Anda di halaman 1dari 3

Majaz dalam memahami hadis

Dalam bahasa Arab sifat kalimat terdiri dari hakikat dan majaz

Majaz berarti makna kiasan atau konotasi dan hakikat berarti makna yang sesungguhnya.

Mengenai penjelasan hakikat dan majaz yang terdapat dalam hadis tidak selalu dari penjelasan Nabi
namun ada kalanya dari Sahabat, atau pensyarah hadis.

Hadis-hadis yang didalamnya terdapat makna majazi harus diamalkan secara majazi pula.

Bila ada kesalahan dalam memahami makna majazi ini dalam hadis bukan sebuah kesesatan namun
perlu dilihat kembali mengenai konteks yang berkaitan pada hadis tersebut.

Ada 3 contoh hadits yang perlu dipahami secara majazi.

Hadis panjang tangan

َّ‫ فكن‬:‫ قالت‬،ً‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم (أسرعُكنَّ لحاقا ً بي أطولكنَّ يدا‬:‫عن عائشة أم المؤمنين رضي هللا عنها قالت‬
)‫ فكانت أطولنا يداً زينب؛ ألنها كانت تعمل بيدها وتصدق‬:‫ قالت‬،ً‫يتطاولن أيتهنَّ أطول يدا‬

Dari Aisyah Ummul Mu'minin ra: Rosululllah Saw bersabda: diantara kalian ada yang lebih dahulu
bertemu denganku di hari kiamat kelak adalah dia yang panjang tangannya". Aisyah berkata : lalu
mereka para istri Rasulullah mengukur tangan siapakan yang paling panjang. Aisyah berkata
"ternyata setelah diukur, Zainab lah yang paling panjang diantara kami, karena ia sering beramal dan
bersedekah dengan tangannya.

Hadis diatas bila dimaknai secara majazi tangan panjang berarti orang yang selalu berbuat kebajikan
dengan tangannya terutama bersedekah. Dan makna majaz tersebut jelas langsung dari Rasulullah
sendiri yang menjelaskan.

Hadis setan dibelenggu dibulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah ra Nabi Saw bersabda :"ketika bulan Ramadhan tiba pintu-pintu syurga dibuka
dan dan pintu-pintu neraka di tutup serta setan-setan dibelenggu". (H. R Bukhori, muslim, an Nasai)

Hadis diatas para ahli hadis ada memahaminya dengan makna majazi yang berarti pintu syurga
dibuka seluas-luasnya berarti cenderung banyak kesempatan untuk beramal sholeh dibulan
Ramadhan ini. Dan Neraka ditutup serapat-rapatnya berarti memang kecenderungan dalam
melakukan hal yang maksiat lebih sedikit dibulan lainnya. Seakan setan-setan pada bulan tersebut
terbelenggu. Namun ada juga yang memahami secara hakikat memang pada bulan Ramadhan setan-
setan dibelenggu.

Hadis Aroma bau mulut orang berpuasa


Dari Abu Hurairah ra, Nabi Saw bersabda: "demi zat yang jiwaku berada ditanganNya. sungguh bau
mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi disisi Allah Swt dari pada parfum kasturi". (muttafaq
alaih)

Hadis diatas pun demikian bila dimaknai secara majazi hadis di atas adalah pahalanya bau mulut
orang yang berpuasa akan lebih baik dari pada pahala orang yang memakai minyak kasturi pada salat
Jumat atau salat Idul Fitri dan Idul Adha.

Takwil dalam memahami hadis

Selain kita jumpai istilah takwil ini dalam penafsiran al-Qur'an, dalam hadis pun tak jarang kita temui.

Takwil biasanya dapat dimaknai tafsir, bayan atau marja' dll.

Secara istilah takwil berarti "memalingkan makna yang asli teksnya kepada makna sekundernya,
dengan adanya indikasi (qora

inah)"

Takwil ini biasnya berkaitan dengan teks-teks yang berkaitan dengan zat Allah. Pada poin ini yang
membedakannya dari majaz.

Para ulama sendiri melakukan takwil ini pada suatu hadis yang berkitan dengan zat Allah guna
menghindari penafsiran tajsim (penyerupaan Allah dengan makhluk)

Adapaun contoh hadis takwil.

Hadis Allah sakit

"wahai anak Adam, sesungguhnya aku sakit. Tapi engkau tidak menjengukku. Tahukah kamu,
hambaku fulan sakit andai kamu menengoknya maka akan kau dapati aku ada disisinya." (HR.
muslim)

Hadis Allah turun ke langit dunia

"tuhan kita turun ke langit dunia ketika telah masuk sepertiga akhir setiap malamnya" (HR. 6
serangkai kecuali an nasai)

Hadis Allah berlari

"jika hambaku mendekat kepadaku berjalan, maka aku akan mendatanginya berlari"

Ilat dalam memahami hadis


Istilah ini biasa ditemukan pada ilmu Mushtholah hadis dan usul fiqh.

Namun lebih tepatnya ilat yang dibahas yaitu pada usul fiqh. Yang bisa diartikan sebagai "alasan"
atau "pendeteksi" hukum.

Dengan kata lain, sifat yang keberadaannya mempengaruhi ada atau tidak adanya hukum.

Pada ilat ini ada 2 jenis

Pertama, manshushah yang berarti ilat yang disebutkan dalam teks, baik ayat maupun hadis

Kedua, mustanbathah yaitu ilat tersebut berasal dari ijtihad mujtahid

Dan ilat ini dalam usul fiqh digunakan sebagai prangkat pada metode qiyas.

Contoh ilat dalam memahami hadis

Hadis haramnya khamr

"setiap yang memabukan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram" (mutafaqalaih)

Hadis mengakhiri sholat dzhuhur

"sesungguhnya hawa panas berasal dari hembusan neraka jahanam"

Hadis sholat ashar di bani Quraidzah

"janganlah kalian sholat ashar kecuali di bani Quraidzah"

Anda mungkin juga menyukai