Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Katarak berasal dari bahasa Yunani Kataarrhakies yang berarti air terjun. dan
dalam bahasa Indonesia katarak berarti bular, yaitu penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan air) lensa, denaturasi protein
berjalan progesif ataupun dapat mengalami perubahan dalam waktu yang lama
(Tamsuri 2018).
Katarak adalah kekeruhan mata, yang terjadi bila cairan terkumpul di antara
serabut lensa. Indeks refraksi mengubah dan menyebabkan cahaya berpencar
dengan akibatnya penglihatan menjadi kabur. Perubahan lensa yang terjadi pada
95% orang berusia 65 tahun, akan tetapi semua orang memerlukan bedah katarak.
Namun penyakit katarak ini bisa dicegah dengan cara memperbaiki pola hidup
dengan tidak terlalu sering terpapar langsung sinar matahari (Olver & Lorraine
2017).
B. ANATOMI FISIOLOGI
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5
cm, yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan. Kuat dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan
halus dibawahnya
- Sclera
- Kornea
- Koroid
- Iris
- Retina
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat
2015).
C. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk
aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
traansparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang
dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan
serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain
mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak
ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang
normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan
yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
D. MANIFESTASI KLINIS
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun - tahun, dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu
E. Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
1. Uji mata
2. Keratometri
5. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik,
2016).
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka
sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas,
kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak :
A. PENGKAJIAN
1. Aktifitas Istirahat
Perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan.
2. Neurosensori
Gangguan penglihatan kabur/tak jelas, sinar terang menyababkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa diruang gelap. Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar, perubahan kacamata,
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotofobia ( glukoma akut ).
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil
menyempit dan merah/mata keras dan kornea berawan (glukoma
darurat, peningkatan air mata.
3. Nyeri / Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau
tekanan pada atau sekitar mata, sakit kepala
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Katarak adalah suatu keadaan dimana mata menjadi keruh akibat adanya
penumpukan cairan atau pemecahan protein pada lensa mata yang mengakibatkan
pandangan menjadi kabur sehingga mengalami penurunan ketajaman penglihatan.
Banyak hal yang dapat menyebabkan katarak, namun pada kasus ini penulis
menyimpulkan bahwa penyebab yang mendasari pasien terkena katarak yaitu usia
pasien yang tua. Katarak merupakan penyakit yang dianggap biasa, namun
menurut Olver & Lorraine (2011, h. 72) katarak merupakan salah satu dari tiga
penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.
Berdasarkan pengkajian selama 3 hari terhadap pasien, penulis menegakkan 3
diagnosa pra dan pasca operasi. Diagnosa sebelum operasi yang penulis ambil
yaitu ansietas. Diagnosa tersebut ditegakkan berdasarkan data dan keluhan pasien.
Kecemasan yang dialami pasien sangat wajar karena pada pasien yang baru
pertama kali menjalani operasi memang mengalami fase tersebut. Diagnosa
keperawatan ansietas teratasi dibuktikan saat dikaji ulang pasien mengatakan lebih
tenang dan siap untuk menjalankan operasinya.
Diagnosa keperawatan pasca operasi yang penulis ambil yaitu nyeri akut dan
resiko infeksi. Nyeri akut merupakan diagnosa prioritas bagi pasien yang telah
menjalankan operasi, oleh karena itu penulis menjadikan masalah nyeri sebagai
prioritas masalah. Diagnosa nyeri akut teratasi dibuktikan pasien mengatakan nyeri
hilang dan wajah pasien tampak rileks. Diagnosa resiko infeksi ditegakkan karena
jenis operasi pada pasien memerlukan jahitan sehingga resiko terjadinya infeksi
lebih tinggi. Masalah resiko infeksi teratasi dibuktikan dengan infeksi tidak terjadi
dan tidak ada tanda gejala infeksi.
B. Saran