DISUSUN OLEH
SULKARNAEN
202079040
UNIVERSITAS PAPUA
Pemodelan distribusi atau sebaran perjalanan (Trip Distribution Mode) merupakan suatu tahapan
pemodelan yang memperkirakan distribusi jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona assal (origin,
i) menuju ke suatu zona tujuan (destination, j)
Model seberan perjalanan juga melibatkan proses kalibrasi persamaan-persamaan yang akan
menghasilkan seakurat mungkin hasil model terhadap hasil observasi lapangan dari pola pergerakan asal
dan tujuan lalu lintas.
1. Data pola pergerakan/perjalanan asal-tujuan antar zona sebagai jumlah arus lalu lintas, yang dapat
berupa kendaraan, penumpang atau barang.
2. Matriks interzonal transport impedance (jarak, waktu atau biaya).
3. Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah pergerakan untuk setiap kategori transport impedance.
Data Distribusi Perjalanan
Home interview survei dan survei lalu lintas lainnya (O-D survey dan traffic counting survey) akan
menghasilkan pola lalu lintas (base year) antar zona-zona dalam daerah studi dimana survei-survei
ini juga akan memberikan jumlah pergerakan inter-zona dan intra-zona.
Jumlah pergerakan inter-zona tersebut dapat dijadikan data untuk menggambarkan pola sebaran
perjalanan yang terjadi.
Jumlah arus pergerakan dinyatakan dalam matrik pergerakan atau matrik asal tujuan (MAT) atau O-
D matrix.
MAT di susun sebagai matrik 2 dimensi dengan jumlah baris dan kolam disesuaikan dengan
jumlah zona yang diamati
Zona Asal (i) terlihat sebagai Baris dari matriks Yang menjelaskan sejumlah perjalanan
berasal dan Zona Tujuan (j) terlihat dari kolom dari matriks yang menyatakan kemana
sejumlah perjalanan didistribusikan.
Jumlah lalu lintas antara zona I dan zona j dinyatakan dengan Tji dan terlihat terlihat masing
–masing Kotak dalam MAT. Total trip production dan trip attraction dapat di hasilkan dari
informasi MAT. Untuk setiap zona asal , jumlah pergerakan dalam satu garis akan menghasilkan
total trip production pada suatu zona tertentu dan jumlah kolom akan menghasilkan trip
attraction untuk zona tersebut.
Sel Matrik Asal Tujuan
Jumlah arus lalu lintas (kendaraan, penumpang dan barang) diperoleh dari hasil survei.
Perkiraan jumlah perjalanan yang terjadi dihubungkan dengan data saat ini dengan faktor
pertumbuhan arus lalu lintas.
Terdapat beberapa metode matematik-statistik untuk mendapatkan MAT yang akan datang.
Matrik Transport Impedance
Informasi lain yang perlu tersedia untuk pemodelan distribusi perjalanan adalah :
n (transport
impedance)
200
700 2 300
1 300
300
4
240
450 300 400 400
200 300
300 500
3 460 5 600
300 6
400 200
Tujuan
1 2 3 4 5 6
(ke) Total
Asal (dari)
1440
1 200 700 300 --- 240 ---
1200
2 300 200 --- 300 400 ---
1260
3 450 --- 350 --- 460 ---
Model faktor pertumbuhan adalah pendekatan pemodelan distribusi perjalanan yang paling
sederhana dengan persamaan umum sebagai berikut :
Tij = Qij ´ E
E = faktor pertumbuhan
dimana :
Ei = Ti / Qi, dan Ej = Tj / Qj
Jika model ini digunakan, total future trip akan dihasilkan tidak sama seperti yang dihasilkan
dari tahapan bangkitan perjalanan yaitu Ti = Ti(g)
1. Distribusi perjalanan dari suatu zona pada waktu yang akan datang proporsional dengan
distribusi perjalanan pada waktu sekarang.
2. Distribusi perjalanan dimodifikasi dengan faktor pertumbuhan dari zona kemana perjalanan
tersebut berakhir.
Modifikasi tersebut memperhitungkan lokasi zona yang berkaitan dengan zona lainnya. Faktor
pertumbuhan akhir (final) yang akan digunakan didapat dengan cara coba-coba (iterasi).
- Model Uniform
- Semua daerah dianggap mempunyai tingkat bangkitan atau tarikan yang seragam
Total bangkitan sama dengan total tarikan.
Hanya dapat digunakan untuk daerah kajian yang tingkat pertumbuhannya merata
di seluruh wilayahnya.
-
Model Average
Asumsi Dasar
Menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk setiap zona yang dapat
dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan bangkitan lalu lintas
Metode rata-rata menghasilkan sebaran perjalanan karena besarnya perbedaan
tidak tersebar secara acak tetapi tergantung nilai tingkat pertumbuhan.
Zona dengan nilai pertumbuhan yang lebih rendah dari tingkat pertumbuhan
global akan menghasilkan nilai yang lebih besar dari perkiraan.
1. Distribusi perjalanan dari suatu zona pada waktu yang akan datang proporsional dengan
distribusi perjalanan pada waktu sekarang.
2. Distribusi perjalanan dimodifikasi dengan faktor pertumbuhan dari zona kemana perjalanan
tersebut berakhir.
Modifikasi tersebut memperhitungkan lokasi zona yang berkaitan dengan zona lainnya. Faktor
pertumbuhan akhir (final) yang akan digunakan didapat dengan cara coba-coba (iterasi).
Ei ti1 E
i 1
d1
ti2
L Ld ti3 2 E
Tid tid Ei Ed i
2 d2
N
tik
N
tdk 3 E
k i k i
Li N
, Ld N d3
Ek tik Ek tdk
k i k i
CONTOH ANALISA
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 20 40 50 60 170 340 2
ASAL
HASIL PENGULANGAN KE 1
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 20 40 50 60 170 340 2 0.4348
ASAL
Iterasi ke-1
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 16.64 110.78 84.65 151.62 363.6866 340 0.935 1.0010
ASAL
Iterasi ke-12
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 15 93 97 136 340 340 1.000 1.0001
ASAL
TUJUAN TUJUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 20 40 50 60 1 15 93 97 136
Hasil Hitungan
2 40 30 100 50 2 16 38 104 62
ASAL
ASAL
3 60 30 20 90 3 63 97 55 284
4 80 70 60 40 4 106 283 205 157
METODE DETROIT
Persamaan Umum :
Ei⋅Ed
Tid = tid
[ E ]
Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur dengan coba-coba dan iterasi sehingga total
trip production dan trip attraction mendekati untuk faktor koreksi yang kecil (5 atau 10 %)
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 20 40 50 60 170 340 2
ASAL
CARA HITUNG
E1 E 1
T 11 =t 11 [ ] [ ]
E
=20
2×1
2, 15
=18 , 6
E1 E 2
T 12=t 12 [ ] [ ]
E
= 40
2×3
2 ,15
=111 ,63
.. .
.. .
.. .
HASIL PERHITUNGAN PENGULANGAN KE 1
Iterasi 1
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 18.60 111.63 93.02 149.02 372.28 340 0.913293
2 18.60 41.86 93.02 62.09 215.58 220 1.020496
ASAL
Iterasi 10
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 15 92 97 136 340.00 340 1.0
ASAL
TUJUAN TUJUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 20 40 50 60 1 15 92 97 136
Hasil Hitungan
2 40 30 100 50 2 16 38 105 61
ASAL
ASAL
3 60 30 20 90 3 63 97 54 285
4 80 70 60 40 4 105 283 204 158
METODE FURNESS
Metode ini paling sering digunakan di Inggris yang juga termasuk metode iterasi.
Metode ini berdasarkan estimasi faktor pertumbuhan (growth factor) untuk produksi
perjalanan dan tarikan perjalanan, yaitu dua buah faktor pertumbuhan untuk setiap
zona.
Faktor pertumbuhan (growth factor) tersebut diaplikasikan pada baris dan kolom MAT
untuk mendapatkan perjalanan masa depan.
Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur dengan coba-coba dan iterasi sehingga
total produksi perjalanan dan tarikan perjalanan mendekati untuk faktor koreksi yang
kecil (5 atau 10 %)
Suatu daerah studi terdiri dari 4 zone : A, B, C dan D. Distribusi bangkitan perjalanan
dan tarikan perjalanan dijelaskan sebagai berikut:
A 2 1 B
1 50 05 3
1D 8 2 C 2
5 004 3 00 0
0 0 0 0
0 00 0 0
0 0 0
0 0
Untuk 5 tahun yang akan datang, diperkirakan bangkitan perjalanan naik menjadi : zone
A = 3 x, zone B = 2,5 x, zone C = 2 x dan zone D = 1,6 x; sedangkan tarikan perjalanan dari
masing-masing zona naik menjadi : zone A = 1,2 x, zone B = 1,5 x, zone C = 3 x dan zone
D = 2,4 x. Tentukan distrbusinya 5 tahun y.a.d !
TUJUAN
A B C D Total
A - 360.96 1762.5 431.46 2554.92
ASAL
Ketelitian
Ketelitian 5 % : iterasi dihentikan apabila = 0,95 < faktor koreksi < 1,05
Ketelitian 10 % : iterasi dihentikan apabila = 0,90 < faktor koreksi < 1,10
Catatan
1. Metode analog mudah dimengerti dan hanya memerlukan data MAT sekarang dan angka
faktor pertumbuhan zona di masa yang akan datang.
3. Jika digunakan pada wilayah studi yang stabil memungkinkan untuk mendapatkan hasil
dengan tingkat ketepatan tinggi.
5. Diperlukan jumlah zona yang konsisten, sehingga perlu adanya manipulasi guna
mengantisipasi adanya pertumbuhan zona baru di masa yang akan datang.
6. Jika ditemukan pergerakan antar zona adalah 0, maka tidak dimungkinkan untuk
meramalkan pergerakan yang akan datang.
7. Pergerakan intrazona tidak dapat detail karena dapat meningkatkan galat dan
membutuhkan jumlah pengulangan yang semakin banyak.