF PHYSICAL MOBILITY
OBSTACLES IN KRISSAN’S ROOM BANGIL HOSPITAL PASURUAN

By:

FIKKI MEGA OKTAVIANA

Stroke is the number two that causing dead in the after heart illness.
Stroke is causing some problems, which one is obstacles of physical mobility that
caused by hemiparesis or hemiplegic in extremities. The purpose of this study is
to implement nursing care for clients who have had a stroke with problems with
physical mobility.
This research method is descriptive using the case study method. The
study was carried out in the Krissan room at Bangil Pasuruan Hospital with
participants of 2 people diagnosed with non-hemorrhagic stroke with problems
with physical mobility
The results of the research conducted in Krissan's room for three days
from April 15 to April 17 2019 with the results of the problem resolved in part
obtained data, on client 1 complained that the left hand and foot felt hard to
move, hemiparesis happened on the left extermity, while client 2 complained that
the right hands and foot felt hard to move, hemiparesis happens in the correct
extermity.
The conclusion of the case family 1 and 2 clients with stroke is partly the
problem is fixed.

Keywords: Nursing care, non-hemorrhagic stroke, obstacles to physical mobility.

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar


Halaman Judul Dalam...................................................................................................i
Surat Pernyataan...........................................................................................................ii
Lembar Persetujuan......................................................................................................iii
Lembar Pengesahan......................................................................................................iv
Riwayat Hidup..............................................................................................................v
Motto............................................................................................................................vi
Kata Pengantar..............................................................................................................vii
Abstrak.........................................................................................................................viii
Abstact..........................................................................................................................ix
Daftar Isi.......................................................................................................................x
Daftar Gambar..............................................................................................................xii
Daftar Tabel..................................................................................................................xiii
Daftar Lampiran...........................................................................................................xiv
Daftar Lambang, Singkatan, dan Istilah........................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.......................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.4 Tujuan......................................................................................................4
1.5 Manfaat....................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stroke..........................................................................................6
2.2 Konsep Mobilitas.....................................................................................14
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan...................................................................19
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian......................................................................................28
3.2 Batasan Istilah..........................................................................................28
3.3 Partisipan..................................................................................................29
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................29

x
3.5 Pengumpulan Data...................................................................................30
3.6 Uji Keabsahan Data..................................................................................30
3.7 Analisa Data.............................................................................................30
3.8 Etik Penelitian..........................................................................................32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...........................................................................................................34
4.2 Pembahasan...............................................................................................48
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................................................53
5.2 Saran..........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

No gambar Gambar Halaman

Gambar Pathways 10
2.1.6 stroke…………………………………………….

xii
DAFTAR TABEL

Nomor tabel Tabel Halaman

Tabel 2.3.3 Intervensi keperawatan NANDA NIC-NOC 23


2015-2017…………………………………………
Tabel 1 Identitas klien…………………………………….. 35
Tabel 2 Riwayat penyakit…………………………………. 35
Tabel 3 Perubahan pola kesehatan………………………... 35
Tabel 4 Pemeriksaan fisik………………………………… 36
Tabel 5 Hasil pemeriksaan fisik………………………….. 37
Tabel 6 Terapi …………………………………………….. 38
Tabel 7 Analisa data………………………………………. 39
Tabel 8 Diagnosa keperawatan……………………………. 40
Tabel 9 Intervensi keperawatan…………………………… 40
Tabel 10 Implementasi keperawatan……………………….. 41
Tabel 11 Evaluasi keperawatan……………………………. 45

DAFTAR LAMPIRAN

xiii
Lampiran 1 : Jadwal pelaksanaan laporan kasus
Lampiran 2 : Permohonan menjadi responden
Lampiran 3 : Persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 : Konsep asuhan keperawatan
Lampiran 5 : Surat pernyataan
Lampiran 6 : Surat penelitian dari STIKES ICMe
Lampiran 7 : Surat balasan penelitian dari RSUD Bangil
Lampiran 8 : Lembar konsul

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

LAMBANG
1. > : Lebih dari
2. < : Kurang dari

xiv
3. % : Persentase
4. Mg : Miligram
5. mmHg : Mili meter hydragyrum
6. O2 : Oksigen

SINGKATAN
1. AHA : American Heart Hyperplasia
2. BAB : Buang Air Besar
3. BAK : Buang Air Kecil
4. CRT : Cardiac Resynchronization Therapy
5. GCS : Gasglow Coma Scale
6. ICMe : Insan Cendekia Medika
7. MRS : Masuk Rumah Sakit
8. N : Nadi
9. NGT : Nasogastrik Tube
10. NIC : Nursing Interventions Classification
11. NOC : Nursing Outcomes Classification
12. No RM : Nomer Rekam Medik
13. Ny : Nyonya
14. ROM : Range Of Motion
15. RR : Respirasi Rate
16. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
17. S : Suhu
18. TD : Tekanan Darah
19. TIA : Transient Ischemic Attack
20. Tn : Tuan
21. TTV : Tanda-Tanda Vital
22. WHO : World Health Organization

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dengan jumlah yang

tinggi di dunia (WHO, 2017). Stroke dapat terjadi karena terganggunya suplai

darah ke otak yang dikarenakan pecahnya pembuluh darah atau karena

tersumbatnya pembuluh darah.Tersumbatnya pembuluh darah menyebabkan

terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya

kerusakan pada jaringan otak (World Health Organization, 2016). Gejala ini

berlangsung cepat berkembang dalam 24 jam atau lebih yang dapat

menyebabkan kematian. Stroke merupakan masalah yang serius didunia

karena dapat menyebabkan kecacatan fisik dalam jangka waktu yang cukup

lama dan kematian secara tiba-tiba (Pugh, Mathiesen & Meighan, 2009).

Kondisi yang dapat terjadi pada pasien stroke beragam, seperti kelumpuhan

anggota gerak, bibir tidak simetris, bicara pelo atau afasia, nyeri kepala,

penurunan kesadaran. Salah satu masalah keperawatan yang perlu

penanganan lebih lanjut yaitu hambatan mobilitas fisik, karena pasien stroke

akan merasa kehilangan kekuatan pada salah satu anggota gerak.

Data World Health Organization (WHO, 2017) menyatakan bahwa

stroke merupakan penyebab kedua kematian setelah penyakit jantung iskemik

serta penyebab ketiga kecacatan setelah penyakit menular dan kanker. Sekitar

15 juta orang menderita stroke yang pertama kali setiap tahun, dengan

sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5 juta

1
2

perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke merupakan masalah besar di negara-

negara berpenghasilan rendah daripada di negara berpenghasilan tinggi. Lebih

dari 81 persen kematian akibat stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan

rendah.

Depkes (2017) bahwa dari 10 penyakit kematian utama berdasarkan

sample registrasi sistem (SRS) diantaranya adalah penyakit tidak menular

yaitu stroke di nomor pertama, urutan kedua penyakit jantung koroner dan

ketiga diabetes mellitus. Di Indonesia, jumlah penderita stroke tahun 2017

diperkirakan sebanyak 12,1 persen. Jawa timur menduduki nomor empat

tertinggi prevelensi yaitu sebesar 16 persen. Data yang dihimpun dari ruang

krissan RSUD Bangil Pasuruan, selama tahun 2017, jumlah pasien yang

mengalami stroke di RSUD Bangil mencapai 962 orang.

Faktor resiko penyebab stroke antara lain seperti hipertensi, kolesterol,

dan diabetes. Hipertensi menjadi penyebab yang sering terjadi pada pasien

stroke. Hipertensi dapat menyebabkan perubahan patologis baik dalam

pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar, salah satunya arteri

basilaris ke otak. Penyebab stroke yaitu pecahnya pembuluh darah di otak

atau terjadinya thrombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran

darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang

cidera dan menutup atau menyumbat arteri otak (Batticaca, 2008). Akibatnya

fungsi otak terhenti dan terjadi penurunan fungsi otak sehingga dapat

menyebabkan kelumpuhan, maka dari itu timbulah masalah hambatan

mobilitas fisik. Biasanya pada pasien stroke yang mengalami hambatan

mobilitas fisik dikarenakan klien itu yang sering terkena saraf di otaksehingga
3

mengalami gangguan pada kekuatan otot tersebut dan mengalami gangguan

pada keseimbangan anggota tubuh. Jika pada pasien stroke mengalami

gangguan pada kekuatan ototnya melemah maka akan berdampak pada saat

melakukan aktivitas sehari-hari (Ariani, 2012).

Untuk mencegah terjadinya suatu penyakit stroke maka perlu dilakukan

mobilisasi, tujuannya untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan

kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit generative dan

aktualisasi diri (Mubarak, Lilis, Joko, 2015). Latihan mobilisasi pada pasien

stroke juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi neurologis melalui terapi

fisik dan teknik lain. Mobilisasi di tempat tidur merupakan suatu program

untuk menyembuhkan stroke, tujuannya untuk mencegah terjadinya kekakuan

(kontraktur) dan kemunduruan pemecahan kekakuan (dekondisioning),

mengoptimalkan pengobatan sehubungan masalah medis dan menyediakan

bantuan psikologis pasien dan keluarga (Junaidi, 2006). Biar otot tidak

mengalami gangguan pada kekuatan ototnya maka perlu memberikan

mobilisasi kepada pasien stroke seperti dengan memberikan terapi range of

motion atau ROM (Ariani, 2012). Latihan ini adalah salah satu bentuk

intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan

regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya

kondisi cacat permanen pada pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga

dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga.

Sesuai latar belakang diatas, dimana penderita srtoke yang terus

mengalami peningkatan, maka penulis tertarik untuk menyusun proposal

karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Stroke


4

DenganMasalah Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang Krissan RSUD Bangil

Pasuruan”.

1.2 Batasan Masalah

Asuhan keperawatan klien stroke dengan masalah hambatan mobilitas

fisik di ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan klien stroke di ruang Krissan RSUD

Bangil Pasuruan?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien stroke di ruang

Krissan RSUD Bangil Pasuruan

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah:

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien stroke di

ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

2. Mampu menetapkan diagnosis keperawatan pada klien stroke di

ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

3. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada klien stroke di

ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien stroke di

ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

5. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien stroke di

ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan


5

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam studi kasus ini adalah untuk pengembangan

ilmu keperawatan, khususnya terkait asuhan keperawatan klien stroke

dengan masalah hambatan mobilitas fisik.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penulisan ini adalah untuk memberikan konstribusi

laporan kasus asuhan keperawatan pada klien stroke dengan hambatan

mobilitas fisik bagi pengembangan praktik keperawatan di lapangan

dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang atau profesi

keperawatan, serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Definisi Stroke

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya

fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (WHO,

2016).

Stroke adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang

mengalami kelumpuhan atau kematian karena terjadinya gangguan

perdarahan di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak

(Batticaca, 2014).

2.1.2 Klasifikasi

Stroke dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Stroke Hemoragi

Merupakan stroke yang disebabkan oleh perdarahan intra

serebral atau perdarahan subarakhnoid karena terpecahnya pembuluh

darah otak pada area tertentu sehingga darah memenuhi jaringan

otak (AHA, 2015). Perubahan yang terjadi dapat menimbulkan

gejala dengan cepat karena tekanan pada saraf di dalam tengkorang

yang ditandai dengan penurunan kesadaran, nadi cepat, pernafasan

cepat, pupil mengecil, kaku kuduk, dan hemiplegia (Sylvia, 2005 ;

Yeyen, 2013).

6
7

2. Stroke Iskemik

Merupakan stroke yang disebabkan oleh suatu gangguan

peredaran darah otot berupa obstruksi atau sumbatan yang

menyebabkan hipoksia pada otak dan tidak terjadi perdarahan (AHA,

2015). Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh thrombus (bekuan)

yang terbentuk di dalam pembuluh otak atau pembuluh organ selain

otak. Stroke ini ditandai dengan kelemahan atau hemiparesis, nyeri

kepala, mual muntah, pandangan kabur, dan disfagia.

2.1.3 Etiologi

Ada beberapa penyebab stroke yaitu:

1. Trombosis (bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher)

2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke

otak dari bagian tubuh lain)

3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)

4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan

perdarahan ke jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya

adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan

kehilangan sementara atau permanen gerakan, berfikir, memori,

bicara atau sensasi.

2.1.4 Faktor Resiko

1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yakni riwayat keluarga,

riwayat TIA (transient ischemic attack) atau stroke, riwayat jantung

koroner, usia, jenis kelamin, pria, ras, fibrilasi atrium dan heterozigot

atau hemosistunuria.
8

2. Faktor resiko yang dapat diubah yakni hipertensi, riwayat diabetes

militus, merokok, penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi

oral, hematrokit meningkat, bruit karotis, asimtomatis,

hiperurisemia, dan dislipedemia (M. Clevo Rendy, 2014).

2.1.5 Patofisiologi

Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output

(curah jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah

jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate

(denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem

saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan

dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor

arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan

autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010). Pusat vasomotor ini bermula

dari saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar

dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan

abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk

implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia

simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah (Padila, 2013).

Sedangkan jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi pada stroke, di

otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan

permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit(AHA, 2015).


9

Pembuluh darah yang paling sering terkena adalah arteri serebral

dan arteri karotis interna yang ada di leher(Guyton & Hall, 2012).

Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat mengakibatkan

cedera pada otak melalui beberapa mekanisme, yaitu penebalan dinding

pembuluh darah (arteri serebral) yang menimbulkan penyempitan

sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya akanterjadi

iskemik, pecahnya dinding pembuluh darah yang menyebabkan

hemoragi, pembesaran satu atau sekelompok pembuluh darah yang

menekan jaringan otak, edema serebral yang merupakan pengumpulan

cairan pada ruang interstitial jaringan otak(Smeltzer dan Bare, 2014).

Penyempitan pembuluh darah otak mula-mula menyebabkan

perubahan padaaliran darah dan setelah terjadi stenosis cukup hebat dan

melampaui batas krisis terjadi pengurangan darah secara drastis dan

cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di otak akan menimbulkan

reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya masih

mempunyai peredarandarah yang baikberusaha membantu suplai

darahmelalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan yang terjadi

pada kortekakibat oklusi pembuluh darah awalnya adalahgelapnya

warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan dilatasi arteri

dan arteriola(AHA, 2015).


10

2.1.6 Web Of Countion Stroke


Hipertensi, penyakit jantung, perdarahan serebral, DM, usia, rokok, alkohol, peningkatan
kolesterol, obesitas

Thrombosis Embolisme Iskemia Hemoragik

Stroke

Gangguan aliran darah ke otak Pecahnya pembuluh darah ke otak

Kerusakan neuromotorik Perdarahanintrakranial

Transmisi implus UMN ke LMN terganggu Darah merembes ke Fungsi otak


Dalam parenkim otak menurun

Kelemahan otot progresif


Penekanan pada Kerusakan pada
Jaringan Otak lobus frontal

Mobilitas terganggu
Peningkatan tekanan Afasia global

Hambatan mobilitas
fisik Intrakranial
komunikasi
verbal
gangguan perfusi
jaringan serebral
ADL dibantu
Pasien bedrest

Defisit perawatan diri Penekanan lama pada daerah punggung dan bokong

Suplai nutrisi dan O2 ke daerah tertekan berkurang

Resiko gangguan intregritas kulit

Gambar 2.1.6 WOC STROKE (Padila, 2013)


11

2.1.7 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada pasien stroke adalah:

1. Kelumpuhan anggota badan dan wajah yang timbul mendadak

2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan

3. Perubahan status mental yang mendadak

4. Afasia (bicara tidak lancar, kesulitan memahami ucapan)

5. Ataksia (menurunnya koordinasi atas gerakan otot) anggota badan

6. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala

7. Hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi tubuh)

8. Hemiparesis (kelemahan pada salah satu sisi tubuh)

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

1. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan arteriovena atau obstruksi arteri

2. CT scan

Memperlihatkan secara spesifik adanya edema, hematoma,

adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya

secara pasti

3. Magnetik Imaging Resonance (MRI)

Untuk menunjukkan adanya tekanan abnormal dan dasarnya ada

trombosis, emboli dan TIA(transient ischemic attack). Tekanan

meningkat dan cairan mengandung darah menunjukkan hemoragi

subaracnoid atau perdarahan intrakranial


12

4. Elektro Ensefalograpy (EEG)

Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak,

memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

5. Foto thorax

Memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran

ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis

pada penderita stroke

6. Pemeriksaan laboratorium

a. Fungsi lumbal : tekanan normal biasanya ada thrombus,

emboli, dan TIA (transient ischemic attack). Sedangkan

tekanan yang meningkat dan cairan yang mengandung darah

menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid atau

intracranial. Kadar protein total meningkat pada kasus

thrombosis sehubung dengan proses inflamasi

b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)

c. Pemeriksaan kimia darah pada stroke akut dapat terjadi

hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg didalam

serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali

d. Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah

(Wijaya dan Putri, 2013)

2.1.9 Komplikasi

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami :

1. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri

pada daerah yang tertekan, konstipasi dan thrombophlebitis


13

2. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung,

dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh

3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsy dan sakit kepala

4. Hedrocephalus

2.1.10 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan dalam proses penyembuhan stroke dibedakan

menjadi 3 bagian yaitu

1. Penatalaksanaan Umum

a. Posisi kepala dan berat badan atas 20-30 derajat, posisi lateral

dekubitus bila disertai muntah. Boleh dimulai mobilisasi

bertahap bila hemodinamik stabil.

b. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasin adekuat bila

perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah.

c. Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter.

d. Kontrol tekanan darah, usahakan tekanan darah normal.

e. Suhu tubuh harus dipertahankan.

f. Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes menelan

baik, namun bila terdapat gangguan menelan atau pasien

dengan kesadaran menurun, harus dianjurkan menggunakan

selang NGT.

2. Penatalaksanaan Medis

a. Trombolik (streptokinase)

b. Anti platelet atau anti trombolitik (asetol, ticlopidin, cilistazol,

dipiridamol)
14

c. Antikoagulan (heparin)

d. Hemorrhagea (pentoxyfilin)

e. Antagonis serotonim (noftidrofuryl)

3. Penatalaksanaan Khusus

a. Atasi kejang (antikonvulsan)

b. Atasi tekanan intracranial yang meninggi dengan manitol,

gliserol, furosemide, intubasi steroid)

c. Atasi dekompresi (kraniotomi)

2.1.11 Pencegahan Stroke

Stroke dapat dicegah dengan cara-cara dibawah ini :

1. Mengurangi kegemukan

2. Berhenti merokok

3. Berhenti minum kopi

4. Batasi makan garam atau yang berlemak

5. Rajin olahraga

6. Mengubah gaya hidup yang kurang sehat

7. Menghindari obat-obatan yang dapat menimbulkan tekanan darah

(Wijaya dan Putri, 2013).

2.2 Konsep Mobilisasi

2.2.1 Definisi Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara

bebas, mudah dan teratur dengan tujuan guna memenuhi kebutuhan

aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (A. Aziz Alimul H,

2015).
15

Latihan Range Of Motion (ROM) merupakan latihan gerak sendi

yang dilakukan untuk meningkatkan aliran darah perifer, mencegah

kekakuan otot atau sendi, meningatkan massa otot dan tonus otot, dan

mencegah atrofi tulang (Suratun, dkk, 2014).

2.2.2 Jenis Mobilisasi

Jenis mobilisasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Mobilisasi penuh

Mobilisasi penuh adalah kemampuan seseorang untuk bergerak

secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-

hari secara normal. Fungsi saraf motorik volunter dan sensorik

normal dalam mengontrol seluruh area tubuh seseorang

2. Mobilisasi sebagian

Mobilisasi sebagian adalah kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan batasan yang jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas

karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada

area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah

tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami

mobilitas sebagian pada ekstermitas bawah karena kehilangan

kontrol motorik dan sensorik

2.2.3 Manfaat Mobilisasi

1. Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh

2. Memperbaiki tonus otot, sikap tubuh, mengontrol berat badan,

mengurangi ketegangan, dan meningkatkan relaksasi

3. Menjaga kebugaran tubuh


16

4. Merangsang peradaran darah dan kelenturan otot

5. Menurunkan stess seperti hipertensi, kelebihan berat badan, kepala

pusing, kekelahan, dan depresi

6. Merangsang pertumbuhan pada anak-anak (Lukman, Ningsih, 2015)

2.2.4 Prinsip pelaksanaan latihan Range Of Motion (ROM) adalah :

1. Latihan diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

2. Dilakukan perlahan dan hati-hati

3. Program latihan perlu memperlihatkan umur, diagnosa, tanda-tanda

vital dan lamanya tirah baring

4. ROM sering di programkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahli

fisioterapi

5. Bagian tubuh yang dapat dilatih adalah ekstermitas dan leher

6. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada

bagian-bagian yang dicuragai mengalami proses penyakit

7. Latihan dilakukan sesuai jadwal (Suratun, dkk, 2014)

2.2.5 Faktor yang mempengaruhi mobilisasi/ROM

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan pada masa anak-anak

2. Sakit

3. Fraktur

4. Trauma

5. Kelemahan

6. Kecacatan

7. Usia dan lain-lain (Lukman, Ningsih, 2015)


17

2.2.6 Tindakan Keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan

hambatan mobilitas fisik

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah posisi tubuh

sesuai kebutuhan klien serta latihan ROM pasif dan aktif

1. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas

dapat disesuaikan dengan tingkat gangguan

a. Posisi Fowler

Posisi fowler yakni posisi setengah duduk atau duduk, bagian

kepala tempat tidur lebih tinggi. Posisi ini dilakukan untuk

mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi

pernafasan pasien.

b. Posisi Sim

Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kiri.Posisi ini

dilakukan saat pemberian obat per rectal.

c. Posisi Trendelerenburg

Pada posisi trandelerenburg, klien berbaring di tempat tidur

dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi

ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah menuju otak.

d. Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut

fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini

dilakukan untuk merawat atau memeriksa genetalia serta pada

proses persalinan.
18

e. PosisiLithotomi

Pada posisi lithotomi pasien berbaring terlentang dengan

merenggangkan kedua kaki dan menariknya ke atas bagian

perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada

proses persalinan. Dan memasang alat kontrasepsi.

f. Posisi Genu Pectoral

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk

dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur. Posisi ini

dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

2. Latihan ROM aktif dan pasif

Latihan ROM pasif

a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b. Fleksi dan ekstensi siku

c. Pronasi dan supinasi lengan bawah

d. Pronasi fleksi bahu

e. Abduksi dan aduksi bahu

f. Rotasi bahu

g. Fleksi dan ekstensi jari-jari

h. Infersi dan efersi kaki

i. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

j. Fleksi dan ekstensi lutut

k. Rotasi pangkal paha

l. Aduksi dan abduksi pangkal paha

Latihan ROM aktif


19

1. Latihan leher

2. Latihan bahu

3. Latihan siku

4. Latihan pergelangan tangan

5. Latihan jari-jari tangan

6. Latihan paha

7. Latihan pergelangan kaki

8. Latihan kaki

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Stroke

2.3.1. Pengkajian

1. Biodata

a. Inisial :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Suku / bangsa :

2. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang

Kepala terasa pusing, tidak bisa tidur, lemah,ekstermitas tidak bisa

digerakkan.

3. Riwayat penyakit masa lalu

Biasanya penyakit stroke ini adalah penyakit yang sudah lama di

alami oleh pasien, dan biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin

4. Riwayat penyakit keluarga


20

Biasanya penyakit stroke ini adalah penyakit tidak ada turunan dari

keluarga pasien.

a. Riwayat psikososial

Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, teman

b. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Kebiasaan makan, menu makanan, porsi makan, porsi minum

b. Istirahat (tidur)

Kebiasaan tidur pasien, gangguan tidur pasien

c. Eliminasi

BAK (kebiasaan BAK, warna, bau)

BAB (kebiasaan BAB, warna, bau)

d. Personal hygine

Mandi (kebiasaan mandi, memakai sabun)

Gosok gigi (kebiasaan gosok gigi)

5. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Tujuan : untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka

Inspeksi : simetris, lihat ada atau tidaknya lesi

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

b. Leher

Tujuan : untuk memeriksa sistem limfatik

Inspeksi : reflek menelan ada, amati kesimetrisan leher

Palpasi : tidak ada benjolan


21

c. Wajah

Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan mengetahui luka

Inspeksi : wajah terlihat menahan sakit, tidak ada oedema

Palpasi : rasakan apabila ada luka

d. Mata

Tujuan : untuk mengetahui fungsi mata dan dan kelainan

mata

Inspeksi : tidak ada gangguan, tidak anemis

Palpasi : mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler)

e. Telinga

Tujuan : untuk mengetahui keadaan telinga dan saluran

telinga

Inspeksi : normal, simetris, tidak ada gangguan

Palpasi : tekan daun telinga apakah ada nyeri

f. Hidung

Tujuan : untuk mngetahui ada atau tidaknya inflamasi

Inspeksi : tidak ada nafas cuping hidung

Palpasi : ada nyeri tekan/tidak

g. Mulut

Tujuan : untuk mengetahui kelainan atau bentuk dari

mulut

Inspeksi : tidak ada peradangan gusi, mukosa mulut tidak

pucat
22

Palpasi : pegang dan tekan pelan rasakan ada oedema

atau tidak

h. Thorak

Tujuan : untuk mengtahui nyeri dan pergerakan dada

Inspeksi : ada retraksi dinding dada, gerakan dada simetris

Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan

i. Paru

Tujuan : untuk mengetahu nyeri dan bunyi paru

Inspeksi : pernafasan meningkat, reguler

Palpasi : pergerakan simetris, fermitus teraba normal

Auskultasi : suara nafas vaskuler

Perkusi : sonor, tidak ada suara tambahan

j. Jantung

Tujuan : untuk mngetahui peningkatan bunyi jantung

Inspeksi : tidak tampak iktus

Palpasi : nadi meningkat

Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal

k. Abdomen

Tujuan : untuk mngetahui bentuk perut dan bising usus

Inspeksi : tidak distensi, bentuk datar

Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada pembesaran hepar

Perkusi : timpany, perstaltik usus normal <20 kali/menit

l. Inguinal, genetalia, anus

Tujuan : mengetahui adanya kelainan dan kesulitan BAB


23

Inspeksi : tidak ada hernia, tidak ada kesulitan BAB

6. Pemeriksaaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada penderita cva atau stroke yaitu

CT scan, elektro ensefalograpy, foto thorax, pemeriksaan

laboratorium.

2.3.2. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot

2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

peningkatan tekanan intrakranial

3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan mobilitas

2.3.3. Rencana Asuhan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Intervensi
NO Diagnosa Keperawatan
Hasil(NOC) (NIC)
1 Hambatan mobilitas fisik b.d 1. Menunjukkan tingkat Latihan Terapi
penurunan kekuatan otot mobilitas
a. Tentukan batasan
2. ROM pasif optimal
Batasan Karakteristik: Setelah dilakukan pergerakan sendi
1. Dispnea setelah beraktivitas tindakan keperawatan
dan efeknya fungsi
2. Gangguan sikap berjalan selama 3x24jam
3. Gerakan lambat hambatan mobilitas fisik sendi
4. Keterbatasan rentang gerak teratasi dengan kriteria
b. Kolaborasi dengan
hasil:
Faktor Yang Berhubungan: a. Aktivitas klien tim medis dalam
1. Gangguan muskuloskeletal meningkat
pemberian terapi
2. Gangguan neuromuskular b. Mengerti tujuan dan
3. Gangguan sensori perceptual peningkatan c. Jelaskan kepada
4. Intoleransi akstivitas mobilitas
klien dan keluarga
5. Kaku sendi c. Menunjukkan
6. Nyeri tindakan untuk tentang tehnik
7. Penurunan kekuatan otot meningkatkan
ambulasi
mobilitas ( geser
lengan menjauh d. Ajarkan klien
menyamping dari
tentang tehnik
badan, tekuk
pergelangan tangan ambulasi
kebelakang, tegakkan
e. Kaji kemampuan
jari-jari tangan atau
kaki, angkat lutut pasien dalam
lalu geserkan ke
mobilisasi
samping, ,iring kanan
atau kiri) f. Latih pasien dalam
24

d. Kekuatan otot pemenuhan


meningkat ( kebutuhan ADLs
normalnya 5)
secara mandiri
sesuai kemampuan
g. Dampingi dan
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
pasien
h. Lakukan ROM
pasif pada klien
sesuai kebutuhan
indikasi
i. Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan
jika diperlukan
j. Monitor vital sign

2 Gangguan Perfusi Tujuan : Manajemen Sirkulasi


Jaringan Serebral 1. Status sirkulasi
1. Pantau nadi perifer
Batasan Karakteristik : 2. Status Perfusi Jaringan
1. Perubahan status mental Serebral 2. Catat warna kulit
2. Perubahan perilaku Status Sirkulasi
dan temperatur
3. Kesulitan menelan 1. Tekanan darah dalam
4. Kelemahan batas normal 3. Cek capilary refill
5. Ketidaknormalan dalam 2. Kekuatan nadi dalam
4. Monitor status
berbicara batas normal
Faktor yang berhubungan : 3. Rata-rata tekanan darah cairan, masukan dan
1. Gangguan aliran arteri atau dalam batas normal
keluaran yang sesuai
vena 4. Tekanan vena sentral
dalam batas normal monitor lab Hb dan
5. Tidak ada hipotensi
Hmt
ortostatik
6. Tidak ada bunyi jantung 5. Monitor perdarahan
tambhan
6. Monitor status
7. Tidak ada angina
8. AGD dalam batas normal hemodinamik,
9. Perbedaan O2 arteri dan
neurologis dan tanda
vena dalam batas normal
10. Tidak ada suara vital
tambahan
Manajemen status
11. Kekuatan pulsasi perifer
12. Tidak pelebaran vena neurologi
13. Tidak ada edema perifer
Monitor ukuran,
Perfusi Jaringan Serebral bentuk, kesimetrisan
1. Pengisian capilary refil
dan reaksi pupil
25

2. Kekuatan pulsasi perifer 2. Monitor tingkat


proksimal
kesadaran
3. Kesimetrisan pulsasi
perifer proksimal 3. Monitor tingkat
4. Tingkat sensasi normal
orientasi
5. Warna kulit normal
6. Kekuatan fungsi otot 4. Monitor GCS
7. Kutuhan kulit
5. Monitor tanda vital
8. Suhu kulit hangat
9. Tidak ada edema perifer 6. Monitor respon
10. Tidak ada nyeri pada
pasien terhadap
ekstremitas
Kriteria Hasil : pengobatan
Setelah dilakukan intervensi
selama 3 x 24 jam
menunjukkan status
sirkulasi, yang dibuktikan
dengan :
1. Tekanan darah sistolik
dan diastolik dalam
rentang yang diharapkan
2. Tidak ada ortostatik
hipotensi
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK
4. Klien mampu
berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai
kemampuan
5. Klien menunjukkan
perhatian, konsentrasi,
dan orientasi.
6. Klien mampu
memproses informasi
7. Klien mampu membuat
keputusan dengan benar
8. Tingkat kesadaran klien
membaik

3 Resiko kerusakan integritas Integritas jaringan : kulit Manajemen tekanan


kulit b.d mobilitas dan selaput lendir
1. Anjurkan pasien
Setelah dilakukan tindakan
Batasan Karakteristik: keperawatan selama 1x24 untuk menggunakan
1. Gangguan pada bagian tubuh jam resiko kerusakan
pakaian longgar
2. Kerusakan lapisan kulit integritas kulit teratasi
(dermis) dengan kriteria hasil : 2. Hindari kerutan
3. Gangguan permukaan kulit 1. Intergritas kulit yang baik
pada tempat tidur
(epidermis) bisa dipertahankan
2. Melaporkan adanya 3. Jaga kebersihan
Faktor yang berhubungan : gangguan sensasi atau nyeri
kulit agar tetap bersih
Eksternal : pada daerah kulit yang
1. Hipertermi atau hipotermi mengalami gangguan dan kering
2. Substansi kimia 3. Menunjukkan
3. Mobilisasi pasien
3. Kelembaban udara pemahaman dalam proses
4. Immobilitas fisik perbaikan kulit dan (ubah posisi pasien)
5. Kelembaban kulit mencegah terjadinya sedera
setai 2 jam sekali
6. Obat-obatan berulang
Internal : 4. Mampu melindungi kulit 4. Monitor kulit akan
26

1. Perubahan status metabolik dan mempertahankan adanya kemerahan


2. Defisit imunologi kelembaban kulit dan
5. Oleskan lotion atau
3. Faktor yang berhubungan perawatan alami
dengan perkembangan minyak/baby oil pada
4. Perubahan status nutrisi
daerah yang tertekan
(obesitas,kekurusan)
5. Perubahan status cairan 6. Monitor aktivitas
6. Perubahan turgor (elastisitas
dan mobilisasi pasien
kulit)
7. Monitor status
nutrisi pasien
8. Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat

Sumber: NANDA NOC NIC (Nurarif & Kusuma, 2016)


1.3.1. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah suatu pelaksanaan dari rencana intervensi

untuk mencapai suatutujuan yang spesifik.Tahap implementasi inidi

mulai setelah rencana intervensi disusun dan ditunjukkan pada

nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di

harapkan.Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik

dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan klien.

Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah di tetapkan mencangkup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan

memberikan fasilitas kopping.Perencanaan Asuhan Keperawatan

dapat di laksanakan dengan baik, jika klien memiliki keinginanuntuk

berpartisipasi dalam implementasi Asuhan Keperawatan.Selama

tahap implementasi, perawat harus terus melakukan pengumpulan

data klien dan memilih Asuhan Keperawatan yang paling tepat dan
27

sesuai dengan kebutuhan klien.Semua intervensi keperawatan

didokumentasikan. Dan semua intervensi keperawatan

didokumentasikan dalam format yang telah di tentukan instansi

(Nursalam, 2008)

2.3.4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan yang intelektual untuk melengkapi

proses keperawatan untuk menandakan keberhasilan dari diagnosa

keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang

terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan

implementasi intervensi.

Meskipun tahap implementasi merupakan tahap terakhir pada

proses keperawatan, tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada

setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu di revisi

untuk menentukan data yang telah di kumpulkan dan kesesuaian

perilaku yang di observasi.Diagnosa juga perlu di evaluasi dalam hal

keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga di perlukan pada

tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut

dapat di capai secara keseluruhan (Nursalam, 2008)


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian

yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu

organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Studi kasus dilakukan dengan cara

meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit

tunggal. Jenis penelitian studi kasus deskriptif ini dengan menggunakan

metode observasi parsitipasif. Metode observasi partisipasi yaitu pengalaman

terhadap subyek untuk mendapatkan informasi secara mendalam, dan peneliti

ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam studi kasus ini peneliti

menggunakan dua klien yang akan dikaji sesuai keluhan dan diberi asuhan

keperawatan.

Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah

digunakan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada Kklien

yang mengalami strokedengan masalah hambatan mobilitas fisik di ruang

krissan RSUD Bangil Pasuruan

3.2 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka

peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

28
29

1. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik

keperawatan langsung kepada klien diberbagai tatanan pelayanan

kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan

dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009).

2. Stroke adalah suatu sindromklinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi

otak secara akut dandapat menimbulkan kematian (World Health

Organization [WHO], 2014).

3. Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik atau

satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah (Keliat, B,A, 2015)

3.3 Partisipan

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua klien yang

mengalami stroke dengan masalah hambatan mobilitas fisik di RSUD Bangil

Pasuruan. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

1. 2 Klien yang mengalami stroke

2. 2 Klien yang mengalami hambatan mobilitas fisik

3. 2 Klien yang dirawat pada hari ke 1 diruang krissan.

4. 2 Klien yang bersedia dijadikan subjek penelitian.

5. 2 Klien dan keluarga yang kooperatif.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang KRISSAN RSUD Bangil kabupaten

Pasuruan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan 3 hari, yaitu dimulai pada tanggal 1-30 April 2019
30

3.5 Pengumpulan data

Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian ini, sangatlah diperlukan teknik mengumpulkan data. Adapun

teknik tersebut adalah :

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga, sumber data dari klien,

perawat lainnya).

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

pada sistem tubuh klien.

3. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang

relevan).

3.6 Uji keabsahan data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/ informasi

ynag diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas

tinggi.

Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen utama,

uji keabsahan data dilakukan dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi daritiga sumber data

utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3.7 Analisis data

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan


31

dengancara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori

yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik

analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari

penelitian yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis

digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diintrepretasikan oleh peneliti

dibandinghkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk transkrip. Data yang dikumpullkan terkait dengan data pengkajian,

diagnosis, perencanaan, tindakan/implementasi, dan evaluasi

2. Meredukasi data.

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip. Data yang terkumpul kemudian

dibuat koding yang dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai

dengan topik penelitian yang diterapkan. Data obyektif dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai

normal.
32

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagah maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari responden.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

3.8 Etik Penelitian

Beberapa prinsip etik yang perlu diperhatikan dalam penelitian antara lain:

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan :penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan

penderitaan kepada subjek

b. Bebas dari eksploitasi: objek penelitian harus dihindari dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipan,

infromasi yang telah diberikan tidak akan digunakan dalam hal-hal

yang bias merugikan subjek.

c. Resiko (benefit ratio) : peneliti perlu hati-hati dalam

mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat pada

subjek oleh tindakan yang diberikan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk setuju atau tidak setuju menjadi responden (right to self

determination)
33

b. Hak mendapatkan jaminan dari tindakan yang peneliti berikan (right to

full disclosure)

c. Informed consent, subjek mempunyai hak untuk bebas berpatisipan atau

menolak menjadi responden, dalam informed consent dicantumkan

bahwa data yang diperoleh hanya digunakan untuk pengembangan ilmu

3. Prinsip keadilan (righ to justive)

a. Responden berhak untuk dapat pengobatan yang adil (right in fair

treatment), subjek harus diperlakukan adil, mulai dari sebelum sampai

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa ada diskriminasi

b. Hak untuk dijaga kerahasiannya (righ to privacy), hak subjek untuk

meminta semua data yang diberikan untuk dirahasiakan, untuk itu

penulisan identitas nama hanya memakai inisial, tanpa nama

(anonymity) dan rahasia (confidentialy)


BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah sakit umum daerah Bangil adalah rumah sakit tipe C milik

pemerintah Kabupaten Pasuruan, yang merupakan rumah sakit rujukan di

Kabupaten Pasuruan.Terletak di jalur poros Surabaya-Banyuwangi, berdiri

diatas tanah seluas kurang lebih 2 H. gedung yang besar tempat yang nyaman

dan kualitas pelayanan yang terus ditingkatkan, sehingga dapat memuaskan

pelayanan terhadap masyarakat.Posisi strategis RSUD Bangil Pasuruan yang

berada di poros jalan raya utama berdekatan dengan gedung DPRD Bangil

Kabupaten Pasuruan.Posisi ini yang tentu memiliki keuntungan bagi RSUD

Bangil mejadi pusat layanan rujukan bagi institusi kesehatan yang berada di

sekitar Kabupaten Pasuruan.

Peneliti melakukan pengkajian di Ruang Krissan Rumah Sakit Umum

Daerah Bangil di Jl. Raya Raci, Desa Balung Bendo Masangan Bangil

Kabupaten Pasuruan. Penelitian yang dilakukan di ruang Krissan adalah

ruangan bangsal kelas 3 yang terbagi menjadi dua ruang yaitu : ruang A

ditempati khusus klien laki-laki dengan 12 bed dan di ruang B ditempati

khusus klien perempuan dengan 12 bed. Semua kasus untuk klien stroke di

rawat diruang Krissan.

34
35

4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2
Nama Tn. S Ny. S
Tempat, tanggal lahir Pasuruan, 04-06-1963 Pasuruan, 04-10-1968
Umur
Agama 55 tahun 50 tahun
Pendidikan Islam Islam
Pekerjaan SD sederajat SLTP sederajat
Alamat Wiraswasta Ibu rumah tangga
Jenis kelamin Kraton-Pasuruan Bangil-Pasuruan
No RM Laki-laki Perempuan
Diagnosa masuk 00039xxx 00037xxx
Stroke NonHemoragik Stroke Non Hemoragik
Tanggal MRS 15 April 2019 15 April 2019
Tanggal pengkajian 16 April 2019 16 April 2019
Penanggung Jawab Biaya
Nama Ny. A Tn. K
Alamat Kraton-Pasuruan Bangil-Pasuruan
Hubungan keluarga Istri Suami
No Telp
- -

2. Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT KLIEN 1 KLIEN 2
Keluhan Utama Klien mengatakan tangan dan Klien mengatakan tangan dan
kaki klien sebelah kiri terasa kaki klien sebelah kanan terasa
lemas untuk digerakkan lemas untuk digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
datang ke IGD RSUD Bangil datang ke IGD RSUD Bangil
Pasuruan tanggal 15 April Pasuruan tanggal 15 April jam
2019 jam 18.23 WIB, klien 11.41 WIB, klien tiba-tiba
mengalami penurunan lemah, nyeri lambung, pusing
kesadaran saat klien duduk dan mual muntah. Lalu klien
nonton TV, klien demam dan di bawa ke RSUD Bangil oleh
nafsu makan menurun serta keluarganya. Dari IGD klien
sesak. Akhirnya klien dibawa diperiksa oleh tim medis di
ke RSUD Bangil. Dari IGD dapatkan hasil yaitu keadaan
klien diperiksa oleh tim umum lemah GCS: 4x6,
medis di dapatkan hasil yaitu tekanan darah: 170/80 mmHg,
keadaan umum lemah GCS: suhu: 36,9⁰C, nadi: 100x/mnt,
4x6, tekanan darah: 190/90 respirasi: 26x/mnt. Setelah
mmHg, suhu: 37⁰C, nadi: mendapatkan penanganan dan
105x/mnt, respirasi: 27x/mnt. terapi klien dipindah di ruang
Setelah mendapatkan krissan jam 18.00 WIB untuk
penanganan dan terapi klien mendapatkan perawatan lebih
dipindah di ruang krissan jam lanjut. Pada tanggal 16 April
23.30 WIB untuk 2019 klien mengatakan tangan
mendapatkan perawatan dan kaki sebelah kanan terasa
lebih lanjut. Pada tanggal 16 lemas untuk digerakkan,
April 2019 klien mengatakan pusing, nafsu makan menurun,
tangan dan kaki sebelah kiri klien bedrest semua aktivitas
terasa lemas untuk dibantu oleh keluarga. Setelah
digerakkan, pusing, pucat, itu klien diperiksa dengan hasil
klien bedrest semua aktivitas tekanan darah: 160/80 mmHg,
dibantu oleh keluarga. suhu: 36,5◦C, nadi: 98x/menit,
Setelah itu klien diperiksa respirasi: 24x/menit
36

dengan hasil tekanan darah:


180/90 mmHg, suhu: 26,9◦C,
nadi: 100x/menit, respirasi:
27x/menit.
Riwayat penyakit dahulu Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
bahwa klien mempunyai bahwa mempunyai riwayat
riwayat hipertensi sejak 5 stroke sejak 5 bulan yang lalu
tahun yang lalu, dan diabetes dan hipertensi sejak 1 tahun
mellitus sejak 2 tahun yang yang lalu. Klien jarang
lalu. Klien jarang memeriksakan kesehatan ke
memeriksakan kesehatan di puskesmas terdekat
puskesmas terdekat
Riwayat Keluarga Keluarga klien tidak ada Keluarga klien tidak ada yang
yang mempunyai riwayat mempunyai riwayat penyakit
penyakit seperti yang diderita seperti yang diderita klien saat
klien saat ini ini
Riwayat Psikososial Respon klien terhadap Respon klien terhadap
penyakitnya : Tn. S penyakitnya : Ny. S
menganggap penyakitnya menganggap penyakitnya
adalah takdir dari Tuhan cobaan dari Tuhan
yang harus diterima dengan
ikhlas

3. Perubahan Pola Kesehatan


NO POLA KLIEN 1 KLIEN 2

1 Nutrisi dan cairan Sebelum MRS : pasien makan Sebelum MRS : pasien
3x/hari, berupa nasi, sayur, makan 3x/hari, berupa
lauk. Minum 5-6 gelas/hari nasi,sayur,lauk. Minum 5
terkadang minum kopi 1x/hari gelas/hari
Saat MRS : diit lunak tinggi Saat MRS : diit lunak tinggi
protein rendah karbohidrat, protein rendah karbohidrat,
porsi yang disajikan tidak porsi yang disajikan tidak
dihabiskan oleh klien. dihabiskan oleh klien.
Minum air mineral ± 1-2 Minum air mineral ± 1-2
gelas/hari gelas/hari
2 Istirahat atau tidur Sebelum MRS : tidur siang Sebelum MRS : tidur siang
tidak menentu. Tidur malam ± tidak menentu. Tidur malam
8 jam ± 8 jam
Saat MRS : tidur siang dan Saat MRS : tidur siang dan
malam ± 4 jam (6jam/24 jam) malam ± 3 jam (8 jam/24
jam)
3 Eliminasi Sebelum MRS : BAB 1x/hari. Sebelum MRS : BAB
BAK 4-5x/hari 1x/hari. BAK 3-4x/hari
Saat MRS : klien belum BAB. Saat MRS : klien belum
BAK ± 700cc/24jam BAB. BAK ± 600cc/24 jam
4 Personal hygiene Sebelum MRS : mandi Sebelum MRS : mandi
2x/hari, mengganti pakaian 2x/hari, mengganti pakaian
2x/hari, keramas 3x/minggu, 2x/hari, keramas 2x/minggu,
sikat gigi 2x/hari sikat gigi 2x/hari
Saat MRS : klien hanya Saat MRS : klien hanya
diseka oleh keluarga 1x/hari, diseka oleh keluarga
mengganti pakaian 1x/hari, 1x/hari, mengganti pakaian
tidak keramas dan tidak sikat 1x/hari, tidak keramas dan
gigi sikat gigi
5 Aktivitas Sebelum MRS : klien bekerja Sebelum MRS : klien tidak
di pabrik bekerja hanya sebagai ibu
37

Saat MRS : klien hanya rumah tangga


bedrest diatas bed perawatan, Saat MRS : klien hanya
semua aktivitas dibantu oleh bedrest diatas bed
keluarga dan perawat ruangan perawatan, semua aktivitas
dibantu oleh keluarga dan
perawat ruangan

4. Pemeriksaan Fisik
OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2
Keadaan umum k/u lemah,hanya terbaring di k/u cukup, klien hanya terbaring
tempat tidur tanpa melakukan di tempat tidur tanpa melakukan
aktivitas apapun aktivitas apapun
kesadaran : composmentis kesadaran :composmentis
GCS : 4x6 GCS : 4x6
TTV TTV
TD : 180/90 mmHg TD : 160/80 mmHg
N : 100x/menit N : 98x/menit
S : 36,9°C S : 36,5°C
RR : 27 x/menit RR : 24 x/menit
Pemerikssan Fisik
Kepala
Inspeksi : bentuk kapala simetris, Inspeksi : bentuk kepala simetris,
rambut kotor beruban rambut panjang dan berbau
Palpasi : tidak ada benjolan dan Palpasi : tidak ada benjolan dan
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Mata Inspeksi : mata simetris, alis Inspeksi : mata simetris, alis tipis,
tebal, pupil isokor, sclera normal, pupil isokor, sclera normal,
konjungtiva pucat konjungtiva normal
Hidung Inspeksi : bentuk simetris, tidak Inspeksi : bentuk simetris, tidak
ada peradangan, tidak ada polip, ada peradangan, tidak ada polip,
tidak ada sekret, ada pernafasan tidak ada sekret, ada pernafasan
cuping hidung cuping hidung
Mulut Inspeksi : mukosa bibir kering, Inspeksi : mukosa bibir kering,
gigi kotor, terdapat karies, tidak gigi kotor, terdapat karies, tidak
terdapat perdarahan gusi, lidah terdapat perdarahan gusi, lidah
kotor, tidak terdapat pembesaran kotor, tidak terdapat pembesaran
tonsil tonsil
Leher Inspeksi : bentuk simetris Inspeksi : bentuk simteris
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak Palpasi : tidak ada benjolan, tidak
ada lesi atau massa, tidak terdapat ada lesi atau massa, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, tidak pembesaran kelenjar tiroid, tidak
terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan
Paru dan jantung Paru : Paru
Inpeksi : pergerakan dada Inpeksi : pergerakan dada
simetris, frekuensi pernafasan 27 simetris, frekuensi pernafasan 27
x/menit x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri Palpasi : tidak terdapat nyeri
tekan tekan
Perkusi : suara paru sonor (kiri Perkusi : suara paru sinor (kiri
dan kanan) dan kanan)
Auskultasi : suara nafas rochi ¿ Auskultasi : suara nafas vesicular
Jantung : Jantung
Inspeksi dan palpasi : denyutan Inspeksi dan palpasi : denyutan
apeks terlihat apeks terlihat
Perkusi : tidak ada pembesaran Perkusi : tidak ada pembesaran
jantung jantung
Auskultasi : bunyi jantung S1dan Auskultasi : bunyi jantung S1dan
38

S2 normal, tidak ada bunyi S2 normal, tidak ada bunyi


tambahan tambahan

Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, tidak Inspeksi : bentuk simetris, tidak


terdapat asites, tidak mual, terdapat asites, tidak mual,
muntah muntah
Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri
tekan,tidak ada pembesaran liver tekan,tidak ada pembesaran liver
dan organ lain dan organ lain
Perkusi : timpani Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 10-15 Auskultasi : bising usus 10-12
x/menit x/menit
Ekstermitas Inspeksi : bentuk simetris, tak ada Inspeksi : bentuk simetris, tak ada
fraktur, terpasang infus ditangan fraktur, terpasang infus ditangan
kiri kiri
Palpasi : tidak ada oedem, tidak Palpasi : tidak ada oedem, tidak
ada nyeri tekan, hemiparesis pada ada nyeri tekan, hemiparesis pada
tangan dan kaki kiri tangan dan kaki kanan
5 3 3 5
Kekuatan tonus otot Kekuatan tonus otot
5 3 3 5

Genetalia Inspeksi : terpasang kateter urine, Inspeksi : terpasang kateter urine,


produksi urine 500 cc/8 jam, produksi urine 650 cc/8 jam,
warna urine kuning kecoklatan warna urine kuning pekat
Palpasi : tidak terdapat nyeri Palpasi : tidak terdapat nyeri
tekan tekan

5. Hasil Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai normal
(tgl 15 April 2019) (tgl 15 April
2019)

Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 19,91 12,41 3,70-10,1
Neutrofil 4,2 4,9
Limfosit 1,5 2,2
Monosit 1,0 0,5
Eosinofil 0,0 0,2
Basofil 0,1 0,1
Neutrofil % H 91,5 62,2 39,3-73,7
Limfosit % 21,4 H 16,9 18,0-48,3
Monosit % H 15,2 6,7 4,40-12,7
Eosinofil % L 0,4 2,2 0,600-7,30
Basofil % H 1,8 0,9 0,00-1,70
Eritrosit (RBC) L 1,694 L 4,085 4,6-6,2
Hemoglobin (HGB) L 4,33 L 6,73 12,0-16,0
Hematokrit (HCT) L 14,16 L 16,86 40-54
MCV 83,61 L 63,65 81,1-96,0
MCH L 25,55 L 20,50 27,0-31,2
MCHC L 30,56 32,20 31,8-35,4
RDW H 16,88 L 10,24 11,5-14,5
PLT 181 286 155-366
MPV 7,266 8,408 6,90-10,6
FAAL GINJAL
39

BUN H 22 L6 7,8-20,23
Kreatinin 1,209 L 0,788 0,8-1,3
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 141,90 142,61 135-147
Kalium (K) L 3,24 L 3,00 3,5-5
Klorida (Cl) 102,00 101,85 95-105
Kalsium Ion 1,220 1,300 1,16-1,32
GULA DARAH
Glukosa darah sewaktu 121 103 < 200

6. Terapi
KLIEN 1 KLIEN 2
Infus Asering 500cc/24 jam Infus Asering 1000cc/24 jam
Injeksi Antrain 3x1 mg Injeksi Antrain 3x1 mg
Injeksi Omeprazol 1x40 mg Injeksi Pantoprazol 3x40 mg
Injeksi Citicoline 2x500 mg Injeksi Kalmeco 1x500 mg
P.O Neurosanbe 3x1 tab P.O Neurosanbe 3x1 tab
O2 nasal 3-5 lpm

7. Analisa Data
Analisa Data Etilogi Masalah Keperawatan
Klien 1
DS : Keluarga klien mengatakan Hambatan mobilitas Hambatan mobilitas fisik
tangan dan kaki kiri terasa lemas untuk fisik
digerakkan
DO : k/u lemah, hanya terbaring
ditempat tidur tanpa melakukan
aktivitas apapun
1. Makan, minum dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan
perawat
2. Berpindah posisi dibantu
keluarga dan perawat karena
terjadi kelemahan pada
ekstermitas
3. Personal hygiene dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan
perawat
4. Ganti pakaian, menyisir
rambut, ke toilet dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan
perawat
5. TTV
TD : 180/90 mmHg
N : 100x/menit
S : 36,9°C
RR : 27x/menit
6. Hemiparesis tangan dan kaki
kiri
5 3
7. Kekuatan tonus otot
5 3
40

Analisa Data Etilogi Masalah Keperawatan


Klien 2
DS : Keluarga klien mengatakan Hambatan mobilitas Hambatan mobilitas fisik
tangan dan kaki kanan terasa lemas fisik
untuk digerakkan
DO : k/u cukup, hanya terbaring
ditempat tidur tanpa melakukan
aktivitas apapun
1. Makan, minum dibant
sepenuhnya oleh keluarga
2. Berpindah posisi dibantu
keluarga dan perawat karena
terjadi kelemahan pada
ekstermitas
3. Personal hygiene dibantu oleh
keluarga dan perawat
4. Ganti pakaian, menyisir
rambut, ke toilet dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan
perawat
5. TTV
TD : 160/90 mmHg
N : 98x/menit
S : 36,5◦C
RR : 24x/menit
6. Hemiparesis tangan dan kaki
kanan
3 5
7. Kekuatan tonus otot
3 5

4.1.3 Diagnosa Keperawatan


Klien 1 : hambatan mobilitas fisik berhungan dengan penurunan kekuatan otot
Klien 2 : hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

4.1.4 Intervensi
Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Klien 1 1. Menunjukkan tingkat Terapi Latihan
Hambatan mobilitas mobilitas 1. Tentukan batasan pergerakan
fisik b.d penurunan 2. ROM pasif optimal sendi dan efeknya fungsi
kekuatan otot Setelah dilkakukan tindakan sendi
keperawatan selama 3x24 jam 2. Kolaborasi dengan tim medis
diharapkan hambatan mobilitas dalam pemberian terapi
fisik teratasi dengan kriteria 3. Jelaskan kepada klien dan
hasil : keluarga tentang tehnik
1. Aktivitas klien ambulasi
meningkat 4. Ajarkan klien tentang tehnik
2. Mengerti tujuan dan ambulasi
peningkatan mobilitas 5. Kaji kemampuan klien dalam
3. Menunjukkan tindakan mobilisasi
untuk meningkatkan 6. Latih klien dalam pemenuhan
mobilitas (geser kebutuhana ADLs secara
lengan menjauh mandiri sesuai kemampuan
menyamping dari 7. Damping dan bantu klien
badan, tekuk saat memenuhi kebutuhan
pergelangan tangan ADLs
41

kebelakang, tegakkan 8. Lakukan ROM pasif pada


jari-jari tangan atau klien sesuai kebutuhan
kaki, angkat lutut lalu indikasi
geserkan ke samping, 9. Monitor vital sign (tekanan
miring kanan atau kiri) darah, nadi, suhu, respirasi)
4. Kekuatan otot
5 4
meningkat
5 4

Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Klien 2 1. Menunjukkan tingkat Terapi Latihan
Hambatan mobilitas mobilitas 1. Tentukan batasan pergerakan
fisik b.d penurunan 2. ROM pasif optimal sendi dan efeknya fungsi
kekuatan otot Setelah dilakukan tindakan sendi
keperawawatan selama 3x24 2. Kolaborasi dengan tim medis
jam diharapkan hambatan dalam pemberian terapi
mobilitas fisik teratasi dengan 3. Jelaskan kepada klien dan
kriteria hasil : keluarga tentang tehnik
1. Aktivitas klien ambulasi
meningkat 4. Ajarkan klien tentang tehnik
2. Mengerti tujuan dan ambulasi
peningkatan mobilitas 5. Kaji kemampuan klien dalam
3. Menunjukkan tindakan mobilisas
untuk meningkatkan 6. Latih klien dalam pemenuhan
mobilitas (geser kebutuhana ADLs secara
lengan menjauh mandiri sesuai kemampuan
menyamping dari 7. Damping dan bantu klien saat
badan, tekuk memenuhi kebutuhan ADLs
pergelangan tangan 8. Lakukan ROM pasif pada
kebelakang, tegakkan klien sesuai kebutuhan
jari-jari tangan atau indikasi
kaki, angkat lutut lalu 9. Monitor vital sign (tekanan
geserkan ke samping, darah, nadi, suhu, respirasi)
miring kanan atau kiri)
4. Kekuatan otot
4 5
meningkat
4 5
4.1.5 Impementasi Keperawatan

Klien 1
Hari/tanggal Jam Implementasi Paraf

Senin, 16 April 2019 08.00 Menentukan batasan pergerakan


sendi dan efeknya fungsi sendi :
melakukan pengkajian tingkat
keterbatasan gerak klien
08.15 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi :
1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi omeprazol 1x40
mg
3. Injeksi citicoline 2x500
mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
42

09.00 Menjelaskan pada pasien atau


keluarga tentang tehnik ambulasi:
Untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas, mempertahankan
kenyamanan
09.15 Mengajarkan tentang tehnik
ambulasi :
Duduk diatas tempat tidur, latihan
jalan atau berpindah tempat
10.00 Mengkaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
10.15 Melatih klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan : makan,
minum, menyisir rambut
11.00 Mendampingi dan bantu klien
saat memenuhi kebutuhan ADLs
11.15 Melakukan ROM pasif pada klien
sesuai kebutuhan indikasi
12.00 Memonitor vital dign:
TD : 180/90 mmHg
N : 100x/menit
S : 36,9◦C
RR : 27x/menit
Selasa, 17 April 2019 14.00 Menentukan batasan pergerakan
sendi dan efeknya fungsi sendi:
Melakukan pengkajian tingkat
keterbatasan gerak sendi
14.15 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi
1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi omeprazol 1x40
mg
3. Injeksi citicolin 2x500
mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
15.00 Menganjurkan klien tentang
tehnik ambulasi:
Duduk diatas tempat tidur, latihan
jalan atau berpindah tempat
16.00 Mengkaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
16.15 Menganjurkan klien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan:
Makan, minum, menyisir rambut
17.15 Mengajurkan ROM pasif pada
klien sesuai kebutuhan indikasi
18.00 Memonitor vital sign:
TD : 160/90 mmHg
N : 96x/menit
S : 36,5◦C
RR : 24x/menit
Rabu, 18 April 2019 08.00 Menentukan batasan pergerakan
sendi dan efeknya fungsi sendi
08.15 Kolaborasi dengan tim medis
43

dalam pemberian terapi


1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi omeprazol 1x40
mg
3. Injeksi citicolin 2x500
mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
09.15 Menganjurkan klien tentang
tehnik ambulasi
10.00 Mengkaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
10.15 Menganjurkan klien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
12.00 Memonitor vital sign:
TD : 150/90 mmHg
N : 91x/menit
S : 36◦C
RR : 22x/menit

Klien 2
Hari/tanggal Jam Implementasi Paraf
Senin, 16 April 2019 08.00 Menentukan batasan pergerakan
sendi dan efeknya fungsi sendi:
Melakukan pengkajian tingkat
keterbatasan gerak klien
08.15 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi
1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi pantoprazol 3x40
mg
3. Injeksi kalmeco 1x500 mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
09.00 Menjelaskan kepada klien dan
keluarga tentang tehnik ambulasi:
Untuk memnuhi kebutuhan
aktivitas, mempertahankan
kenyamanan
09.15 Mengajarkan klien tentang tehnik
ambulasi:
Duduk diatas tempat tidur, latihan
berjalan atau berpindah tempat
10.00 Mengkaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
10.15 Melatih klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs:
Makan, minum, menyisir rambut
11.00 Mendampingi dan bantu klien saat
memenuhi kebutuhan ADLs
11.15 Melakukan ROM pasif pada klien
sesuai kebutuhan indikasi
12.00 Memonitor vital sign:
TD : 160/90 mmHg
N : 98x/menit
S : 36,5◦C
RR : 24x/menit
44

Selasa, 17 April 2019 14.00 Menentukan batasan pergerakan


sendi dan efeknya fungsi sendi:
Melakukan pengkajian tingkat
keterbatasan gerak klien
14.15 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi
1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi pantoprazol 3x40
mg
3. Injeksi kalmeco 1x500 mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
15.00 Menganjurkan klien tentang tehnik
ambulasi
16.00 Mengkaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
16.15 Menganjurkan klien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs:
Makan, minum, menyisir rambut
17.00 Mendampingi dan bantu klien saat
memenuhi kebutuhan ADLs
17.15 Melakukan ROM pasif pada klien
sesuai kebutuhan indikasi
18.00 Memonitor vital sign:
TD : 150/90 mmHg
N : 94x/menit
S : 36,2◦C
RR: 24x/menit
Rabu, 18 April 2019 08.00 Menentukan batasan pergerakan
sendi dan efeknya fungsi sendi
08.15 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi
1. Injeksi antrain 3x1 gr
2. Injeksi pantoprazol 3x40
mg
3. Injeksi kalmeco 1x500 mg
4. P.O neurosanbe 3x1 tab
09.15 Menganjurkan klien tentang tehnik
ambulasi
10.00 Mengkaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
10.15 Menganjurkan klien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
11.15 Menganjurkan ROM pasif pada
klien sesuai kebutuhan indikasi
12.00 Memonitor vital sign:
TD : 150/80 mmHg
N : 91x/menit
S : 36,1◦C
RR: 22x/menit
45

4.1.6 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


16-04-2019 17-04-2019 18-04-2019

Klien 1 S : klien mengatakan S : klien mengatakan S:klien


tangan dan kaki klien tangan dan kaki klien mengatakan
sebelah kiri terasa lemas sebelah kiri terasa lemas tangan dan kaki
untuk digerakkan untuk digerakkan klien sebelah kiri
terasa lemas
untuk digerakkan

O : Kekuatan tonus otot O : Kekuatan tonus otot O: Kekuatan


5 3 5 3 5 3
tonus otot
5 3 5 3 5 3
Tanda-tanda vital : Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 180/90 Tekanan darah : 160/80 Tekanan darah :
mmHg mmHg 150/90mmHg
Nadi: 100x/menit Nadi : 96x/menit Nadi : 91x/menit
Suhu : 36,9◦C Suhu : 36,5◦C Suhu: 36◦C
Respirasi : 27x/menit Respirasi : 24x/menit Respirasi :
Makan, minum dibantu Makan , minum dibantu 22x/menit
sepenuhnya oleh keluarga sepenuhnya oleh Berpindah posisi
dan perawat keluarga dan perawat dibantu
Berpindah posisi dibantu Bepindah posisi dibantu seepnuhnya oleh
oleh keluarga dan perawat oleh keluarga dan keluarga dan
karena terjadi hemiparesisperawat karena terjadi perawat karena
Personal hygiene dibantu hemiparesis terjadi
oleh keluarga dan perawat Personal hygiene dibantu hemiparesis
Ganti pakaian, menyisir oleh keluarga dan Ganti pakaian,
rambut, ke toilet dibantu perawat menyisir rambut,
sepenuhnya oleh keluarga Ganti pakaian, menyisir ke toilet dibantu
dan perawat rambut, ke toilet dibantu sepenuhnya oleh
sepenuhnya oleh keluarga dan
keluarga dan perawat perawat
A: masalah belum teratasi A: masalah belum A: masalah
teratasi belum teratasi

P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi


Menentukan batasan Menentukan batasan Menentukan batasan
pergerakan sendi dan pergerakan sendi dan pergerakan sendi dan
efeknya fungsi sendi efeknya fungsi sendi efeknya fungsi sendi
Mengajarkan tentang Mengajarkan tentang Mengajarkan tentang
tehnik ambulasi tehnik ambulasi tehnik ambulasi
Melatih klien dalam Melatih klien dalam Melatih klien dalam
pemenuhan ADLs pemenuhan ADLs pemenuhan ADLs
Mendampingi dan bantu Mendampingi dan bantu Mendampingi dan bantu
klien saat memenuhi klien saat memenuhi klien saat memenuhi
kebutuhan ADLs kebutuhan ADLs kebutuhan ADLs
Menganjurkan ROM pasif Menganjurkan ROM pasif Menganjurkan ROM
pada klien sesuai pada klien sesuai pasif pada klien sesuai
kebutuhan indikasi kebutuhan indikasi kebutuhan indikasi
46

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


16-04-2019 17-04-2019 18-04-2019

Klien 2 S : klien mengatakan S : klien mengatakan S : klien


tangan dan kaki kanan tangan dan kaki kanan mengatakan
terasa lemas digerakkan terasa lemas digerakkan tangan dan kaki
kanan terasa
lemas digerakkan

O : Kekuatan tonus otot : O : Kekuatan tonus otot : O: Kekuatan


3 5 3 5 tonus otot :
3 5 3 5 3 5
Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital: 3 5
Tekanan darah : 160/90 Tekanan darah : 150/90 Tanda-tanda
mmHg mmHg vital:
Nadi : 98x/menit Nadi : 94x/menit Tekanan darah :
Suhu: 36,5◦C Suhu : 36,2◦C 150/80 mmHg
Respirasi : 24x/menit Respirasi : 24xmenit Nadi : 91x/menit
Makan, minum dibantu Makan, minum dibantu S : 36,1◦C
sepenuhnya oleh keluarga sepenuhnya oleh keluarga Respirasi :
dan perawat dan perawat 22x/menit
Berpindah posisi dibantu Berpindah posisi dibantu Berpindah posisi dibantu
oleh keluarga dan perawat oleh keluarga dan perawat oleh keluarga dan
karena terjadi hemiparesis karena terjadi hemiparesis perawat karena terjadi
Personal hygiene dibantu Personal hygiene dibantu hemiparesis
oleh keluarga dan perawat oleh keluarga dan perawat Ganti pakaian,
Ganti pakaian, menyisir Ganti pakaian, menyisir menyisir rambut,
rambut, ke toilet dibantu rambut, ke toilet dibantu ke toilet dibantu
sepenuhnya oleh keluarga sepenuhnya oleh sepenuhnya oleh
dan perawat keluarga dan perawat keluarga dan
perawat
A : masalah belum teratasi A : masalah belum A : masalah
teratasi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P : lanjutkan
Menentukan batasan Menentukan batasan intervensi
pergerakan sendi dan pergerakan sendi dan Menentukan batasan
efeknya fungsi sendi efeknya fungsi sendi pergerakan sendi dan
Mengajarkan tentang Mengajarkan tentang efeknya fungsi sendi
tehnik ambulasi tehnik ambulasi Mengajarkan tentang
Melatih klien dalam Melatih klien dalam tehnik ambulasi
pemenuhan ADLs pemenuhan ADLs Melatih klien dalam
Mendampingi dan bantu Mendampingi dan bantu pemenuhan ADLs
klien saat memenuhi klien saat memenuhi Mendampingi dan bantu
kebutuhan ADLs kebutuhan ADLs klien saat memenuhi
Menganjurkan ROM pasif Menganjurkan ROM pasif kebutuhan ADLs
pada klien sesuai pada klien sesuai Menganjurkan ROM
kebutuhan indikasi kebutuhan indikasi pasif pada klien sesuai
kebutuhan indikasi

4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan antara kesenjangan
yang terjadi antara praktek dan teori yang di lakukan di RSUD Bangil
47

Pasuruan dengan teori yang ada. Di sini penulis akan menjelaskan


kesenjangan tersebut. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat di ambil
kesempatan atau pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi hingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan keperawatan berikut:
4.2.1 Pengkajian
1. Data subjektif
Pada tinjauan kasus, pengkajian yang dilakukan oleh penelitipada
klien 1 atas nama Tn. S usia 55 tahun mengalami stroke non hemoragik
didapatkan data subjektif klien mengeluh tangan dan kaki sebelah kiri
terasa lemas untuk digerakkan, sedangkan data subjektif pada klien 2
atas nama Ny. S mengeluh tangan dan kaki sebelah kanan terasa lemas
untuk digerakkan.
2. Data objektif
Data objektif pada pemeriksaan fisik antara klien 1 dan 2
didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang sama yakni pada
klien 1 data objektif muncul yaitu tangan dan kaki sebelah kiri terasa
lemas untuk digerakkan, keadaan umum lemah, anggota gerak badan
bagian kiri tangan (3), kaki (3), aktivitas dibantu sepenuhnya oleh
keluarga dan perawat sedangkan pada klien 2 data objektif yang muncul
yaitu tangan dan kaki sebelah kanan terasa lemas untuk digerakkan,
keadaan umum cukup, anggota gerak badan bagian kanan tangan (3),
kaki (3), aktivitas dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat.
Menurut Wijaya (2013) pada pemeriksaan data dasar penanganan
pasien stroke harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah
terjadinya keparahan dari suatu diagnosis penyakit dan mencegah untuk
terjadinya penurunan yang lebih parah.
Menurut peneliti kedua klien mengalami kelemahan pada
ekstermitas karena ganggguan peredaran darah otak berupa sumbatan
dan tidak terjadi terjadi perdarahan.Dilihat dari fakta saat penelitian pada
kedua klien terjadi hemiparesis, penurunan kekuatan otot, kesulitan
dalam mobilisasi.
48

4.2.3 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan pada klie 1 dan 2 berdasarkan hasil
pengkajian, hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan menunjukkan
masalah yang dialami kedua klien adalah hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Menurut Nabyil (2012) penurunan kekuatan otot menyebabkan
sumbatan tersebut jadi membeku yang terbentuk di dalam pembuluh otak
sehingga sebagian otak atau otot tidak bisa berfungsi sebagai mana
mestinya.
Menurut peneliti dipengaruhi oleh penurunan kekuatan otot
sehingga membuat adanya gangguan pada peredaran darah otak berupa
sumbatan yang menyebabkan hipoksia pada otak dan tidak terjadi
perdarahan. Dilihat dari kedua klien yang mengalami stroke tentunya pasti
akan mengalami penurunan kekuatan otot sebab ekstermitas tidak bias
digerakkan secara normal seperti biasanya, makan dari itu ekstermitas
akan terganggu.
4.2.4 Intervensi keperawatan
Intervensi yang diberikan pada klien 1 dan 2 dengan diagnosa yang
sama hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
ototyang digunakan yaitu NANDA NIC-NOC (2016) : tentukan batasan
pergerakan sendi dan efeknya fungsi sendi, kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi, jelaskan pada klien dan keluarga tentang tehnik
ambulasi, ajarkan klien tentang tehnik ambulasi, kaji kemampuan klien
dalam mobiilisasi, latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
mandiri sesuai kebutuhan, dampingi dan bantu klien saat memenuhi
kebutuhan ADLs, lakukan ROM pasif pada klien sesuai kebutuhan
indikasi, monitor vital sign ( Iskandar, 2015).
Buku yang berjudul Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam, pada bab yang membahas mengenai asuhan keperawatan pasien
49

stroke dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik, intervensi


keperawatan yang diberikan adalah mobilitas sendi, dan terapi latihan.
( Clevo dan Margareth, 2014).
Menurut peneliti, intervensi keperawatan yang dipilih sudah tepat,
intervensi keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan klien dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik
pada diagnosa medis stroke non hemoragik.
4.2.4 Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang diberikan kepada klien 1 dan 2
sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu :
menentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya sendi, berkolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi, menjelaskan pada klien dan
keluarga tentang tehnik ambulasi, mengajarkan klien tentang tehnik
ambulasi, mengkaji kemampua klien dalam mobilisasi, melatih klien
dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan,
mendamping dan dbantu klien saat memenuhi kebutuhan ADLs,
melakukan ROM pasif pada klien sesuai kebutuhan indikasi, memonitor
vital sign.
Menurut Rohman (2012) implementasi merupakan realisasi dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Yang
meliputi kegiatan pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon
klien selama dan setelah pelaksanaan tindakan, serta menilai data baru
yang muncul dari klien.
Menurut peneliti, implementasi yang dilaksanakan pada klien 1 dan
2 sesuai dengan intervensi yang ada dalam standart intervensi keperawatan
yang tertulis dalam kamus Nursing Interventions Classification (NIC),
serta ada tambahan impelementasi pada saat di lapangan yang tidak
tercantum dalam intervensi yang direncanakan, tetapi memang harus
dilaksanakan karena bersifat wajib yaitu membina hubungan saling
percaya terhadap keluarga dan klien.
50

4.2.5 Evaluasi keperawatan


Klien 1 hari pertama: keadaan umum lemah, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis, tonus
otot ekstermitas kiri untuk tangan dan kaki : 3, makan minum dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah tempat dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs juga dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah 180/90 mmHg,
nadi: 100x/menit, suhu: 36,9◦C, respirasi 27x/menit.
Klien 2 hari pertama: keadaan umum lemah, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis, tonus
otot ekstermitas kanan untuk tangan dan kaki: 3, makan minum dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah tempat dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs juga dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah 160/90 mmHg,
nadi: 98x/menit, suhu: 36,5◦C, respirasi: 24x/menit.
Klien 1 hari kedua: keadaan umum lemah, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis
ekstermitas, tonus otot ekstermitas kiri untuk tangan dan kaki: 3, makan
minum dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah tempat
dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs juga
dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah:
160/80 mmHg, nadi: 96x/menit, suhu: 36,5◦C, respirasi: 24x/menit.
Klien 2 hari kedua: keadaan umum lemah, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis
ekstermitas, tonus otot ekstermitas kanan untuk tangan dan kaki: 3, ,
makan minum dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah
tempat dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs
51

juga dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah:
150/90 mmHg, nadi: 94x/menit, suhu: 36,2◦C, respirasi: 24x/menit.
Klien 1 hari ketiga: keadaan umum cukup, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis, tonus
otot ekstermitas kiri untuk tangan dan kaki: 3, makan minum dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah tempat dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs juga dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah 150/90
mmHg, nadi: 91x/menit, suhu: 36◦C, respirasi: 22x/menit.
Klien 2 hari ketiga: keadaan umum cukup, hanya berbaring
ditempat tidur tanpa melakukan aktivitas apapun, semua aktivitas dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat karena terjadi hemiparesis, tonus
otot ekstermitas kanan untuk tangan dan kaki: 3, makan minum dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, berpindah tempat dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, kebutuhan ADLs juga dibantu
sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, TTV tekanan darah: 150/80
mmHg, nadi: 91x/menit, suhu: 36,1◦C, respirasi: 21x/menit.
Menurut Padila (2012) evaluasi adalah langkah akhir dalam proses
keperawatan yang bertujuan untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Dan untuk dikaji ulang jika tujuan belum
tercapai.
Menurut peneliti dari hasil evaluasi keperawatan mulai hari
pertama sampai hari ketiga, keluhan utama dan data objektif yang
didapatkan dari kedua klien masalah belum teratasi karena memang
pemulihan atau rehabilitasi gangguan mobilitas pada klien stroke
membutuhkan ketekunan, intensitas latihan ROM yang rutin dan tidak bias
sembuh total dalam waktu yang singkat.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penulis telah melaksanakan penelitian pada klien 1 dan 2 dengan

diagnosa medis stroke non hemoragik selama 3 hari, dimulai tanggal 15 April

sampai dengan 17 April 2019 di ruang rawat inap krissan RSUD Bangil Pasuruan

khususnya di ruang bangsal. Maka penulis mengambil kesimpulan:

1. Pengkajian yang dilakukan pada klien 1 Tn. S, secara subyektif

mengatakan tangan dan kaki kiri terasa lemas untuk digerakkan.

Didapat data obyektif terjadi hemiparesis ekstermitas kiri, tonus otot

bagian hemiparesis: 3, kesulitan dalam mobilisasi pada bagian

hemiparesis, dan aktivitas bergantung pada keluarga dan perawat.

Begitupun dengan klien 2 Ny. S secara subyektif mengatakan tangan

dan kaki kanan terasa lemas untuk digerakkan. Hasil dari data obyektif

yaitu terjadi hemiparesis ekstermitas kanan, tonus otot bagian

hemiparesis: 3, kesulitan dalam mobilisasi pada bagian hemiparesis,

dan aktivitas bergantung pada keluarga dan perawat.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul dari pengkajian pada klien 1 dan 2

yang digunakan dalam asuhan keperawatan Stroke Non Hemoragic

adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot.

3. Intervensi atau perencanaan yang diambil oleh penulis adalah pertama

latihan: mobilitas sendi, karena dengan klien stroke perlu dilakukan

ROM atau tehnik ambulasi sesegera mungkin setelah kondisi stabil

53
gunanya untuk mencegah atropi pada tulang dan kekakuan pada sendi-

sendi, intervensi kedua yang dipilih yaitu perawatan tirah baring,

mengapa ini dipilih, karena klien stroke mobilitasnya terganggu, klien

hanya bisa bed rest jadi perlu dilakukan perawatan tirah baring untuk

mencegah komplikasi seperti atropi dan resiko dekubitus.

4. Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan 2 tidak semua dari

intervensi 1 dan 2 dilaksanakan, hanya intervensi yang tepat

dilaksanakan pada klien.

5. Dari hasil evaluasi selama 3 hari yang dilakukan pada kedua klien

dengan data subyektif dan obyektif yang didapat data disimpulkan

masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi.

5.2 Saran

1. Bagi klien dan keluarga

Diharapkan keluarga klien ikut berpartisipasi dalam perawatan dan

pengobatan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan serta mau

menerima dan melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh

ruangan.

2. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan sebagai tempat menempuh ilmu keperawatan

diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai acuhan dalam

penelitian yang selanjutnya, yang terkait dengan masalah hambatan

mobilitas fisik dengan kasus stroke.


3. Bagi RSUD Bangil Pasuruan

Diupayakan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dan

mempertahankan kolaborasi yang mapan antara medis serta klien yang

berguna untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan secara

optimal.
DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2015). Stroke. Diperoleh tanggal 09 Agustus 2016. Dari


http://circ.ahajournals.org/content/1/22/18_suppl_3/S818.extract.
A.Aziz Alimul Hidayat. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan proses Keperawatan. Jakarta : salemba Medika.
Ariani,T.A. (2012).Sistem Neurobehavior. Jakarta. Salemba Medika
Auryn, V. 2008.Mengenal dan Memahami Stroke. Kata Hati. Yogyakarta.
Astrid, M., Nurachmad, E, & Budiharto (2011).Pengaruh Latihan Range Of
Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi Dan
Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint Carolus.
Batticaca Fransisca, B. 2014. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan . Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keparawatan. EGC. Jakarta.
Herdman & Kamitsuru. 2015, NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi.Surabaya: Healt Books
Publishing.
Junaidi, Iskandar. 2011. STROKE, Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI
Lukman & Ningsih Nurna. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Mawarti, Herin dan Farid. 2012. Pengaruh Latihan Rom (Range Of Motion) Pasif
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Dengan
Hemiparase.http://id.portalgaruda.org/?
ref=browsemod=viewarticle&article=116526. Diakses pada tanggal 14
Maret 2017.
Mubarak, W. I. 2008. Buku Ajar Keperawatan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
NANDA International. 2015. NANDA International Inc. Diagnosa Keperawatan:
Definisi &Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat, et al, Penerjemah).
Jakarta: EGC.

56
57

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif, Kusuma. 2016, Asuhan Keperawatan Praktis : Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
Nursalam, 2013.Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan.Ed.3. Jakarta Selatan:
SalembaMedika.
Oktaria Batubara Sakti & Florentianus Tat. 2015. Hubungan Antara Penanganan
Awal Dan Kerusakan Neurologis Pasien Stroke Di RSUD Kupang.
Vol.10, No.3.dilihat 16 Januari 2018.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha

Medika.
Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pugh, S., Mathiesen C., Meighan M, et al. (2009) Guide to the care of the
Hospitalized Patient With Ischemic Stroke 2 Edition, Revised: AANN
Clinical Practice Guideline Series. American Association of
Neuroscience Nurses.
Rendy dan Margareth . (2014). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sari, Wijayaningsih.2013, Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta Timur: KDT
Smeltzer S. 2016, Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 12.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Suratun, S. Heryani, & Manurung, S., 2014, Pelayanan Keluarga Berencana dan
Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media: 15-16, 19, 87-89
Wijaya & Putri. 2013 . Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
World Health Organization. (2016). Tobacco & Stroke. Geneva: Rorld Health
Organization.
World Health Organization. (2017). Stroke. Geneva: Rorld Health Organization.
58
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Nama Mahasiswa : Fikki Mega Oktaviana

NIM : 161210018

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Stroke Dengan

Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan

Bahwa saya meminta Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berperan serta dalam

penyusunan studi kasus sebagai responden dengan mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya akan memberikan penjelasan tentang tujuan laporan kasus

ini dan saya akan merahasiakan adentitas, data informasi yang klien berikan.

Demikian permohonan ini saya buat dan apabila klien mempunyai

pertanyaan, klien dapat menanyakan langsung kepada peneliti yang

bersangkutan.

Bangil, 15 April 2019

Peneliti

(Fikki Mega Oktaviana )


PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam sebagai responden dengan

mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan

saya telah mengerti bahwa penelitian akan merahasiakan identitas, data maupun

informasi yang saya akan berikan. Apabila ada pertanyaan yang diajukan

menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat

ini dan saya berhak mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada

unsur pemaksaan dari siapapun, saya menyatakan bersedia menjadi respoden

dalam penelitian.

Bangil, 15 April 2019

Responden Saksi

(......................................) (......................................)

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam sebagai responden dengan

mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan

saya telah mengerti bahwa penelitian akan merahasiakan identitas, data maupun

informasi yang saya akan berikan. Apabila ada pertanyaan yang diajukan

menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat

ini dan saya berhak mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada

unsur pemaksaan dari siapapun, saya menyatakan bersedia menjadi respoden

dalam penelitian.

Bangil, 15 April 2019

Responden Saksi

(......................................) (......................................)

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG
2019

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengkajian tgl. : Jam :


MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Penyakit Sekarang :

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak
2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak
3. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


ya : ........................................ tidak
jelaskan :

E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI


POLA KEGIATAN DI DIRUMA
RUMA H SAKIT
H
Makanan
Frekuensi
.......................x/hr
Jenis.................................
Diit ..................................
Pantangan ..........................
..
Alergi ................................
..
makanan yang disukai
Minum
Frekuensi............ x/hari
Jenis....................
Alergi .................
Eliminasi
BAB
Frekuensi .......x/hari
warna .............
konsistensi
BAK
Frekuensi .......X/Hari
Warna .......
Alat bantu
Kebersihan Diri
Mandi......................X/hari
Keramas .................x/hari
Sikat gigi ................X/Hari
Memotong kuku..........
Ganti pakaian ............
Toileting
Istirahat/Tidur
Tidursiang......................ja
m
Tidur malam
...................jam
Kebiasaan merokok/jamu

F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital
S: ºC N: x/mnt TD : mmHg
RR : x/mnt

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. Hidung:
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain

b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest


Funnel chest Pigeons chest
c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napas
d. Irama napas teratur tidak teratur
e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S
Lain-lain:

3. Sistem Kardiovakuler (B2)


a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung teratur tidak teratur
c. CRT < 3 detik > 3 detik
d. Konjungtiva pucat ya tidak
e. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain :

4. Sistem Persarafan (B3)


a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor
koma
GCS :
b. Keluhan pusing ya tidak
c. Pupil isokor anisokor
d. Nyeri tidak ya, skala nyeri : lokasi :
Lain-lain :

5. Sistem Perkemihan (B4)


a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
oliguri anuri
b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidak
c. Kandung kencing : membesar ya tidak
nyeri tekan ya tidak
d. Produksi urine :................ ml/hari warna : ................. bau :..................
e. Intake cairan :oral :.............cc/hr parenteral : ...................cc/hr
Lain-lain :

6. Sistem Pencernaan (B5)


a. TB : cm BB : kg
b. Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitis
c. Tenggorokan nyeri telan sulit menelan
d. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi ejas lokasi :
Pembesaran hepar ya tidak
Pembesaran lien ya tidak
Ascites ya tidak
Mual ya tidak
Muntah ya tidak
Terpasang NGT ya tidak
Bising usus :..........x/mnt
e. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia kolostomi
f. Diet padat lunak cair
Frekuensi :...............x/hari jumlah:...............
jenis : .......................
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kelainan ekstremitas ya tidak
c. Kelainan tl. belakang ya tidak
d. Fraktur ya tidak
e. Traksi/spalk/gips ya tidak
f. Kompartemen sindrom ya tidak
g. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
h. Akral hangat panas dingin kering basah
i. Turgor baik kurang jelek
j. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor
Lain-lain :

8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
cobaan Tuhan hukuman lainnya

2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya


murung gelisah tegang marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
4. Gangguan konsep diri ya tidak
Lain-lain :
H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernah
Lain-lain :
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)

J. TERAPI

....................., .................................
Mahasiswa,

(.............................................)

ANALISA DATA
Nama :……………………….
No.RM: …………….
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data subyektif :
Data Obyektif :

SESUAI DENGAN
NANDA 2016

Diagnosa Keperawatan yang muncul (Tipe PES minimal 3)


1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….

INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal No diagnosa Waktu Tujuan & Rencana
kriteria hasil tindakan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama :
No RM :
Hari/ No diagnosa Waktu Impelementasi Paraf
tanggal keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama :
No RM :
Hari/ tanggal No diagnosa Waktu Evaluasi Paraf
keperawatan
S:

O:

A:

P:
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2019

No Kegiatan Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumuman pembimbing
2 Bimbingan proposal dan konfirmasi judul ke pembimbing
3 Bimbingan proposal dan studi pendahuluan
4 Seminar proposal
5 Revisi seminar proposal
6 Pengambilan dan pengumpulan data
7 Bimbingan hasil
8 Ujian hasil
9 Revisi KTI seminar hasil
10 Pengumpulan data dan pengandaan KTI
SURAT PERNYATAAN
NAMA : Fikki Mega Oktaviana
TEMPAT, TGL LAHIR : Madiun, 25 Oktober 1996
JENIS KELAMIN : Perempuan
PEKERJAAN : Belum bekerja
KEBANGSAAN : Indonesia
ALAMAT : Madiun
PENGIKUT/PESERTA :
NO. TELP/HP : 081252597437
ALAMAT E-MAIL : fikkimega20@gmail.com

Dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya, bahwa kami bersedia mentaati,
memperhatikan dan melaksanakan ketentuan sebagai berikut:
1. Berkewajiban menghormati dan mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku
di wilayah tempat
2. Menjaga tata tertib keamanan, kesopanan, dan kesusilaan serta menghindari
pernyataan-pernyataan baik dengan lisan maupun tulisan-tulisan yang dapat
menyinggung perasaan atau menghina agama dan Negara dari suatu golongan
penduduk
3. Pelaksanaan peneliti/ survey/ research agar tidak disalahgunakan untuk tujuan
tertentu
4. Melaporkan hasil penelitian dan sejenisnya kepada Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Pasuruan dalam kesempatan pertama
Demikian surat pernyataan ini kami buat, dan bila kami melanggar ketentuan
tersebut di atas maka saya bersedia dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku

Pasuruan, 15 April 2019


Yang membuat pernyataan

Fikki Mega Oktaviana

Anda mungkin juga menyukai