Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan


atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan salah satu tugas sekolah yaitu
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ SISTEM
HUKUM DAN LEMBAGA PERADILAN “

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima


kasih kepada Ibu guru atas segala sumbangsinya baik
yang berupa moral maupun material sehingga tugas ini
dapat hadir dikalangan para siswa/siswi pada khususnya,
semoga Tuhan memberikan pahala yang berlipat ganda
amin.

Kami yakin bahwa tugas ini masih jauh dari


kesempurnaan, kritik/saran dari pembaca sangat kami
harapkan, pada akhirnya permohonan maaf atas segala
keterbatasan, kekurangan dan kesalahan kami dalam
penyusunan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 3
1.      Latar Belakang  ...............................................................................3
2.      Rumusan Masalah ......................................................................... 4
3.      Tujuan Makalah  ............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6
1.      Hukum ......................................................................................... 6
2.      Sistem Peradilan Nasional ............................................................. 12
3.      Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan ...........................................19

BAB III PENUTUP........................................................................................... 19


1.      Kesimpulan ...................................................................................19
2.      Saran-Saran ..................................................................................20

Daftar Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .20

2
BAB I
“PENDAHULUAN”

A.   Latar Belakang.
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam
menghadapi perubahan masyarakat perlu dikaji dalam rangka
mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh peranan
hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak langsung atau
signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang tidak
langsung dalam mendorong munculnya perubahan sosial pada
pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang
berpengaruh langsung terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum
membentuk atau mengubah institusi pokok atau lembaga
kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung,
yang kemudian sering disebut hukum digunakan sebagai alat
untuk mengubah perilaku masyarakat. 
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem
hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian
besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana,
berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari
Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang
merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda
(Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum
atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang
perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia
juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan
dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-
budaya yang ada di wilayah Nusantara.
3
B.   Rumusan  Masalah.

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai


berikut:

a.       Pengertian Hukum.
b.       Sistem peradilan nasional.
c.       Peranan Lembaga-Lembaga peradilan.

4
C.   Tujuan Makalah.

Dengan adanya makalah ini, para mahasiswa diharapkan


dapat mengetahui dan memahami hal-hal di bawah ini:

a.       Mengetahui Pengertian Hukum.


b.       Mengetahui System peradilan nasional.
c.       Mengetahui Peranan Lembaga-Lembaga peradilan.

5
BAB II
“PEMBAHASAN”

A.   HUKUM.

1.    Pengertian Hukum.

a.    Prof. E. M Meyers
Hukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan
kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara
dalam melakukan tugasnya.

b.    Drs. E. Utrres, S.H.


Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan
larangan) yang mengurus tata tertib masyarakat, oleh karena
itu harus ditaati oleh masyarakat

c.    J. C. T. Simorangkir
Hukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat
memeaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi
yang berwajib dan pelanggaran terhadap pereturan tadi
berakibat diambilnya tindakan dengan hukum tertentu.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hokum adalah “
sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan
yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sangsi
bagi pelanggarnya.

6
2.    Ciri – Ciri Negara Hukum.

a. Fridrich Julius Sthal:

1.    Adanya hak asasi manusia


2.    Adanya trias politika
3.    Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.

b. A. V. Dicey:

1.    Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang –


wenangan sehingga seseorang bisa dihukum jika melanggar
hukum.
2.    Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi masyarakat
biasa ataupun pejabat.
3.    Terjaminya hak – hak manusia oleh undang – undang dan
keputusan – keputusan pengadilan.

3.     Asas Hukum

a.    Asas Hukum Umum

Asas Hukum Umum Adalah Asas yang berlaku pada seluruh


bidang hukum, Misalnya :

1.    Asas lex spesialis derogate generalis


2.    Asas lex superior gerogat legi inferior

7
3.     Asas lex posteriore derogate lex priori
4.     Asas restitio in tintegrum
Seholten berpendapat mengenai lima asas hukum umum
yang berlaku universal pada seluruh system hukum yaitu asas
kepribadian

b.     Asas Hukum Khusus

Hukum khusus adalah hukum yang hanya berlaku pada


lapangan hukum tertentu,misalnya:

1.    Asas Pacta Sunt Servanda, abus de droit, dan konsesualisme,


berlaku pada hukum perdata.
2.    Asas praduga tak bersalah dean nebis in idem berlaku pada
hukum pidana.
Seorang ahli filsafat Jerman bernama Gustav Radbruch
mengemukakan bahwa suatu hukum memiliki ide dasar hukum
yang mencakup unsure keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.

4.    Tujuan Hukum

a.    Prof . Soebekti, S. H. Tujuan hukum adalah menyelenggarakan


keadilan dan ketertiban untuk mendatangkan kemakmuran dan
kebahagiaan.

b.     Prof. I. J. Apeldron Hukum bertujuan untuk mengatur


pergaulan hidup secara damai.

8
c.    Prof. Notohamidjoyo Hukum memiliki tiga tujuan yaitu :

1.    Mendatangkan tata dan damai dalam masyarakat


2.    Mewujudkan keadilan
3.     Menjaga agar manusia diperlakukan, sebagai manusia.

Tujuan yang penting dan hakiki dari hukum adalah


memamusiakan manusia, dalam hukum terdapat teori tujuan
hukum sebagai berikut :

a.    Teori Etis, menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk


mencapai keadilan.
b.    Teori Utilitas, menurut teori ini tujuan hukum adalah
memberikan faedah sebanyak – banyaknya bagi masyarakat.
c.    Campuran dari teori etis dan utilitas, menerut teori ini hukum
bertujuan untuk memjaga ketertiban dan untuk mencapai
keadilan dalam masyarakat.

5.     Penggolongan Hukum

a.    Berdasarkan Bentuknya :
1.    Hukum Tertulis
2.     Hukum Tidak Tertulis

b.     Berdasarkan Wilayah Berlaku :


1.    Hukum Lokal
2.     Hukum Nasional
3.     Hukum Internasional

9
c.     Berdasarkan Fungsinya :
1.     Hukum Marerial
2.     Hukum Formal

d.    Berdasarkan Waktu Berlakunya :


1.    Hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang
2.    Hukum yang berlaku pada masa yang akan dating
3.    Hukum antar waktu ( hukum trasitor )

e.    Berdasarkan Isi Masalah :


1.     Hukum Privat ( hukum sipil )
2.     hukum Publik ( hukum Negara )

f.      Berdasarkan Sumbernya :
1.     Undang – undang
2.     Kebiasaan
3.     Traktat
4.     Yurisprudensi.

6.     Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik


Indonesia

Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic


Indonesia diatur dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang
– Undangan yang meliputi :
a.    UUD 45
b.    Tap. MPR RI
c.    Undang – undang

10
d.     Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang
e.     Peraturan Pemerintah
f.      Keputusan Presiden
g.     Peraturan Daerah

7.    Pengertian Sistim Hukum Nasional

Sistem hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur


hukum nasional yang saling berkait guna mencapai tatanan
sosial yang berkeadilan. Adapun sistim hukum meliputi dua
bagian yaitu :

a.    Stuktur Kelembagaan Hukum

Sistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang


Pembentukan dan Penyelenggaraan hukum di Indonesia.

Sistim Kelembagan Hukum meliputi :

1.    Lembaga – lembaga peradilan


2.    Apatatur penyelenggaraan Hukum
3.    Mekanisme penyelenggaraan hokum
4.    Pengawasan pelaksanaan hokum

b.    Materi Hukum yaitu  Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan


dibakukan dalam persatuan hukum baik yang tertulis ataupun
yang tidak tertulis.

11
c.    Budaya Hukum yaitu: Pembahasan mengenai budaya hukum
meniti beratkan pada pembahasan mengenai kesadaran hukum
masyarakat.

B.   Sistem Peradilan Nasional


Sistem Peradilan Nasioanal diartikan sebagai suatu
keseluruhan komponen Peradilan Nasional yang meliputi pihak
– pihak dalam proses peradilan, Hirarki Peradilan, maupun
aspek – aspek yang bersifat procedural dan saling berkaitan
sedemkian rupa, sehingga terwujud keadilan hukum.

Untuk mewujudkan tujuannya, seluruh komponen dalam


sistem peradilan harus berfungsi dengan baik , adapun
komponen tersebut meliputi :

1.    Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )

Hukum material adalah hukum yang berisi tentang


perintah dan larangan,. Sedangkan hukum formal adalah
hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan
mempertahankan hukum material.

2.    Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )

Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari


penyelidikan – penyelidikan penuntutan sampai pada

12
pemeriksaan di sidang pengadilan. Prosedur pengadilan yang
berlaku meliputi :
a.    Penyelidikan
b.     Penyidikan
c.     Penuntutan
d.     Mengadili
Secara umum peranan lembaga peradilan adalah
menerima, memaksa, dan sekaligus memutuskan suatu perkara
di sidang pengadilan dalam rangka untuk menegakkan hukum
dan keadilan.

3.    Budaya Hukum

Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya


keadilan adalah kesadaran hukum.

4.    Hierarki Kelembagaan Peradilan

Susunan lembaga peradilan yang secara hierarki memiliki


fungsi dan kewenangan peradilan masing – masing.

C.   Peranan Lembaga – Lembaga Peradilan

Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di


Indonesia yaitu:

13
1.    Mahkamah Agung ( MA )

MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari


semua lingkungan pengadilan yang dalam melaksanakan
tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah atau pengaruh –
pengauruh lain.
Susunan MA terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota ( hakim
agung) panitera dan seorang sekretaris.
MA berwenang memeriksa dan memutuskan :
a.        Permohonan kasasi.
b.       Sengketa tenyang kewenangan mengadili.
c.         Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.

2.    Mahkamah Konstitusi ( MK )

MK adalah salah satu badan negara yang melakukan


kekuasaan kehakiman yang merdeka, untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan kedilan. Kedudukan
MK adalah di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :

1.     Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.     Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang
kewenanganya diberikan oleh Undang – Undang Dasar Republik
Indonsia Tahun 1945
3.     Memutus pembubaran partai politik
4.     Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
14
5.      Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan / Wakil Prtesiden diduga telah melakukan pelanggaran
hukum.
Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks
and balances yang menempatkan semua lembaga dalam
kedudukan setara.

3.    Komisi Yudisial ( KY )

Tujuan dari pembentukan komisi Yudisial adalah dalam


rangka mewujudkan lembaga peradilan dan lembaga penegak
hukum dan lainya yang mandiri, bebas dari pengaruh penguasa
ataupun pihak lain, KY berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.
Wewenang Komisi Yudisial adalah :

1.    Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR


2.    Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku
hakim diseluruh lingkungan peradilan.

KY mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap


perilaku hakim. Tugas pengawasan tersebut meliputi :

a.    Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakim


b.    Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan
tentang perilaku hakim.
c.    Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga
melangggar kode etik perilaku hakim.
d.    Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga
melanggar kode etik perilaku hakim.
15
e.    Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa
rekomendasi yang akan disampaikan kepada MA dan / MK yang
terdasar disampaikan kepada presiden dan DPR.

4.     Peradilan Umum

Peradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi


rakyat pencari keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan sebagai
berikut :

a.    Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu
kota kabupaten, adapun susunan Pengadilan Negeri terdiri dari
Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita,.
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa,
memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata
di tingkat pertama.

b.    Pengadilan Tinggi
Merupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan
di ibu kota provinsi, dan daerah yang hukumnya meliputi
wilayah provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi meliputi Pimpinan,
Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris, Adapun tugas dan
wewenang Pengadilan Tinggi adalah :

1.    Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.

16
2.    Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa
kewenangan mengadili antar pengadilan negeri di wilayah
hukumnya.
3.    Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar
peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
4.    Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang
hukum kepada instansi pemerintah bil;a diminta.
5.    Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.
Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan
pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakm, panitera, sekretaris
dan jurusita di daerah hukumya.

5.    Peradilan Agama

Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama


Islam. Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten.
Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota
Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan,
Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita.
Sedangkan susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari
Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan
wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang :
a.        Perkawinan
b.        Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan
hukum Islam
c.         Wakaf dan sodakoh

17
Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah :
a.        Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan
Agama dalam tingkat banding.
b.       Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah
hukumnya.
c.       Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan,
pertimbangan, dan nasehat tentang hukum Islam kepada
instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

6.     Peradilan Militer

Dalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang


melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
militer. Peradilan militer merupakan pelaksana kekuasaan
kehakiman di lingkungan Angkata Bersenjata untuk
menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan
kepentinga penyelenggara pertahanan keamanan Negara.

7.    Peradilan Tata Usaha Negara

Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana


kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap
sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah
sengketa yang timbul dalam tata usaha negara antara orang
/badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha
negara baik di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud
dengan tata usaha Negara adalah administrasi Negara yang
melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
18
pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata
usaha Negara

BAB III
“PENUTUP”

A.   Kesimpulan

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah


dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai
sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan untuk mengatur ketentraman
dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman dan
ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar
hokum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hokum.
Maka tercapailah ketentraman dan ketertiban itu. Untuk
mengantisipasi berbagai pelanggaran hokum yang terjadi maka di
Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili
masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejaba
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam.
Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan
TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan
Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan susunan PENGADILAN
Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan
Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa
19
tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang
timbul dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum perdata
dengan badan / pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun
daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha
Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi
untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun
daerah.Pengadilan tata usaha Negara merupakan pengadilan tingkat
pertama dan pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan
pengadilan tingkat banding.

B.   Saran-Saran.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu


bahan untuk dapat menambah pengetahuan dalam hal ini system
hokum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyesunan makalah berikutnya
yang lebih sempurnah lagi.

“DAFTAR PUSTAKA”
Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd.  Kreatif, Jawa
Tengah Viva Pakarindo
Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA,
Bandung :  Grafindo Media Pratama, 2006
 http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tugas-pkn-sistem-hukum-dan-
peradilan.html

20

Anda mungkin juga menyukai