0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan, dan prosedur penatalaksanaan hipertensi primer di Puskesmas. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dan tinggi di dalam arteri yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan kerusakan organ. Prosedurnya meliputi pengukuran tekanan darah, diagnosis, klasifikasi beratnya hipertensi, serta langkah awal penatalaksanaan melalui perubahan gaya hidup dan terapi ob
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan, dan prosedur penatalaksanaan hipertensi primer di Puskesmas. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dan tinggi di dalam arteri yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan kerusakan organ. Prosedurnya meliputi pengukuran tekanan darah, diagnosis, klasifikasi beratnya hipertensi, serta langkah awal penatalaksanaan melalui perubahan gaya hidup dan terapi ob
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan, dan prosedur penatalaksanaan hipertensi primer di Puskesmas. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dan tinggi di dalam arteri yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan kerusakan organ. Prosedurnya meliputi pengukuran tekanan darah, diagnosis, klasifikasi beratnya hipertensi, serta langkah awal penatalaksanaan melalui perubahan gaya hidup dan terapi ob
1.Pengertian Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan
darah didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. 2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penatalaksanaan Hipertensi Primer 3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : / / / 2019 tentang jenis pelayanan pasien Poli Umum di UPT Puskesmas Kranggan
4.Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007. Cetakan Tahun 2008 5.Prosedur a. Petugas (dokter/perawat) melakukan Anamnesis dengan menanyakan keluhan dan factor resiko hipertensi, melakukan pemeriksaan fisik serta mengukur Tekanan darah dan jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi. b. Petugas (dokter/perawat) melakukan penegakkan diagnosa Hipertensi dan mengklasifikasikannya. Tabel . Klasifikasi tekanan darah pada dewasa Tekanan Darah Tekanan Darah Klasifikasi Sistolik Diastolik
c. Petugas (dokter/perawat) melakukan/memberikan penatalaksanaan :
1. Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita: a. Menurunkan berat badan sampai batas ideal. b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi. c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol. d. Olah raga yang tidak terlalu berat seperti jalan kaki e. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali. f. Berhenti merokok. 2. Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut ini: a. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari (Pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi / udem paru) b. Reserpin 0,1 – 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal c. Propanolol mulai dari 10 mg 2 x sehari dapat dinaikkan 20 mg 2 x sehari.(Kontra indikasi untuk penderita asma). d. Kaptopril 12,5 – 25 mg 2 – 3 x sehari. (Kontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan penderita asma). 6. Unit terkait 1. BP 2. UGD 3. Pustu