Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODEL PENGUATAN SOFT SKILLS DALAM

MEWUJUDKAN CALON GURU KEJURUAN PROFESIONAL BERKARAKTER

Wagiran, Sudji Munadi, dan Syukri Fathudin AW


FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: maswagiran@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model penguatan soft skills dalam mewujudkan
calon guru kejuruan profesional berkarakter. Penelitian dirancang dengan menggunakan
pendekatan Researchand Development selama dua tahun. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi kepala SMK, guru, mahasiswa, dan ahli pendidikan. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian meliputi hal-hal berikut ini. Pertama, rumusan model penguatan soft skills calon
guru difokuskan kepada dua mata kuliah utama, yakni pengajaran mikro dan PPL dengan model
integratif. Kedua, urgensi aspek hard skills dan soft skills berada dalam kategori baik/penting
dengan pencapaian rerata di atas rerata kriteria, dan pencapaian skor masing-masing 88,2%, dan
87,11%. Ketiga, kemampuan aspek hard skills dan soft skills berada dalam kategori baik/penting
dengan pencapaian rerata atas rerata kriteria,dan pencapaian skor masing-masing 72,81%, dan
74,11% dalam kategori cukup tinggi.

Kata Kunci: guru kejuruan profesional, soft skills

DEVELOPING SOFT SKILL ENRICHMENT MODEL TO PRODUCE


PROFESSIONAL VOCATIONAL TEACHER CANDIDATES WITH CHARACTER

Abstract
This study was aid at developing an enrichment model of softskills in producing professional
vocational teacher candidates wirh character. The study was a two-year research and development.
Subjects of the study were vocational school principals, teachers, students, and education experts.
Data were collected through observation, questionnaires, and documentation. Research results
included the following. First, formulations of the enrichment model are focused on two subjects:
micro-teaching, and integrated teaching practice. Second, the urgency of the hatd and soft skills
aspects are of the good/important level, above the average criterion. Third, competencies of the
hard and soft skill aspects are also of the good/important level, above the average criterion while
the achievement of 72.81% and 74.11% is of the satisfactory caregory.

Keywords: professional vocational teacher, soft skills

PENDAHULUAN dan soft skills dalam penyiapan tenaga


Berbagai penelitian (Kay, 2008; kerja dengan berbagai upayanya termasuk
Zamroni, 2009; Samani, 2007, Wagiran, pendidikan formal harus dilakukan.
2008) menunjukkan bahwa soft skills Namun demikian, dalam kenyataannya
memiliki peran strategis dalam menentukan banyak lembaga pendidikan yang belum
kesuksesan seseorang di dalam pekerjaan- menyadari pentingnya hal tersebut.
nya. Oleh karena itu, integrasi hard skills Penelitian yang dilakukan The Busi-

92
Wagiran, Sudji M., Syukri F.A.W.: Pengembangan Model...

ness Higher-Education Forum dan The dilatih ulang, serta memiliki dasar-dasar
Collegiate Employment Research Institute kemampuan luas, kuat, dan mendasar
at Michigan State University (www.dbcc. untuk berkembang di masa yang akan
cc.fl.us.htm) menunjukkan bahwa respons datang. Kay (2008) menganalisis
dari para pimpinan yang menyatakan perkembangan yang akan terjadi di abad 21
bahwa lulusan memiliki kemampuan dan mengidentifikasi kompetensi apa yang
teknis namun lemah dalam hal “soft diperlukan dan menjadi tugas pendidikan
skills”. Lebih lanjut dikemukakan: untuk mempersiapkan warga negara
"Students tend to think a high GPA and dengan kompetensi tersebut. Terdapat
a degree will guarantee career success, lima kondisi atau konteks baru dalam
but anyone in the work world knows kehidupan berbangsa, yang masing-masing
that only skills and character ensure memerlukan kompetensi tertentu. Kondisi
success. The GPA provides employers tersebut antara lain kondisi kompetisi global
with one indication that the student (perlu kesadaran global dan kemandirian),
can work hard and manage time well. kondisi kerjasama global (perlu
Students graduating with 3.0 will kesadaran global, kemampuan bekerja
pass the grade cut-off for most jobs. sama, penguasaan ITC), pertumbuhan
Some employers want to see a 3.5, informasi (perlu melek teknologi,
but not most. A few even become critical thinking & pemecahan masalah),
suspicious when the GPA gets beyond perkembangan kerja dan karier (perlu
the 3.6 range. A corporate recruiter critical thinking & pemecahan masalah,
sent me this note: “Our cutoff is 3.0. inovasi & penyempurnaan, dan, fleksibel
A 3.2 is really looked at no differently & adaptable), perkembangan ekonomi
from a 3.7". berbasis pelayanan jasa, knowledge
economy (perlu melek informasi, critical
Penanaman soft skills merupakan thinking dan pemecahan masalah). Oleh
aspek penting dalam menghasilkan lulusan karena itu, lembaga pendidikan harus
yang mampu bersaing dan berjaya dalam mempersiapkan siswa dengan kemampuan
pekerjaannya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran global, watak kemandirian,
kajian pola-pola integrasi soft skills dan kemampuan bekerjasama secara global,
hard skills dalam pembelajaran dengan kemampuan menguasai ITC, kemampuan
berbagai strateginya. melek teknologi, kemampuan intelektual
Perkembangan informasi dan yang ditekankan pada critical thinking
komunikasi, pesatnya perkembangan dan kemampuan memecahkan masalah,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta (7) kemampuan untuk melakukan inovasi
perubahan struktur ketenagakerjaan di & menyempurnakan, dan, (8) memiliki
era global memerlukan kualitas Sumber pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat
Daya Manusia (SDM) yang handal. fleksibel & adaptabel.
Kualitas yang dimaksud adalah SDM yang Selaras dengan berbagai rumusan di
mempunyai daya saing secara terbuka atas, survey yang penulis lakukan (Wagiran,
dengan negara lain, adaptif dan antisipatif 2008) menunjukkan bahwa sepuluh
terhadap berbagai perubahan dan kondisi besar kemampuan utuh yang diharapkan
baru, terbuka terhadap perubahan, mampu dunia kerja/industri meliputi aspek:
belajar bagaimana belajar (learning kejujuran, etos kerja, tanggungjawab,
how to learn), multi-skilling, mudah disiplin, menerapkan prinsip keselamatan

93
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 1, Mei 2014, Halaman 92 - 102

kerja, inisiatif dan kreativitas, kerjasama, hasilnya berturut-turut adalah soft skills
penyesuaian diri, percaya diri, dan dan hanya dua yang hard skills. Keempat,
toleransi. Jelas bahwa aspek-aspek soft Pink dalam bukunya “A Whole New
skills atau karakter kerja memiliki peran Mind” menyatakan bahwa “Soft skills
signifikan dalam menentukan keber- have become the source of economic
hasilan suatu usaha/industri maupun survival”. Kelima, psikolog David Mc
kesuksesan karyawan itu sendiri. Oleh Clelland berpendapat ”Faktor terkuat yang
karenanya menjadi penting mendesain berkontribusi terhadap kesuksesan para
proses pendidikan kejuruan yang mampu eksekutif adalah seluruhnya faktor soft
menumbuhkan karakter kerja sebagai skills, satu-satunya hard skills yang masuk
bagian integral kompetensi yang harus dalam daftarnya yaitu kemampuan berpikir
dimiliki lulusan. analitis. Keenam, Rinella Putri (Vibiznews-
Temuan ini selaras dengan kajian Human Resources) menyatakan bahwa
yang dilakukan Samani (2007) yang ”Komunikasi dan interpersonal skill
menemukan urutan kompetensi utama merupakan syarat terpenting untuk sukses
yang dibutuhkan industri yang meliputi: di profesi manapun”.
Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Akumulasi dari berbagai penelitian
Kerjasama, Memecahkan masalah, dan di atas, menuntut dunia pendidikan untuk
penguasaan bidang kerja. Selaras dengan mempersiapkan lulusannya yang bukan
hal tersebut, penelitian terbaru yang hanya siap pakai di dunia kerja namun
dilakukan Andreas (2007, dalam Samani, pula siap untuk meraih kesuksesan karir
2007) menunjukkan bahwa kompetensi di dunia manapun (kerja/usaha). Terlebih
utama yang diharapkan industri meliputi lagi di kalangan praktisi SDM, pendekatan
urutan: Jujur, Disiplin, Komunikasi, hard skills sudah mulai ditinggalkan.
Kerjasama, dan Penguasaan Bidang Studi. Menjadi tidak bermakna jika hardskills-
Berbagai penelitian lain makin me- nya bagus, tetapi softskills-nya buruk. Hal
nguatkan pentingnya soft skills dalam ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan
menentukan keberhasilan seseorang, kerja berbagai perusahaan yang juga
termasuk dalam hal ini lulusan SMK. mensyaratkan kemampuan soft skills,
Penelitian-penelitian tersebut sebagaimana seperti team work, kemampuan komu-
dikutip Heri Kuswara (antara lain sebagai nikasi, dan interpersonal relationship
berikut. Pertama, Harvard University dalam seleksi penerimaan karyawannya.
mengungkapkan bahwa kesuksesan karir Saat penerimaan karyawan, perusahaan
seseorang 80% ditentukan oleh softskills- cenderung memilih calon yang memiliki
nya sementara hanya sekitar 20% saja kepribadian lebih baik meskipun
ditentukan oleh hard skills. Kedua, pada hardskills-nya lebih rendah. Alasannya
Buku Lesson from The Top karya Neff sederhana, memberikan pelatihan kete-
dan Citrin (1999). Sepuluh kiat sukses rampilan jauh lebih mudah daripada
50 orang tersukses di Amerika, delapan pembentukan karakter. Bahkan kemudian
kriteria memuat soft skills sementara muncul tren dalam strategi penerimaan
hanya dua kriteria saja yang hard skills. karyawan yaitu untuk menghasilkan Right
Ketiga, survei dari National Association People - Right Job - Right Performance
of College and Employee (NACE), USA praktisi SDM senantiasa melakukan
(2002), kepada 457 pemimpin di Amerika, screening recruitment dengan prinsip
tentang 20 kualitas penting orang sukses, ”Recruit for Attitude, Train for Skill“.

94
Wagiran, Sudji M., Syukri F.A.W.: Pengembangan Model...

Penelitian yang dilakukan Harvard School mendesak dikaji guna menjamin kualitas
of Bussines, menunjukan bahwa ”Kemam- lulusan calon guru untuk mampu berjaya
puan dan keterampilan yang diberikan di dunia kerja.
di bangku perkuliahan, 90% adalah Studi pendahuluan dengan wawanca-
kemampuan teknis dan hanya 10% saja soft ra terbatas yang penulis lakukan terhadap
skills diberikan di bangku perkuliahan”. pengelola dan guru SMK di DIY menunjuk-
Bagaimana dengan perguruan tinggi? Fakta kan hal yang memprihatinkan. Soft skills
tersebut merupakan peringatan bagi dunia yang dimiliki calon guru paling tidak akan
pendidikan untuk tidak salah dalam menter- tercermin dari kinerja mahasiswa dalam
jemahkan kurikulum. Proses pembelajaran melakukan KKN-PPL. Beberapa pengelola
bukan hanya sekedar knowledge delivery KKN-PPL yang peneliti wawancarai
namun harus mampu mewujudkan maha- mengeluhkan menurunnya kualitas maha-
siswa yang kompeten baik intrapersonal siswa calon guru terutama dalam hal
maupun interpersonal. Peran dosen sebagai inisiatif, keberanian bertindak, disiplin
living example bagi mahasiswa merupakan dan keakraban dengan guru. Hal ini
faktor terpenting dalam mengimplemen- menunjukkan bahwa soft skills maupun
tasikan pendidikan soft skills. karakter yang dimiliki calon guru masih
Dalam lingkup penyiapan guru rendah. Oleh karenanya diperlukan upaya
kejuruan, pertanyan mendasar yang pemantapan soft skills agar mahasiswa
perlu ditekankan adalah seberapa baik tampil sebagai calon guru kejuruan yang
pembelajaran telah mempertimbangkan memiliki inisiatif tinggi, berani bertindak
integrasi secara seimbang soft skills dengan cepat dan cermat, disiplin, dan mampu
hard skills dalam upaya menghasilkan calon menjalin komunikasi dengan baik.
guru kejuruan profesional ber-karakter. Penelitian ini bermaksud menemukan
Oleh karenanya kajian berikut perumusan formula penguatan kompetensi calon guru
model penyiapan guru kejuruan secara utuh kejuruan. Melalui penelitian ini diharapkan
dengan penguatan soft skills mendesak keluhan pemakai lulusan terhadap me-
untuk dilakukan. Hal ini mengingat pula nurunnya soft skills calon guru dapat
kondisi di lapangan yang membutuhkan teratasi sekaligus dapat dihasilkan calon
guru-guru dengan kepribadian dan karakter guru dengan soft skills dan karakter hebat
yang kuat dalam mendidik siswa menjadi serta hard skills yang mantap. Hal ini sangat
lulusan yang siap kerja. penting mengingat peran soft skills dalam
Dalam konteks pendidikan kejuruan menentukan kesuksesan lulusan nantinya
dan penyiapan guru kejuruan, integrasi sebagai seorang guru kejuruan. Tanpa
soft skills maupun karakter dalam proses dimilikinya soft skills terpadu dengan
pendidikan memiliki peran strategis dalam hard skills mustahil dihasilkan guru
upaya menghasilkan lulusan dan calon guru kejuruan yang profesional berkarakter.
kejuruan profesional. Untuk menghasilkan Penelitian ini merupakan rangkaian
lulusan yang memiliki kompetensi concern atau research interest peneliti
utuh tentu dibutuhkan calon guru yang dalam mendalami pengembangan guru
memiliki soft skills handal disamping kejuruan baik tahap penyiapan, pengem-
hard skills yang mantap. Bagaimanakah bangan, maupun pengembangannya
gambaran soft skills calon guru kejuruan melalui professional development. Ber-
yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan bagai penelitian awal peneliti lakukan
tinggi selama ini? Pertanyaan tersebut terkait dengan profil guru kejuruan yang

95
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 1, Mei 2014, Halaman 92 - 102

dbutuhkan di abad 21 hingga meng- calon guru kejuruan. Akan dilakukan pula
hasilkan kesimpulan pentingnya soft kajian kinerja dan perumusan perangkat
skills dalam menunjang kinerja guru di uji kompetensi calon guru kejuruan.
eramendatang selaras dengan kemam-
puan hard skills yang mantap. Penelitian- METODE
penelitian lanjutan untuk mengkaji profil Penelitian ini merupakan penelitian
aktual guru SMK saat ini peneliti lakukan tahun kedua. Penelitian tahun pertama
dalam rangka mencari relevansi antara telah menghasilkan model penguatan soft
harapan dan kenyataan terhadap profil skills yang teruji secara teoretis dan siap
kompetensi guru SMK. diimplementasikan. Pada tahun kedua
Berbagai upaya pengembangan dilakukan penerapan model integrasi soft
model pembelajaran maupun media, skills dalam upaya menyiapkan guru ke-
peneliti kembangkan, guna merumuskan juruan profesional berkarakter. Penerapan
pola pengembangan guru terutama model dilakukan untuk menguji efektivitas-
menyangkut kinerja. Riset terbaru nya sehingga terbukti secara empiris.
yang peneliti lakukan (2010) adalah Penerapan model direncanakan dengan
pengembangan model penilaian kinerja action reseach. Selain diketahui efekti-
guru berikut upaya pengembangan profesi. vitasnya, melalui metode ini diharapkan
Sebagai kelanjutannya, upaya mening- akan dihasilkan cara atau formula pene-
katkan kualitas dan kinerja guru tidak rapan model yang terbukti efektif secara
akan berjalan optimal apabila penyiapan empiris. Pada pelaksanaan model ini
calon-calon guru tidak disiapkan secara dilakukkan pemantauan untuk mengetahui
optimal pula. Oleh karenanya penelitian efektivitasnya secara luas. Hasil pemantau-
ini dimaksudkan untuk memperbaiki an yang mengungkap efektivitas model
kualitas pendidikan dalam upaya meng- dianalisis, divalidasi dan direvisi untuk
hasilkan calon guru kejuruan yang menjadi produk akhir. Lokasi penelitian ini
profesional. Seiring dengan tuntutan adalah Fakultas Teknik UNY dan SMK di
karakter selaras dengan perkembangan DIY Bidang Keahlian Teknologi dan In-
abad 21, maka penelitian tentang soft dustri. Sumber data dalam penelitian ini di-
skills berikut pengembangannya hingga peroleh dari kajian-kajian literatur, kajian
dampak dan upaya pengembangan guru peraturan, dan informasi dari lapangan.
secara menyeluruh, sangat beralasan untuk Selanjutnya untuk mematangkan konsep
dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan model, dilakukan FGD. Dalam kegiatan
sebagi upaya awal dan jalan pembuka bagi ini peneliti mendatangkan pakar dan mitra
upaya kajian dan penelitian lanjut menuju sebagai nara sumber yang dapat memberi
terwujudnya guru kejuruan profesional tanggapan model.
berkarakter. Melalui penelitian ini di- Dalam upaya menghasilkan ran-
harapkan ditemukan model penguatan cangan model pemantapan soft skills calon
soft skills dalam upaya mewujudkan calon guru kejuruan, dilakukan workshop yang
guru profesional berkarakter. Penelitian melibatkan komponen-komponen nara
lanjutan yang akan dilakukan setelah pe- sumber: ahli pendidikan, kepala sekolah,
nelitian ini adalah penelitian tentang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
dampak penerapan model ini terhadap Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
pembentukan kompetensi calon guru kepala SMK, dan guru. Hasil rancangan
dan model pemantapan kompetensi utuh tersebut divalidasi dengan melibatkan para

96
Wagiran, Sudji M., Syukri F.A.W.: Pengembangan Model...

pakar terkait sebelum model penguatan Focus Group Discussion (FGD) dengan
soft skills calon guru kejuruan diujicobakan. kalangan guru dan dosen, serta validasi
Pada uji coba model, sumber data yang ahli. Model penguatan soft skills calon
terlibat dalam kegiatan ini meliputi: dosen, guru diilustrasikan pada Gambar 1.
guru, dan mahasiswa. Model penguatan soft skills calon
Data yang dikumpulkan dalam guru tersebut difokuskan kepada dua
penelitian ini adalah data kuantitatif dan matakuliah utama yaitu pengajaran mikro
kualitatif. Untuk mendapatkan data profil dan Praktek Pengalaman Lapangan PPL.
soft skills calon guru kejuruan dilakukan Asumsi penerapan model tersebut bahwa
dengan membagikan angket dan wawancara mahasiswa sebelum mengikuti pengajaran
terbatas dengan guru SMK khususnya mikro tersebut telah memiliki bekal yang
penanggungjawab program PPL dan cukup dan komprehensif bidang keahlian
pembimbing PPL di sekolah. Data profil soft (bidang studi) dan bidang kependidikan.
skills, pembekalan soft skills, validasi ahli, Proses pembelajaran pengajaran mikro
dan hasil ujicoba dianalisis secara deskriptif. dimulai dari pemantapan kompetensi
Data-data lain menyangkut kelayakan model baik aspek hard skills maupun aspek soft
secara teoritis dianalisis secara kualitatif. skills, dilanjutkan dengan mengajar ter-
bimbing. Proses berikutnya mahasisiwa
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN merencanakan dan melaksanakan pem-
Hasil penelitian tahun kedua adalah belajaran teman sejawat (peer teaching)
berupa model penguatan soft skills calon yang meliputi teori maupun praktek.
guru kejuruan. Model tersebut dirumuskan Selama pelaksanaan peer teaching dosen
berdasarkan hasil studi pendahuluan yang melakukan pengamatan, pembimbingan
diikuti dengan perumusan model awal, dan perekaman. Hasil rekaman tersebut

Gambar 1. Diagram Model Penguatan Soft Skills Calon Guru SMK

97
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 1, Mei 2014, Halaman 92 - 102

kemudian dijadikan bahan bagi dosen maupun paket penilaian akan sangat mem-
dan mahasiswa untuk melakukan refleksi bantu meningkatkan efektifitas pembela-
kompetensi yang dicapai baik aspek hard jaran dalam penyiapan calon guru kejuruan.
skills maupun soft skills. Proses tersebut
merupakan proses dialogis dan konfirmatif. Urgensi Aspek Hard skills
Mahasiswa dan dosen dapat saling berdiskusi Data urgensi aspek hard skills
dan mengomentari hasil rekaman tersebut. bagi calon guru SMK diperoleh melalui
Dosen menyiapkan lembar penilaian aspek angket dengan skala likert (lima alter-
hard skills dan soft skills, mengumpulkan natif jawaban) sejumlah 32 butir. Rincian
portofolio, dan membuat rekap peningkatan hasil analisis menunjukkan bahwa rerata
kompetensi. Melalui proses tersebut akan (mean) aktual yang dicapai berada di atas
tercipta pembelajaran partisipatif dan mean kriteria. Pencapaian skor dengan
konfirmatif, sehingga peningkatan kemam- membandingkan skor aktual dan skor mini-
puan mahasiswa dalam proses pembelajaran mum didapatkan angka sebesar 88,82%. Hal
diharapkan meningkat secara periodik. ini menunjukkan bahwa urgensi aspek hard
Tahap berikutnya adalah model skills berada di atas rerata, dan pencapaian
pembekalan PPL. Dalam proses pembe- skor menunjukkan kategori tinggi.
kalan perlu diintegrasikan penguatan aspek Apabila dilihat dari butir-butir aspek
hard skills maupun soft skills. Bahan-bahan hard skills, urgensi masing-masing aspek
pembekalan maupun proses pembekalan dapat dilihat pada Tabel 1.
perlu mengintegrasikan secara terpadu Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat
aspek-aspek hard skills maupun soft skills. dicermati bahwa aspek merencanakan pe-
Dengan demikian mahasiswa memiliki nilaian merupakan aspek yang amat pen-
wawasan yang cukup bahwa di lapangan ting bagi seorang guru, diikuti dengan
(SMK) nantinya penguasaan aspek soft penguasaan teknologi informasi dan ko-
skills merupakan aspek penting yang harus munikasi, penguasaan bidang keahlian,
dikembangkan disamping aspek hard skills. kemampuan merancang pembelajaran,
Dalam proses PPL di lapangan, mengembangkan sumber belajar, dan
proses pembimbingan perlu menginte- memahai karakteristik peserta didik.
grasikan berbagai aspek di sekolah baik
proses pembelajaran, iklim sekolah, Urgensi Aspek Soft Skills
maupun administrasi. Melalui proses Data urgensi aspek soft skills
tersebut diharapkan mahasiswa memiliki bagi calon guru SMK diperoleh melalui
pengetahuan dan wawasan apa yang angket dengan skala likert (lima alternatif
harus dikerjakan di SMK, sehingga dapat jawaban) sejumlah 69 butir. Diketahui
melakukan kegiatan dengan rencana dan bahwa rerata (mean) aktual yang dicapai
agenda yang matang. berada di atas mean kriteria. Pencapaian
Untuk memastikan pecapaian kom- skor dengan membandingkan skor aktual
petensi calon guru secara utuh perlu disusun dan skor minimum didapatkan angka
instrumen yang meliputi penguasaan aspek sebesar 87,11%. Hal ini menunjukkan
hard skills maupun soft skills. Penilaian bahwa urgensi aspek soft skills berada
yang ada saat ini perlu direvisi dengan pro- di atas rerata, dan pencapaian skor
sedur penilaian yang menempatkan secara menunjukkan kategori tinggi.
seimbang aspek hard skills maupun soft Urgensi masing-masing aspek soft
skills. Keberadaan panduan, bahan ajar skills ditampilkan pada Tabel 2.

98
Wagiran, Sudji M., Syukri F.A.W.: Pengembangan Model...

Tabel 1. Sepuluh Besar Urgensi Aspek Hard Skills


Skor
Tingkat Urgensi Aspek
Rata-Rata
1 Merencanakan penilaian 4,93
2 Memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi 4,85
3 Menguasai bidang studi teori 4,73
4 Menguasai materi pembelajaran 4,67
5 Menggunakan media dan alat pembelajaran 4,63
6 Menguasai bidang studi praktek 4,56
7 Mengelola kelas 4,56
8 Memilih/mengembangkan sumber belajar 4,53
9 Memahami karakteristik peserta didik 4,51
10 Mengelola pembelajaran teori 4,45

Tabel 2. Sepuluh Besar Urgensi Aspek Soft Skills


Skor
Tingkat Urgensi Aspek
Rata-Rata
1 Merencanakan penilaian 4,93
2 Memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi 4,85
3 Menguasai bidang studi teori 4,73
4 Menguasai materi pembelajaran 4,67
5 Menggunakan media dan alat pembelajaran 4,63
6 Menguasai bidang studi praktek 4,56
7 Mengelola kelas 4,56
8 Memilih/mengembangkan sumber belajar 4,53
9 Memahami karakteristik peserta didik 4,51
10 Mengelola pembelajaran teori 4,45

Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat angket dengan skala likert (lima alternatif
dicermati bahwa bahwa sikap kompetitif jawaban) sejumlah 32 butir. Rerata
dan sportif menempati posisi tertinggi (mean) aktual yang dicapai berada di atas
diikuti dengan kemampuan mendengarkan, mean kriteria. Pencapaian skor dengan
dan sikap positif. Kemampuan berpikir membandingkan skor aktual dan skor
sistem merupakan aspek penting bagi minimum didapatkan angka sebesar
calon guru SM, diikuti dengan kesopanan, 72,81%. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampaun memecahkan masalah, dan urgensi aspek hard skills berada di atas
mengelola resiko. Sikap berikutnya berupa rerata, dan pencapaian skor menunjukkan
keteladanan, tanggungjawab dan disiplin kategori cukup tinggi.
merupakan aspek penting yang perlu Penguasaan masing-masing butir
ditanamkan dalam diri calon guru. aspek hard skills ditampilkan pada Tabel
3 dan 4.
Penguasaan Aspek Hard skills Berdasarkan data pada Tabel 3 dan
Data penguasaan aspek hard skills 4 dapat dicermati bahwa kemampuan
bagi calon guru SMK diperoleh melalui menggunakan teknologi, melaksanakan

99
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 1, Mei 2014, Halaman 92 - 102

Tabel 3. Sepuluh Besar Aspek Penguasaan Hard Skills dengan Skor Tertinggi
Skor
Peringkat Aspek Rata- Rata
1 Menggunakan perangkat teknologi 3,91
2 Melaksanakan pembelajaran 3,88
3 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 3,88
4 Menguasai bidang studi teori 3,83
5 Menyusun RPP 3,83
6 Memanfaatkan teknologi pembelajaran 3,80
7 Menggunakan media dan alat pembelajaran 3,79
8 Menguasai bidang studi praktek 3,76
9 Mengelola pembelajaran praktek/praktikum 3,72
10 Melaksanakan penilaian 3,71

Tabel 4. Sepuluh Besar Aspek Penguasaan Hard Skills dengan Skor Terendah
Skor
Peringkat Aspek Rata- Rata
1 Menyusun administrasi pembelajaran 3,56
2 Merencanakan pembelajaran yang mendidik 3,57
3 Mengorganisasikan materi ajar 3,57
4 Menguasai metode pembelajaran 3,56
5 Memilih/mengembangkan sumber belajar 3,51
6 Melakukan inovasi pembelajaran 3,41
7 Mengolah materi menjadi menarik 3,41
8 Menyelenggarakan pembelajaran kontekstual 3,40
9 Membimbing diskusi 3,40
10 Memahami kurikulum 3,37

pembelajaran, penguasaan bidang studi, angka sebesar 74,80%. Hal ini menunjukkan
dan penggunaan media pembelajaran bahwa penguasaan aspek soft skills berada
menempati rangking tinggi sedangkan di atas rerata, dan pencapaian skor menun-
kemampuan mengembangkan metode jukkan kategori cukup tinggi.
pembelajaran, administrasi pembelajaran, Penguasaan masing-masing butir aspek
serta memahami kurikulum menunjuk- soft skills ditampilkan pada Tabel 5 dan 6.
kan aspek yang perlu mendapat perhatian Berdasarkan Tabel 5 dan 6, tampak
serius. bahwa aspek soft skills yang dominan
dimiliki oleh calon guru adalah keper-
Penguasaan Aspek Soft skills cayaan diri, sedangkan aspek yang dirasa
Data urgensi aspek soft skills bagi kurang adalah kemampuan mengemuka-
calon guru SMK diperoleh melalui angket kan gagasan-gagasan kreatif serta bahasa
dengan skala likert (lima alternatif jawaban) asing. Hal ini merupakan masukan
sejumlah 69 butir. Rerata (mean) aktual berharga bagi pengembangan kurikulum
yang dicapai berada di atas mean kriteria. di masa depan.
Pencapaian skor dengan membandingkan Penelitian telah merumuskan alter-
skor aktual dan skor minimum didapatkan natif model penguatan soft skills calon

100
Wagiran, Sudji M., Syukri F.A.W.: Pengembangan Model...

Tabel 5. Sepuluh Besar Aspek Penguasaan Soft Skills dengan Skor Tertinggi
Skor
Peringkat Aspek Rata- Rata
1 Ketenangan dan kepercayaan diri 4,28
2 Kemampuan berkomunikasi tertulis 4,27
3 Kesehatan dan stamina 3,99
4 Tanggungjawab 3,95
5 Kesopanan 3,93
6 Semangat kerja 3,93
7 Kerapihan penampilan diri 3,92
8 Kepatuhan terhadap aturan 3,92
9 Ketertiban 3,92
10 Keluwesan dan kesantunan berkomunikasi 3,92

Tabel 6. Sepuluh Besar Aspek Penguasaan Soft Skills dengan Skor Terendah
Skor
Peringkat Aspek Rata- Rata
1 Kewibawaan 3,60
2 Kemampuan mengarahkan/mendelegasikan 3,60
3 Berorientasi prestasi 3,59
4 Inovatif 3,56
5 Kepemimpinan 3,55
6 Kemampuan mengelola konflik 3,52
7 Berpikir kritis 3,49
8 Mengenal kondisi di luar lingkungan 3,47
9 Kemampuan mengemukakan gagasan-gagasan kreatif 3,41
10 Kemampuan bahasa asing 3,33

guru melalui pendekatan integratif. Model soft skills, penguasaan aspek hard skills,
ini tidak hanya diujukan untuk menguat- dan penguasaan aspek soft skills. Hasil
kan soft skills saja, namun dmeikian analisis menunjukkan bahwa urgensi
secara komprehensif dan terpadu me- aspek-aspek hard skills dan soft skills
ngembangkan secara seimbang hard memiliki skor di atas rerata dalam kategori
skills dan soft skills. Pengembangan dan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aspek-
implementasi model ini ditujukan untuk aspek tersebut sangat penting dalam upaya
meningkatkan efektifitas pembelajaran penyiapan calon guru kejuruan khususnya.
khususnya dalam upaya meningkatkan Peringkat urgensi masing-masing aspek
kesiapan calon guru dalam menjalankan merupakan masukan berharga dalam
tugas pokok dan fungsinya yaitu mengajar menentukan prioritas pengembangan hard
dan mendidik. skills maupun soft skills.
Hasil implementasi model di 11 Penguasaan aspek hard skills dan
SMK di DIY yang dilakukan terhadap soft skills menunjukkan skor di atas rerata
75 orang mahasiswa calon guru dapat dan pencapaian skor pada kondisi cukup
dicermati dari respon pembimbing tentang baik. Hal ini merupakan informasi berharga
urgensi aspek hard skills, urgensi aspek dalam upaya meningkatkan kembali kesiapan

101
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 44, Nomor 1, Mei 2014, Halaman 92 - 102

mahasiswa calon guru dalam melakuan masing-masing 72,81%, dan 74,11%


tugasnya. Aspek- aspek yang dirasa dalam kategori cukup tinggi.
unggul baik hard skills maupun soft skills
merupakan informasi penting dalam upaya DAFTAR PUSTAKA
merancang sistem pembelajaran yang Anonim. “ Soft Skills Training and
mampu mengakomodasi perkembangan Certification”. www.dbcc.fl.us.htm.
dan tuntutan dunia kerja era mendatang. Diunduh pada tanggal 3 Maret 2008.
Hal penting yang perlu mendapat Kay, K. 2008. “Preparing Every Child
perhatian adalah penguatan sistem pem- for the 21st Century”. APEC EdNet
belajaran maupun asessmen. Model yang – Xi’an Symposium Xi’an China,
dikembangkan telah mewadahi prinsip- January 17.
prinsip penilaian yang secara komprehen- Kuswara, H. Tanpa tahun. “Apapun Mata
sif memadukan hard skills dengan soft Kuliah Yang Diasuh Berikan Muatan
skills. Melalui penguatan asesmen tersebut Soft Skills di Dalamnya”. www.
diharapkan memberi dampak pula pada frieyadie.com.htm. Diunduh pada
penyiapan pembelajaran, pengembangan tanggal 3 Maret 2008.
sumber belajar, media, pengelolaan kelas Munadi, S. 2010. Pengembangan Model
dan lainnya. Penyiapan dan Penjaminan Mutu
Guru Pasca Sertifikasi. Laporan Pene-
SIMPULAN litian. UNY: Lembaga Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah Samani, M. 2007. Bahan Perkuliahan
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai ber- Program Doktor Pascasarjana UNY.
ikut. Pertama, rumusan model penguatan Wagiran. 2008. “Pengembangan Modul
soft skills calon guru tersebut difokuskan Pembelajaran Konstruktivistik Kon-
kepada dua matakuliah utama yaitu peng- tekstual Berbantuan Komputer
ajaran mikro dan Praktek Pengalaman La- (Modul Elektronik) pada Mata diklat
pangan PPL. Kedua, urgensi aspek hard Pemesinan”. Laporan Penelitian.
skills dan soft skills berada dalam kategori Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.
baik/penting dengan pencapaian rerata di Zamroni. 2009. “Kebijakan Peningkatan
atas rerata kriteria, dan pencapaian skor Mutu Sekolah di Indonesia”. Makalah.
masing-masing 88,2%, dan 87,11%. Disajikan dalam Seminar Nasional
Ketiga, kemampuan aspek hard skills dalam Rangka Dies Natalis Ke-
dan soft skills berada dalam kategori baik/ 45 Universitas Negeri Yogyakarta
penting dengan pencapaian rerata atas di Auditorium Universitas Negeri
rerata kriteria, dan pencapaian skor Yogyakarta 25 April 2009.

102

Anda mungkin juga menyukai