Anda di halaman 1dari 50

Laporan pisces

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan selama kegiatan praktikum ikhtiologi

diantanya sebagai berikut :

A. Alat

1. Pisau bedah berfungsi untuk menyayat bagian kulit ikan nila.

2. Gunting berfungsi untuk membedah dan memotong tubuh ikan nila.

3. Jarum sonde berfungsi untuk mematikan ikan nila.

4. Penjepit berfungsi untuk mengambil sisik dan insang ikan mas.

5. Milimeter blok dan mistar berfungsi mengukur panjang tubuh ikan mas.

6. Stearoform berfungsi sebagai alas ikan mas yang diidentifikasi.

7. Cawan petri berfungsi sebagai alas jeroan ikan mas.

8. Mikroskop, Object glass, dan Cover glass berfungsi untuk mengamati sisik

ikan nila.
9. Kain lap berfungsi untuk membersihkan meja bekas praktikum.

B. Bahan

1. Ikan Nila sebagai spesies yang diidentifikasi saat praktikum.

3.3 Prosedur

A. Alat dan bahan dipersiapkan di atas meja praktikum.

B. Bahan praktikum difoto dan digambar.

C. Identifikasi terhadap ikan dilakukan berdasarkan sifat meristik ( bentuk

sirip, jari-jari sirip, garis rusuk lateral).

D. Identifikasi dilakukanmengenai jenis sisik pada ikan dan bagian-

bagiannya.

E. Dilakukan identifikasi mengenai jenis otot ikan dan bagian-bagiannya,

difoto dan digambar.

F. Dilakukan pembedahan pada ikan untuk mengetahui sistem pencernaan


ikan, difoto dan digambar.

G. Dilakukan identifikasi terhadap insang ikan, difoto dan digambar.

H. Ditentukan organ-organ yang ada didalam tubuh ikan (gonad, usus,

gelembung renang), difoto dan digambar.

I. Setelah praktikum selesai, alat praktikum dibersihkan dan dikembalikan

pada tempatnya.

Ikan nila memiliki bentuk tubuh compress, 1 sirip dorsal, 1 pasang sirip

pectoral, 1 pasang sirip ventral, 1 sirip anal dan 1 sirip caudal. Ikan nila tidak

memiliki misai, dan ikan ini memiliki sisik ctenoid. Ikan nila bernafas dengan

menggunakan insang dan alat batu pernafasan seperti gelembung renang. Ikan ini

berkembangbiak secara ovipar atau bertelur.

4.2.1 Pembahasan Khusus

Ikan nila yang kami gunakan dalam praktikum ini memilliki berat 56
gram. Berikut ini data morfometrik dari ikan nila yang kami identifikasi.

Tabel 3. Data morfometrik ikan nila kelompok 22

Morfometrik Panjang (cm)

TL 15

FL 13

SL 10

HL 4

SnL 2

OD 1

CPL 4

CPD 2

BD 2,5

DFL1 2,5
DFL2 -

DFB1 6

DFB2 -

PFL 5

VFL 3

AFL 3,5

AFB 1,5

Berdasarkan hasil pengolahan data ikan nila kelas B, ikan nila kelompok

kami termasuk ke dalam interval 14.87-15.96. Hal ini berarti ikan tersebut termasuk

ke dalam ineterval dengan jumlah individu terbanyak.

Selain morfometrik ikan, dalam praktikum ini juga mengidentifikasi

meristic ikan. Berikut ini adalah data meristik ikan nila yang telah kami identifikasi.

Ikan nila yang kami identifikasi memiliki satu sirip dorsal yang terdiri dari
jari-jari keras sebanyak 15 buah, jari-jari lunak mengeras 1 buah dan 10 buah jari-

jari lunak. Sepasang sirip pectoral terdiri dari 11 buah jari-jari lunak. Sepasang sirip

ventral terdiri dari 1 jari-jari keras,1 jari-jari lunak mengeras dan 4 buah jari-jari

lunak. Sirip anal terdiri dari 2 buah jari-jari keras, 2 buah jari-jari lunak mengeras

dan 8 jari-jari keras. Sirip caudal terdiri dari 1 jari-jari keras, 4 jari-jari lunak

mengeras dan 20 jari-jari keras. Dan linea lateralis ikan nila jumlahnya 22 buah.

Linea lateralis adalah garis tengah pada tubuh ikan dari operculum hingga ekor yang

ditutupi sisik. Ikan nila memiliki dua linea lateralis. Linea lateralis merupakan

indera rangsang terhadap lingkungan, semakin banyak sisik maka semakin peka

pula ikan ini terhadap lingkungannya.

Selanjutnya morfologi ikan nila, ikan nila tidak memiliki misai karena ikan

ini mencari makan di permukaan air. Bentuk tubuh ikan nila compressed. Bentuk

mulut ikan nila termasuk bentuk biasa dan letaknya terminal. Adapun bentuk sirip
caudal termasuk jenis homocercal dan bentuk sisiknya ctenoid.

Otot ikan nila merupakan jenis otot piscine. Otot ikan nila terdiri dari

beberapa bagian seperti epaksial (bagian atas), hipaksial (bagian bawah), muscular

supervisialis, myomer, myosetum dan septum skeletogeneus horizontal.

Pernafasan ikan nila menggunakan insang yang jumlahnya empat pasang,

dimana insang terluar berhubungan langsung dengan air sehingga ditutupi oleh

operculum. Ingsang terdiri dari beberapa bagian diantarnya filament branchial,

jaring branchial dan lengkung branchial. Selain insang ikan nila ini juga memiliki

gembung renang yang digunakan sebagai organ hidrostatik yaitu penyeimabang

ketika beranang dan digunakan untuk naik dan turun. Saat kelompok kami

melakukan pembedahan ikan, tidak ditemukan gelembung renang. Kemungkinan

hal ini terjadi karena ikan tersebut sudah lama mati.


Alat pencernaannya ikan nila terdiri dari gigi pharynx yang digunakan untuk

menghancurkan makanan, lambung palsu yang merupakan pelebaran dari usus dan

usus yang panjang karena ikan nila merupakan ikan herbivora.

Alat reproduksi ikan nila dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad berupa

testis dan berupa ovarium pada ikan betina.

Laporan aves

Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,

alat bedah, katter, dan pisau dapur.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu itik (Cairina

moschata) betina dan jantan, ayam (Gallus gallus) betina dan jantan, serta
tissue.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

a. Untuk itik (Cairina moschata)

1. Menyembelih itik dengan menggunakan pisau kater tajam.

2. Meletakkan itik pada papan seksi dan mengamati struktur morfologinya.

3. Menggambar struktur morfologi itik.

4. Membedah itik mulai dari bagian anterior ke bagian posterior.

5. Mengamati dan menggambar sistem anatomi itik.

b. Untuk ayam (Gallus gallus)

1. Menyembelih ayam dengan menggunakan pisau kater tajam.

2. Meletakkan ayam pada papan seksi dan mengamati struktur

morfologinya.
3. Menggambar struktur morfologi ayam.

4. Membedah ayam mulai dari bagian anterior ke bagian posterior.

5. Mengamati dan menggambar sistem anatomi ayam.

b. Ayam (Gallus gallus)

1. Morfologi Ayam (Gallus gallus)

Ayam (Gallus gallus) termasuk kelas aves, tubuh terbagi atas

kepala (Chepala), leher (Servics), badan (Truncus), sepasang extremitas

yaitu extremitas anterior (sayap) dan extremitas posterior (kaki), dan

ekor. Morfologi ayam meliputi bentuk conus, dimana paruh pendek,

lebih pendek daripada kepala. Bentuk sayap panjang karena ukuran dari

pengkolan kedua sampai ke ujung lebih panjang daripada badan. Tipe

bulu adalah tipe bulu lengkap yaitu terdiri dari batang bulu dan lembaran

bulu pendek. Jari terangkat yaitu halluxnya melekat pada bagian yang
lebih tinggi di atas perletakan jari-jari yang lain. Tipe cakar yaitu tipe

obtuse, cakar agak melengkung dengan ujung tumpul. Kaki termasuk tipe

berjalan yaitu halluxnya terangkat sehingga kedudukannya lebih tinggi

dari jari-jari yang lain. Ekor bulat yaitu bulu tengah lebih panjang dan

semakin ke tepi berangsur pendek.

2. Anatomi ayam (Gallus gallus)

Ayam (Gallus gallus) memiliki bagian anatomi yaitu

kerongkongan sebagai saluran penghubung antara mulut dan lambung

dimana tempat makanan lewat. Bagian tembolok yang berfungsi sebagai

tempat penyimpanan makanan sementara. Jantung berperan untuk

memompa darah ke seluruh tubuh. Paru-paru sebagai alat pernapasan.

Hati tempat penetralisir racun yang masuk dengan mengeluarkan zat

toksin berupa empedu. Lambung berfungsi sebagai tempat pencernaan


baik secara mekanik maupun kimia dengan menggunakan enzim. Usus

halus berfungsi sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan dan usus

besar berperan sebagai tempat penyerapan air dalam kapasitas yang

besar. Sisa metabolisme kemudian akan di keluarkan melalui anus. Ginjal

tempat pembentukan urine dan pankreas yang menghasilkan enzim

pencernaan.

a. Sistem respirasi

Sistem respirasi ayam (Gallus gallus), pada saat inspirasi yaitu

mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan masuk melewati lubang

hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-paru. Begitu juga

ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh itik dan di

pakai dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan


karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses

ekspirasi, yaitu udara yang terdapat dalam tubuh ayam akan

dikeluarkan melalui trakea dan berujung pada hidung. Terkhusus

untuk kelas aves yang memiliki kantung udara atau kantung hawa ini

berfungsi untuk menyimpan udara yang kemudian akan digunakan

pada saat burung dalam keadaan terbang.

b. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan pada ayam (Gallus gallus) di mulai dari

mulut kemudian makanan akan masuk ke tembolok, tempat

penyimpanan makanan sementara dan kemudian akan masuk ke dalam

lambung dengan gaya peristaltik, di lambung akan terjadi pencernaan

baik secara mekanik maupun kimiawi. Makanan kemudian akan

masuk ke dalam usus halus untuk di serap sari-sari makanan dan ke


usus besar untuk proses penyerapan air dalam jumlah yang besar.

Kemudian sisa-sisa pencernaan ini akan di buang melalui anus,

saluran pembuangan pada itik.

c. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada ayam (Gallus

gallus) yaitu ganda tertutup yaitu dua kali melewati jantung dan darah

tidak keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang dari seluruh

tubuh akan masuk pada bagian atrium kanan yang membawa darah

dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida dan setelah itu akan

mengalir ke bagian ventrikel kanan yang kemudian akan di pompa ke

paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida.

Kemudian proses kedua dalam sirkulasi yaitu darah yang telah banyak

mengandung oksigen akan di pompa kembali ke atrium kiri dan dari


atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri yang kemudian

darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan

kebutuhan sel lainnya.

d. Sistem reproduksi

Pada ayam (Gallus gallus) jantan testis berjumlah sepasang,

berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di

sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin

ukurannya membesar. Saluran reproduksi tubulus mesonefrus

membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan

membentuk duktus deferen. Dan pada ayam (Gallus gallus) betina

ovarium berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal

rongga abdomen.bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada

dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian


bagian anterior dan posteriornya.

e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)

Pada sistem pengeluaran ayam mempunyai ginjal (ren),

berjumlah sepasang yang berwarna coklat tua dan masing-masing

terdiri atas 3 lobi. Ureter, berjumlah sepasang, menuju ke caudal dan

bermuara langsung dalam kloaka. Kloaka adalah suatu ruangan yang

tunggal, dimana bermuara saluran-saluran kelamin, kencing dan

makanan. Bursa fabricli, terletak pada dinding kloaka sebelah dorsal,

tunggal, besar dan makin mengecil untuk kemudian manghilang sama

sekali. Semua hasil buangan berakhir di kloaka.

3. Habitat

Habitat ayam (Gallus gallus) biasanya di perkampungan tetapi


lebih banyak dipelihara oleh manusia dan ada pula yang hidup di alam

liar.

4. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari ayam (Gallus gallus) yaitu sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Galliformes

Famili : Gallidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus (Jasin, 1992)

c. Pengamatan Bulu
Bulu-bulu ini berfungsi untuk melindungi kulit terhadap cuaca yang

tidak cocok dan untuk terbang. Menurut stuktur anatomisnya ada 3 bulu

yaitu :

1. Pluma

Bulu pluma ini terdiri atas bagian-bagian: Calamus adalah tangkai

bulu, Rachis adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari

vexillum dan di dalamnya tidak berongga, Umbilicus inferior merupakan

lubang pada pangkal calamus, Umbilicus superior merupakan lubang di

bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis.

Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui pembuluh darah untuk

memberi makanan pada bulu muda tadi. Vexillum, terbentuk dari barbae

yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis, tiap barbae

mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae


terbagi atas: barbulae yang distal, menuju ke arah ujung bulu/distal,

mempunyai kait-kait (radioli) untuk mengait barbulae yang proximal,

barbulae yang proximal, menuju ke arah pangkal bulu/proximal.

2. Plumula

Biasanya terdapat pada ayam yang masih muda, atau yang sedang

mengerami telurnya. Plumulae mempunyai bagian-bagian seperti

calamus pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang dan

fleksibel, serta barbulae yang pendek.

3. Filopluma

Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang

ujungnya bercabang-cabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang

jarang di seluruh tubuh, mempunyai tangkai yang panjang dan pada


puncaknya terdapat beberapa barbae.

Laporan mamalia

2. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,

alat bedah, katter, dan pisau dapur.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kelinci

(Lepus nigricollis), hamster (Cricetulus alticola) dan tissue.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

a. Untuk kelinci (Lepus nigricollis)

1. Mengamati bagian morfologi kelinci.

2. Menggambar bagian-bagian morfologi kelinci serta keterangannya.


3. Menyembelih kelinci dengan menggunakan pisau dapur tajam.

4. Meletakkan kelinci pada papan seksi dan membedah kelinci mulai dari

bagian anterior ke bagian posterior.

6. Mengamati dan menggambar sistem anatomi kelinci.

b. Untuk hamster (Cricetulus alticola)

1. Mengamati bagian morfologi hamster.

2. Menggambar bagian-bagian morfologi hamster serta keterangannya.

3. Melakukan dislokasi pada hamster yaitu menarik bagian leher dan ekor

secara bersamaan sampai hamster mati.

4. Meletakkan hamster pada papan seksi dan membedah hamster mulai

dari bagian anterior ke bagian posterior.

5. Mengamati dan menggambar sistem anatomi hamster.

b. Hamster (Cricetulus alticola)


1. Morfologi hamster (Ericetulus alticola)

Dari hasil pengamatan morfologi terhadap hamster (Cricetulus

alticola) dapat diamati bagian yang terdapat pada kepala (chepala) yaitu:

kumis, mata sebagai alat penglihatan, hidung sebagai alat penciuman,

mulut yang digunakan untuk memakan makanan dan daun telinga yang

panjang berfungsi sebagai alat pendengaran. Leher yang merupakan

penghubung antara kepala dan badan. Terdapat bagian belakang kelinci,

kaki bagian depan dan kaki bagian belakang yang digunakan sebagai alat

gerak pada kelinci. Bagian ekor (caudal) merupakan bagian belakang dari tubuh hamster dan ekornya
agak pendek dibanding tikus, terdapat

anus yang merupakan tepat pembuangan sisa metabolisme. Memiliki

kelenjar mammae (merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk

menyusui anaknya.
2. Anatomi hamster (Cricetulus alticola)

Adapun struktur anatomi tubuh hamster yang dapat diamati

adalah bagian mulut sebagai alat pengunyah makanan, kerongkongan

sebagai jalur masuknya makanan, lambung yang berfungsi sebagai

pencerna makanan di dalam tubuh kelinci, empedu juga berperan dalam

sistem pencernaan, usus besar berfungsi sebagai jalur sisa-sisa

metabolisme kelinci menuju ke anus, usus kecil sebagai jalur sisa-sisa

metabolisme kelinci menuju ke usus besar namun sebelumnya terjadi

penyerapan sari-sari makanan, paru-paru sebagai alat respirasi pada

kelinci, jantung untuk peredaran darah, hati berperan dalam pencernaan,

tulang belakang yang berfungsi sebagai penguat dan penyokong dari

tubuh hamster, ginjal sebagai alat ekskresi, dan anus tempat saluran

pembuangan terakhir sisa-sisa metabolisme (feses).


a. Sistem pernapasan (Respirasi)

Sistem respirasi hamster (Cricetulus alticola) yaitu pada saat

inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan masuk

melewati lubang hidung, melewati trakea dan kemudian ke paru-paru.

Begitu juga ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh

kelinci dan di pakai dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh

maka dihasilkan karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan

melalui proses ekspirasi, yaitu udara yang terdapat dalam tubuh

kelinci akan dikeluarkan melalui trakea dan berujung pada hidung.

Proses terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu terjadi

pada dinding alveolus di paru-paru.

B.. Sistem pencernaan (Digestivus)

Sistem pencernaan pada hamster (Cricetulus alticola) di mulai


dari mulut kemudian melewati pharynk dan esophagus selanjutnya

makanan akan masuk ke dalam lambung dengan gaya peristaltik, di

lambung akan terjadi pencernaan baik secara mekanik maupun

kimiawi dengan menggunakan enzim pencernaan yang berasal dari

hati dan pankreas. Makanan kemudian akan masuk ke dalam usus

halus untuk di serap sari-sari makanan dan ke usus besar untuk proses

penyerapan air dalam jumlah yang besar. Kemudian sisa-sisa

pencernaan ini akan di buang melalui anus, saluran pembuangan akhir

pada hamster (Cricetulus alticola).

c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)

Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada hamster (Cricetulus

alticola) yaitu ganda tertutup yaitu dua kali melewati jantung dan
darah tidak keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang dari

seluruh tubuh akan masuk pada bagian atrium kanan yang membawa

darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida dan setelah

itu akan mengalir ke bagian ventrikel kanan yang kemudian akan di

pompa ke paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan

karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam sirkulasi yaitu darah

yang telah banyak mengandung oksigen akan di pompa kembali ke

atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri

yang kemudian darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses

metabolisme dan kebutuhan sel lainnya.

d. Sistem reproduksi

1. Sistem reproduksi hamster jantan

Sistem reproduksi hamster jantan tersusun atas organ


genital eksternal dan internal. Pada organ genital eksternal terdapat

skrotum yang terletak didepan anus hamster. Pada hamster jantan

terdapat penis yang digunakan sebagai alat kopulasi sebagian besar

hewan mamalia. Sistem reproduksi hamster jantan tersusun atas

sepasang testis yang merupakan lokasi pembuatan sel gamet jantan,

selanjutnya terdapat epididimis yang merupakan tempat pemasakan

spermatozoa hamster, selanjutnya terdapat saluran panjang yang

disebut vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar

aksesori. Di dalam sistem reproduksi hamster terdapat beberapa

kelanjar aksesori seperti vesikulaseminalis dan prostate. Sistem

reproduks hamster jantan berakhir pada penis.

2. Sistem reproduksi hamster betina

Sistem reproduksi pada hamster betina tersusun atas


sepasang ovarium yang berisi sel-sel telur hamster. Kemudian

setelah ovarium, terdapat saluran yang menghubungkan ovarium

dengan uterus, yakni oviduct atau tubafallopi yang menjadi jalan

keluar sel telur menuju uterus. Pada proses ini reproduksi terjadi

fertilisasi internal dan perkembangan embrio pada sebagian besar

mamalia terjadi di dalam uterus. Hamster memiliki uterus yang

bertipe Bicornis dengan 2 tanduk ovary yang tampak jelas. Sistem

reproduksi hamster Betina berakhir pada suatu muara yang disebut

vagina. Jika pada hewan-hewan sebelumnya kebanyakan memiliki

kloaka sebagai muara bersama dari 3 sistem, yakni: ekskresi,

digesti dan reproduksi, pada mamalia (hamster betina) ketiganya

bermuara pada saluran yang berbeda.


e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)

Organ ekskresi pada hamster (Cricetulus alticola) yaitu berupa

sepasang ginjal (Ren) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas

peritonium. Cairan urin akan keluar dari masing-masing ginjal ke

bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung sementara dalam

vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar melalui

pembuluh uretra. Urin pada hamster juga banyak mengandung

kalsium karena pengaruh makanannya dan dapat berubah warnanya

yang dipengaruhi oleh makanannya. Pada mamalia ginjal adalah

sepasang organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar

meninggalkan ginjal melalui ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal

tersebut mengosongkan isinya kedalam kandung kemih (Vesica

urinaria). Selama urinasi urin meninggalkan tubuh dari kandung


kemih melalui saluran yang di sebut uretra

3. Habitat

Habitat hamster di utara terletak dari Eropa tengah sampai

Siberia, Mongolia, dan Tiongkok. Habitat hamster di selatan

membentang dari Suriah sampai Pakistan. Mereka hidup di perbatasan

padang pasir, bukit pasir yang divegetasi, bukit di kaki gunung dan

dataran rendah yang bersemak-semak dan berbatu, sungai di lembah, dan

padang rumput yang luas, beberapa juga tinggal di ladang tanam.

Hamster siria (disebut sebagai hamster golden) hanya ditemukan di kota

kecil di Suriah barat laut.

4. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari hamster (Cricetulus alticola) yaitu

sebagai berikut:
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Cricetidae

Genus : Cricetulus

Spesies : Cricetulus alticola (Jasin, 1992).

Laporan reptil

2. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,

pisau kater, jarum pentul, alat bedah dan alat tulis menulis.

b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Tokek

(Gecko gecko), Ular Pyton (Python reticulatus), Clorofrom , kapas dan

tissue.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

a. Pengamatan Tokek (Gecko gecko)

1. Mengambil tokek dan memasukkannya ke dalam toples yang berisi

clorofrom dan kapas.

2. Meletakkan tokek pada papan bedah dan melekatkannya dengan

menggunakan jarum pentul.

3. Mengamati struktur bagian morfologi dari tokek.

4. Menggambar struktur bagian morfologi tokek.

5. Membedah bagian dalam tokek dengan menggunakan alat bedah dan


mengamati sistem respirasi, reproduksi, pencernaan dan sirkulasi.

6. Menggambarkan bagian anatomi tubuh tokek.

Pembahasan

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang

hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan

dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau

sisik. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum =

melata atau merayap) dan studi tentang reptilian disebut Herpetology (Yunani :

creptes = reptil) (Jasin,1992).

a. Tokek (Gecko gecko)

1. Morfologi (Gecko gecko)

Tokek (Gecko gecko) atau biasanya di sebut sebagai cicak besar

merupakan bagian dari kelas reptilia yang dari struktur morfologinya


terbagi atas bagian kepala (Chepal), badan (Truncus) dan ekor (Caudal).

Dari pengamatan secara morfologi yang dilakukan pada tokek terdapat

bagian mulut. Mata pada tokek sudah berkelopak sehingga, terdapat

membran tymphani yang dapat digunakan untuk pendengaran yang

sangat akurat. Brancium, antebrancium dan digity yang merupakan

anggota gerak bagian anterior. Femur, crus dan digity yang merupakan

organ bagian posterior juga memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat

pergerakan pada tokek dan dari bagian alat gerak ini terdapat alat perekat

yang di sebut scansor. Scansor ini yang membuat tokek dapat menempel

pada segala bidang baik kasar maupun halus. Kuku pada bagian digiti

atau kaki tokek dapat juga digunakan ketika sedang menaiki pepohonan.

2. Anatomi Tokek (Gecko gecko)


Anatomi Tokek (Gecko gecko) yaitu Pada pengamatan anatomi,

terdapat kolumna vertebrae terbagi atas servikal, toraks, lumbar, sakral,

dan kaudal yang digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari dan

terputus untuk mengelabui pemangsa, tubuh tokek memanjang, memiliki

kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting, sisik-sisik ini

lunak, lidah dapat dijulurkan, terdapat juga faring, esophagus, kemudian

terdapat lambung. Terdapat paru-paru dengan kapiler-kapilernya, jantung

sebagai pusat sirkulasi, hati, empedu, pankreas, rectum dan kloaka.

3. Sistem pernapasan (Respirasi)

Sistem respirasi tokek (Gecko gecko) pada saat inspirasi yaitu

mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan masuk melewati lubang

hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-paru. Begitu juga ketika

ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh tokek dan di pakai
dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan

karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses

ekspirasi, yaitu udara yang terdapat dalam tubuh tokek akan dikeluarkan

melalui trakea dan berujung pada hidung.

4. Sistem pencernaan (Digestivus)

Sistem pencernaan dimulai saat tokek akan menelan makanan,

makanan yang telah di telan akan melalui esophagus kemudian sampai

pada lambung dengan gaya peristaltik makanan akan sampai pada

lambung. Di dalam lambung akan ada pencernaan secara mekanik dan

kimia, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim yang berasal dari

pankreas dan juga empedu dari hasil ekskresi hati. Setelah makanan di

cerna dalam lambung, kemudian akan melewati usus halus dimana akan

di serap sari-sari makanan yang terkandung, setelah itu pada usus besar
proses penyerapan air akan dilakukan, dan kemudian sisa-sisa atau ampas

makanan akan di keluarkan melalui kloaka.

5. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)

Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada tokek yaitu ganda

tertutup yaitu dua kali melewati jantung dan darah tidak keluar dari

pembuluh darah. Darah yang datang dari seluruh tubuh akan masuk pada

bagian atrium kanan yang membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya

akan karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke bagian ventrikel

kanan yang kemudian akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan

pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam

sirkulasi yaitu darah yang telah banyak mengandung oksigen akan di

pompa kembali ke atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke

dalam ventrikel kiri yang kemudian darah akan di pompa ke seluruh


tubuh untuk proses metabolisme dan kebutuhan sel lainnya.

6. Sistem reproduksi

Sistem reproduksi pada reptilia adalah secara internal yaitu terjadi

di dalam tubuh induknya. Setelah proses vertilisasi terjadi maka akan

terbentuk telur yang kemudian akan menetas dan mengeluarkan anaknya.

Sistem reproduksi seperti ini yang disebut sebagai ovovivipar atau

bertelur melahirkan. Sedangkan ada beberapa kelas reptil yang

reproduksinya secara ovipar yaitu dengan bertelur, kemudian

perkembangan embrionya akan terjadi diluar tubuh induknya.

7. Sistem pengeluaran (Ekskresi)

Sistem ekskresi pada reptilia dalam hal ini Tokek (Gecko gecko)

adalah metanefros. Pada saat embrio reptilia memiliki ginjal tipe


pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros

hingga metanefros. Hasil ekskresi pada reptilia adalah asam urat. Asam

urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amon ia yang

dihasilkan oleh mamalia. Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa

disertai air dalam volume yang besar. Asam urat tersebut dapat

diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih. Beberapa jenis reptil

menghasilkan amonia seperti buaya dan kura-kura. Ular tidak memiliki

kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar

bersama feses melalui kloaka.

8. Habitat

Habitat tokek (Gecko gecko) hidup di dalam rumah-rumah tua dan

ada pula yang di alam bebas seperti di pepohonan.

9. Klasifikasi Tokek (Gecko gecko)


Adapun klasifikasi dari Tokek (Gecko gecko) yaitu sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Geckonidae

Genus : Gecko

Spesies : Gecko gecko (Mukayat, 1989)

Laporan amfibi

2. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,

alat bedah, toples dan jarum pentul.


b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu katak sawah

(Rana cancarivora), cloroform/ether, kapas dan tissue.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

a. Memasukkan katak pada toples yang berisi clorofrom dan kapas.

b. Mengambil katak yang ada di dalam toples dan meletakkannya dengan pada

papan seksi serta menusuk dengan menggunakan jarum pentul agar tidak

bergerak.

c. Mengamati bagian morfologi katak dan menggambarkannya.

d. Membedah bagian dalam katak (anatomi) dan mengamati struktur sistem

respirasi, reproduksi, pencernaan dan sirkulasi.


e. Menggambarkan bagian anatomi katak beserta keterangan.

2. Pembahasan

Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang

artinya kehidupan. Amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk

kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase

kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak,

keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu. Amphibi

mempunyai ciri-ciri, tubuhnya diselubungi kulityang berlendir, merupakan

hewan berdarah dingin atau poikiloterm, amphibi mempunyai jantung yang

terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua

pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di

antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang

diair, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernafasannya berupa paru-paru (Mukayat, 1989).

a. Morfologi katak sawah (Rana cancarivora)

Struktur morfologi Rana cancarivora adalah memiliki sepasang

mata yang terdiri atas selaput niktitans yang berfungsi untuk melindungi

mata dari gesekan air. Hidung pada katak di gunakan ketika melakukan

pernapasan menggunakan paru-paru. Katak memiliki membran tymphani

yang digunakan sebagai alat pendengaran pada katak. Katak dapat bergerak

dengan anggota gerak bagian depan (anterior) dan anggota gerak bagian

belakang (posterior) yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, paha atas,

betis dan jari-jari. Anggota gerak ini digunakan katak untuk bergerak atau

menempel pada tempat yang lembab, pada kaki katak terdapat selaput yang

di sebut selaput natataria yang digunakan katak untuk berenang ketika

berada di dalam air.


b. Anatomi katak sawah (Rana cancarivora)

Adapun struktur anatomi katak adalah semua organ yang terdapat di

dalam bagian tubuh katak yang terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus

kecil, usus besar, paru-paru, jantung, ginjal, hati, empedu, pankreas,

kandung kemih, oviduct dan kloaka. Dari organ anatomi katak ini terdapat

sistem yang di bentuk dari kerja organ secara bersamaan, yaitu: sistem

respirasi, sistem sirkulasi, sistem reproduksi dan sistem pencernaan.

1. Sistem pencernaan (Digestivus)

Sistem pencernaan pada katak dimulai ketika katak menelan

makanan, makanan akan di telan melewati mulut esophagus dengan gaya

peristaltik makan makanan akan di turun sampai pada lambung. Pada

lambung terjadi pencernaan dengan mekanik dan kimia, pencernaan

dengan mekanik adalah proses penghalusan makanan yang telah di


makan katak kemudian pencernaan kimia adalah proses pemecahan

makanan dengan menggunakan enzim. Setelah makanan di proses dalam

lambung, akan turun ke dalam usus kecil dimana sari-sari makanan akan

di serap dan di proses untuk kebutuhan tubuh, setelah itu makanan akan

turun ke usus besar, terjadi penyerapan air dalam jumlah besar dan dari

sini akan di hasilkan sisa-sisa metabolisme yang akan di keluarkan

melalui kloaka.

2. Sistem pernapasan (Sirkulasi)

Sistem respirasi pada katak dapat berupa paru-paru ketika di

darat, adapun sistemnya adalah: udara masuk melalui lubang hidung,

kemudian melewati trakea dan sampai ke paru-paru, kemudian setelah

proses masuknya udara ke dalam tubuh (inspirasi) udara yang dipakai


dalam proses metabolisme dan aktivitas organ tubuh katak akan

menghasilkan karbondioksida yang akan dikeluarkan dalam proses

ekspirasi yaitu udara dari seluruh tubuh akan dibawa dari paru-paru

melewati trakea dan keluar melalui lubang hidung.

3. Sistem Urogenitalia

a. Katak jantan

Testis jumlahnya sepasang berwarna putih kekuningan

berbentuk bulat telur. Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis

yang dilindungi oleh selaput mesorchium. Spermatozoa dikeluarkan

melalui vas deferens, berupa saluran-saluran halus dari testis serta

melalui mesorchium, selanjurnya bermuaran di ductusrespematicus

sebagai tempat penyimpanan terakhir dari spermatozoa sebelum

keluar dari tubuh.


b. Katak betina

Ovarium merupakan kantung besar yang berjumlah dua

mengandung sel-sel telur. Saluran telur (Oviduct), telur-telur yang

matang pada ovarium akan masuk ke oviduk dan sebelum bermuara di

kloaka ke oviduk yang telah mengalami pelebaran atau lazim disebut

sebagai uterus.

Pada katak terjadi fertilisasi eksternal yaitu fertilisasi terjadi di

luar tubuh sehingga pertemuan sel telur dan sel sperma terjadi di

dalam air kemudian berkembang menjadi individu yang baru.

Terdapat juga badab lemak yang menyerupai tangan atau daun

berwarna kekuningan, terletak di atas dari ginjal dan berisi makanan

yang digunakan pada musim kawin.

4. Sistem Peredaran darah (Sirkulasi)


Sistem sirkulasi pada katak yaitu sistem sirkulasi ganda tertutup,

artinya ganda adalah dua kali melewati jantung dan tertutup artinya darah

tidak keluar dari pembuluh darah. Sistem sirkulasi pada katak ini dimulai

dari darah yang mengalir dalam tubuh membawa karbondioksida hasil

metabolisme dan aktivitas sel lainnya, kemudian darah akan masuk ke

dalam atrium kanan dan mengalir ke ventrikel kemudian dari ventrikel

darah di pompa ke paru-paru untuk pertukaran karbondioksida dengan

oksigen. Darah yang banyak mengandung oksigen akan di pompa

kembali ke atrium kiri dan mengalir ke ventrikel kemudian di pompa ke

seluruh tubuh pada katak untuk kebutuhan metabolisme dan aktivitas

tubuh lainnya.

5. Sistem pengeluaran (Ekskresi)

Uterus merupakan tepi lateral ginjal, tempat lewat urin dan akan
ditampung pada kantong kemih (Vesica urinaria). Khusus pada jantan

digunakan untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkan oleh testis

melalui fase eferentia kemudian masuk ke dalam ureter pada bagian

bawah, dan masuk pada kantong kemih. Oleh sebab itu juga disebut

sebagai Ductus urespermaticus. Kantong kemih mempunyai dinding

yang tipis, terletak ventral dari rectum dan bermuara di kloaka (Cloaca).

c. Habitat

Habitat dari katak kebanyakan berada di sawah-sawah namun biasa

juga ditemukan di sekitar rumah warga serta tempat yang lembab dan berair.

d. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari katak (Rana cancarivora) yaitu sebagai

berikut:
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancarivora (Abed, 2012)

Anda mungkin juga menyukai