2 (2019) 26-33
p-ISSN 2337-4721
Abstract
This study aims to analyze the application of teaching factory program (TEFA) in improving
the quality of hard skills and soft skills. This research uses descriptive qualitative research
methods. This research was conducted with supported interview and documentation methods
related to the teaching factory program (TEFA) at SMK Model 1 Mejayan PGRI in
2018/2019 Academic Year. The results of the study stated that there was an increase in hard
skills and soft skills needed through character building, the potential of student or teacher
HR, interactions between teachers and students, students and students, students and parents,
self-control, and business spirit.
skill dan soft skill yang seimbang. terlibat, dengan tujuan yang sudah
Sarana dan prasarana di SMK dapat ditentukan dan dapat dilaksanakan.
digunakan dalam menunjang kegiatan Guru mempunyai tekad yang kuat serta
belajar mengajar (KBM) dan tanggung jawab yang besar
mendongkrak hard skill dan soft skill didalamnya.selain menjadi guru, guru
siswa dengan baik. Dengan demikian juga sebagai konsultan, assesor dan
akan memudahkan SMK Model PGRI 1 fasilitas serta bertanggung jawab baik
Mejayan menuju program Internasional moral atau moril terhadap siswanya
Industry Class. untuk menyampaikan ilmu yang
Program teaching factory (TEFA) berkualitas untuk siswa.
di SMK Model PGRI 1 Mejayan Selanjutnya, elemen teaching
memiliki standart keahlian yang factory (TEFA) adalah suatu rancangan
digunakan dalam pelaksanaan program tingkat belajar yang sesuai dengan
teaching factory (TEFA) serta kenyataan. Susunan terpenting dalam
dibutuhkan di dalam dunia industri. Di teaching factory (TEFA) diantaranya
dalam suatu pengembangan program adalah standar manajemen, standart
teaching factory (TEFA) siswa kurikulum, standart kemahiran siswa,
diharapkan ketika praktik, siswa alat peraga belajar, sarana dan
langsung terjun di program teaching prasarana, pendidik, penilaian prestasi
factory (TEFA) tersebut maka dilakukan belajar. Standart kemahiran SMK
sebuah penggolongan siswa sesuai Model PGRI 1 Mejayan yang
dengan kualitas akademis dan bakat ditingkatkan dalam teaching factory
atau minat. Maka, siswa memiliki (TEFA) adalah kemahiran-kemahiran
kualitas yang seimbang dan meningkat yang dipelukan dalam dunia bisnis
antara hard skill dan soft skill . industri. Dengan pengajaran yang
Penerapan program teaching berbasis kompetensi pada industri,
factory (TEFA) di SMK Model PGRI 1 dengan harapan siswa mampu untuk
Mejayan yaitu melakukan pembentukan menghadapi konsekuensi kebutuhan
manajemen dengan konsep organisasi apapun di dalam dunia industri.
manajemen produksi yang berskala Keahlian tersebut diakibatkan dari
kecil dan berada di kelas sesuai dengan timbal balik dalam menghadapi problem
konsep organisasi yang ada pada industri. Penggolongan siswa teaching
perusahaan. Peran siswa ada beberapa factory (TEFA) berdasarkan kualitas
tugas di dalamnya yaitu siswa yang akademis dan bakat atau minat.
diberi tugas masing-masing keahliannya Program teaching factory (TEFA)
dan diletakkan di bagian manajemen, merupakan suatu konsep pembelajaran
pemasaran, administrasi, dan bagian dan mengandung beberapa elemen
produksi. penting diantaranya memiliki standart
Faktor guru adalah dimana kemahiran yang digunakan dalam
seseorang yang mengetahui suasana di perencanaan program teaching factory
dalam ruangan kelas dan merupakan (TEFA) yang diinginkan di dalam dunia
sebuah sumber pengelola dikelas saat industri (Kuswantoro, 2014). Dengan
proses belajar, maka guru yang demikian siswa di SMK Model PGRI 1
mengetahui bagaimana dan tindakan Mejayan diharapkan siap untuk
apa saja yang perlu ditindak lanjuti. menghadapi tuntutan di dalam dunia
Teaching Factory (TEFA) memerlukan industry, penggolongan siswa melalui
ketelitian yang bagus dan cukup dari kualitas akademis dan bakat atau minat,
guru ataupun orang-orang sekitar yang sehingga siswa memiliki kualitas yang
30 |JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
e-ISSN 2442-9449 Vol.7. No.2 (2019) 26-33
p-ISSN 2337-4721
seimbang antara pelatihan dengan siswa sudah dibekali dari awal masuk di
keterampilan berfikir. Setiap orang SMK. Siswa sudah diarahkan menuju
memilikinya dan diterapkan baik di kemandirian yang bertujuan untuk
dunia kerja, dirumah, maupun di melatih berkomunikasi atau berinteraksi
lingkungan sekolah. Dengan dengan baik dengan orang-orang
mempunyai sebuah keterampilan sekitar. Penerapan bahasa asing sangat
berfikir , siswa akan mendapatkan diperlukan karena program kerjasama
modal untuk bisa mencari sebuah solusi dengan jepang setiap tahunnya berjalan
yang pernah dialami di kehidupannya. dan bertujuan untuk mengurangi angka
Manajemen sekolah yang pengangguran siswa setelah lulus
diterapkan di SMK Model PGRI 1 Dalam pembelajaran tersebut
Mejayan ialah konsep penerapan kecerdasan intelektual menjadi faktor
teaching factory (TEFA) yang keberhasilan akademik seseorang.
terpenting, karena manajemen tersebut Pembelajaran hard skill pada umumnya
sebagai penggerak kinerja institusi. menekankan pada aspek kognitif dan
Program perekrutan kerja sekolah psikomotorik.
mencakup 3 aspek yaitu penerapan Dengan demikian pola pembelajaran
ekstrakurikuler disesuaikan dengan hard skills tersebut dilaksnakan dalam
SDM siswa. Penerapan bisnis bersifat keadaan yang bertahap ( continues
menyeluruh dan berjalan dengan process), sehingga hasil akhir yang
seimbang yang bertujuan untuk diterapkan ada tiga tahap yaitu sebelum,
mensejahterakan sekolah. Konsep selama dan sesudah pembelajaran atau
penerapan sekolah harus meliputi measure ongoing performance. Model
kebutuhan atau wadah di sekolah serta evaluasi di SMK Model PGRI 1
penerapannya dapat dijangkau dengan Mejayan ini bertujuan untuk
tujuan untuk meningkatkan dan mendapatkan informasi secara bertahap
memajukan bisnis di sekolah. tentang peningkatan siswa dari sisi
Manajemen sekolah yang kognitif dan skill.
dibentuk di SMK Model PGRI 1 Ada berbagai hal yang harus
Mejayan yaitu pembentukan karakter diperhatikan dalam keseimbangan hard
dimulai sejak kelas X sampai dengan skill dan soft skill siswa yaitu harus
kelas XII yang bertujuan untuk adanya komunikasi yang baik antara
meningkatkan hard skill siswa.Setiap guru dan siswa, mendidik siswa dengan
tahunnya pembentukan karakter tetap pendidikan karakter yang baik,
berjalan yang bertujuan untuk melatih mengkondusifkan ruangan kelas untuk
siswa mengenali dan memahami mencegah hal-hal yang membuat siswa
karakter masing-masing. Dengan menjadi down ketika KBM, guru harus
demikian jika siswa diterjunkan di selalu menghargai pendapat siswa
dunia industri atau di dunia bisnis siswa karena dengan hal tersebut potensi
sudah dibekali dengan karakter yang siswa untuk aktif di kelas akan terus
cukup matang dan bagus. muncul dengan sendirinya.
Penerapan bahasa asing yang Program teaching factory
diterapkan sejak kelas X hingga kelas (TEFA) yang dijalankan di SMK Model
XII bertujuan untuk mengembangkan PGRI 1 Mejayan sebagai upaya untuk
soft skill siswa dalam berkomunikasi menunjang hard skill dan soft skill
dengan baik terhadap guru maupun siswa. Program ini dapat mengurangi
terhadap sesama siswa. Dengan angka pengangguran siswa jika setelah
demikian mental dan rasa percaya diri lulus nanti. Siswa di SMK Model PGRI
31 |JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
e-ISSN 2442-9449 Vol.7. No.2 (2019) 26-33
p-ISSN 2337-4721
33 |JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro