TINJAUAN PUSTAKA
b. Penganggaran
Penganggaran (budgeting)adalah semua jenis kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar
tertentu yaitu skala mata uang dan jumlah biaya, dengan memperhatikan
pengarahan dan pembatasan yang masih berlaku.
c. Pengadaan
Pengadaan adalah suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan obat
sesuai dengan kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam proses
perencanaan (Permenkes, 2014) Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting
yang harus dipenuhi, antara lain: sesuai rencana; sesuai kemampuan; sistem
atau cara pengadaan sesuai ketentuan (Seto et al, 2012).
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan
(Febriawati,2013).
Barang yang sudah ada di dalam persediaan harus dijaga agar tetap
baik mutunya maupun kecukupan jumlahnya serta keamanan
penyimpanannya. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan dan pengaturan
yang baik untuk memberikan tempat yang sesuai bagi setiap barang atau
bahan yang disimpan, baik dari segi pengamanan penyimpanan maupun dari
segi pemeliharaannya (Aditama,2015).
f. Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan merupakan usaha atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teksnis, daya guna dan daya hasil barang inventaris
(Aditama, 2007).
g. Pemusnahan
Dalam Permenkes Nomor 58 Tahun 2014 pemusnahan dan penarikan
obat yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemusnahan
dilakukan untuk obat bila:Produk tidak memenuhi persyaratan mutu,
kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan, dicabut izin edarnya.
h. Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas dalam
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin perlaksanaan
proses produksi atau persediaan obat di apotik dan farmasi rumah sakit agar
menjamin kelancaran pelayanan pasien secara efektif dan afesien (Seto,
2004)
2. Pencatatan Penyimpanan
Kartu persediaan obat atau barang
4. Penyusunan Obat
a. Obat-obatan di pisahkan dari bahan yang beracun.
b. Obat diluar di pisahkan dari obat dalam.
c. Obat cairan di pisahkan dari padatan.
d. Obat di tempatkan menurut kelompok , berat dan besarnya
1. Untuk obat yang berat di tempatkan pada ketinggian
yang memungkinkan pengangkatannya di lakukan
dengan mudah.
2. Untuk obat yang besar harus di tempatkan sedemikian
rupa sehingga apabila barang tersebut di keluarkan
tidak mengganggu barang yang lain.
3. Untuk obat yang kecil sebaiknya di masukkan dalam
kotak yang ukurannya agak besar dan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mudah dilihat atau di
temukan apabila di perlukan.
e. Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas
dapat di manfaatkan sebagai tempat penyimpanan namun
harus di beri keterangan obat.
f. Barang-barang seperti kapas dapat di simpan dalam dus besar
dan obat-obatan dalam kaleng di simpan dalam dus kecil.
g. Apabila persediaan obat cukup banyak maka biarkan obat
tetap dalam box masing-masing, ambil seperlunya dan susun
dalam dus bersama obat lainnya.
h. Narkotika dan psikotropik di pisahkan dari obat-obatan
lainnya dan di simpan di lemari khusus yang mempunyai
kunci.
i. Menyusun obat yang dapat di pengaruhi oleh temperatur,
udara, cahaya, dan kontaminasi bakteri pada tempat yang
sesuai.
j. Menyusun obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan
obat dalam dengan obat-obatan pemakian luar.
k. Tablet, kapsul dan oralit di simpan dalam kemasan kedap
udara dan di letakkan di rak bagian atas.
l. Cairan, salep dan injeksi di simpan rak bagian tengah.
m. Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian perlu
dilakukan rotasi stock agar obat tersebut tidak selalu berada di
belakang yang dapat menyebabkan kadaluarsa.
n. Obat yang membutuhkan suhu dingin di simpan dalam kulkas.
o. Obat rusak atau kadaluarsa di pisahkan dari obat lain yang
masih baik dan di simpan di luar gudang atau di ruangan
khusus penyimpanan obat kadaluarsa.
p. Tumpukan obat tidak boleh lebih dari 2,5 m tingginya. Untuk
obat yang mudah pecah harus lebih rendah lagi.
2. Arus U
Arus U adalah proses keluar masuk barang melalui lorong
atau gang yang berbelok sehingga proses penyimpanan dan
pengambilan barang relatif lebih lama.
3. Arus L
Arus L adalah proses keluar masuk barang tidak melalui
lorong atau gang yang tidak berbelok namun lorong
membentuk huruf L sehingga proses penyimpanan dan
pengambilan barang relatif cepat (Henni, 2013).
2. Sirkulasi udara
Sirkulasi yang tidak lancar akan menyebabkan kelembanpan yang
sangat tinggi dan cenderung meningkatkan suhu ruangan sehingga
menyebabkan persediaan obat tidak bisa di simpan dalam waktu
yang lama karena lebih mudah rusak. Idealnya adalah AC,
alternatif lain menggunakan kipas angin dan ventilasi lainnya.
3. Suhu gudang
Suhu sangat berperan dalam menjaga umur simpanan sediaan obat
dan perbekalan obat yang lama.
4. Pengaturan cahaya
Kendalikan jumlah cahaya yang masuk ke gudang melalui jendela
dengan menggunakan tirai sehingga cahaya tidak berlebih namun
jangan di biarkan gudang terlalu gelap.
c. Pengaturan gudang
Gudang yang bersih dan teratur akan sangat memudahkan dalam
menemukan persediaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan gudang antara lain :
1. Kebersihan gudang
2. Simpanan persediaan pada rak dan pillet
a) Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap
banjir
b) Peningkatan efisiensi penanganan stock
c) Dapat menampung obat lebih banyak
d) Pallet lebih murah daripada rak
Aturan pallet :
a) Tinggi atas pallet dari lantai minimal 10cm
b) Jarak antara pallet dengan dinding tidak kurang dari 30cm
c) Tinggi tumpukan barang di pallet maksimal 2,5 m
3. Perhatikan kondisi penyimpanan khusus
a) Vaksin memerlukan cold chainkhususnya dan harus di
lindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
b) Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam
lemari khusus dan selalu terkunci.
c) Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter
harus di simpan dalam ruangan khusus terpisah dari
gudang induk.
d) Perlatan untuk menyimpan obat, penanganan dan
pembuangan limbah sitotaika dan obat berbahaya lainnya
yang harus dibuat secara khusus untuk menjamin
keamanan petugas.
e) Alat pengatur kelembapan ruangan untuk perbekalan
farmasi yang harus disimpan di tempat yang kering.
4. Pencegahan kebakaran
Perlu di hindari adanya penumpukan bahan-bahan yang
mudah terbakar seperti dus, karton, dll. Alat pemadam
kebakaran harus di pasang pada tempat yang mudah dijangkau
dan dalam jumlah cukup. Tabung pemadam kebakaran harus
di periksa secara berkala untuk memastikan berfungsi atau
tidak.
d. Keamanan gudang
Keamanan gudang meliputi kegiatan preventive untuk mencegah
pencurian dan kebakaran. Adapun hal-hal yang bisa di lakukan untuk
menjaga keamanan gudang antara lain :
1. Pencegah pencurian
Untuk menghindari pencurian gudang di lengkapi dengan :
a) Memastikan pintu gudang memiliki kunci bila perlu
berlapis dan menghindari kunci ganda.
b) Pemasangan kamera remote control (cctv)
c) Sering melakukan pemeriksaan stock secara teratur
2. Pencegahan kebakaran
Untuk mencegah kebakaran bisa dengan cara :
a) Membuat tempat penyimpanan khusus untuk bahan
mudah terbakar
b) Pemasangan alat pusat-pusat api pada tempat stratetgis
diseluruh gudang dengan jenis pemadam yang sesuai,
papan intruksi bila terjadi kebakaran dan alarm/detector.
c) Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR).
6. Penyimpanan
a. Lokasi Penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu di waspadai berada di logistik
farmasi dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi
terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam
jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan
perbekalan farmasi, utamanya dengan memperlihatkan jenis sediaan obat
(rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin),sistem FIFO dan FEFO serta
ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”
b. Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi
1) Tenaga Teknis Kefarmasian (logistik farmasi/pelayanan farmasi)
yang menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk
kelompok obat yang “High Alert” sesuai daftar obat High Alert
Rumah Sakit
2) Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap
kemasan obat high alert
3) Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high
alert yang terpisah dari obat lain
c. Penyimpanan Obat Lasa
1) LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan untuk
keselamatan pasien : obat-obatan yang bentuk atau rupa mirip dan
pengucapannya atau namanya mirip TIDAK BOLEH di letakkan
berdekatan
2) Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus di selingi
minimal 2 obat dengan katagori LASA di antara atau tengahnya
3) Biasakan mengeja nama obat dengan katagori LASA saat memberi
atau menerima intruksi
7. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu di waspadai dapat di bedakan menjadi
duajenis antara lain :
a. “HIGH ALERT” untuk elektolit konsentrasi tinggi jenis injeksi atau
infus tertentu misalnya Heparin, Insulin dll.
1) Penandaan obat High Alert di lakukan dengan stiker “High Alert
Double Check” pada obat.
b. “LASA” untuk obat yang termasuk kelompok LASA/NORUM
1) Obat katagori Look Alike Sound Alike (LASA) di berikan
penanda stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
2) Apabila obat di kemas dalam paket untuk kebutuhan pasien,
maka di berikan tanda LASA pada kemasan primer obat.