Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN

KERJA
SUPERVISI REHABILITASI DAN PENINGKATAN
JARINGAN IRIGASI RAWA WILAYAH KERJA BLOK D
DIT BATANJUNG KABUPATEN KAPUAS (PAKET 16)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR WS. MENTAYA-
KATINGAN, WS. BARITO, WS. JELAI – KENDAWANGAN PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
SUPERVISI REHABILITASI DAN PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI RAWA WILAYAH KERJA
BLOK D DIT BATANJUNG KABUPATEN KAPUAS (PAKET 16)

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Unit Kerja/Satker : Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Mentaya-
Katingan, WS Barito, WS Jelai – Kendawangan Provinsi
Kalimantan Tengah
Kegiatan : Supervisi Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi
Rawa Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung Kabupaten
Kapuas (Paket 16)
Indikator Kinerja Kegiatan : Pengawasan pekerjaan rehabilitasi dan peningkatan saluran
irigasi tambak untuk menjamin kualitas dan kesesuaian
dengan spesifikasi teknis dan metode pelaksanaan yang
sudah direncanakan.
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : 1 (satu) laporan
Lokasi : Daerah Irigasi Tambak Wilayah Kerja Blok D (Paket 16)
Kabupaten Kapuas
Volume : 1 (Satu) Dokumen


1. Referensi Hukum
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2010 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/daerah;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29 tahun 2015
Tentang Rawa;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 tahun 2016
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
k. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 897 tahun 2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
m. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
o. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11 tahun 2019
tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
p. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2019
tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
q. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 tahun 2019
tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi melalui
Penyedia Jasa;
r. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;

2. Latar Belakang
Indonesia mempunyai tradisi budidaya perikanan air payau yang telah cukup lama. Budidaya
tradisional ikan dan udang dalam tambak ini telah dilakukan sejak beberapa abad silam.
Anak-anak ikan jenis ikan air payau ditangkap di perairan pantai dan dibiakkan di tambak-
tambak sepanjang pantai. Sedangkan pengisian air kedalam tambak sesuai dengan pasang-
surut air laut. Pada saat ini cara seperti ini masih diterapkan di sebagian besar daerah
tambak. Akhir-akhir ini jenis ikan tambak yang menarik yaitu jenis bandeng yang mampu
bertahan hidup dengan perubahan kandungan garam yang cukup besar serta tetap dapat
berkembang dengan baik dalam kandungan garam dengan kisaran cukup tinggi (0-5 s/d 30-
35 ppt). Jenis lainnya yang juga cukup menarik dan semakin berkembang adalah belanak,
kakap, serta mujair. Hasil perikanan tambak lainnya yang cukup penting adalah udang putih
(penaeus merguiensis) dan udang api-api (penaeus semisulcatus).

Pengembangan budidaya tambak selama akhir dekade ini adalah produksi udang untuk
diekspor, misalnya udang windu (penaeus monodon). Pada mulanya pembiakan udang hanya
sebagai sampingan dari budidaya bandeng. Karena permintaan pasar dunia untuk udang ini
terus-menerus meningkat dan sektor perikanan tidak dapat mencukupi sisi permintaan,
maka harga udang menjadi semakin tinggi dan budidaya udang menjadi bisnis yang sangat
menguntungkan. Pada saat ini udang merupakan sumber pendapatan yang cukup penting
untuk beberapa negara di Asia, terutama untuk di ekspor ke Jepang. Di Indonesia budidaya
udang juga mengalami peningkatan dan berbagai upaya pengembangan selalu dilakukan oleh
pemerintah. Berbeda dengan budidaya bandeng, budidaya udang memerlukan kestabilan
tingkat salinitas dan untuk beberapa jenis udang memerlukan kisaran salinitas yang tidak
terlalu jauh. Kebutuhan air untuk mencampur air laut akan meningkat apabila salinitas
mencapai tingkatan yang cukup tinggi, demikian juga untuk penggelontoran.
Kendala utama upaya pengembangan tambak budidaya (ikan dan udang) adalah tidak
terpenuhinya kebutuhan air asin dan air tawar baik secara kualitas dan kuantitas
disepanjang tahun, kurangnya prasarana budidaya tambak, kurangnya bantuan kredit untuk
petani kecil, dan kurangnya pengetahuan teknologi modern pembiakan udang windu
dikalangan petani kecil. Sampai saat ini, salah satu permasalahan utama pembangunan
budidaya tambak adalah masih terbatasnya ketersediaan prasarana budidaya tambak sesuai
dengan keperluan budidaya udang.

Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung (Paket 16) dengan sistem jaringan
irigasi tambak eksisting lebih lanjut perlu ditingkatkan dan direhabilitasi dengan melengkapi
dan meningkatkan keandalan sistem pengelolaan air yang ada guna memenuhi kebutuhan
air di perikanan Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung (Paket 16) yang berada di Kabupaten
Kapuas. Secara keseluruhan potensi yang ada di DIT. Batanjung adalah 3.368 Ha.

3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah tersusunnya suatu organisasi pengawasan pekerjaan dengan
beban tugas membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pelaksanaan Pekerjaan Supervisi
Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D dan secara periodik
memberikan masukan kepada Pengguna Jasa, baik yang bersifat rutin dan teknis maupun
usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan fisik serta bertanggung jawab penuh
terhadap mutu dan bangunan secara keseluruhan. Sedangkan tujuannya adalah untuk
mengendalikan kelancaran pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi sehingga
didapat hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Surat Perjanjian (Kontrak) baik dari segi
kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan biaya yang telah ditentukan.
Penerima manfaat secara langsung adalah masyarakat di sekitar lokasi kegiatan yakni
masyarakat yang bermukim di sekitar Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D. Sasaran
dari pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan Supervisi Rehabilitasi dan Peningkatan
Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D sedemikian rupa sehingga tercapai kesesuaian
dengan spesifikasi teknis. Secara garis besar sasaran pekerjaan Supervisi Rehabilitasi
dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D ini meliputi:
a. Melakukan evaluasi terhadap desain yang ada terhadap kondisi lokasi sekarang;
b. Melakukan supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan penyedia jasa konstruksi.
d. Pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada umumnya.

4. Sasaran
Terlaksananya pengawasan paket pekerjaan konsultan paket Supervisi Rehabilitasi dan
Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung Kabupaten
Kapuas (Paket 16) agar pelaksanaan dan hasil konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang sudah dipersyaratkan.


Gambar 1. Peta layout dan rencana skema jaringan/bangunan

5. Lokasi kegiatan
Kegiatan layanan jasa konsultansi supervisi konstruksi untuk Pekerjaan Rehabilitasi dan
Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung (Paket 16) berada di
DIT Batanjung dengan luas potensial 3.368 Ha. Untuk menuju ke lokasi wilayah perikanan
budidaya (tambak) DIT Batanjung ini dapat dicapai melalui jalan darat dengan roda empat
dan transportasi air dengan perahu bermesin. Lokasi ini dari Kota Palangka Raya dapat
dijangkau melalui dengan jarak 300 km jalan darat dengan waktu tempuh ± 7 jam dan
transportasi air selama ± 20 menit.

6. Sumber pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN TA. 2021.

Tabel 1
Paket Pekerjaan Supervisi Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung (Paket 16)
TA. 2021
No Paket Pekerjaan Total Dana
(Rupiah)
Supervisi
Supervisi Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa
I. 2.245.660.000,00
Wilayah Kerja Blok D DIT Batanjung Kabupaten Kapuas
(Paket 16)

7. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : PPK Irigasi dan Rawa I
Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
WS. Mentaya-Katingan, WS. Barito, WS. Jelai –
Kendawangan Provinsi Kalimantan Tengah

8. Data Dasar
Seluruh laporan terkait dengan perencanaan konstruksi diantaranya As Built Drawing, data
desain dan Studi untuk Supervisi Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah
Kerja Blok D DIT Batanjung Kabupaten Kapuas (Paket 16).

9. Standar Teknis
Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan:
a. Kriteria Perencanaan Irigasi;
b. Pedoman Penyusunan Dokumen Pengadaan, Evaluasi Penawaran, Evaluasi Kualifikasi
Pekerjaan Konstruksi, Dan Penghitungan Penyesuaian Harga/Eskalasi;
c. Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum;
d. Standar pedoman Lain yang Terkait yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dan Instansi Pemerintah Setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan;
e. Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia
Jasa;
f. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
g. Standar Nasional Indonesia dan Pedoman Teknis terkait lainnya yang masih berlaku.

10. Lingkup Kegiatan
Tugas utama Penyedia Jasa Konsultansi adalah menyiapkan informasi berupa data teknik dan
melaksanakan proses administrasi Kegiatan, melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan
secara menerus di lapangan baik itu kualitas material maupun volume pekerjaan, termasuk
melakukan pengujian-pengujian, memberikan saran teknis maupun non teknis, mengevaluasi
dan memperbaharui data (review design) serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi
bagi pemberi tugas.

Berdasarkan tahapan pekerjaan, dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah
penandatanganan kontrak konsultan supervisi harus mengajukan rencana kerja lengkap
secara tertulis dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang. Konsultan harus menyiapkan
Tim Ahli dan tenaga pendukung yang bekerja secara penuh dan berada di lokasi
pekerjaan selama pelaksanaan konstruksi.

Adapun luasan outcome dan jenis kegiatan utama yang akan dilaksanakan di pekerjaan
Rehabilitasi Dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D(Paket VII) adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Luasan outcome dan rencana kegiatan

Uraian DIT Batanjung

Outcome 3.368 Ha
Galian Saluran Suplay 27.630,00 m
Galian Saluran Sekunder 49.780,01 m
Galian Saluran Sub Sekunder 37.130,00 m
Galian Saluran Carens 42.452,20 m
Pembuatan Box Culvert 65 bh
Uraian DIT Batanjung

Pembuatan Rumah Petugas O&P 1 bh


Pembuatan Sanggar Tani (Pasah Hapakat) 1 bh
Pengadaan dan Pemasangan Papan Larangan 50 bh
Pengadaan dan Pemasangan Papan Informasi 50 bh

11. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan adalah laporan pelaksanaan kegiatan supervisi paket
penyelesaian Pekerjaan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah
Kerja Blok D DIT Batanjung Kabupaten Kapuas (Paket 16) yang terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Triwulanan
d. Laporan Akhir
e. Laporan Manual O&P
Serta laporan lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan supervisi paket penyelesaian
Pekerjaan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Wilayah Kerja Blok D
DIT Batanjung Kabupaten Kapuas (Paket 16) yaitu:
a. Laporan Hasil Peninjauan Desain Awal
b. Laporan Hasil Uji Laboratorium
c. Laporan Pekerjaan Konstruksi Selesai

12. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas
a. Laporan dan Data.
• Studi terdahulu dan data pendukung lainnya yang ada di Balai Wilayah Sungai
Kalimantan IV Palangkaraya apabila tersedia akan disiapkan oleh PPK
b. Akomodasi dan ruang kantor.
• Disiapkan oleh Pihak Penyedia Jasa, termasuk namun tidak terbatas pada tempat
tinggal/base camp termasuk didalamnya fasilitas air bersih dan kamar mandi
yang dilengkapi dengan sanitasi, Komputer/Laptop, Printer A3/A4, Kantor
Lapangan, Kendaraan roda 4 (milik sendiri/sewa), Kendaraan roda 2 (milik
sendiri/sewa).
• Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi proyek;
• Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan di lokasi
Proyek, dimana Penyedia Jasa berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja dan
menyediakan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
c. Staf Pengawas/Pendamping
• Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk pejabat/ petugas selaku Direksi dan
Supervisi.
• Pekerjaan yang akan mendampingi dan mengawasi secara langsung pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.


d. Peralatan dan Material dari Penyedia Layanan konsultansi
• Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
• Penyedia Jasa menyediakan peralatan dan material pengukuran maupun
peralatan/instrumen lain yang memenuhi standar ketelitian untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan. Peralatan dan material tersebut harus disetujui dan
direkomendasikan oleh Direksi Pekerjaan.

13. Peran Konsultan Supervisi
Konsultan Supervisi melaksanakan pekerjaan pengawasan dan bertanggung jawab penuh
atas pengawasannya. Peran konsultan pengawas adalah dalam mutu pekerjaan (Task
Concept). Konsultan Supervisi berfungsi sebagai Engineer yang melakukan tugas pengawasan
secara langsung kepada Pelaksana Konstruksi. Tugas dan tindakan pengawasan tidak hanya
melakukan koreksi atas pekerjaan, namun juga mencarikan, menyiapkan dan memutuskan
alternatif terbaik dalam tindakan pencegahan dan perbaikan atas ketidaksesuaian yang
mungkin terjadi.

14. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi adalah perusahaan/badan usaha yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultansi
dalam bidang jasa pengawasan konstruksi.
2. Tugas Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi antara lain :
a. Menyiapkan Laporan Awal yang berisi garis besar rencana proyek, metode
pelaksanaan, jadwal, Rencana Mutu Kontrak (RMK) konsultan;
b. Menyiapkan Pedoman/Manual Pengawasan dan Kendali Mutu Konstruksi yang
menguraikan prosedur kerja pengawasan dan administrasi pelaksanaan;
c. Menyiapkan laporan bulanan, triwulan yang memuat status proyek saat pelaporan
seperti progres fisik dan keuangan, kemampuan kerja Kontraktor dan permasalahan
dalam periode pelaporan, jadwal kerja untuk periode pelaporan yang akan datang
dan informasi lain yang diperlukan, serta laporan akhir pelaksanaan kegiatan
konsultansi
d. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
e. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
f. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan material,
kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap item/bagian
pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju pencapaian
volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan berkala;
g. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (HSE) oleh pelaksana;
h. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan rekomendasi
teknis opsi pemecahan masalah yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
i. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan;
j. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh
Pelaksana Konstruksi;
k. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-built
drawings) sebelum serah terima;
l. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum Serah Terima Pertama, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan
pengawasan;
m. Membantu menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, dan Serah
Terima Pertama (PHO);
n. Memeriksa dan mengevaluasi dokumen operasi dan pemeliharaan yang disusun
oleh pelaksana;
o. Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam Kontrak Konsultansi dan
sewaktu-waktu diperintahkan secara tertulis oleh PPK;
p. Menyiapkan Laporan Pekerjaan Konstruksi Selesai; dan
q. Termasuk melakukan pengujian-pengujian, memberikan saran teknis maupun non
teknis, mengevaluasi dan memperbaharui data (review design) terhadap kondisi
lapangan serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi lainnya bagi pemberi
tugas.
3. Tanggung Jawab Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi meliputi :
a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana dengan
baik sesuai dengan rencana kerja dan syarat/spesifikasi teknis pelaksanaan
pekerjaan;
b. Menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan dan
menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif kepada PPK; dan
c. Meneliti kebenaran atau membandingkan laporan progres pekerjaan yang
diklaim/dinyatakan oleh pelaksana pekerjaan dengan yang diperoleh dari laporan
tenaga konsultan supervisi di lapangan.
4. Wewenang Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi meliputi :
a. Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana pekerjaan jika
terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak;
b. Meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar pelaksanaan (shop drawing)
yang diajukan oleh kontraktor sebelum dilaksanakan;
c. Merekomendasikan kepada pengguna jasa untuk menghentikan pelaksanaan
pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan
yang diberikan;
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang permintaan tambah kurang
pekerjaan yang diajukan oleh pelaksana fisik yang dapat mempengaruhi biaya dan
waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak;
e. Mengusulkan perubahan jika terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan;
f. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, termasuk
pekerjaan fisik konstruksi yang telah dilaksanakan agar sesuai dengan kontrak kerja
yang disepakati; dan
g. Merekomendasikan kepada PPK untuk menolak material dan peralatan konstruksi
yang tidak sesuai spesifikasi.


15. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Keseluruhan jadwal pelaksanaan proyek adalah 300 (Tiga Ratus) Hari Kalender.
Tabel 3
Rencana Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Waktu Pelaksanaan Bulan (330 Hari)
NO. ITEM PEKERJAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2

I PEKERJAAN PERSIAPAN :
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
2 Foto dan Dokumentasi
3 Pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan kontruksi

II PEKERJAAN GALIAN SALURAN :


1 Daerah Irigasi Tambak Batanjung
a Galian Saluran Tipe IV :
b Galian Saluran Tipe II :
c Galian Saluran Tipe I :
d Galian Saluran Tipe I :

III PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP :


1 Daerah Irigasi Tambak Batanjung
a Pembuatan Box Culvert
b Pembuatan Rumah Petugas O&P
c Pembuatan Sanggar Tani (Saung Meeting)
d Pengadaan dan Pemasangan Papan Larangan
e Pengadaan dan Pemasangan Papan Informasi

Tabel 4
Jadwal Penugasan Personil
JUMLAH JADWAL PENUGASAN PERSONIL
NO JABATAN (Orang BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII BULAN VIII BULAN IX BULAN X
Bulan) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I Supervision Engineer (SE) Team Leader :

1 Supervision Engineer (SE) 10 OB

II Inspection Engineer (IE) :

1 Water Resources Engineer 10 OB

2 Structure Engineer 6 OB

III Quality Engineer :

1 Quality Engineer 3 OB

IV Quantity Engineer :

1 Quantity Engineer 3 OB

V HSE :

1 HSE (Ahli Keselamatan Kerja) 6 OB

VI Tenaga Sub-Profesional

1 Surveyor 3 OB

2 Inspektur 40 OB

VII Supporting Staff

1 Operator Komputer 7 OB

2 Operator CAD 7 OB

3 Administrasi dan Keuangan 10 OB

4 Office Boy 10 OB

5 Pengemudi 10 OB

6 Tenaga Lokal Surveyor 6 OB




16. Personil
a. Kualifikasi Personil
Setiap personil konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultasi ini harus memiliki
kemampuan yang tinggi dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas
pekerjaan. Setiap tenaga ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman
profesional dan pendidikan yang sesuai seperti ditunjukkan tabel berikut ini, dengan
kondisi yang sama dengan yang sedang berlaku :

Tabel 5
Kualifikasi Personil
Kualifikasi Jumlah
KET.
No Jabatan Kerja Keahlian Pendidik Orang
Pengalaman Klasifikasi Tenaga Ahli Bulan
an
A Tenaga Ahli
Ketua Tim
Sumber Task
1 /Supervision S1/D4 7 tahun Ahli Madya 10
Daya Air Concept
Engineer
Water
Sumber Daya Task
2 Resources S1/D4 4 tahun Ahli Muda 10
Air Concept
Engineer
Structure Sumber Daya Task
3 S1/D4 4 tahun Ahli Muda 6
Engineer Air Concept
Quality Sumber Daya Task
4 S1/D4 3 tahun Ahli Muda 3
Engineer Air Concept
Manajemen
Quantity Task
5 Konstruksi/G S1/D4 3 tahun Ahli Muda 3
Engineer Concept
eodesi
Health Safety
Keselamatan Assistant
6 Environment S1/D4 3 tahun Ahli Muda 6
Kerja Concept
Engineer
B Tenaga Sub-Profesional
SKT Survey
1 Surveyor dan D-III - - - 3
Pengukuran
SKT
Pengawas
2 Inspektur Mutu dan D-III - - - 40
Pelaksanaan
Konstruksi
C Tenaga Pendukung
Operator
1 Komputer D-III - - - 7
Komputer
2 Operator CAD Komputer D-III - - - 7
Administrasi
3 Manajemen D-III - - - 10
dan Keuangan
Office Boy
4 - SMA - - - 10
(OB)
5 Pengemudi - SMA - - - 10
Tenaga Lokal
6 - SMA - - - 6
Pengukuran



b. Tenaga Ahli
1. Ketua Tim/Supervision Engineer (SE)
Minimal Sarjana (S-1/D-IV), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, dengan
pengalaman sebagai Supervision Engineer/Team Leader minimum 7 (tujuh) tahun
dalam pekerjaan sejenis bidangnya serta memiliki Sertifikat Keahlian dari Asosiasi
Profesi dengan kualifikasi minimal sebagai Ahli Madya.
Mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Mewakili Tim Konsultan dan bertanggung jawab penuh terhadap jasa layanan
supervisi konstruksi berdasarkan Kontrak Pelaksanaan Jasa Konsultan;
b. mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setiap
pelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana dan
menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat dilakukan dengan cepat
keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian
kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya;
c. mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara teratur
dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada
Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
d. memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan;
e. membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan
dan material;
f. mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
g. memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan
dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan pekerjaan
terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan hal itu benar-
benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal
demikian, maka Supervision Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis
bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut;
h. memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang
telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
i. menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
j. memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
k. mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang benar untuk
bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
l.mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan agar semua
gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan
(PHO);
m. memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana
sebelum pelaksanaan;
n. melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi
pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi
lapangan.
o. memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil
pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
p. mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada
PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya;
q. menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian, laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran, gambar desain,
laporan hasil inspeksi lapangan, laporan pemenuhan tingkat layanan jalan dan
lainnya; dan
r. bertanggung jawab penuh jika diperlukan perpanjangan waktu atas pekerjaan
pengawasan/supervisi sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan jasa
konstruksi.

2. Water Resources Engineer
• Minimal Sarjana (S-1) Teknik jurusan Teknik Sipil atau Pengairan dengan
pengalaman Water Resources Engineer minimal 4 (empat) tahun dan pengalaman
menjadi Water Resources Engineer dalam pekerjaan sejenis minimal 1 (Satu) kali
dan memiliki Sertifikat Ahli Teknik Sumber Daya Air dari Asosiasi Profesi dengan
kualifikasi minimal sebagai Ahli Muda.
• Tugas dan tanggung jawab Water Resources Engineer meliputi:
a) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan
pelaksanaan di lapangan;
b) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang keamanan
dan keselamatan kerja;
c) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
d) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan dinilai tidak
benar atau membahayakan. Dalam segala hal, semua instruksi harus dicatat
dalam buku harian (log book) serta segera memberi tahu kepada Supervision
Engineer;
e) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar Kemajuan
Pekerjaan);
f) Mengumpulkan dan meninjau sistem perencanaan, data desain dan manual
O&P dari studi sebelumnya (jika ada),
g) Memeriksa organisasi O&P yang telah ada di wilayah proyek termasuk Balai,
DINAS dan P3A,
h) Memeriksa dan menyelidiki hambatan/ kendala untuk pelaksanaan O&P dan
mempertimbangkan tindakan penyelesaian masalahnya sebagai masukan
dalam penyusunan pedoman O&P,
i) Berdiskusi dengan pihak terkait untuk finalisasi atas draf pedoman O&P
jaringan irigasi
j) Menyelesaikan pedoman O&P berdasarkan hasil diskusi tersebut di atas dan
menjelaskan isi pedoman O&P kepada pihak terkait termasuk P3A.
k) Membuat laporan manual OP.

3. Structure Engineer
Minimal Sarjana (S-1) Teknik jurusan Teknik Sipil atau Pengairan dengan
pengalaman Structure Engineer minimal 4 (empat) tahun dan pengalaman menjadi
Structure Engineer dalam pekerjaan sejenis minimal 1 (Satu) kali dan memiliki
Sertifikat Ahli Teknik Sumber Daya Air dari Asosiasi Profesi dengan kualifikasi
minimal sebagai Ahli Muda. Tugas dan tanggung jawab Structure Engineer meliputi:
a) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan pelaksanaan
di lapangan;
b) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang keamanan
dan keselamatan kerja;
c) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
d) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan dinilai tidak benar
atau membahayakan. Dalam segala hal, semua instruksi harus dicatat dalam
buku harian (log book) serta segera memberi tahu kepada Supervision Engineer;
e) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan);
dan
f) Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh Pelaksana.

4. Quality Engineer
Minimal Sarjana (S-1/D-IV), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, dengan
pengalaman sebagai Quality Engineer minimum 3 (tiga) tahun dalam pekerjaan
sejenis dibidangnya serta memiliki Sertifikat Keahlian dari Asosiasi Profesi dengan
kualifikasi minimal sebagai Ahli Muda.
Mempunyai tugas dan kewajiban :
a. memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan, material
dan peralatan yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi;
b. melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta memantau alat-
alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium
yang ada sudah siap dioperasikan;
c. melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian
yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya, dan memberitahukan
dengan segera secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang kekurangan-
kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun
setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
d. menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta menyerahkannya
kepada Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau
ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang bersangkutan;
e. mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh
Pelaksana tidak kurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
f. memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga
sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi;
g. menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan mengenai semua
hasil pengujian yang diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh
Supervision Engineer kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data
laboratorium serta pengujian dilapangan berikut risalah/kesimpulan dari data
yang ada;
h. menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian hasil
pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan;
i. melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan mutu
pekerjaan;
j. verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan mutu
keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis;
k. membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada) dan
tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
l. memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana mengenai metodologi
pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

5. Quantity Engineer (Ahli Muda)
Minimal Sarjana (S-1) Teknik jurusan Teknik Sipil atau Pengairan dengan pengalaman
Quantity Engineer minimal 3 (tiga) tahun dan pengalaman menjadi Quantity Engineer
dalam pekerjaan sejenis minimal 1 (Satu) kali dan memiliki Sertifikat Ahli Manajemen
Konstruksi/Geodesi dari Asosiasi Profesi dengan kualifikasi minimal sebagai Ahli
Muda. Tugas dan Tanggung jawab Quantity Engineer meliputi:
a) Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan;
b) Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan,
serta selalu memberikan informasi tentang rincian pekerjaan kepada Supervision
Engineer;
c) Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
d) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision Engineer
dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium;
e) Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Supervision Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai Dokumen Kontrak;
f) Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer pada hari itu juga;
g) Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap pelaksana sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
h) Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang
kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan
tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian kejadian khusus dan sebagainya
dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada Supervision Engineer dan PPK setiap hari setelah
selesai kerja;
i) Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua
pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan harian tersebut;
j) Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan evaluasi hasil
pekerjaan (performa pekerjaan) di lapangan;
k) Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
l) Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada Supervision Engineer sebagai bahan masukan yang disampaikan kepada
PPK;
m) Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan, perhitungan
bobot pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kontrak; dan
n) Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya
memenuhi syarat.

6. Health Safety Environment (HSE) Engineer
Minimal Sarjana (S-1/D-IV), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, dengan
pengalaman sebagai Health Safety Environment Engineer minimum 3 (tiga) tahun
dalam pekerjaan sejenis dibidangnya serta memiliki Sertifikat Keahlian dari Asosiasi
Profesi dengan kualifikasi minimal sebagai Ahli Muda.
Mempunyai tugas dan kewajiban :
a. mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya
(impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability);
b. menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi
upaya preventif dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk
mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya
korektif bertujuan untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan
kerja;
c. membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan
memelihara borang atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis akar
masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.

c. Tenaga Sub-Profesional
1. Surveyor
Minimal Diploma (D-III), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Sertifikat Keterampilan Survey dan Pengukuran.
a. melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran di lapangan. Selain itu juga
melakukan penyusunan dan penggambaran data.
b. mengevaluasi hasil pengukuran dengen mencatat berbagai kekurangan data.
c. melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar memastikan
pengukuran dilakukan dengan akurat.
d. melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar pengukuran
dilakukan sesuai prosedur dan sesuai dengan kondisi lapangan.
e. mengawasi pelaksanaan staking out.
f. melaksanakan survei lapangan dan peninjauan lokasi-lokasi yang akan
dikerjakan.
g. melaporkan hasil pekerjaan ke Quality Engineer, Quantity Engineer.

2. Inspektur
Minimal Diploma (D-III), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Sertifikat Pengawas Mutu dan Pelaksanaan Konstruksi.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. melakukan supervisi dalam menjalankan dukungan fungsinya sebagai Control
Quality untuk mengawal proses pekerjaan kontraktor.
b. melakukan evaluasi pengajuan Material, Shop Drawing dan Metode Kerja
Kontraktor.
c. mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

d. Tenaga Pendukung
1. Operator Komputer
Minimal Diploma (D-III), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Sertifikat.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Menerima, membaca, menyimpan dan memasukan data agar tersimpan dengan
baik.
b. Mencetak dan menyerahkan hasil pekerjaan.
c. Merawat dan menjaga file atau data agar terhindar dari kerusakan.
d. Melaksanakan dan melaporkan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban.

2. Operator CAD
Minimal Diploma (D-III), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Sertifikat Pelaksanaan Konstruksi.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Memberikan pedoman dan rincian teknis desain yang sedang dirancang/bangun.
b. Menggambar topografi, peta kontur, digram, atau rencana untuk proyek
konstruksi.
c. Membuat gambar pra-rencana bangunan, gambar perencanaan bangunan yang
diserahkan kepada owner/pemilik proyek untuk dijadikan pedoman dalam
menghitung rencana anggaran biaya bangunan serta pelaksanaan pembangunan.
d. Meninjau data dari teknisi agar sesuai dengan rancangan desain yang telah
dibuat.

3. Administrasi & Keuangan
Minimal Diploma (D-III), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Sertifikat Pengawas Mutu dan Pelaksanaan Konstruksi.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Membuat perencanaan, peminjaman, penerimaan, pengeluaran, dan pembayaran
keuangan.
b. Menyusun informasi keuangan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
c. Mengelola modal kas, mulai dari membuka rekening, mengerjakan kas, dan
menangani pembayaran atas kewajiban dan menjadikan catatan transaksi kas.
d. Bekerja sama dalam menyusun kebijakan administrasi keuangan dengan bagian
lainnya.

4. Office Boy
Minimal Diploma (SMA), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
pengalaman kerja.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Membersikan dan merapikan meja kursi, komputer dan perlengkapan penunjang
lainnya.
b. Mempersiapkan dan membersihkan ruang pertemuan/rapat.
c. Menyediakan dan mempersiapkan makanan dan minuman untuk karyawan.
d. Membereskan piring, gelas dan perlengkapan makan karyawan.
e. Melayani permintaan fotocopy.
f. Membuang sampah yang ada di ruangan kerja dan areal tanggung jawabnya.

5. Pengemudi
Minimal Diploma (SMA), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Surat Izin Mengemudi.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Memeriksa keadaan dan kelengkapan kendaraan agar dapat dikendarai dengan
baik.
b. Merawat kendaraan secara rutin agar kendaraan dapat digunakan.
c. Memperbaiki kerusakan kecil agar kendaraan dapat beroperasi dengan layak.
Mengantar karyawan/pegawai/tamu ke tempat tujuan.
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban.

6. Tenaga Lokal Pengukuran
Minimal Diploma (SMA), dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir, serta
memiliki Keahlian Pengukuran.
Mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Membantu dalam proses pengukuran awal.
b. Mengantarkan karyawan ke lokasi pngukuran.
c. Meneliti dan menentukan titik-tik kontrol.
d. Menentukan batas-batas areal pengukuran.

17. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan layanan jasa konsultansi konstruksi adalah selama 300 (Tiga Ratus) Hari
Kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Secara garis besar tahapan pekerjaan pengawasan teknik dapat dikelompokan
sebagai berikut:
a. Persiapan dan mobilisasi personil dan peralatan konsultan;
b. Uitzet bersama penyedia jasa konstruksi serta pihak pengguna jasa;
c. Perubahan Design berdasarkan hasil survei dan informasi terbaru (jika diperlukan);
d. Membuat laporan-laporan dalam bentuk :
- Laporan Pendahuluan, Bulanan, Triwulan
- Laporan kegiatan harian personil supervisi
- Laporan progress fisik kemajuan pekerjaan (laporan harian, mingguan, bulanan,
termasuk grafik/kurva kemajuan pekerjaan)
- Laporan-laporan hasil rapat periodik termasuk notulen rapat
- Laporan Akhir dan laporan penunjang lainnya
e. Pengawasan program mobilisasi Penyedia Jasa (peralatan dan personil)
f. Pengawasan Material Konstruksi
g. Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
a. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam tahap ini konsultan harus menyiapkan :
- Personil tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
- Kantor berikut perlengkapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.
- Data dan peralatan penunjang.
- Fasilitas akomodasi dan transportasi.
b. Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
Pekerjaan pengawasan yang harus dikerjakan oleh konsultan secara umum dapat
dibagi berdasarkan fungsi pokoknya antara lain:
1. Pemeriksaan (tes dan inspeksi)
a. Memeriksa data survei di lapangan.
b. Mengarahkan dan memeriksa pelaksanaan tes laboratorium dan tes
lapangan untuk pekerjaan Beton dan semua material yang akan digunakan
dan metode kerja yang akan dilaksanakan.
c. Melakukan pengawasan uji laboratorium beserta laporannya dari material
yang datang dan terpasang di lapangan.
- Sebelum melakukan uji laboratorium, contoh material harus disediakan
sebanyak 2 (dua) contoh dimana masing-masing contoh disimpan dalam
tempat yang aman seperti toples atau tabung dan masing-masing contoh
tersebut disimpan di kantor lapangan/direksi keet 1 (satu contoh), dan 1
(satu) contoh lainnya untuk diuji di laboratorium.
- Segala biaya akibat adanya pengujian-pengujian contoh dan material
lainnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
d. Mengawasi dan mengevaluasi semua konstruksi, peralatan, dan barang-
barang lain agar sesuai dengan acuan dan kondisi dari dokumen kontrak.
e. Memeriksa material yang akan digunakan di Kegiatan termasuk juga
sumbernya yang harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas.
f. Pemeriksaan Serah Terima Pertama termasuk penyiapan laporan dan Berita
Acara Serah Terima Pertama yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat
Penerimaan Pertama.
2. Pengawasan (kontrol)
a. Meninjau ulang dan mengkaji laporan, dokumen dan gambar desain yang
telah ada serta memastikan ketelitian isi dokumen desain, perhitungan dan
gambar yang ada dan mengusulkan perubahan/modifikasi desain atau
penyusunan desain tambahan jika diperlukan disertai penyiapan gambar
desainnya.
b. Dalam hal diperlukan perubahan desain atau penyusunan desain tambahan,
tugas Konsultan termasuk melaksanakan kegiatan lainnya yang diperlukan,
serta mengawasi pelaksanaan kegiatan pengukuran, survey, penelitian dan
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
c. Memeriksa patok-patok ukur dan patok bench marks yang digunakan dalam
pelaksanaan survei sebelumnya dan meneliti ketepatan peta topografi yang
digunakan untuk membuat desain serta memeriksa patok-patok ukur dan
bench marks yang disusun / disiapkan oleh kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan.
d. Memeriksa gambar kerja, shop drawings, usulan modifikasi desain dan
perhitungannya yang diserahkan oleh kontraktor
e. Menjaga pencapaian kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa bar chart dan
PDM/CPM yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disetujui.
f. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan
oleh Penyedia Jasa, penyesuaian desain bila diperlukan, agar sesuai dengan
kebutuhan teknis dan lapangan.
g. Memeriksa dan menyetujui gambar purna bangun (As Built Drawing) yang
disiapkan oleh Penyedia Jasa.
h. Menjaga dan memperbaharui secara berkala daftar tenaga kerja dan
peralatan yang digunakan Penyedia Jasa dengan mengacu pada daftar yang
sudah disetujui oleh pemberi tugas saat pengajuan penawaran.
i. Memeriksa dan menyetujui catatatan yang dibuat Penyedia Jasa tentang
laporan harian yang berisi: kondisi cuaca harian, kondisi di luar normal di
lapangan, peralatan Penyedia Jasa, dan personil di lapangan serta peristiwa
kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-Iangkah yang
diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
j. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan
yang diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen
kontrak, untuk material dan peralatan yang digunakan di Kegiatan.
3. Administrasi
a. Mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu Pemberi
Tugas pada saat negosiasi harga dan biaya konstruksi setiap perubahan
b. Mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi Pemberi Tugas dalam
bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup
pekerjaan kontrak, draft perubahan-perubahan lain di ruang lingkup
pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
c. Melakukan kajian terhadap desain (review design) jika diperlukan.
4. Laporan
a. Memberikan laporan secara rutin semua pengukuran kuantitas dan kualitas
pekerjaan yang sudah di tes termasuk penggunaan dan kualitas material,
kepada Pemberi Tugas.
b. Memberikan laporan secara insidental kalau diperlukan jika ada masalah
yang timbul, dan memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan.

18. Laporan Hasil Pekerjaan
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan memuat jadwal kerja keseluruhan, jadwal penugasan dan rencana
mobilisasi personil, rencana kerja, pengaturan administrasi, hasil tinjauan pada desain
yang ada selama periode awal, dsb. Laporan adalah sebanyak 3 (tiga) buku dan harus
sudah diserahkan paling lambat 3 (tiga) hari setelah konsep laporan pendahuluan
disetujui.
b. Laporan Rencana Mutu Kontrak
Penyedia jasa diwajibkan membuat laporan Rencana Mutu Kontrak dengan persetujuan
direksi (Pengguna Jasa) dan diserahkan selambat-lambatnya bersamaan dengan
penyerahan laporan pendahuluan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dari Pejabat Pembuat Komitmen sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat mobilisasi tenaga ahli, man-month yang terpakai, dan
ringkasan kemajuan pekerjaan selama bulan pelaporan, masalah yang dihadapi dan
solusi penyimpangannya dari jadwal pekerjaan asli, program dan jadwal pekerjaan
untuk bulan berikutnya, serta foto dokumentasi pelaksanaan kegiatan konstruksi setiap
bulannya. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal ke-5 (lima) setiap
bulannya, diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
d. Laporan Triwulan
Diserahkan setiap selang tiga bulan, memuat ringkasan kegiatan konsultan, kemajuan
pekerjaan selama periode pelaporan, masalah yang dihadapi, penyimpangan dari jadwal
kerja asli, program dan jadwal kerja untuk periode berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 (lima) setiap triwulan,
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
e. Laporan Akhir
Sebelum laporan akhir diserahkan, konsultan supervisi harus menyerahkan Draft
Laporan Akhir yang memuat keseluruhan rencana laporan hasil akhir dari supervisi
konstruksi yang dilaksanakan sebagai bahan diskusi materi final report yang akan
disusun dan didiskusikan bersama dengan pihak-pihak terkait.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir bulan ke-10 (sepuluh) sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan. Laporan Akhir memuat keseluruhan dari
hasil supervisi konstruksi yang telah selesai dilakukan beserta laporan-laporan
pendukungnya. Laporan Akhir yang harus diserahkan berisi ringkasan kronologis proses
pelaksanaan konstruksi terkait aspek manajemen proyek dan pengawasan konstruksi
pekerjaan proyek dilengkapi tabel prestasi kemajuan pekerjaan, tabel prestasi
pembayaran, adendum/amandemen kontrak, tabel dimensi dan hidrolika
saluran/bangunan, skema jaringan/bangunan, tabel perhitungan MC.0% dan MC.100%
serta laporan Operasi dan Pemeliharaan yang berisi panduan dan prosedur untuk O&P
pada semua fasilitas proyek sehingga mendapatkan tingkat manfaat yang paling efektif
dan menjaga fasilitas proyek berfungsi sesuai dengan masa manfaatnya.
f. Laporan Manual O&P
Laporan Manual O&P sebanyak 3 (tiga) buku dan harus diserahkan paling lambat pada
saat kontrak berakhir.
g. Dokumentasi
Untuk kelengkapan administrasi pelaporan diperlukan foto dokumentasi lapangan yang
menggambarkan kondisi saluran pada saat awal (0%), sedang (50%) dan selesai
pekerjaan (100%) serta kondisi bangunan pada saat awal (0%), sedang (25%, 50%,
75%) dan selesai pekerjaan (100%), masing-masing 3 (tiga) rangkap. Foto dokumentasi
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Foto diambil pada titik dan arah yang tetap/ sama.
2. Setiap pengambilan foto harus diberi nomenklatur sebagai identitas obyek.
3. Pengambilan foto Saluran pada setiap jarak 200 meter sepanjang saluran.
4. Pengambilan foto bangunan dilakukan pada setiap detail konstruksi.
5. Foto dicetak sebanyak 3 (tiga) rangkap dalam album dan copy External disk.
6. Ukuran foto adalah 3R dan disusun sesuai dengan titik dan arah yang tetap dan
disusun dalam album sesuai urutannya
7. Biaya foto dokumentasi sudah termasuk dalam biaya harga satuan pekerjaan.
Semua laporan-laporan tersebut diatas selain bentuk hardcopy, konsultan supervisi juga
harus menyerahkan dalam bentuk softcopy semua laporan dalam harddisk (2 TB)
sebanyak 2 (dua) buah, paling lambat harus sudah diserahkan pada saat berakhirnya
masa kontrak.

19. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan pekerjaan konstruksi berdasarkan KAK ini dilakukan dalam wilayah
negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK ini dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

20. Persyaratan Kerjasama
Dalam hal peserta akan melakukan kerjasama operasi (KSO)/kemitraan maka disyaratkan
sebagai berikut:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
b. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap seluruh peserta yang tergabung dalam Kerja
Sama Operasi/kemitraan;
c. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO tertentu;
d. Menunjuk 1 nama peserta sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk
kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO;
e. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan
dokumen kontrak;
f. Perjanjian secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila seleksi
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.


21. Alih Pengetahuan
Jika diperlukan, penyedia pekerjaan konstruksi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
staf Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I dan SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air WS. Mentaya-Katingan, WS. Barito, WS. Jelai – Kendawangan Provinsi
Kalimantan Tengah.

22. Lain-Lain
a. Dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan wajib untuk selalu berhubungan dengan
pengguna jasa, penyedia jasa juga diharapkan untuk melakukan asistensi kepada Tim
Direksi untuk membahas pekerjaan yang sekaligus menyampaikan permasalahan yang
terkait guna memperoleh persetujuan dan mengajukan program kerja selanjutnya. Sifat
asistensi itu lebih mengarah kepada diskusi secara langsung (informal).
b. Sewaktu-waktu konsultan dapat diminta oleh Pengguna Jasa untuk mengadakan diskusi
atau memberikan penjelasan/paparan mengenai tahap atau hasil kerjanya.
c. Konsultan harus menunjuk seorang yang sewaktu-waktu dapat dihubungi dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk bertindak dan mengambil
keputusan atas nama konsultan.
d. Semua usulan teknis yang diajukan oleh konsultan harus didiskusikan dengan Pengguna
Jasa.
e. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus
didiskusikan dengan Pengguna Jasa.
f. Hal-hal yang belum jelas dan belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini, akan
dijelaskan dalam Acara Penjelasan Pekerjaan.
g. Konsultan supervisi wajib melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 21 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

Palangka Raya, Desember 2020

Ditetapkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I
WS. Mentaya - Katingan, WS. Barito, WS. Jelai - Kendawangan

Provinsi Kalimantan Tengah,




AGUS SUMADIYONO, ST, M. PSDA
NIP. 19690413 200502 1 001

Anda mungkin juga menyukai