0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan2 halaman
Identitas nasional merupakan konstruksi sosial, politik, dan sejarah yang terbentuk melalui interaksi sosial dan proses institusional seperti pendidikan. Konstruksi identitas penting untuk mempertahankan keberadaan suatu bangsa dan membangun keunggulannya. Dimensi-dimensi identitas nasional meliputi psikologis, budaya, sejarah, teritorial, dan politik.
Identitas nasional merupakan konstruksi sosial, politik, dan sejarah yang terbentuk melalui interaksi sosial dan proses institusional seperti pendidikan. Konstruksi identitas penting untuk mempertahankan keberadaan suatu bangsa dan membangun keunggulannya. Dimensi-dimensi identitas nasional meliputi psikologis, budaya, sejarah, teritorial, dan politik.
Identitas nasional merupakan konstruksi sosial, politik, dan sejarah yang terbentuk melalui interaksi sosial dan proses institusional seperti pendidikan. Konstruksi identitas penting untuk mempertahankan keberadaan suatu bangsa dan membangun keunggulannya. Dimensi-dimensi identitas nasional meliputi psikologis, budaya, sejarah, teritorial, dan politik.
Identias pada dasarnya merupakan sebuah konstruksi sosial, politik dan
sejarah. Konstruksi ini terjadi baik melalui interaksi sosial maupun terjadi melalui proses-proses yang bersifat institusional seperti pendidikan dan lain sebagainya. Selain itu identitas nasional juga dikonstruksi sebagai bentuk resistensi terhadap pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar komunitas. Identitas nasional juga dapat konstruksi sebagai sebuah proyek politik seperti program-program penataran P4 yang terjadi pada era Orde Baru.
pada era globalisasi ini konstruksi identitas nasional memegang peranan
penting untuk menjamin keberlangsungan keberadaan atau eksistensi suatu bangsa dan mengembangkan bangsa itu menjadi unggul. Di Amerika Serikat dan Jepang usaha mengkonstruksi identitas nasional dilakukan dengan jalan mengembangkan kebanggaan generasi muda terhadap sejarah bangsanya.
Di Indonesia konstruksi identitas nasional mulai berkembang sejak zaman
pergerakan nasional. Pada masa itu “self” digambarkan sebagai masyarakat Indonesia yang bersatu padu untuk melawan penjajahan Belanda sebagai “the other”. Ketika kemerdekaan telah dicapai terjadi perkembangan yang menarik. “Self” digambarkan sebagai bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri, berdikari atau mandiri, sedang “the other” digambarkan sebagai kekuatan neo kolonialisme dan imperialisme atau nekolim. Pada masa pemerintahan Orde Baru, konstruksi identitas nasional mengalami perubahan secara mendasar. “Self” digambarkan sebagai bangsa berkembang atau development country, sedang “the other” digambarkan sebagai ideologi sosialis-komunis yang anti pembangunan dan anti agama. Dalam konteks ini, kekuatan Barat yang pada masa Soekarno ditempatkan sebagai kekuatan neo kolonialisme dan imperialisme atau nekolim, pada masa Orde Baru digambarkan sebagai sahabat dan pembimbing bagi kemajuan Indonesia.
B. Dimensi-Dimensi Identitas Nasional
Dimensi-dimensi identitas nasional yang akan dibahas dalam bagian ini
mencakup dimensi psikologis, budaya, sejarah, teritori dan politik. Dimensi psikologis muncul dari kesadaran pembentukan sebuah kelompok yang didasarkan pada kedekatan yang meyatukan semua orang yang merasa memiliki bangsa. Perasaan ini biasanya bersfiat laten yang muncul pada saat adanya konfrontasi eksternal dan internal.
Dimensi budaya berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, adat
istiadat, kesepakatan-kesepakatan, kebiasaan-kebiasaan, bahasa dan praktek- praktek yang diteruskan kepada anggota-anggota baru yang menerima buday dari sebuah bangsa. Proses identifikasi dengan sebuah budaya yang spesifik menghasilkan sebuah penanaman emosional yang kuat yang dapat menumbuhkan ikatan solidaritas antara anggota komunitas yang mengakui satu sama lainnya sebagai sesama warga bangsa.
Dimensi historis berkaitan dengan kebanggaan warga bangsa terhadap akar-
akar sejarah dan pada umumnya mengiterpretasikan akar-akar sejarah tersebut sebagai sebuah tanda ketahanan, kekuatan dan superioritas bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya.
Dimensi teritori berkaitan dengan wilayah yang menjadi tanah tumpah darah bagi semua warga bangsa. Dalam teritori ini semua anggota warga bangsa melakukan interaksi dan kegiatan-kegiatan ekonomi
Dimensi politik berkaitan dengan bagaaimana para penyelenggara negara