Anda di halaman 1dari 10

PERASAAN DAN EMOSI

Makalah ini Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Psikologi Umum”

Dosen Pengampu :

Kayyis Fithri Ajhuri, S.HI., M.A.

Oleh :

Nova Firyal Fadwa (210517097)

{ PBA C }

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO


KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT Tuhan semesta alam beserta keagunganNya,
penguasa dunia, dan pemilik jagad raya yang indah, karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi Umum
dengan judul “Perasaan dan Emosi” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita yang
terbaik, nabi terakhir dan terbaik yaitu nabi Muhammad SAW yang telah umatnya dari
zaman yang penuh kegelapan menuju zaman yang lebih baik yaitu kepada cahaya
kebenaran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun baik dari dosen maupun teman-
teman untuk menyempurnakan makalah ini. Dan semoga apa yang tercantum di dalam
makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perasaan adalah gejala yang lebik dekat pada diri manusia dari pada pengamatan atau
pembayangan.

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan posotif dan negatif.

Emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi
sebagai inner adjustment (penyesuaian diri dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai
kesejahteraan dan keselamatan individu.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan perasaan ?

2. Apakah yang dimaksud dengsn Emosi ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perasaan

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan emosi


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perasaan

Menurut pandangan Koentjaraningrat (1980), perasaan adalah suatu keadaan dalam


kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahunnya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. Perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya
menimbulkan suatu “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa positif
(individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu yang akan
memberikan kenikmatan kepadanya) atau bisa juga negativ (ia hendak menghindari hal yang
dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya).

Menurut padangan Dirgagunarsa (1996), perasaan (feeling) mempunyai dua arti.


Ditinjau secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi
tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam arti psikologis, perasaan
mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap suatu hal.

Max Scheler membagi perasaan dalam 4 golongan :

1) Perasaan Pengindraan : Perasaan yang berhubungan dengan pengindraan, misalnya : rasa


panas, dingin, sakit.

2) Perasaan Vital : Perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh, misalnya : rasa lasu,
segar.

3) Perasaan Psikis : Perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis, misalnya :


rasa senang, sedih.

4) Perasaan Pribadi : Perasaan yang dialami secara pribadi, misalnya : perasaan tersaing.

W. Stern mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut :

a. Perasaan yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya : perasaan senang yang
diperlihatkan dengan pada masa sekarang dalam hubungan dengan rangsangan-rangsangan
yang dialami pada waktu sekaramg juga.

b. Perasaan yang bersengkutan dengan masa lampau : misalnya perasaan senang pada waktu
sekarang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa di masa lampau.
c. Perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang : misalnya perasaan senang
sehubugan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang.

E.B. Titchener mengemukakan bahwa perasaan mempunyai beberapa ciri sebagai


berikut:

 Perasaan dapat dilihat intensitasnya, yaitu kuat atau lemahnya perasaan itu, misalnya
perasaan jengkel sekali, agak jengkel, sangat gembira, sedikit gembira, dan sebagainya.

 Perasaan dapat dilihat kualitasnya sehingga kita dapat membedakan perasaan sedih dan
gembira, kecewa, takut, dan sebagainya.

 Perasaan menghinggapi seseorang untuk jangka waktu tertentu (duration). Ada perasaan-
perasaan yang sebentar menghilang, tetapi adapula perasaan-perasaan yang bertahan lama.
Suatu perasaan yang sukar dihilangkan disebut perseverasi.1

B. Emosi

Menurut L. Crow dan A. Crow, emosi adalah pengalaman yang efektif yang disertai
oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi sedang
dalam kondisi yang meluap-luap,juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan
nyata.

Menurut Kaplan dan Saddock, emosi adalah perasaan yang kompleks yang
mengandung kompenen kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan
mood. Affect merupakan ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat bervariasi
sebagai respons terhadap perubahan emosi, sedangkan mood adalah suatu perasaan yang
meluas, meresap dan terus-menerus yang secara subjektif dialami dan dikatakan oleh individu
dan juga dilihat oleh orang lain.

Menurut Wiliam James, emosi adalah kecenderungan untk memiliki perasaan yang
khas apabila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.2

Menurut kamus The American College Dictionary, emosi adalah suatu keadaan afektif
yang disadari dimana dialami perasaan seperti kegembiraan(joy), kesedihan, takut, benci, dan
cinta (dibedakan dari keadaan kognitif dan keinginan yang disadari), dan juga perasaan
seperti kegembiraan, kesedihan, takut, benci, dan cinta.3

1
Drs.Alex Sobur,Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Bandung : Pustaka Setia, 2003 : 426-428

2
Drs. Alex Sobur M.Si, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2016 : 345

3
Prof. Dr. H. Djaali,Psikologi Pendidikan,Jakarta : PT Bumi Aksara,2013 : 37
Watson menyatakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai 3 emosi dasar,yakni :

1. Fear, yang nantinya bisa berkembang menjadi anxiety(cemas)

2. Rage, yang akan berkembang antara lain menjadi angry(marah)

3. Love, yang akan berkembang menjadi simpati

Descartes mengemukakan emosi-emosi dasar sebanyak enam macam, yakni :

1) Desire (keinginan)

2) Hate (benci)

3) Wonder (kagum)

4) Sorrow (kesedihan)

5) Love (cinta)

6) Joy (kegembiraan)

Semua emosi dasar tersebut, dengan bertambahnya usia dan bertambahnya pengalaman,
akan berkemang menjadi berbagai emosi yang lebih kompleks melalui proses conditioning
dan diferensiasi.4

Macam-macam Emosi :

a. Takut

Menurut J.B. Waston melalui observasi yang dilakukannya, ia mengatakan bahwa


rasa takut seseorang adalah hasil dari conditioning. Beliau memberi contoh seorang bayi
yang baru lahir sebenarnya tidak takut dengan api, ular, atau singa. Jenis stimulan yang
mendatangkan rasa takut datang dari latihan atau pengalaman sebelumnya.

Rasa takut pada permulaan masa anak-anak itu berpengaruh kuat pada
perkembangan kepribadian individu. Akan tetapi, nilai rasa takut juga dapat berguna
sebagai tindakan preventiv agar resiko atau kerusakan dapat dihindari. Hal positif ini dapat
membuat seseorang berfikir kreatif untuk mencari jalan lain agar memperoleh cara-cara
yang lebih baik.

Pengetahuan merupakan penghalang atas rasa takut yang hebat, karena salah satu
unsur utama yang membuat situasi yang menimbulkan rasa takut adalah tidak dikenal

4
Drs. Alex Sobur, op.cit : 428
(unknown). Kalau ketidakpastian menyertai terus dan tetap melekat, ada kemungkinan rasa
takutk nya akan tetap ada.

b. Marah

Marah adalah jenis emosi lain yang dialami oleh anak-anak dan juga orang dewasa.
Marah itu berbeda-beda menurut bentuk ekspresinya pada setiap individu dan juga faktor
umur.

Nilai marah adalah beberapa nilai atau manfaat yang diberikan oleh rasa marah,
karena kemarahan dapat digunakan sebagai serangan balik dalam usaha mengatasi rasa
takut. Dengan menggunakan kemarahannya seseorang dapat dikejutkan dan dibangkitkan
dari kelesuan atau kemalasannya.

Kontrol atas kemarahannya dilakukan dengan cara mengalihkan stimulus sumber


kemarahan.

c. Simpati

Simpati adalah suatu ekspresi emosional yang dipergunakan individu dalam


usahanya menempatkan dirinya pada tempat dan pengalaman orang lain damana perasaan
terakhirnya mungkin berupa kesenangan atau kesusahan.

Semakin sama pengalaman seorang simpatisan terhadap orang yang disimpatikan,


maka akan semakin mudah simpatisan memberikan ekspresi simpatinya dengan perasaan
yang lebih jelas.

Para peneliti menemukan detail psikologi tentang bagaimana emosi mempersiapkan


tubuh untuk tiap jenis reaksi tertentu seperti hal-hal berikut :

1. Anger. Rasa marah, ditandai dengan detak jantung meningkat, hormon adrenalin
meningkat dan mengalirkan energi untuk memukul, mengumpat, dan lain-lain.

2. Fear. Rasa takut, ditandai dengan tubuh terasa membeku, reaksi waspada, wajah pucat, dan
darah terasa mengalir ke otot rangka besar, misalnya kaki untuk dapat lari atau mata terasa
awas untuk mengamati kondisi sekitarnya.

3. Happiness. Kebahagiaan, ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas di pusat otak yang
menghambat perasaan negatif dan menenangkan perasaan yang menimbulkan kerisauan.

4. Surprise. Terkejut, ditandai dengan naiknya alis pada mata individu. Hal ini merupakan
reaksi untuk suatu kemungkinan menerima lebih banyak informai atau mencoba
menyelami apa yang sedang terjadi untuk merancang tindakan terbaik.

5. Disgust. Rasa jijik, menunjukkan pada sikap hidung mengkerut (menutupnya) atau
ungkapan lain wajah rasa jijik, akibat rangsangan bau atau rasa menyengat.
6. Sadness. Rasa sedih, ditandai dengan menurunnya energi ataupun semangat hidup untuk
melakukan kegiatan sehari-hari karena menyesuaikan diri akibat adanya kehilangan yang
menyedihkan atau kekecewaan besar.5

Coleman dan Hammen menyebutkan, Setidaknya ada empat fungsi emosi :

a) Emosi adalah pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita tidak sadar atau mati.
Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan brtindak. Emosi membangkitkan dan
memobilisasi energi kita, marah menggerakkan kita untuk menyerang, takut
menggerakkan kita untuk lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.

b) Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Bagaimana keadaan diri kita dapat
diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang
orang lain.

c) Emosi bukan hanya pembawa informasi dalam komunikasi interpersonal, melainkan juga
juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Berbagai penelitian membuktikan
bahwa unkapan emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa
pembicaraan yang menyertakan seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, lebih
dinamis, dan lebih meyakinkan.

d) Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan
kesehatan dan mengetahuinya kita merasa sehat wal afiat. Kita mencari kehidupan dan
mengetahuinya bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis
dalam diri kita

Sekarang ini banyak teori muncul untuk mencoba menjalankan sebab-musabab


gangguan emosional. Teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :

 Teori Lingkungan

 Teori Afektif

 Teori Kognitif.6

5
Djaali, op.cit : 40-45

6
Drs. Alex Sobur M.Si, op.cit : 346-354
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perasaan dan Emosi merupakan dua hal yang penting untuk kehidupan kita.
Perasaan terbagi menjadi empat, yaitu :

1. Perasaan Penghindaraan

2. Perasaan Vital

3. Perasaan Psikis

4. Perasaan Pribadi

Dasar-dasar emosi adalah :

1. Desire

2. Hot

3. Wonder

4. Sorrow

5. Love

6. Joy

B. Penutup

Demikian makalah ini disampaikan pada presentasi Psikologi Umum, kami


menyadari bahwa makalah ini masuh jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami
menerima kritik dan saran guna mamperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : Pustaka Setia

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sobur, Alex. 2016. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai