Anda di halaman 1dari 13

Indonesian Journal of History Education, 6 (1), 2018: p.

1-13
E-ISSN: 2549-0354; P-ISSN: 2252-6641

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Sikap


dan Perilaku Sosial Peserta Didik Melalui Pembelajaran
Sejarah di SMA PGRI 1 Pati Tahun Pelajaran 2017/2018

Siswati, Cahyo Budi Utomo, Abdul Muntholib

Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang, Semarang-Indonesia

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui proses implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
sikap dan perilaku sosial peserta didik melalui pembelajaran sejarah di SMA PGRI 1 Pati, mengetahui
sikap dan perilaku sosial peserta didik saat pembelajaran sejarah di SMA PGRI 1 Pati, dan mengetahui
kendala apa saja yang di alami guru sejarah dalam implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
sikap dan perilaku sosial peserta didik di SMA PGRI 1 Pati. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fe-
nomenologis. Sasaran penelitian ini adalah guru sejarah SMA PGRI 1 Pati dan siswa kelas X IPS dan XI
IPS SMA PGRI 1 Pati. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, dokumentasi dan wa-
wancara. Uji validitas data dengan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
display, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah proses implementasi pendidikan
karakter dalam membentuk sikap dan perilaku sosial siswa di lakukan di luar kelas berkaitan dengan
peraturan sekolah yang menjadi kebiasaan dan di dalam kelas di sesuaikan dengan materi yang berhub-
ungan dengan nilai-nilai karakter yang nantinya dapat membentuk sikap dan perilaku sosial siswa. Sikap
dan perilaku sosial siswa SMA PGRI 1 Pati dapat dikatakan sudah baik. Kendala yang di alami guru se-
jarah adalah peraturan pemerintah yang berubah-ubah serta karakteristik siswa yang berbeda-beda.

Kata kunci: pendidikan karakter; sikap sosial; perilaku sosial; pembelajaran sejarah

ABSTRACT

This research aims to find out the process of implementation of duties and social responsibilities of stu-
dents in SMA PGRI 1 Pati, attitude and social behavior of learners when learning history in SMA PGRI 1
Pati, and the problem of implementation of education in form of attitude and social responsibility of learn-
ers in SMA PGRI 1 Pati. This research is a qualitative phenomenological research. Target of this research
is history teacher of SMA PGRI 1 PATI and student of class X IPS and XI IPS SMA PGRI 1 PATI. Data
collection techniques used Observation, documentation and interview techniques. Test the validity of data
with Source Triangulation. Data analysis techniques using data reduction, display, reduction in conclu-
sions and verification. The results of this research are the processes undertaken in the classroom and in
the classroom, outside the classroom with customary school rules and in the classroom with meanings
related to the values of existing characters can shape students' social attitudes and behaviors. Attitudes
and social behavior of high school students PGRI 1 PATI can be said to have been good. The constraints
experienced by history teachers are government regulations that vary in different and different contexts.

Keywords: character education; social attitudes; social behaviour; historical learning

Korespondensi penulis
Email: sejarah@mail.unnes.ac.id

1
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

PENDAHULUAN madrasah sehingga pembentukan karakter


Pendidikan merupakan pilar tegaknya tidak hanya dipupuk dari keluarga tetapi
suatu bangsa. Melalui pendidikan-lah juga di bina di sekolah. Karena sekolah
bangsa akan tegak mampu menjaga mart- merupakan rumah kedua peserta didik da-
abat. Dalam era ini, pendidikan bukan lam hal pembiasaan. Pentingnya pendidi-
hanya terpaku dalam faktor intelektual kan karakter tidak lepas dari munculnya
yang dimiliki sesorang saat menempuh beberapa fenomena sosial saat ini, yang di-
pendidikan namun juga harus diintegrasi- tunjukkan dengan perilaku yang tidak
kan dengan faktor lain seperti halnya berkarakter serta adanya gejala-gejala
sikap, perilaku, dan karakter. Masalah yang menandakan tergerusnya karakter
pendidikan di Indonesia sangatlah kom- sebuah bangsa. Perilaku negatif yang mun-
pleks karena di semua aspeknya terdapat cul dari berbagai kalangan mulai dari
persoalan yang perlu diselesaikan. Deka- masyarakat, pelajar, dan kalangan lainnya
densi moral telah merajalela dalam dunia menunjukkan bahwa karakter yang dimil-
pendidikan sehingga menjadi potret bu- iki masih sangat kurang bahkan lebih
ram dalam dunia pendidikan. Hal ini bisa cenderung saat ini tidak mempunyai
dilihat dari maraknya perkelahian antar- karakter yang sesuai dalam norma
pelajar, banyaknya kasus narkoba yang masyarakat.
menjerat siswa, Siswa yang menunjukkan Jadi mempelajari karakter tidak le-
sikap kurang hormat kepada orang de- pas mempelajari nilai atau sikap, norma,
wasa, kasus menyontek yang sudah men- dan moral. Salah satu unsur dalam karak-
jadi kebiasaan. Persoalan budaya dan ter seseorang adalah sikap dan perilaku.
karakter bangsa saat ini menjadi sorotan Sikap sesorang diwujudkan dalam
tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai perilaku orang tersebut dan perilaku akan
berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam dilihat orang lain dan itu akan membuat
berbagai tulisan di media orang lain menilai bagaimanakah karakter
cetak,wawancara, dialog, dan gelar wicara orang tersebut. Bahkan dari sikap dan
di media elektronik (Utomo, 2017: 23). Fe- perilaku tersebut orang lain cenderung
nomena ini menjadikan dunia pendidikan menilai sebagai cerminan karakter
berbenah sehingga pendidikan karakter seseorang tersebut, walaupun hal yang
sangat penting saat ini dimana nantinya dilihat orang lain tidak tentu benar.
pendidikan karakter bisa merubah Lickona dalam Samani dan Hari-
masyarakat menjadi lebih baik lagi. yanto (2011:44) mendefinisikan pendidi-
Alex Agboola dalam jurnal yang ber- kan karakter sebagai upaya yang
judul Bring Character Education into dirancang secara sengaja untuk memper-
Classroom (2012:168) menyatakan bahwa baiki karakter para siswa. Karakter meru-
kebijakan pendidikan harus mengambil pakan nilai-nilai perilaku manusia yang
inisiatif untuk mengaktualisasikan pen- berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
didikan moral dalam sistem sekolah. Dil- Esa, diri sendiri, sesama manusia, ling-
akukan bersama-sama, orang tua, guru, kungan, dan kebangsaan, yang terwujud
dan administrator sebagai pemangku dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan
kepentingan, harus bersama-sama dan perbuatan berdasarkan norma-norma
bergabung untuk mendorong para siswa agama, hukum, tata krama, budaya dan
mewujudkan nilai-nilai baik dalam hidup adat istiadat. Chaplin (Kartini Kartono,
mereka, untuk itulah perlu implementasi 2006: 469) mendefinisikan social
pendidikan karakter di sekolah atau attitudes (sikap sosial) yaitu: (1) satu

2
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

predisposisi atau kecenderungan untuk pembentukan watak dan peradaban


bertingkah laku dengan cara tertentu bangsa yang bermartabat serta dalam
terhadap orang lain; (2) satu pendapat pembentukan manusia Indonesia yang
umum; dan (3)satu sikap yang terarah memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
kepada tujuan-tujuan sosial, sebagai air (Hamdan, 2017: 17).
lawan dari sikap yang terarah pada tujuan- Menurut Said Hamid Hasan dalam
tujuan private (pribadi). Suryadi (2012:77) untuk jenjang SMA,
Dapat disimpulkan bahwa sikap so- tujuan pendidikan sejarah sudah berkem-
sial adalah kesadaran individu yang bang pada pemahaman mendalam sebagai
menentukan perbuatan nyata untuk peristiwa sejarah yang dianggap penting
bertingkah laku dengan cara tertentu ter- untuk membangun kemampuan berpikir
hadap orang lain dan mementingkan kritis, kemampuan belajar, rasa ingin
tujuan-tujuan sosial daripada tujuan tahu, kepedulian sosial, dan semangat ke-
pribadi dalam kehidupan masyarakat. Per- bangsaan. Saraswati dalam jurnal yang
ilaku adalah tindakan atau aktivitas dari berjudul The Significance and purpose of
manusia itu sendiri yang mempunyai ben- ancient manuscript for the nation culture
tangan yang sangat luas antara lain: ber- and character development through the
jalan, berbicara, menangis, tertawa, history teaching (2011:133) menyatakan
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan bahwa belajar sejarah dapat membentuk
sebagainya. Mayers (2012:171) karakter suatu bangsa karena sejarah
mengemukakan bahwa perilaku merupa- merupakan bukti otentik perjalanan suatu
kan unsur terpenting dari kehidupan bangsa, dalam pembelajaran sejarah ter-
manusia, dimana perilaku dapat berubah dapat nilai nilai karakter yang ada sejak za-
sewaktu-waktu baik secara paksaan mau- man dahulu sehingga belajar sejarah dapat
pun secara alamiah. Perilaku sosial adalah membentuk karakter suatu bangsa. Pem-
aktivitas fisik dan psikis seseorang ter- belajaran sejarah juga sebagai salah satu
hadap orang lain atau sebaliknya dalam pembelajaran yang sangat berkaitan
rangka memenuhi diri atau orang lain dengan pengembangan serta pembinaan
yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hur- sikap kebangsaan, semangat nasional-
lock, B. lizabeth, 1995: 262). Perilaku so- isme, cinta tanah air, berjiwa demokrasi
sial adalah suasana saling ketergantungan dan patriotisme (Sunarjan, 2017:31). Pem-
yang merupakan keharusan untuk menja- belajaran sejarah yang berkelanjutan baik
min keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, dari aspek waktu maupun peristiwa sangat
2001: 22). Dengan kata lain nilai atau diperlukan, agar nantinya setiap individu
karakter yang diterima atau ditanamkan mampu menempatkan diri di tengah
terhadap seseorang akan mempengaruhi masyarakat (Jayusman, 2017: 45).
pola sikap dan pola tingkah laku seorang Pengajaran sejarah adalah interaksi yang
individu nantinya yang dimana sikap ter- memberikan pengetahuan maupun men-
sebut akan menjadi kepribadiannya. imbulkan pembentukan sikap pada siswa
Setiap proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidi-
terjadi di dalam kelas tentunya masing- kan sejarah dapat bertujuan untuk me-
masing mata pelajaran mempunyai peran numbuhkan sikap berbangsa dan
penting dalam keberlangsungan ke- bernegara (Romadi, 2017: 2). Materi pem-
hidupan di masyarakat. Salah satunya belajaran yang berkaitan dengan norma
yaitu mata pelajaran Sejarah. Mata pelaja- atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran
ran sejarah memiliki arti strategis dalam perlu dikembangkan, dikaitkan, dengan

3
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

konteks kehidupan sehari-hari. Dengan tingkat kedisiplinan terbaik di kota Pati,


demikian, pembelajaran nilai-nilai karak- banyak lulusan dari sekolah ini yang ber-
ter tidak hanya pada tataran kognitif, prestasi. Kedua, sekolah ini memiliki visi
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan menjadi sekolah yang memiliki
pengamatan nyata dalam kehidupan pe- keunggulan sehingga di percaya oleh
serta didik sehari-hari di masyarakat masyarakat dan menjadi sekolah swasta
(Masnur Muslich, 2011: 86). Nilai-nilai favorit.
yang ditanamkan kedalam setiap mata Peneliti tertarik untuk mengetahui
pelajaran antara lain: nasionalis, lebih dalam tentang bagaimana
menghargai keberagaman, berfikir logis, implementasi pendidikan karakter dalam
kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial membentuk sikap dan perilaku sosial
dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, peserta didik melalui pembelajaran
dan kerja keras. Dengan demikian setiap sejarah di SMA PGRI 1 Pati dengan judul
mata pelajaran memfokuskan pada pena- Implementasi Pendidikan Karakter
naman nilai-nilai utama tertentu yang pal- Dalam Membentuk Sikap dan Perilaku
ing dekat dengan karateristik mata pelaja- Sosial Peserta Didik Melalui
ran yang bersangkutan (Gunawan, 2012: Pembelajaran Sejarah Tahun Ajaran
223). 2017/2018.
Dalam Permendikbud No. 20 tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan METODE
SMA/MA salah satunya adalah dimensi si- Metode penelitian yang digunakan adalah
kap dan mempunyai kualifikasi kemam- metode Kualitatif. Pendekatan yang
puan yang diharapkan yaitu memiliki per- digunakan oleh peneliti adalah Pendeka-
ilaku yang mencerminkan sikap orang tan Fenomenologis Fokus penelitian ada-
beriman dan bertakwa kepada Tuhan lah pembatasan masalah yang akan men-
YME, berkarakter jujur, peduli, jadi objek penelitian. Penelitian ini akan
bertanggung jawab, pembelajar sejati memfokuskan pada tiga permasalahan
sepanjang hayat, sehat jasmani dan rohani yaitu: (1) Proses Implementasi pendidikan
sesuai dengan perkembangan anak di karakter dalam membentuk sikap dan per-
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat ilaku sosial peserta didik melalui pembela-
dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan jaran sejarah; (2) Bagaimana sikap dan
negara sehingga sekolah harus menerap- perilaku sosial peserta didik saat pembela-
kan pendidikan karakter untuk memben- jaran sejarah di SMA PGRI 1 Pati; (3) Ken-
tuk sikap dan perilaku sosial peserta didik dala apa saja yang di alami guru sejarah
termasuk pada pembelajaran sejarah. dalam membentuk sikap dan perilaku so-
Alasan mengapa peneliti hendak sial peserta didik di SMA PGRI 1 Pati.
melakukan penelitian di SMA PGRI 1 Pati Penelitian dilakukan di SMA PGRI 1 Pati
adalah yang pertama karena sekolah ini tepatnya di Kelas X dan XI IPS. Dalam
merupakan SMA yang menerapkan teknik pengambilan sample menggunakan
pendidikan karakter. Sekolah ini me- teknik simple random sampling.
lahirkan benih-benih peserta didik yang Terdapat dua sumber data dalam
berprestasi. Hal ini terlihat dari banyaknya penelitian ini yaitu 1) Data primer (2) Data
peserta didik di sekolah ini yang meraih Sekunder Dalam penelitian ini data
kejuaraan baik dalam bidang akademik sekunder diperoleh dari: (a) Sumber tertu-
maupun non akademik. Selain itu, Sekolah lis dari penelitian ini nantinya didapatkan
ini merupakan sekolah swasta dengan dari, penelitian terdahulu, sumber

4
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

belajarnya, media pembelajaran, Rencana pecinta alam (Wanapala), seni tari, seni
Pembelajaran (RPP), Silabus. (b) Foto da- musik, seni lukis, basket, English club, dll.
lam penelitian penggunaan foto-foto se- Dalam pelaksanaan pendidikan
bagai pelengkap dari data yang telah di- karakter tidak lepas dari fungsi dan tujuan
peroleh melalui observasi atau pengama- pendidikan nasional yaitu, Pendidikan na-
tan, wawancara, sumber tertulisnya, sional berfungsi mengembangkan kemam-
proses pembelajaran. Selain itu. Teknik puan dan membentuk watak serta perada-
pengumpulan data dalam penelitian ini ban bangsa yang bermartabat dalam
adalah (1) wawancara. (2) Observasi. (3) rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Dokumentasi. bertujuan untuk berkembangnya potensi
Uji Validitas menggunakan teknik peserta didik agar menjadi manusia
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
data. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
(1) membandingkan data hasil pengama- berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan men-
tan dengan hasil wawancara,(2) mem- jadi warga negara yang demokratis serta
bandingkan keadaan dan perspektif bertanggung jawab. Dari hasil penelitian
seseorang dengan berbagai pendapat dan Implementasi pendidikan karakter di
pandangan orang lain selain guru dengan sekolah dilaksanakan diluar kelas maupun
siswa,(3) membandingkan hasil wa- di ruang kelas ketika jam pelajaran ber-
wancara dengan isi suatu dokumen yang langsung, hal ini dimaksudkan agar para
berkaitan (Moleong, 2010 : 331) Teknik peserta didik lebih memahami nilai-nilai
analisis data dalam penelitian ini karakter maupun sikap-sikap yang diben-
menggunakan adalah (1) Reduksi data tuk ketika pelaksanaan pendidikan karak-
(Data Reduction), (2) Setelah data reduksi, ter tersebut, dengan begitu siswa akan ber-
maka langkah selanjutnya adalah men- perilaku yang baik di lingkungan sekolah
display data atau penyajian data, (3) maupun di lingkungan masyarakat nant-
Langkah ketiga dalam analisis data kuali- inya. Pelaksanaan pendidikan karakter
tatif atau penarikan kesimpulan dan veri- yang berlangsung diluar kelas Jika dilihat
fikasi. dari hasil wawancara peneliti dengan in-
forman maka pelaksanaan pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN karakater yang dapat membentuk sikap
Secara geografis letak SMA PGRI 1 Pati dan perilaku sosial peserta didik SMA
sangat strategis, karena mudah dijangkau PGRI 1 Pati dimulai dari proses pembi-
kendaraan umum atau angkutan kota yang asaan terhadap peserta didik yang dil-
menuju ke arah kota Pati. Terletak 5 km akukan oleh pihak sekolah setiap harinya.
dari Pasar Puri, yang merupakan salah Kegiatan yang dilakukan setiap hari
satu pusat perdagangan di Kabupaten Pati. ini akan berdampak positif terhadap pe-
Keberadaan SMA PGRI 1 Pati memberikan serta didik yang nantinya membentuk si-
kontribusi cukup besar bagi suksesnya kap- sikap sosial peserta didik itu sendiri
program pendidikan. Di SMA PGRI 1 Pati seperti bentuk penerapan 5 S (senyum,
juga terdapat banyak sekali ekstrakuriku- sapa, salam, sopan, dan santun), Selain itu
ler yang diharapkan akan membantu siswa bersalaman dengan guru, menuntun
untuk lebih mengembangkan bakatnya di sepeda motor saat memasuki lingkungan
bidang non akademik. Beberapa ekstraku- di SMA PGRI 1 Pati dan Parkir sepeda
rikuler tersebut adalah: PRAMUKA, PMR, motor yang tertib. Pelaksanaan pendidi-
kan karakter di SMA PGRI 1 Pati tidak

5
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

hanya dilakukan di luar kelas tetapi juga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


dilaksanakan di dalam kelas. Proses Im- juga tertulis sikap disiplin dengan selalu
plementasi pendidikan karakter dalam mengabsen siswa. Hal ini juga dapat
membentuk sikap dan perilaku sosial pe- disimpulkan bahwa guru berusaha me-
serta didik melalui pembelajaran sejarah nanamkan sikap sosial tanggung jawab
dapat dilihat dari beberapa aspek mulai pada siswa dengan menyadarkan
dari perencanaan, pelaksanaan dan eval- kewajiban siswa sebagai pelajar. Setelah
uasi. guru mengabsen siswa, kemudian guru
Berdasarkan hasil analisis yang dil- menanyakan kabar siswa sebagai bentuk
akukan oleh peneliti terhadap perangkat perhatian guru kepada siswa. Dengan
pembelajaran yang digunakan oleh guru serentak dan antusias siswa menjawab
sejarah SMA PGRI 1 Pati, menunjukkan pertanyaan dari guru perihal keadaan
bahwa perangkat pembelajaran tersebut mereka tersebut. Setelah itu guru me-
sudah dikembangkan dengan menginte- meriksa siswa yang tidak hadir, dan ketika
grasikan nilai-nilai yang dikembangkan ada siswa yang tidak hadir guru langsung
dalam pendidikan karakter bangsa ke da- menanyakan alasannya. Hal ini dilakukan
lam RPP. Sedangkan di dalam silabus untuk menanamkan sikap sosial siswa
tidak di muat secara eksplisit nilai nilai agar para siswa merasa bahwa mereka itu
karakter yang harus di miliki siswa. Begitu dipedulikan dan tidak mungkin dibiarkan
juga dengan nilai karakter nilai karakter begitu saja ketika ada yang tidak hadir.
yang dikaitkan dan disesuaikan dengan Pada kegiatan inti beda guru beda juga da-
KD dan materi sejarah. Dari hasil wa- lam memberikan contoh atau teladan
wancara guru dan siswa menunjukkan kepada siswanya terkait sikap dan perilaku
bahwa pembelajaran sejarah sangat sosial. Ada yang memberikan contoh
berperan dalam pembentukan karakter teladan perilaku disiplin, ada yang pada
sikap dan perilaku sosial siswa. Karena saat proses pembelajaran berlangsung
dalam materi sejarah terdapat cerita memberikan contoh atau teladan para
sejarah dan tokoh pahlawan yang dapat di pahlawan pendahulu seperti perilaku dari
jadikan contoh untuk bersikap dan para pendahulu itu dan memberikan con-
berperilaku sosial. toh melalui materi pelajaran yang sedang
Pelaksanaan pembelajaran pada da- disampaikan oleh guru.
sarnya berpedoman pada perencanaan Dari kajian dokumen yang dilakukan
pembelajaran atau RPP, jadi untuk oleh peneliti melalui RPP dan bahan ajar
mengetahui tentang pelaksanaan pem- yang digunakan oleh guru sejarah, serta
belajaran perlu dilakukan kajian dari RPP hasil dari observasi dan wawancara, dapat
dan pendalaman melalui observasi dan disimpulkan bahwa di SMA PGRI 1 Pati
wawancara. Dari hasil penelitian sudah ada implementasi pendidikan
mengenai implementasi pendidikan karakter pada materi pembelajaran se-
karakter dalam membentuk sikap dan per- jarah. media pembelajaran adalah bumbu
ilaku sosial pada kegiatan awal pembelaja- dari pembelajaran itu sendiri, tinggal
ran sejarah adalah guru berusaha me- bagaimana kita meraciknya supaya
nanamkan nilai karakter religius, terbukti mendapatkan rasa yang terbaik. Media
dengan selalu membiasakan berdoa sebe- pembelajaran yang paling sering
lum dan sesudah pelajaran selesai. Selain digunakan dalam pembelajaran sejarah di
religius siswa juga diharapkan mempunyai SMA PGRI 1 Pati adalah dengan LCD (Liq-
sikap sosial disiplin di dalam uid Crystal Display) proyektor. Dari hasil

6
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

penelitian LCD proyektor tidak hanya kelulusannya adalah dimensi sikap. Maka
digunakan untuk menampilkan power dari itu sikap positif peserta didik menen-
point saja, namun digunakan untuk tukan kelulusan atau naik tidaknya peserta
memutar film-film sejarah, selain itu guru didik tersebut. Penilaian karakter yang dil-
juga memperbolehkan anak mengakses in- akukan tentunya melihat dari karakter si-
ternet di dalam kelas untuk mencari jawa- kap peserta didik dimana nantinya akan
ban-jawaban yang sulit yang tidak ter- dicatat oleh guru di dalam lembar penga-
pecahkan atau tidak ada dalam buku matan sikap peserta didik. Namun dalam
pegangan. Mereka boleh mengakses inter- pelaksanaannya guru dapat menilai pe-
net menggunakan HP, karena itu dirasa serta didik dengan hanya melihat sikap pe-
lebih efisien daripada menggunakan lap- serta didik selama dua semester yang su-
top. dah dijalankan di kelas.
Karakter yang diterapkan pada Penilaian pendidikan karakter
kegiatan akhir adalah demokrasi, karena dalam membentuk sikap dan perilaku
dengan menyimpulkan ide atau pendapat sosial melalui pembelajaran sejarah antara
dari siswa, berarti mengajarkan untuk me- guru sejarah satu dan lainya terdapat
nyelesaikan sesuatu harus melalui musya- perbedaan, pada penilaian guru sejarah
warah agar mencapai keputusan yang satu terdapat penilaian sikap,
mufakat. Menyampaikan materi pokok pengetahuan, dan ketrampilan.
pada pembelajaran selanjutnya, bertujuan Sedangkan guru sejarah lainya tidak
menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa, melampirkan penilaian sikap di dalam
diharapkan mereka tetap konsisten RPP ataupun di dalam kelas karena
dengan tanggung jawabnya sebagai menurut beliau yang ber-hak melakukan
seorang pelajar yaitu selalu belajar. Salam penilaian sikap hanya guru BK, PKN, dan
juga mempunyai makna, dengan salam Agama, kecuali pada saat rapat khusus
kita diajarkan menghargai sesama, dalam menentukan murid yang tidak naik
mengajarkan rasa sopan, sesuai dengan kelas guru mata pelajaran lain termasuk
karakter budaya bangsa Indonesia. Sikap guru mata pelajaran sejarah berhak
dan perilaku sosial yang di terapkan pada memberikan penilaian sikap atau perilaku
penutup adalah sikap sopan dengan mem- dalam rapat tersebut.
berikan salam, menghargai sesama, serta Pada jenjang SMA/MA kompetensi
sikap dan perilaku sosial tanggung jawab. sikap sosial mengacu pada KI 2:
Berdasarkan penelitian yang Menghargai dan menghayati perilaku
dilakukan, diperoleh data mengenai jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
evaluasi yang dilaksanakan oleh guru (toleransi, gotong royong), santun,
sejarah. Data pertama diperoleh dari percaya diri, dalam berinteraksi secara
kajian RPP dan Lembar teknik penilaian. efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Dalam RPP terdapat ketidaksesuaian dalam jangkauan pergaulan dan
antara penilaian yang di buat oleh guru se- keberadaannya. Dari hasil wawancara
jarah satu dan guru sejarah lainya. Dalam guru sejarah, kepala sekolah, dan siswa si-
penerapan Kurikulum 2013 yang telah kap sosial sangat penting di terapkan agar
mengatur tentang standar kelulusan pe- siswa mempunyai bekal dalam bersosial-
serta didik, seperti yang tertuang dalam isasi dengan masyarakat. Dari hasil wa-
Permendikbud No. 20 tahun 2016 wancara, dan observasi guru telah men-
mengenai Standar Kompetensi Lulusan erapkan sikap sosial dalam pembelajaran
SMA/MA yang salah satu kriteria di kelas dengan baik. Hasil studi lapangan

7
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

dan dokumentasi yang peneliti lakukan di 90,17 yang berarti sikap toleran siswa di
lapangan, peneliti melihat langsung proses SMA PGRI 1 Pati sangat baik. Kebiasaan
guru sejarah dalam membentuk sikap dan tidak marah dengan teman yang berbeda
perilaku sosial siswa dengan memberitahu pendapat menunjukkan skor 87,2. Kebia-
atau menasehati siswa, kemudian saan menghormati teman yang berbeda
mencontohkan, dan membiasakan kepada agama, ras, gender, budaya, dan suku
siswa sikap dan perilaku sosial serta guru menunjukkan skor angka 93,7. Kebiasaan
selalu membuat kelompok-kelompok mau melakukan apa yang sudah menjadi
belajar untuk membentuk sikap dan per- kesepakatan bersama menunjukkan skor
ilaku sosial mereka, dan pada saat men- 90,2. Kebiasaan menerima dan menghar-
jelaskan materi senantiasa guru mem- gai kekurangan orang lain menunjukkan
berikan hikmah atau sikap dan perilaku skor 88. Keempat skor tersebut masuk da-
yang dapat di ambil dari materi tersebut, lam kategori sangat baik. Indikator kedua
sedangkan untuk pembentukan sikap dan sikap sosial adalah sikap gotong royong,
perilaku sosial dalam lingkup sekolah ter- semua siswa menyatakan sikap gotong
lihat saat siswa SMA PGRI 1 Pati royong dalam membantu sesama serta da-
memberikan bantuan kepada korban lam tugas piket yang telah ditentukan. Hal
banjir, sebagai bukti peneliti meminta itu di perkuat dengan hasil angket yang di
studi dokumentasi dari sekolah. sebar kepada 180 siswa dan menunjukkan
Di dalam kajian RPP yang telah di skor 91 yang berarti sikap gotong royong
buat guru sejarah juga terdapat kesesuaian siswa di SMA PGRI 1 Pati sangat baik. Ke-
karena guru mencatumkan beberapa sikap biasaan rela berbagi kepada teman yang
yang di tanamkan kepada siswa seperti membutuhkan bantuan menunjukkan
sikap siswa dalam pembelajaran yang skor 87,2. Kebiasaan bekerja sama apabila
meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, mendapat tugas kelompok yang di berikan
rasa percaya diri, berperilaku jujur, guru sejarah menunjukkan skor 93,7.
tangguh menghadapi masalah Kebiasaan ikhlas apabila memberi
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli bantuan kepada teman kelompok menun-
lingkungan. Dari pernyataan guru sejarah jukkan skor 95. Kebiasaan mengambil
terhadap peneliti, maka dalam setiap pem- keputusan sesuai kehendak dengan mem-
belajaran Sejarah yang dilakukan di kelas pertimbangkan orang lain menunjukkan
telah terlihat sikap-sikap sosial apa saja skor 90,7. Kebiasaan aktif melaksanakan
yang telah dibentuk, sikap sosial itu di piket menunjukkan skor 88. Kelima skor
bentuk dengan pembiasaan, mencon- tersebut masuk dalam kategori sangat
tohkan sebagai keteladanan serta dari satu baik. Indikator ketiga dalam sikap sosial
bentuk tugas akan tertanam beberapa ben- adalah sikap tanggung jawab, semua siswa
tuk sikap dan perilaku sosial yang nant- menyatakan sikap tanggung jawab dalam
inya akan dimiliki oleh peserta didik. mengerjakan tugas yang di berikan guru.
Indikator pertama yang di gunakan Hasil angket yang di sebar kepada 180
dalam penelitian ini adalah sikap toleran siswa dan menunjukkan skor 92,69 yang
terhadap warga atau siswa lain yang se- berarti sikap tanggung jawab siswa di SMA
dang beribadah dengan tidak mengganggu PGRI 1 Pati sangat baik, hal ini kurang
saat orang lain yang berbeda keyakinan sesuai dengan hasil observasi yang
juga saat sedang beribadah. Hal itu di menunjukkan masih terdapat banyak
perkuat dengan hasil angket yang di sebar siswa yang tidak mengerjakan tugas.
kepada 180 siswa dan menunjukkan skor Selain itu kebiasaan harus melakukan

8
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

tugas-tugas yang di berikan guru sejarah seragam sesuai tata tertib menunjukkan
dengan baik menunjukkan skor angka skor 91,8. Kebiasaan tertib dalam mengi-
83,3. Berani menerima risiko atas tinda- kuti pembelajaran sejarah menunjukkan
kan yang dilakukan pada saat pembelaja- skor 91,3. Kebiasaan tidak keluar tanpa
ran sejarah menunjukkan skor 86,9. Ke- izin kepada guru sejarah pada saat pem-
biasaan tidak Menuduh orang lain tanpa belajaran sejarah berlangsung menunjuk-
bukti menunjukkan skor 86,8. Kebiasaan kan skor 91,9. Kebiasaan tidak membuat
mengembalikan barang yang dipinjam gaduh pada saat pembelajaran sejarah
dari orang lain menunjukkan skor 86,2. 92,9. Kelima skor tersebut masuk dalam
Kebiasaan berani meminta maaf jika kategori sangat baik. Indikator keenam da-
melakukan kesalahan yang merugikan lam sikap sosial adalah sikap jujur, 20 in-
orang lain menunjukkan skor 83,3. Kelima forman menyatakan sikap jujur pada saat
skor tersebut masuk dalam kategori sangat ulangan walaupun mereka menyatakan
baik. Indikator yang keempat adalah sikap masih ada beberapa dari teman mereka
santun 11 dari 20 informan siswa menya- yang mencontek pada saat ulangan dan itu
takan masih banyak siswa yang bersikap tidak ketahuan. Hal itu di perkuat dengan
tidak santun kepada guru. Peneliti juga hasil angket yang di sebar kepada 180
menyebar angket kepada 180 siswa dan siswa dan menunjukkan skor 87,67 yang
menunjukkan skor 90, 27 yang berarti si- berarti sikap jujur siswa di SMA PGRI 1
kap santun siswa di SMA PGRI 1 Pati san- Pati sangat baik. Kebiasaan tidak men-
gat baik hal itu kurang sesuai dengan hasil contek pada saat ulangan menunjukkan
wawancara dan observasi karena masih skor angka 87,7. Kebiasaan tidak menyalin
terdapat siswa yang berbicara tidak sopan karya orang lain tanpa menyebutkan sum-
kepada guru. bernya saat mengerjakan tugas sejarah
Kebiasaan menghormati orang yang menunjukkan skor 79.
lebih tua menunjukkan skor 90, pada saat Kebiasaan jika menemukan barang
pembelajaran sejarah siswa tidak boleh harus segera di laporkan kepada pihak
berkata kata kotor, kasar dan takabur yang berwenang menunjukkan skor 90.
menunjukkan skor 91,6. Kebiasaan tidak Kebiasaan Berani mengakui kesalahan
mengabaikan guru sejarah pada saat pem- yang di perbuat kepada teman menunjuk-
belajaran sejarah berlangsung menunjuk- kan skor 93. Keempat skor tersebut masuk
kan skor 91,9. Kebiasaan tidak menyela dalam kategori sangat baik. Indikator
pembicaraan orang lain menunjukkan ketujuh dalam
skor 88,5. Kebiasaan mengucapkan terima sikap sosial adalah sikap percaya
kasih saat menerima bantuan dari orang diri. Dalam 20 informan semua siswa
lain menunjukkan skor 89. Keempat skor menyatakan sikap percaya diri pada saat di
tersebut masuk dalam kategori sangat tunjuk untuk mempresentasikan hasil
baik. Indikator kelima adalah sikap diskusi. Hal itu diperkuat dengan Hasil
disiplin Dalam 20 informan semua siswa angket yang di sebar kepada 180 siswa dan
menyatakan sikap disiplin dalam hal tepat menunjukkan skor 85,38 yang berarti si-
waktu. Hal itu di perkuat dengan hasil kap percaya diri siswa di SMA PGRI 1 Pati
angket yang di sebar kepada 180 siswa dan sangat baik. Kebiasaan siswa harus yakin
menunjukkan skor 90,26 yang berarti si- bisa mengerjakan ulangan sejarah dengan
kap disiplin siswa di SMA PGRI 1 Pati san- kemampuan masing-masing menunjuk-
gat baik. Kebiasaan masuk tepat waktu kan skor 84,3. Kebiasaan berani mengam-
menunjukkan skor angka 95,4 memakai bil keputusan secara cepat dan bisa

9
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

dipertanggungjawabkan saat kerja ke- Kebiasaan tidak merasa ragu berpendapat


lompok menunjukkan skor 87. Kebiasaan saat pembelajaran sejarah menunjukkan
malu jika mendapat nilai sejarah lebih bu- skor 81. Keempat skor tersebut masuk da-
ruk dari teman menunjukkan skor 88. lam kategori sangat baik.

Tabel 1. Persentase Sikap Sosial Pada Siswa SMA PGRI 1 Pati


No Indikator Capaian Kategori
1 Toleransi 90,17 % Sangat Baik
2 Gotong Royong 91 % Sangat Baik
3 Tanggung Jawab 92,69 % Sangat Baik
4 Disiplin 90,80 % Sangat Baik
5 Sopan Dan Santun 90,27 % Sangat Baik
6 Jujur 87,67 % Sangat Baik
7 Percaya Diri 85,38 % Sangat Baik
Sumber: hasil penelitian, 2018

Perilaku Sosial peserta didik yang di bentuk guru dapat lebih dari sekadar menyampaikan
melalui Pembelajaran Sejarah di SMA PGRI 1 informasi rutin (Hergenhahn dan Olson,
Pati adalah perilaku bekerja sama, saling 2008: 385). Dengan metode observasi dan
menghormati, tidak mengganggu hak orang modeling yang menjadi ciri utama Teori Ban-
lain. SMA PGRI 1 Pati mempunyai program- dura siswa dapat belajar sambil menikmati
program yang dapat mendukung pemben- indahnya alam sekitar ciptaan Yang Maha
tukan perilaku sosial dengan program-pro- Pencipta, siswa dapat menghirup segarnya
gram tersebut, diharapkan siswa SMA PGRI udara di luar kelas dengan sepuas puasnya.
1 Pati menjadi terbiasa dan dapat mengamal- Siswa dapat mengembalikan kebugaran
kannya dalam kehidupan sehari-hari baik di fisiknya dengan mengamati banyak objek
sekolah maupun di masyarakat. Penerapan alami dan fenomena fenomena baru dibawah
Teori Bandura dalam pembelajaran proses bimbingan gurunya.
pembentukan perilaku dilakukan dengan ob- Hasil temuan di lapangan Guru sejarah
servasi dan modelling (Hergenhahn dan Ol- di SMA PGRI 1 Pati juga pernah membuat
son, 2008: 385). Teori Kognitif Sosial Ban- penugasan mengkaji bangunan peninggalan
dura sendiri menjelaskan mengenai perilaku Belanda yang ada di Kota Pati pada materi
manusia dalam konteks interaksi timbal balik Dampak Politik, Budaya, Sosial, Ekonomi
yang berkesinambungan antara kognitif, per- dan pendidikan pada masa penjajahan
ilaku dan pengaruh lingkungan yang lebih bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
menekankan pada modelling. Bandura Inggris) dalam kehidupan bangsa dan masa
percaya bahwa segala sesuatu yang dapat di kini, dari penugasan yang di berikan guru ter-
pelajari melalui pengalaman langsung juga sebut banyak perilaku siswa yang bisa di am-
bisa di pelajari secara tak langsung lewat ob- bil pelajaran mulai dari perilaku saling
servasi. menghormati yaitu pada saat observasi atau
Bandura juga percaya bahwa model kajian siswa di harapkan mempunyai per-
akan amat efektif jika dilihat sebagai mem- ilaku saling menghormati kepada narasum-
iliki kehormatan, kompetensi, status tinggi, ber apalagi jika narasumber lebih tua dari
atau kekuasaan. Jadi dalam kebanyakan ka- usia mereka, cara anak-anak berbicara sopan
sus, guru dapat menjadi model yang ber- kepada narasumber, pemilihan bahasa yang
pengaruh besar. Melalui perencanaan yang tepat kepada narasumber akan menunjukkan
cermat terhadap materi yang akan di sajikan, perilaku saling menghormati antara

10
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

narasumber dengan siswa, akan tetapi di sini berdiskusi serta tambahan informasi dari te-
guru tidak ikut langsung di lapangan saat man dan gurunya serta mempresentasikan
siswa siswi membuat penugasan jadi guru hasil diskusi dalam kelas. Dalam presentasi
hanya memberikan bimbingan saat di kelas ini akan timbul pula perilaku saling
lalu siswa dengan kelompoknya mencari menghormati karena saat presentasi di depan
kajian tempat-tempat peninggalan Belanda kelas, siswa saling memperhatikan, dan
yang ada di kota Pati, ciri utama teori kognitif menghormati setiap pendapat yang di utara-
sosial Albert Bandura adalah modelling. kan oleh temanya, sekaligus guru dapat
Modelling di sini yang di maksud ada- memberi penilaian yang sebenarnya dari ke-
lah dalam pembentukan perilaku siswa ber- mampuan para siswanya setelah melihat,
dasarkan perilaku guru pamong nya yaitu mendengar, mendiskusikan masalah,
guru sejarah, dalam artian anak dalam ber- mengumpulkan data dan menarik kes-
perilaku juga melihat dari perilaku gurunya impulan bersama seluruh siswanya. Hasil
misal guru disiplin anak juga akan cenderung temuan di lapangan di dukung hasil doku-
berperilaku disiplin karena melihat gurunya mentasi menunjukkan siswa yang saling
yang disiplin, hasil temuan di lapangan guru menghormati dengan memperhatikan teman
juga sudah mencontohkan hal-hal yang baik saat presentasi di depan kelas.
kepada anak seperti gurunya selalu datang te- Kondisi siswa yang seperti ini penting
pat waktu yang menunjukkan perilaku untuk dapat mengatasi kejenuhan fisik mau-
disiplin, kemudian guru jika tidak masuk ke pun psikis siswa dalam belajar, karena di
kelas karena alasan tertentu juga mem- metode belajar diskusi guru dapat memben-
berikan tugas kepada anak yang menunjuk- tuk perilaku saling menghormati. Indikator
kan perilaku tanggung jawab, serta guru juga perilaku sosial yang pertama adalah perilaku
senantiasa saat proses pembelajaran mem- kerja sama, hasil temuan di lapangan guru
persilahkan anak untuk berpendapat dengan memberikan penugasan pembuatan film per-
memberikan point atau semacam nilai tam- istiwa sekitar proklamasi, dari penugasan ini
bahan bagi anak yang bisa menjawab pertan- siswa juga di tuntut untuk berperilaku kerja
yaan atau mengajukan pertanyaan yang sama antar anggota kelompok karena tidak
mana point ini di gunakan sebagai reinforce mungkin sebuah film hanya di kerjakan oleh
(penguat) agar anak mempunyai perilaku satu siswa karena semua anggota kelompok
percaya diri dalam mengungkapkan pen- harus berperan memerankan masing-masing
dapatnya, selain itu juga dalam hal ini akan tokoh pada peristiwa sekitar proklamasi.
terjadi hubungan timbal balik antara guru Baik penjelasan dari guru sejarah dan siswa
dengan siswa yang bisa menimbulkan per- serta hasil pengamatan mengenai perilaku
ilaku kerja sama yaitu guru membuat anak kerja sama sebenarnya mempunyai kesa-
percaya diri dengan memberikan point serta maan yaitu dengan penugasan kelompok dan
anak menjadi aktif dalam pembelajaran agar diskusi. Dengan strategi tersebut di harapkan
mendapatkan point/tambahan nilai dari siswa dapat bekerja sama dalam kelompok
guru. dan mengamalkannya dalam kehidupan
Metode lain yang di gunakan guru se- sehari hari yaitu bahwa manusia tidak dapat
jarah SMA PGRI 1 Pati saat proses pembela- hidup secara individu melainkan harus saling
jaran dalam membentuk perilaku sosial siswa berkelompok selain itu dengan diskusi secara
adalah dengan metode diskusi, dengan tidak langsung siswa juga sudah berperilaku
metode diskusi siswa dapat berdiskusi dan kerja sama.
adu argumentasi setelah menemukan banyak Indikator perilaku sosial yang kedua
data yang dituliskan dalam tabel pengama- adalah perilaku saling menghormati hasil
tan. Siswa dapat menemukan sendiri penge- dari pengamatan yang peneliti lakukan di
tahuan baru (inquiry) setelah mengamati dan lapangan, peneliti melihat langsung proses

11
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas X perilaku sosial adalah ketika melakukan,
IPS 1 dimana pada saat itu pembelajaran pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksa-
yang berlangsung dengan presentasi di tun- naan guru mengalami kendala aturan pemer-
jukkan dengan siswa saling menghormati itah yang sering berubah-ubah, serta kendala
dengan memperhatikan siswa lain yang se- yang dihadapi guru adalah karakter dari mas-
dang presentasi. Indikator perilaku sosial ing-masing siswa. Karena pada dasarnya
yang ketiga adalah perilaku tidak meng- karakter setiap siswa berbeda-beda antara
ganggu hak orang lain hasil dari pengamatan siswa satu dengan siswa lainnya. Faktor lain
yang peneliti lakukan di lapangan, peneliti yang menjadi kendala adalah keluarga dan
melihat langsung proses pembelajaran yang media massa karena bagaimanapun juga
terjadi di dalam kelas X IPS 1 dimana pada keluarga mendominasi terbentuknya sikap
saat itu pembelajaran yang berlangsung dan perilaku sosial, sedangkan dalam hal
siswa tidak mengganggu hak orang lain di perkembangan media massa membawa dam-
tunjukan dengan kelas yang kondusif dan pak banyak sekali dalam pembentukan sikap
aman, serta tidak gaduh sehingga membuat dan perilaku sosial siswa.
siswa lain nyaman dalam belajar. Pemben-
tukan sikap dan perilaku sosial dapat SIMPULAN
dikatakan sudah berhasil, walaupun tidak Dari hasil pemaparan data dan analisis diatas
sampai 100%. Hal ini bisa dibuktikan seba- maka dapat disimpulkan bahwa: proses
gian besar siswa SMA PGRI 1 Pati sudah pelaksanaan pendidikan karakter dalam
melaksanakan tata tertib terbukti dengan membentuk sikap sosial peserta didik di SMA
banyaknya siswa yang masih bertahan di PGRI 1 Pati dilakukan dengan mengintegrasi-
SMA PGRI 1 Pati. Karena kebiasaan menaati kan nilai-nilai karakter ke dalam pembelaja-
tata tertib tersebut, semakin lama siswa pun ran sejarah dengan begitu nila-nilai karakter
berusaha untuk disiplin. Tata krama siswa bisa tertanamkan kepada peserta didik. Da-
pun semakin hari semakin baik sehingga lam mengintegrasikan pembelajaran tersebut
dapat menjadi bekal dalam kehidupan saat guru sejarah menyisipkannya kedalam RPP.
mereka terjun ke masyarakat. Hasil doku- Nilai-nilai karakter nantinya akan dis-
mentasi menunjukkan banyak juga siswa esuaikan dengan materi yang akan diajarkan
yang keluar/dikembalikan kepada orang tua, di kelas. Selanjutnya guru juga melatih pe-
karena banyaknya siswa yang di kembalikan serta didik untuk selalu menerapkan karak-
dengan orang tuanya karena siswa tersebut ter-karakter sikap dan perilaku sosial di ling-
tidak mematuhi aturan di SMA PGRI 1 Pati, kungan sekolah maupun di lingkungan
kondisi tersebut menunjukkan ketatnya per- masyarakat serta menerapkan langsung
aturan di SMA PGRI 1 Pati yang tidak segan- ketika pembelajaran berlangsung seperti
segan mengembalikan siswa kepada orang ketika guru memberi tugas kepada peserta
tuanya jika siswa tersebut bertindak didik dimana peserta didik harus bersikap ju-
melakukan pelanggaran norma/aturan yang jur dalam mengerjakan tugasnya yang
telah di tetapkan oleh SMA PGRI 1 Pati. artinya peserta didik diharapkan tidak men-
Upaya tersebut di lakukan agar siswa dalam contek tugas peserta didik lain.
bertindak/berperilaku sesuai aturan/norma Sesuai dengan kompetensi sikap sosial
yang telah di tetapkan. Upaya yang di yang harus dibentuk dalam kurikulum 2013
lakukan sekolah tersebut secara tidak lang- dimana di dalamnya telah mencangkup se-
sung membentuk perilaku sosial siswa untuk luruh sikap sosial yang berkaitan langsung
menaati aturan/norma yang telah di tetap- kompetensi inti dua maka SMA PGRI 1 Pati
kan. telah menyesuaikan sikap-sikap yang diben-
Dari hasil wawancara kendala yang tuk dalam pembelajaran sejarah, kompetensi
dihadapi guru dalam pembentukan sikap dan sikap yang dibentuk dalam proses

12
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13

pendidikan karakter di SMA PGRI 1 Pati an- Hurlock, elizabeth. 2003. Psikologi Perkem-
tara lain Jujur, disiplin, tanggung jawab, tol- bangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
eransi, gotong royong, santun, percaya diri.
Perilaku sosial peserta didik di SMA PGRI 1 Suryadi, Andi. 2012. Pembelajaran Sejarah dan
Pati juga sudah baik walaupun masih Problematikanya. Dalam Historia Peda-
gogia Jurnal Penelitian dan Inovasi Pen-
terdapat beberapa siswa yang melanggar didikan Sejarah. Vol. 1. No.2.
aturan yang di terapkan di SMA PGRI 1 Pati.
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kuali-
Kendala yang di alami guru sejarah pada tatif. Jakarta: UI Press.
implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk sikap dan perilaku sosial peserta Utomo, Cahyo Budi dkk. 2017. Peranan Pembela-
jaran Sejarah Dalam Penanaman Nilai
didik adalah peraturan pemerintah yang Karakter Religius dan Nasionalisme di
sering berubah-ubah dalam administrasi MAN Temanggung. Jurnal Paramitha . Vol
sebelum mengajar, dan karakter siswa yang 5. No 2. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu So-
berbeda. sial Universitas Negeri Semarang.
Sunarjan, dkk. 2017. Pengembangan Materi Ajar
DAFTAR PUSTAKA Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan In-
Saraswati, Ufi. 2011. The Significance And Pur- donesia dalam Penanaman Nilai Nasional-
pose Of Ancient Manuscript For The Na- isme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kroya
tion’s Culture And Character Development Tahun 2016/2017. Jurnal Paramitha. Vol.
Through The History Teaching. Interna- 5, No.2.
tional Journal of History Education: Vol.
XII, No. 1.
Agboola, Alex.dkk. 2012. Bring Character Educa-
tion into Classroom. European Journal Of
Educational Research: Vol. 1, No. 2.
Romadi, dkk. 2017. Implementasi Nilai Nasional-
isme Dalam Pembelajaran Sejarah Pokok
Bahasan Organisasi-Organisasi Ke-
merdekaan di Kelas XI IPS 1 SMA Nasional
Nusaputera Semarang. Jurnal Paramitha.
Vol. 5, No.2.
Hergenhahn, BR dan Matthew H. Olson. 2008.
Theories of learning. Terjemahan: Triwi-
bowo BS. Jakarta: Kencana Prenada Media
grup.
Jayusman, dkk. 2017. Peran Guru Sejarah dalam
Pengembangan Karakter Siswa Melalui
Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Negeri
1 Ambarawa. Jurnal Paramitha. Vol. 5,
No.2.
Ibrahim, Rusli. 2001. Landasan Psikologis Pen-
didikan Jasmani di Sekolah.Jakarta: FPOK
UI
Atmaja, Tri Hamdan. 2017. Penanaman Nilai-
Nilai Multikulturalisme dalam Pembelaja-
ran Sejarah Sub Materi Pokok Indonesia
Zaman Hindu-Buddha pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga Ta-
hun Ajaran 2016/2017. Jurnal Paramitha.
Vol. 5, No.2.

13

Anda mungkin juga menyukai