Anda di halaman 1dari 2

1.

Kasus posisi-------------------------------------------------------------------------------------
Wabah virus corona yang melanda Indonesia berimpilikasi terhadap kehidupan sosial
masyarakat dimana semua orang diwajibkan untuk melakukan sosial distancing dan
phisical distancing; hal ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk
memutus mata rantai Penyebaran covid-19 di bumi Nusantara. Disisi lain, upaya
memutus mata rantai penyebaran covid-19 berakibat kepada perekonomian negara
tetapi juga ekonomi masyarakat menjadi lemah bahkan banyak masyarakat yang
kehilangan pekerjaannya dan berkurang pendapatnnya sebagai akibat dari program
social distancing dan phisical distancing yang diatur oleh Pemerintah.
Untuk meringankan beban masyarakat terdampak covid-19 maka pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah memberikan bantauan sosial berupa Bantuan Langsung
Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), Subsidi Listrik dan bantuan sosial
lainnya guna membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.
Ironisnya proses Bantuan Sosial yang digelar oleh Pemerintah Daerah/kepala daerah
diboncengi oleh Kepentingan Politik. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bawaslu
Republik Indoensia Abhan bahwa Bawaslu Republik Indonesia menemukan adanya
upaya kampanye terselubung yang dilakukan oleh Bupati Kabupaten Klateng dan
Walikota Semarang yang maju lagi di Pilkada Tahun 2020. Modus yang digunakan oleh
Kepala Daerah ini adalah bansos dibungkus, dilabeli gambar kepala daerah dengan
pakaian lengkap namun pemberian bansos tidak mengatasnamakan pemerintah, tetapi
mengatasnamakan pribadinya.
Meskipun politisasi dana bansos oleh Kepala Daerah disinyalir merupakan tindakan yang
bertentangan dengan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Juncto
Perataruran Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2020 namun
Bawaslu Terkendala dalam proses penindakan karena tahapan Pilkada sudah ditunda
dan belum ada penetapan calon kepala Daerah sehingga unsur kampanye tidak
terpenuhi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Fakta hukum :
1) Terdapat Bantuan Sosial yang dipasang gambar kepala daerah berseragam lengkap.
2) Kepala daerah dimaksud pada point 1 merupakan kepala daerah yang akan maju
pada pilkada tahun 2020
3) Bantuan sosial yang diberikan oleh kepala daerah mengatasnamakan pribadi.
4) Tahapan Pilkada belum sampai pada penetapan Pasangan Calon.

3. Pertanyaan :
Berdasarkan uraian kasus posisi dan fakta hukum diatas, maka pertanyaan hukum yang
muncul adalah :
1) Apakah bantuan sosial kepada masyarakat yang dipasang gambar kepala daerah
merupakan kampanye terselubung?
2) Apakah Bawaslu memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti temuan tersebuta
ataukah tidak?
3) Sebagai pengawas partisipatif langkah apa yang saudara lakukan?

Anda mungkin juga menyukai