Anda di halaman 1dari 10

Nama: Mochammad Buchori Bimo Eka Putra(21)

Kelas: X TFLM 3

Kerajaan kerajaan Bercorak Islam

1.Kerajaan Samudera Pasai

 Raja raja yang pernah memimpin


1). Sultan Malik Al-Saleh
2). Sultan Muhammad Az-Zahir
3). Sultan Muhammad Malik Az-Zahir
 Wilayah kerajaan
Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih
di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia
 Kemajuan
Pada tahun 1267, Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Meurah Silu dengan gelar Sultan
Malik Al-Saleh. Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berhasil menguasai Selat
Malaka yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah
satu komoditas ekspor utamanya. Selain lada, Kerajaan Samudera Pasai juga mengekspor sutra
dan kapur barus.
Pada tahun 1326, tahta kerajaan diteruskan oleh Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Di masa
pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai terkenal sebagai kerajaan dagang yang maju. Di
tempat ini, banyak dijumpai pedagang dari India dan Cina yang membeli rempah-rempah,
terutama lada.
 Kemunduran
Pada tahun 1521 di bawah pimpinan Sultan Zain Al-Abidin, Portugis menyerang kerajaan ini
karena iri dengan kemajuan dagang mereka yang begitu pesat. Angkatan perang Portugis yang
lebih kuat, akhirnya mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Samudera Pasai.
Keadaan kerajaan yang melemah ini, kemudian dimanfaatkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah,
raja Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai. Pada tahun
1524, akhirnya Kerajaan Samudra Pasai dimasukkan ke dalam wilayah Kerajaan Aceh
Darussalam.

2. Kerajaan Peurlak

 Raja raja yang pernah memimpin


1). Sultan Marhum ‘Alauudin Sayyid Maulana ‘Abdul ‘Aziz Syah
2). Sultan ‘Alauddin Sayyid Maulana ‘Abdurrahim Syah
3). Sultan Marhum ‘Alauddin Sayyid Maulana ‘Abbas Syah
 Wilayah Kerajaan
Kesultanan Peureulak / Perlak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar
wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh
 Kemajuan
Masa kejayaan kerajaan ini berhasil didapatkan pada masa pemerintahan Muhammad Amin Syah
Johan Berdaulat II. Kerajaan ini mampu berkembang terutama di bidang pendidikan Islam dan
dakwah Islamiah.
Pada masa ini juga, raja mengawinkan dua putrinya dengan pangeran dari Kerajaan Samudera
Pasai, yakni Putri Ganggang Sari dan Putri Ratna Kumala sehingga mendorong kesejahteraan
kesultanan ini. Selain itu, Kesultanan Perlak sangat tenar di kalangan para pedagang Arab dan
non-Arab terutama Bandar Khalifah. Bandar Khalifah telah menjadi pelabuhan penting dan
tempat persinggahan mereka dalam perjalanan ke Cina atau balik ke Asia Barat.
 Kemunduran
Kerjaan Perlak runtuh karena mengalami kemunduran. Diketahui, anggota keluarga kerajaan
saling berebut kekuasaan pemerintahan sehingga membuat ketidakstabilan.
Para pedagang yang melihat hal itu akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempat lain, yakni
Pasai. Akhirnya kerajaan runtuh dan berganti menjadi Kerajaan Samudera Pasai.
3. Kerajaan Aceh Darussalam

 Raja-raja yang pernah memimpin


Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja pertama dalam sejarah Kerajaan Aceh -Sultan Salahudin
-Sultan Alaudin Syah
-Sultan Iskandar Muda
-Sultah Iskandar Thani,
 Wilayah Kerajaan
Wilayah kekuasaanya terbentang mulai dari Deli Serdang, sampai daerah Semenanjung Malaka
 Masa Kejayaan
Masa kejayaan Kesultanan Aceh terjadi pada kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada 1607-
1636. Aceh berhasil menaklukan Wilayah Pahang, karena wilayah tersebut merupakan sumber
utama timah. Selanjutnya pada 1629, Kesultanan Aceh melakukan perlawanan, dengan
menyerang Portugis di wilayah Malaka. Upaya ini dilakukan untuk melakukan perluasan
dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu.
 Masa kemunduran
Akhir riwayat Aceh Darussalam ditandai dengan kekalahan dalam Perang Aceh. Sultan
Muhammad Daud (sultan terakhir Aceh) menyerahkan diri kepada Belanda yang telah
mengibarkan bendera perang sejak 26 Maret 1873.
4. Kerajaan Demak

 Raja-raja yang pernah memimpin


1. Raden Fatah 1500-1518
2. Pati Unus 1518-1521
3. Sultan Trenggono 1521-1546
 Wilayah Kerajaan
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara
(dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi bagian kota Demak di Jawa
Tengah.
 Masa Kejayaan
Puncak kejayaannya ada pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Beliau dan pasukannya
telah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa (Jakarta), beberapa wilayah lain juga berhasil
dikuasai seperti Surabaya, Malang, Pasuruan, Madiun, Tuban, dan Blambangan (kerajaan Hindu
terakhir di Jawa).
 Masa Kemunduran
Keruntuhan kesultanan Demak mulai terlihat setelah gugurnya Sultan Trenggono, dimulai dari
para calon raja yang mengalami pertikaian. Seperti Sunan Prawoti, putra Sultan Trenggono, dan
Arya Penangsang (putra pangeran Sekar Ing). Pertikaian berlangsung sengit, setelah Sunan
Prawoto tega membunuh adik tiri Sultan Trenggono.
Pada tahun 1554 terjadilah pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang Jaka Tingkir
(Hadiwijaya) untuk merebut kekuasaan Demak dari Arya Penangsang. Dalam peristiwa ini Arya
Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Jaka Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya
Penangsang sebagai raja Demak kelima, maka berakhirlah era Kesultanan Demak.

5. Kerajaan Mataram Islam

 Raja-raja yang pernah memimpin


1). Panembahan Senopati (Sutawijaya)
2). Mas Jolang
3). Sultan Agung
 Wilayah Kekuasaan
Adapun, wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat
 Masa Kejayaan
Masa kejayaan berhasil didapatkan saat Sultan Agung Hanyokrokusumo menjabat menjadi raja.
Ia diketahui berhasil menyatukan pulau Jawa dengan mendudukkan raja-raja lainnya.
 Masa Kemunduran
Runtuhnya kerajaan Mataram Islam dikarenakan hubungan dengan para kolonial Belanda atau
VOC yang tidak baik. Diketahui, Belanda mulai menguasai sebagian besar wilayah kerajaan
Mataram saat Raja Amangkurat II memimpin. Hal ini pun membuat rakyat menderita karena
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Belanda.

6. Kerajaan Banten

 Raja-raja yang pernah memimpin


1). Sultan Ageng Tirtayasa
2). Sultan Hassanudin
3). Maulana Yusuf
4). Pangeran Ratu
 Wilayah Kerajaan
Kerajaan Banten terletak di provinsi Banten. Wilayah kerajaan ini meliputi bagian barat Pulau
Jawa, seluruh bagian Lampung dan sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat. Hal ini yang
menjadikan Kerajaan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melewati
Selat Sunda.
 Masa Kejayaan
Saat berada dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mengalami perkembangan
pesat, membangun armada dan menjadi bandar perdagangan serta pusat penyebaran agama Islam
sebab letak lalu lintas perdagangan sangat strategis dan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
membuat para pedagang Islam tidak lagi pergi ke Selat Malaka akan tetapi berpindah ke Banten
dan Banten juga menjadi pengekspor lada yang sangat penting.
Banten lalu semakin maju sebab dikunjungi oleh banyak pedagang Arab, Persia, Gujarat, Cina,
Turki dan beberapa pedagang lainnya.
 Masa Kemunduran
Kerajaan Banten kemudian mulai mengalami kemunduran yang bermula dari perselisihan Sultan
Ageng dengan putra beliau yakni Sultan Haji karena perebutan kekuasaan. VOC lalu memakai
keadaan tersebut dengan cara memihak Sultan Haji dan membuat Sultan Ageng bersama dengan
2 orang puteranya yang lain yakni Pangeran Purbaya serta Syekh Yusuf harus mundur menuju
pedalaman Sunda.
Setelah itu terpilih Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya untuk menggantikan Sultan Haji dan
kemudian digantikan kembali oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin. Pada tahun
1808 sampai dengan 1810, Gubernur Hindia Belanda melakukan penyerangan ke Banten di masa
pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin. Penyerangan ini
terjadi karena Sultan tidak mau menuruti permintaan Hindia Belanda karena ingin memindahkan
ibukota Banten ke Anyer. Tahun 1813, akhirnya Banten runtuh oleh Inggris.

7. Kerajaan Gowa-Tallo

 Raja-raja yang pernah memimpin


1).Sultan Alauddin
2).Sultan Hassanudin
3). Sultan Muhammad Said
 Wilayah Kerajaan
Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa
yang dulu disebut sebagai ujungpadang.
 Masa Kejayaan
Kehidupan ekonomi rakyat Gowa Tallo yang makmur karena dekat dengan pelabuhan dagang
Makassar ini membuat masa-masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo ini bisa direngkuh. Di mana
kerajaan ini berhasil menggenggam masa kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Hasanuddin.
Sembilan wilayah yang sudah dikuasai oleh Gowa tallo di awal tahun berdirinya itu tetap
bertahan dan ditambah dengan 4 wilayah lainnya, yakni Bone, Ruwu, Soppeng, dan Wajo.
Hampir samapi ke wilayah NTB ( Nusa Tenggara Barat). Si Ayam Jantan dari Timur, adalah
julukan yang diberikan kepada Sultan Hasanuddin. Dia berhasil mengusir belanda dari tanah
Sulawesi. Hingga akhirnya tidak ada lagi gangguan dari Belanda.
 Masa Kemunduran
Sultan Hasanuddin peduli kepada Tanah Air, sehingga berusaha sekuat tenaga untuk
mengalahkan Belanda dan mengusirnya dari Bumi Pertiwi.
Perjuangan itu pun diteruskan oleh putranya, bernama Sultan Mapasomba. Pasukan militernya
semakin diperkuat, namun hasilnya, kalah. Kalah cerdik dan kalah persenjataan, tepatnya. Nah
inilah yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo.

8. Kerajaan Banjar

 Raja-raja yang pernah memimpin


1). Sultan Suriansyah
2). Sultan Mustain Billah
3). Sultan Saidullah
 Wilayah Kerajaan
Kerajaan Banjar wilayahnya pada saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung
Ayu.
 Masa Kejayaan
Kesultanan Banjar mengalami masa kejayaan pada abad ke-17, yaitu pada masa pemerintahan
Sultan Mustain Billah (1595-1620). Sejak Kerajaan Banjar didirikan, perkembangannya bisa
dibilang cukup pesat. Perluasan wilayah terus dilakukan hingga banyak kerajaan, kesultanan,
kepangeranan, keadipatian, gingga daerah-daerah Suku Dayak Kalimantan pun tunduk di bawah
kepemimpinannya.
Disebutkan bahwa ada 5 wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar yang utama, yakni daerah Daha,
Pandan Arum, Kuripan atau Amuntai, Gagelang, serta Pudak Sategal. Kelima daerah tersebut
langsung masuk dalam wilayah Kesultanan Banjar sebagai warisan dari kerajaan Hindu
Kalimantan sebelumnya.
Karena pesatnya perkembangan dari Kerajaan Banjar ini, maka masa kejayaan pun akhirnya
dalam genggaman. Tepat pada abad ke-17, masa kejayaan Kerajaan Banjar dicatat dunia. Di
mana hasil bumi berupa bumbu-bumbu atau rempah-rempah, yang salah satunya adalah lada
sangat melimpah.
 Masa Kemunduran
Kehadiran pihak Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang ikut campur dalam urusan adat
kerajaan adalah bukti bahwa unsur asing yang hadir dalam Kerajaan Banjar nantinya akan
memunculkan perpercahan dikalangan istana. Keterlibatan unsur asing dalam urusan istana juga
merupakan salah satu penyebab utama meletusnya perang antara Kerajaan Banjar dengan
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
Peperangan yang berlangsung hampir setengah abad lamanya berakhir dengan kekalahan di
pihak Kerajaan Banjar. Dengan terpatahkannya perlawanan rakyat Banjar pada tahun 1905,
maka hal ini menandai
9. Kerajaan Ternate dan Tidore

 Raja-raja yang pernah memimpin


- Sultan Zainal Abidin
- Sultan Baabullah.
- Sultan Nuku.

 Wilayah Kerajaan
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya

 Masa Kejayaan
Kerajaan Tidore memasuki puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku yang memeintah sejak
tahun 1780 hingga 1805 M. Sultan Nuku pada waktu itu berhasil menyatukan Ternate dan Tidore berkat
bantuan dari Inggris. Sementara itu, pihak Belanda kalah dan kemudian diusir dari Tidore dan Ternate.
Sultan nuku pada waktu itu memang telah dikenal sebagai raja yang cerdik, berani, ulet, dan juga
waspada.
Pada saat itu pula, Kerajaan Ternate dan Tidore sudah tidak diganggu oleh pihak luar lagi, yakni Portugis,
Spanyol, Belanda maupun Inggris. Pada masa pemerintahan Sultan Nuku, wilayah kekuasaan Kerajaan
Ternate dan Tidore juga meluas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, serta
Papua.

 Masa Kemunduran
Kerjaan Ternate mulai mengalami kemunduran sejak adanya peristiwa adu domba yang dilakukan oleh
pihak asing yakni Portugis dan Spanyol yang tak lain ingin memonopoli daerah penghasil rempah-rempah
terbesar itu.
Kemudian, adu domba tersebut diketahui oleh Sultan Ternate dan Sultan Tidore, sehingga mereka
bergegas untuk bersatu dan kemudian mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun sayang, kemenangan tersebut tidak berlangsung lama, sebab pihak VOC telah berhasil menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku dengan cara menaklukkan Ternate dengan menggunakan strategi
serta tata kerja yang teratur, rapi dan juga terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
.

Anda mungkin juga menyukai