Anda di halaman 1dari 2

A.

Identitas Sebagai Sebuah Konstruksi

Identias pada dasarnya merupakan sebuah konstruksi sosial, politik dan


sejarah. Konstruksi ini terjadi baik melalui interaksi sosial maupun terjadi melalui
proses-proses yang bersifat institusional seperti pendidikan dan lain sebagainya.
Selain itu identitas nasional juga dikonstruksi sebagai bentuk resistensi terhadap
pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar komunitas. Identitas nasional juga dapat
konstruksi sebagai sebuah proyek politik seperti program-program penataran P4 yang
terjadi pada era Orde Baru.

pada era globalisasi ini konstruksi identitas nasional memegang peranan


penting untuk menjamin keberlangsungan keberadaan atau eksistensi suatu bangsa
dan mengembangkan bangsa itu menjadi unggul. Di Amerika Serikat dan Jepang
usaha mengkonstruksi identitas nasional dilakukan dengan jalan mengembangkan
kebanggaan generasi muda terhadap sejarah bangsanya.

Di Indonesia konstruksi identitas nasional mulai berkembang sejak zaman


pergerakan nasional. Pada masa itu “self” digambarkan sebagai masyarakat Indonesia
yang bersatu padu untuk melawan penjajahan Belanda sebagai “the other”. Ketika
kemerdekaan telah dicapai terjadi perkembangan yang menarik. “Self” digambarkan
sebagai bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri, berdikari atau mandiri, sedang “the
other” digambarkan sebagai kekuatan neo kolonialisme dan imperialisme atau
nekolim. Pada masa pemerintahan Orde Baru, konstruksi identitas nasional
mengalami perubahan secara mendasar. “Self” digambarkan sebagai bangsa
berkembang atau development country, sedang “the other” digambarkan sebagai
ideologi sosialis-komunis yang anti pembangunan dan anti agama. Dalam konteks ini,
kekuatan Barat yang pada masa Soekarno ditempatkan sebagai kekuatan neo
kolonialisme dan imperialisme atau nekolim, pada masa Orde Baru digambarkan
sebagai sahabat dan pembimbing bagi kemajuan Indonesia.

B. Dimensi-Dimensi Identitas Nasional

Dimensi-dimensi identitas nasional yang akan dibahas dalam bagian ini


mencakup dimensi psikologis, budaya, sejarah, teritori dan politik.
 Dimensi psikologis muncul dari kesadaran pembentukan sebuah kelompok
yang didasarkan pada kedekatan yang meyatukan semua orang yang merasa
memiliki bangsa. Perasaan ini biasanya bersfiat laten yang muncul pada saat
adanya konfrontasi eksternal dan internal.

 Dimensi budaya berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, adat


istiadat, kesepakatan-kesepakatan, kebiasaan-kebiasaan, bahasa dan praktek-
praktek yang diteruskan kepada anggota-anggota baru yang menerima buday
dari sebuah bangsa. Proses identifikasi dengan sebuah budaya yang spesifik
menghasilkan sebuah penanaman emosional yang kuat yang dapat
menumbuhkan ikatan solidaritas antara anggota komunitas yang mengakui
satu sama lainnya sebagai sesama warga bangsa.

 Dimensi historis berkaitan dengan kebanggaan warga bangsa terhadap akar-


akar sejarah dan pada umumnya mengiterpretasikan akar-akar sejarah tersebut
sebagai sebuah tanda ketahanan, kekuatan dan superioritas bila dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lainnya.

 Dimensi teritori berkaitan dengan wilayah yang menjadi tanah tumpah darah
bagi semua warga bangsa. Dalam teritori ini semua anggota warga bangsa
melakukan interaksi dan kegiatan-kegiatan ekonomi

 Dimensi politik berkaitan dengan bagaaimana para penyelenggara negara


dipilih, lalu kemudian memerintah.

Anda mungkin juga menyukai