Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU (TAFSIR AMALI)

Tugas ini bertujuan Untuk memenuhi ujian akhir sekolah

DOSEN PENGAMPU : ROZAK M.pd.i

Oleh

Ferry yanto

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


AL URWATUL WUTSQO JOMBANG
2017/2018
Tafsir Az Zumar Ayat 68-75

Ayat 68-70

‫ُخَرى فَِإ َذا ُه ْم قِيَ ٌام‬ ِِ ِ


ْ ‫ض إِال َم ْن َشاءَ اللَّهُ مُثَّ نُف َخ فيه أ‬ِ ‫األر‬ ِ َّ ‫الصو ِر فَصعِق من يِف‬
ْ ‫الس َم َاوات َو َم ْن يِف‬ َْ َ َ ُّ ‫َونُِف َخ يِف‬
ِ ُ‫ت األرض بِنُو ِر ربِّها وو ِضع الْ ِكتَاب و ِجيء بِالنَّبِيِّني والشُّه َد ِاء وق‬
‫ض َي َبْيَن ُه ْم بِاحْلَ ِّق َو ُه ْم‬ ِ َ‫) وأَ ْشرق‬٦٨( ‫يْنظُرو َن‬
َ َ ََ َ َ ُ َ َُ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ
)٧٠( ‫ت َو ُه َو أ َْعلَ ُم مِب َا َي ْف َعلُو َن‬
ْ َ‫س َما َع ِمل‬
ٍ ‫ت ُك ُّل َن ْف‬ْ َ‫) َو ُو ِّفي‬٦٩( ‫ال يُظْلَ ُمو َن‬

  Terjemah Surat Az Zumar Ayat 68-70

68. Dan sangkakala pun ditiu , maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi
kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi sangkakala itu maka
seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).

69. Dan bumi (padang mahsyar) menjadi terang benderang bumi dengan cahaya (keadilan)
Tuhannya; dan buku-buku (catatan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing)
nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan lalu diberikan keputusan di antara mereka secara
adil, sedang mereka tidak dirugikan.

70. Dan kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah
dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Ayat 71-75: Keadaan orang-orang kafir ketika mereka digiring secara berombongan ke
neraka, pemuliaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada kaum mukmin ketika mereka
didekatkan ke surga, dan keberhakan Allah Subhaanahu wa Ta’aala untuk mendapatkan
pujian.

‫ت أ َْب َوابُ َها َوقَ َال هَلُ ْم َخَز َنُت َها أَمَلْ يَأْتِ ُك ْم ُر ُس ٌل ِمْن ُك ْم‬ ِ ‫و ِسيق الَّ ِذين َك َفروا إِىَل جهنَّم زمرا حىَّت إِ َذا جاء‬
ْ ‫وها فُت َح‬ َ َُ َ ًَ ُ َ َ َ ُ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ات ربِّ ُكم ويْن ِذرونَ ُكم لَِقاء يو ِم ُكم ه َذا قَالُوا بلَى ولَ ِكن حق‬ ِ
َ ‫َّت َكل َمةُ الْ َع َذاب َعلَى الْ َكاف ِر‬
( ‫ين‬ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ‫َيْتلُو َن َعلَْي ُك ْم آي‬
‫ين َّات َق ْوا َر َّب ُه ْم إِىَل اجْلَن َِّة‬ ِ َّ ‫) و ِس‬٧٢( ‫) قِيل ادخلُوا أَبواب جهنَّم خالِ ِدين فِيها فَبِْئس م ْثوى الْمت َكرِّبِ ين‬٧١
َ ‫يق الذ‬
َ َ َ َُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ُ ْ َ
ِِ ِ ِ
‫) َوقَالُوا‬٧٣( ‫ين‬ َ ‫وها َخالد‬ َ ُ‫الم َعلَْي ُك ْم طْبتُ ْم فَ ْاد ُخل‬
ٌ ‫ت أ َْب َوابُ َها َوقَ َال هَلُ ْم َخَز َنُت َها َس‬
ْ ‫وها َوفُت َح‬ َ ُ‫ُز َمًرا َحىَّت إِ َذا َجاء‬
ِِ ِ ِ ِِ
‫) َو َتَرى‬٧٤( ‫ني‬ َ ‫َجُر الْ َعامل‬
ْ ‫ث نَ َشاءُ فَن ْع َم أ‬ ُ ‫ض َنتََب َّوأُ ِم َن اجْلَن َِّة َحْي‬
َ ‫األر‬ َ ‫احْلَ ْم ُد للَّه الَّذي‬
ْ ‫ص َد َقنَا َو ْع َدهُ َوأ َْو َرثَنَا‬
ِ ِّ ‫ضي بيَنهم بِاحْل ِّق وقِيل احْل م ُد لِلَّ ِه ر‬ ِ ِ ِ ‫حِب‬ ِ ِ ِّ‫الْمالئِ َكةَ حاف‬
)٧٥( ‫ني‬ َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َْ َ ُ‫ني م ْن َح ْول الْ َع ْر ِش يُ َسبِّ ُحو َن َ ْمد َرهِّب ْم َوق‬ َ َ َ
  Terjemah Surat Az Zumar Ayat 71-75
71. Orang-orang yang kafir digiring ke neraka Jahanam secara berombongan Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka pintu-pintunya dibukakan dan penjaga-penjaga berkata
kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan
kamuyang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan
dengan harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku
terhadap orang-orang kafir.

72. Dikatakan (kepada mereka) “Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu (kamu) kekal di
dalamnya.” Maka neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang
yang menyombongkan diri

73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dianta ke dalam surga secara
berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga dan pintu-pintunya telah
dibukakan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka “Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah, kamu kekal di dalamnya.”

74. Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada
kam dan telah memberikan tempat ini (surga) kepada kami sedang kami (diperkenankan)
menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah sebaik-baik
balasan bagi orang-orang yang beramal.”

75. Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling ‘Arsy
bertasbih sambil memuji Tuhannya; lalu diberikan keputusan di antara mereka (hamba-
hamba Allah) secara adil dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menakut-nakuti mereka dengan keagungan-Nya, maka


Dia menakut-nakuti mereka dengan keadaan pada hari Kiamat, mentargib (memberikan
dorongan) dan mentarhib mereka (menakut-nakuti).

Sangkakala adalah qarn (tanduk) yang besar, tidak ada yang mengetahui besarnya kecuali
Penciptanya dan makhluk yang diberitahukan Allah, lalu malaikat Israfil ‘alaihis salam
meniupnya. Ia adalah salah satu malaikat yang didekatkan, salah satu malaikat pemikul
‘Arsy. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َما َبنْي َ َش ْح َم ِة أُذُنِِه إِىَل َعاتِِق ِه َم ِسْيَر َة‬، ‫اهلل َت َعاىَل ِم ْن مَحَلَ ِة الْ َع ْر ِش‬
ِ ‫ك ِمن ماَل ئِ َك ِة‬
ٍ
َ ْ َ‫ِّث َع ْن َمل‬
ِ
َ ‫أُذ َن يِل ْ أَ ْن أ‬
َ ‫ُحد‬

‫َسْبعِ ِمائَِة َسنَ ٍة‬

“Telah diizinkan kepadaku untuk memberitahukan tentang salah satu malaikat Allah Ta’ala
yang termasuk pemikul ‘Arsy, dimana jarak antara cuping telinganya dengan bahunya
sejauh perjalanan 700 tahun.” (HR. Abu Dawud, Thabrani dalam Al Awsath, Nasa’i, Ibnu
Syahin dalam Al Fawaa’id, dan Ibnu ‘Asaakir, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Silsilah Ash Shahihah no. 151)

Karena begitu keras dan dahsyat suara itu.

Yaitu orang-orang yang diteguhkan Allah saat ditiup sangkakala sehingga tidak mati.

Yaitu tiupan kebangkitan.

Dalam keadaan sudah sempurna fisiknya bersama ruhnya yang sebelumnya sebagai tulang
belulang.

Dari sini diketahui bahwa cahaya-cahaya yang ada ketika itu hilang, matahari
digulung/dilipat dan bulan dihilangkan cahayanya, sehingga ketika itu manusia berada dalam
kegelapan, lalu bersinarlah bumi padang mahsyar dengan cahaya Allah, saat Allah datang
untuk memberikan keputusan. Hari itu adalah hari ketika Allah memberikan kekuatan kepada
makhluk dan menciptakan mereka dalam keadaan kuat sehingga tidak terbakar oleh cahaya-
Nya. Hal itu, karena cahaya Allah Subhaanahu wa Ta’aala begitu besar, hijab-Nya cahaya
seandainya dibuka tentu cahaya-Nya akan membakar semua makhluk-Nya sebagaimana
disebutkan dalam hadits.

Agar manusia membaca amal yang dikerjakannnya selama di dunia, yang baik
maupun yang buruk sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan diletakkanlah kitab (catatan
amal), lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis)
di dalamnya, dan mereka berkata, “Aduhai celaka kami, kitab apa ini yang tidak
meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan
mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak
menganiaya seorang pun juga.” (Terj. Al Kahfi: 49) Dan akan dikatakan kepada orang yang
telah berbuat selama di dunia, “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini
sebagai penghisab terhadapmu.” (Terj. Al Israa’: 14)

Yakni dihadirkan untuk ditanya tentang tabligh (penyampaian mereka); apakah


mereka telah menyampaikan atau belum, dan untuk ditanya pula tentang umat-umat mereka,
dan mereka (para rasul) akan memberikan kesaksian terhadap sikap kaumnya, apakah mereka
beriman atau malah mendustakan. Lalu para nabi tersebut diminta untuk mendatangkan saksi,
maka mereka mengangkat umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai saksi
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ِ َّ ُ‫ه‬4‫ة َو َم َع‬4ِ 4‫و َم الْ ِقيَ َام‬4ْ ‫َجيءُ النَّيِب ُّ َي‬


ِ‫ي‬
‫ل َبلَّغَ ُك ْم‬4
ْ ‫ال هَلُ ْم َه‬4 َ ‫ر ِم ْن َذل‬4ُ ‫ر ُجاَل ِن َوأَ ْك َث‬4َّ4‫ ال‬4ُ‫ه‬4‫ل َوالنَّيِب ُّ َو َم َع‬4
ُ ‫هُ َفُي َق‬44‫ ْد َعى َق ْو ُم‬4ُ‫ك َفي‬4 ُ ‫الر ُج‬
‫ ْد َعى‬4 ُ‫هُ َفي‬44ُ‫ول حُمَ َّم ٌد َوأ َُّمت‬4
ُ 4‫ك َفَي ُق‬4
َ 4َ‫ َه ُد ل‬4 ‫هُ َم ْن يَ ْش‬44َ‫ال ل‬4
ُ 4‫ول َن َع ْم َفُي َق‬4
ُ 4‫ك َفَي ُق‬4 َ ‫ل َبلَّ ْغ‬4
َ 4‫ت َق ْو َم‬ ْ ‫ه‬4َ ُ‫ه‬44َ‫ال ل‬4
ُ 4‫و َن اَل َفُي َق‬44ُ‫ َذا َفَي ُقول‬4‫َه‬
ِ
‫َن‬ ْ ‫ا فَأ‬44َ‫ا نَبُِّين‬44 َ‫و َن َجاءَن‬44ُ‫ا ع ْل ُم ُك ْم َفَي ُقول‬44‫ال َو َم‬4
َّ ‫ا أ‬44 َ‫َخَبَرن‬ ُ 4‫و َن َن َع ْم َفُي َق‬44ُ‫هُ َفَي ُقول‬44‫ َذا َق ْو َم‬4‫ل َبلَّ َغ َه‬4
ْ 4‫ال هَلُ ْم َه‬4
ُ 4‫هُ َفُي َق‬44 ُ‫حُمَ َّم ٌد َوأ َُّمت‬

ِ ‫ َه َداءَ َعلَى الن‬4‫وا ُش‬44ُ‫ ْداًل { لِتَ ُكون‬4‫ول َع‬4


‫َّاس‬ ُ 4‫ال َي ُق‬4
َ 4َ‫طًا } ق‬4‫ا ُك ْم أ َُّمةً َو َس‬44َ‫ك َج َع ْلن‬ ِ
َ ‫ َذل‬4‫هُ{ َو َك‬44ُ‫ك َق ْول‬
ِ
َ ‫ َذل‬4َ‫وا ف‬44ُ‫ ْد َبلَّغ‬4َ‫ َل ق‬4‫الر ُس‬
ُّ

ً ‫ول َعلَْي ُك ْم َش ِه‬


‫يدا‬ ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َويَ ُكو َن‬

“Akan datang seorang nabi pada hari Kiamat dengan pengikutnya seorang, ada pula nabi
yang pengikutnya dua orang dan ada yang lebih dari itu, lalu dipanggil kaumnya, “Apakah
nabi ini telah menyampaikan (risalahnya) kepada kalian?” Mereka menjawab, “Belum.”
Lalu nabi itu ditanya, “Apakah kamu telah menyampaikan (risalahmu) kepada kaummu?” Ia
menjawab, “Ya (sudah).” Lalu dikatakan kepadanya, “Siapa saksimu?” Ia menjawab,
“Muhammad dan umatnya.” Lalu dipanggillah Muhammad dan umatnya dan mereka
ditanya, “Apakah nabi ini telah menyampaikan (risalahnya) kepada kaumnya?” Mereka
menjawab, “Ya.” Lalu mereka ditanya, “Dari mana kamu tahu?” Mereka menjawab, “Telah
datang Nabi kami kepada kami dan memberitahukan bahwa para rasul semuanya telah
menyampaikan.” Itulah maksud (ayat), “Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat yang
adil dan pilihan.” Yakni yang adil. Agar kamu menjadi saksi atas manusia dan rasul menjadi
saksi atasmu.” (HR. Ahmad). Ayat yang disebutkan dalam hadits tersebut adalah ayat 143
surah Al Baqarah.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya menjadi saksi bahwa para rasul
semuanya telah menyampaikan risalahnya.

Karena proses hisab tersebut berasal dari Tuhan yang tidak pernah dan tidak akan
berbuat zalim seberat zarrah pun, di mana Dia meliputi segala sesuatu dan kitab-Nya, yakni
Lauh Mahfuzh meliputi semua yang mereka kerjakan, para malaikat hafazhah telah mencatat
apa yang mereka kerjakan, dan para saksi yang paling adil telah memberikan kesaksian, maka
berdasarkan hal itu Tuhan yang mengetahui ukuran amal dan ukuran pahala atau siksa yang
sesuai memberikan keputusan dengan keputusan yang membuat sejuk pandangan mata semua
makhluk, membuat mereka mengakui bahwa Allah berhak dipuji dan Maha Adil, dan mereka
pun mengetahui keagungan, ilmu, kebijaksanaan dan rahmat-Nya yang belum terlintas di hati
mereka dan belum diungkapkan oleh lisan mereka. Oleh karena itu dalam ayat selanjutnya
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Dan kepada setiap jiwa diberi balasan dengan
sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang
mereka kerjakan.”

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan keputusan-Nya yang adil di


antara hamba-hamba-Nya, dimana Dia telah mengumpulkan mereka dalam penciptaan, rezeki
dan pengaturan-Nya, dan mereka berkumpul di padang mahsyar sebagaimana mereka
sebelumnya berkumpul ketika di dunia, maka Dia memisahkan mereka saat hendak diberikan
balasan sebagaimana mereka berpisah di dunia karena alasan keimanan dan kekafiran,
ketakwaan dan kemaksiatan.

Yakni digiring dengan keras dengan cambuk yang menyakitkan oleh malaikat Zabaniyah
yang keras dan kasar menuju penjara terburuk yang ada di alam semesta, yaitu neraka
Jahanam yang menghimpun semua azab dan yang dimasuki oleh orang-orang yang celaka,
dimana setelah memasukinya maka tidak ada lagi kesenangan dan kegembiraan. Mereka
digiring dengan keras sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Pada hari mereka didorong ke
neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya.” (Terj. Ath Thuur: 13) Hal itu karena mereka
enggan memasukinya.

Yakni mereka masuk ke neraka secara berombongan, masing-masing rombongan


bersama rombongan yang sama dan sejenis amalnya, ketika itu satu sama lain saling laknat-
melaknat dan saling berlepas diri.
Sambil memberikan selamat atas kesengsaraan yang terus menerus untuk mereka dan
mencela mereka atas amal yang mereka kerjakan sehingga menyampaikan mereka ke tempat
yang buruk itu.

Yakni dari jenis kamu yang kamu kenal kejujuran mereka dan kamu dapat menimba
ilmu dari mereka. Yang Allah utus para rasul dengan membawanya, dimana ayat-ayat itu
menunjukkan kepada kebenaran yang yakin dengan bukti yang paling jelas. Peringatan itu
seharusnya membuat kamu mengikuti mereka (para rasul) dan berhati-hati terhadap azab
pada hari ini, yaitu dengan bertakwa, tetapi ternyata keadaanmu tidak demikian.

Mengakui kesalahan mereka dan bahwa hujjah Allah telah tegak atas mereka. Yakni
para rasul telah datang kepada kami dengan membawa ayat-ayat-Nya dan bukti-bukti
terhadap kebenarannya, mereka juga telah menerangkan kepada kami dengan sebenar-
benarnya dan memperingatkan kami terhadap hari ini. Yaitu ketetapan Allah Subhaanahu wa
Ta’aala untuk memenuhi neraka Jahanam dengan kebanyakan jin dan manusia, bagi mereka
yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan mengingkari apa yang dibawa para rasul.

Dengan menghinakan dan merendahkan. Masing-masing golongan memasuki pintu


yang sesuai dengan amal mereka. Yakni kamu tidak akan pindah darinya dan azab tidak akan
diringankan atasmu. Karena mereka menyombongkan diri terhadap kebenaran, maka Allah
membalas dengan balasan yang sesuai, yaitu penghinaan dan perendahan untuk mereka.
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman tentang penghuni surga. Mereka diantar
dengan penghormatan dan pemuliaan. Masing-masing rombongan bersama rombongan yang
sama amalnya.

Penggiringan penghuni surga dan dibukakan pintu-pintunya kepada mereka adalah


sebagai penghormatan kepada mereka, sedangkan penggiringan penghuni neraka dengan
dibuka pintu-pintunya ketika mereka datang agar mereka merasakan panasnya sebagai
penghinaan bagi mereka.

Terhadap neraka Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Futihat


abwaabuhaa”(artinya: dibuka pintu-pintunya, tanpa kata “wa” artinya “dan”), sedangkan
terhadap surga, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Wa futihat abwaabuhaa” (dan
dibuka pintu-pintunya, dengan tambahan “wa”), di sana terdapat isyarat bahwa penghuni
neraka, saat mereka sampai ke neraka, maka pintu-pintunya langsung dibuka tanpa ditunda
dan diberi penangguhan agar mereka merasakan panasnya dan merasakan besarnya azab
neraka. Sedangkan surga yang merupakan tempat yang tinggi dan mahal, dimana belum
dibukakan ketika mereka tiba di sana. Mereka butuh untuk memasukinya syafaat manusia
yang paling mulia, sehingga mereka meminta syafaat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala
agar Beliau membukakan. Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ت أَ ْن اَل أَْفتَ َح‬ ِ َ 4ِ‫ول ب‬4


ُ ‫ر‬4ْ ‫ُم‬4 ‫ك أ‬4 ُ 4‫ال َي ُق‬4 ُ ُ‫أَق‬4َ‫ال ف‬4
َ 4َ‫ول حُمَ َّم ٌد ق‬ َ 4َ‫ت ق‬ ُ 4‫َت ْفتِ ُح َفَي ُق‬4‫ة فَأَ ْس‬4ِ 4‫و َم الْ ِقيَ َام‬4ْ 4‫اب اجْلَن َِّة َي‬4
َ ْ‫ا ِز ُن َم ْن أَن‬44َ‫ول اخْل‬4 َ 4َ‫آيِت ب‬
‫ك‬ ٍ ‫أِل‬
َ َ‫َحد َقْبل‬
َ

“Aku mendatangi pintu surga pada hari Kiamat, lalu aku meminta dibukakan, maka
penjaganya berkata, “Siapa engkau?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaganya berkata,
“Karena engkau aku diperintahkan untuk tidak membukakan kepada seorang pun
sebelummu.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Mengucapkan selamat kepada mereka.

Yakni selamat dari segala musibah dan keburukan.

Kata “Thibtum” artinya bisa juga baiklah keadaan kamu, yakni hatimu menjadi baik dengan
mengenal Allah, mencintai-Nya, dan takut kepada-Nya. Demikian pula lisanmu menjadi baik
dengan menyebut-Nya, dan anggota badanmu pun menjadi baik dengan ketaatan kepada-Nya.

Karena ia adalah tempat yang baik dan tidak cocok kecuali bagi orang-orang yang
baik keadaannya. Ketika memasukinya sambil memuji Tuhan mereka atas nikmat yang Dia
karuniakan kepada mereka. Yakni Dia menjanjikan surga kepada kami jika kami beriman dan
beramal saleh, ternyata benar janji-Nya. Yakni tidak dihalangi dari kami sesuatu yang kami
inginkan. Yaitu mereka yang bersungguh-sungguh dalam beramal dalam waktu yang singkat
dan sebentar (di dunia) dan mereka memperoleh balasannya berupa kebaikan yang besar,
kekal dan langgeng.

Mereka berkhidmat kepada Tuhannya, berkumpul di sekitar ‘Arsyi-Nya, tunduk


kepada keagungan-Nya dan mengakui kesempurnaan-Nya. Mereka menyucikan-Nya dari
segala yang tidak layak dengan keagungan-Nya. Di mana orang-orang mukmin masuk ke
surga dan orang-orang kafir masuk ke neraka. Penempatan calon penghuni surga ke surga dan
calon penghuni neraka ke neraka diakhiri dengan ucapan hamdalah (Al Hamdulillahi Rabbil
‘aalamin) dari para malaikat. Menurut Syaikh As Sa’diy, tidak disebutkan siapa yang
mengatakan menunjukkan, bahwa semua makhluk mengucapkan pujian bagi Allah dan
kebijaksanaan-Nya atas keputusan-Nya terhadap penghuni surga dan penghuni neraka.
Mereka memuji karena karunia dan ihsan-Nya dan karena keadilan dan kebijaksanaan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai