Anda di halaman 1dari 11

KUNCI JAWABAN EKOLOGI TUMBUHAN DAN EKOLOGI HEWAN

1. Keanekaragaman sedang karena yaitu 1,83


no Individu Pi -pilnpi H’
1 64 0,064 0,17
2 100 0,100 0,23
3 5 0,005 0,03
4 13 0,013 0,06
5 85 0,085 0,21 1,84
6 277 0,277 0,35
7 46 0,46 0,14
8 230 0,230 0,34
9 180 0,180 0,31
contoh perhitungan:
pi=individu/jumlah total individu (64/1000)
-pilnpi= -pi Ln pi (-0,064 Ln 0,064)
2. Struktur populasi pohon jingah termasuk dalam fase post reproduktif
3. Struktur populasi nya adalah kendi
pra = 35
rep = 50
post = 25
1. Prareproduktif
K= ∑ Ind
Luas area. Plot
K= 35
10.10.3
10000
K= 35 x 10000
300
K= 1166,67 Ind/ha
2. produktif
K= ∑ Ind
Luas area. Plot
K= 50
10.10.3
10000
K= 50 x 10000
300
K= 1666,67 Ind/ha
3. postreproduktif
K= ∑ Ind
Luas area. Plot
K= 25
10.10.3
10000
K= 25 x 10000
300
K= 833,33 Ind/ha

Fase Kerapatan Data


Pra reproduksi (1166,67 ind/Ha) -583,33 583,33 1166,67
Reproduksi (1666,67 ind/Ha) -833,33 833,33 1666,67
Post reproduksi (833,33 ind/Ha) -416,66 416,66 833,33

Post-Reproduktif (833,33 ind/Ha)

Reproduktif (1666,67 ind/Ha)

Pra-Reproduktif (1166,67 ind/Ha)


4. Perhatikan data yang disajikan dibawah ini !
Jawaban :
Kontingensi O H X^2 hitung X^2 tabel
A dan B hadir (a) 80 80.36 0.00
A hadir B tidak (b) 2 1.64 0.08
A tidak B hadir (c) 18 96.36 63.72 6.25
A dan B tidak hadir (d) -78.36 -78.36
Jumlah 100 100 -14.56

Kesimpulan :
Jadi tidak ada asosiasi antara Paspallum conjugatum dengan Isacmum barbatum karena X^2
Hitung < X^2 tabel yaitu -14,56 < 6,25.

5. Paspallum conjugatum merupakan jenis rumput-rumputan (Poaceae) yang mengalami pola


distribusi mengelompok, terjadi karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang tergolong
sebagai faktor bioekologi pada masing-masing ketinggian. Pola penyebaran mengelompok
merupakan pola penyebaran yang sering terjadi di alam. Ada dua alasan yang menyebabkan
timbulnya pola distribusi tumbuhan mengelompok, yaitu pertama, apabila suatu tumbuhan
perkembangbiakannya dengan menggunakan biji atau buah yang ada kecenderungan untuk
jatuh didekat induknya. Kedua, adalah berhubungan dengan lingkungan mikro, dimana
habitat yang homogen pada lingkungan makro terdiri atas beberapa mikrositus yang
berbeda yang memungkinkan tumbuhan tersebut dapat tumbuh pada lingkungan yang
sesuai. Pada mikrositus yang paling sesuai kerapatan populasi spesies akan menjadi lebih
tinggi.

6. Keuntungan menggunakan metode tanpa plot daripada berbasis teknik plot yang standar
adalah bahwa metode point centered quarter (PCQ) cenderung lebih efisien. Metode tanpa
plot lebih cepat untuk dilakukan, membutuhkan peralatan yang relative sedikit, sehingga
hanya membutuhkan sedikit pekerja.

7. Cara kerja Praktikum ”Quarter Center”


a) Menentukan satu pohon sebagai Center, kemudian mencatat nama spesies.
b) Membuat kuadran dengan menggunakan kompas sebagai acuan.
c) Memilih masing-masing satu pohon yang terdekat dari pohon Center di tiap
kuadran yang telah ditentukan, kemudian mencatat nama spesies masing-masing
pohon tersebut.
d) Menghitung jarak pohon pada masing-masing quarter kepohon Center.
e) Menghitung jari-jari coverage masing-masing pohon.
f) Mengukur sudut ketinggian masing-masing pohon menggunakan klinometer atau
aplikasi smart measure (jika pohon terlalu tinggi, menggunakan percabangan
pertama sebagai acuan).
g) Mengukur diameter masing-masing pohon setinggi dada.
h) Menghitung coverage dari masing-masing pohon dengan menggunakan rumus лr2.
i) Mengukur tinggi masing-masing pohon dengan memasukkan sudut ketinggian
j) Menghitung total jarak, rata-rata jarak yaitu total jarak dibagi jumlah seluruh pohon
terukur.
k) Menghitung jumlah pohon per 100 m2 (kerapatan mutlak) = 100/rata-rata jarak.
l) Membuat table perhitungan kerapatan relatif dan frekuensi relatif.
m) Membuat tabel perhitungan dominansi untuk seluruh spesies.
n) Membuat table untuk perhitungan nilai penting setiap spesies

8. Keanekaragaman Struktur tegakan

∑ Total ∑ Total ∑ KR F FR D DR NP Pi (-) Pi ln Pi


K
individu cov Cup (%)
2 9213,639 2 1 66,667 1,5 75,000 46,068 56,843 198,509 0,667 0,270
1 6995,418 1 0,5 33,333 0,5 25,000 34,977 43,157 101,491 0,333 0,366
3 16209,0568 3 1,5 100 2 100 81,0453 100 300 1 0,637

Contoh Perhitungan:

K=
 individu
 plot
19
= = 0,950 individu/ plot
20
K spesies
KR (%) = x 100%
Ktotal
0,950
= x 100 = 12,025 %
7,900

F=
 cuplikan
 plot
8
= = 0,400 cup/plot
20
F spesies
FR (%) = x 100%
F total

0,400
= x 100 = 13,559 %
2,950

D=
C
 plot ..luas area
707,511
= = 0,354 m2
20 x100
D spesies

DR (%) = x 100%
 D total
0,354
= x 100 = 23,799 %
1,486

NP = KR + FR + DR
NP = 12,025 + 13,559 + 23,799 = 49,383
n
Pi =
N
19
Pi = 158 = 0,120
-Pi ln pi = (-0,120) ln (0,120) = 0,255
9. Pola Migrasi Bekicot

10.
pi -pi Ln pi
0,23 0,34
0,18 0,31
0,26 0,35
0,32 0,36
jumlah 1,36
Indeks keanekaragaman nya adalah sedang, karena H’ yaitu 1,36

11. Perbedaan nilai keanekaragaman antara ternaung dan terdedah disebabkan karena adanya
serasah yang menjadi penyedia makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang
cukup. Seperti yang diketahui Arthopoda tanah berperan penting dalam peningkatan
kesuburan tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan organik. Serasah juga
menjaga kelembaban tanah serta naungan pohon untuk menjaga suhu disekitar arthopoda
berada.

12. Faktor abiotik :


• Faktor utama: Intensitas cahaya, mempengaruhi proses fotosintesis bagi plankton di air
terutama fitoplankton, plankton dapat menjadi makanan bagi hewan-hewan pantai.
Intensitas cahaya juga mempengaruhi suhu air laut tempat spesies tersebut berada.

• Faktor lain:
- Kedalaman air laut, mempengaruhi tingkat cahaya yang dapat masuk ke air guna
keperluan kehidupan makhluk di dalamnya.
- Arus air, mempengaruhi endapan-endapan pasir yang berada dapat digunakan sebagai
substrat.
- Kecepatan angin, mempengaruhi arus air sehingga partikel-partikel yang terbawa dapat
mempengaruhi kedalaman maupun kejernihan air laut.

13. 1. Pengamatan Burung Siang


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengamatan.
2. Melakukan pengamatan mulai pagi hari.
3. Melaksanakan pengamatan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai
tempat dengan peluang perjumpaan satwa tinggi. Misalnya tempat
tersediaanya pakan, air untuk minum dan lokasi tidurnya. Pengamatan dapat
dilakukan pada tempat yang tersembunyi sehingga tidak mengganggu
aktivitas satwa.
4. Mengamati burung dengan radius 25 meter.
5. Pengamat berpindah pada titik yang lain setelah 20 menit pengamatan.
6. Mengidentifikasi burung secara langsung melalui teropong binokuler.
7. Menggambarkan morfologi jantan dan betina tersebut (sketsa) dan mengambil
foto dari burung tersebut.
8. Mengamati bentuk, ukuran tubuh, paruh, dan kaki, warna bulu tubuh, paruh,
dan kaki, serta ciri-ciri khas yang terlihat.
9. Mendata waktu perjumpaan, nama spesies, dan jumlah individu yang ditemui.
10. Mengukur parameter lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara,
kecepatan angin, dan intesitas cahaya.
11. Mencatat hasil pengamatan di dalam tabel pengamatan.
12. Menganalisis data yang diperoleh.

2. Pengamatan Burung Malam


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengamatan.
2. Melakukan pengamatan pada malam hari (22:00-24:00 WITA)
3. Melaksanakan pengamatan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai
tempat dengan peluang perjumpaan satwa tinggi. Misalnya tempat
tersediaanya pakan, air untuk minum dan lokasi tidurnya. Pengamatan dapat
dilakukan pada tempat yang tersembunyi sehingga tidak mengganggu
aktivitas satwa.
4. Pengamat berpindah pada titik yang lain setelah 20 menit pengamatan.
Dengan menjelajahi area yang ditentukan
5. Mengidentifikasi burung secara langsung melalui teropong binokuler.
Menggambarkan morfologi jantan dan betina tersebut (sketsa) dan mengambil
foto dari burung tersebut.
6. Mengamati bentuk, ukuran tubuh, paruh, dan kaki, warna bulu tubuh, paruh,
dan kaki, serta ciri-ciri khas yang terlihat.
7. Mendata waktu perjumpaan, nama spesies, dan jumlah individu yang ditemui.
8. Mengukur parameter lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara,
kecepatan angin, dan intesitas cahaya.
9. Mencatat hasil pengamatan di dalam tabel pengamatan.
10. Menganalisis data yang diperoleh.

Pada pengamatan burung siang menggunakan teknik pengambilan sampel IPA Count
(Indices Ponctuele d’Abundance), sedangkan pada pengamatan burung malam menggunakan
teknik Jelajah
14. Faktor yang mempengaruhi keanekaragaman :
Kondisi lingkungan
Sumber makanan
Predator
Habitat
Warna lampu

15. Tumbuhan berbunga menyediakan sumber makanan bagi serangga khususnya serangga
terbang seperti kupu-kupu dan lebah, jadi dalam relung tersebut kita dapat melihat
keberagaman spesies dalam relung tersebut.
PETUNJUK PENILAIAN

1. Soal dibagi dalam 3 bentuk soal, yaitu soal hitungan, soal analisis, dan soal cara kerja
dengan jumlah soal ada 15 soal.
2. Soal hitungan berjumlah 6 soal, yaitu nomor 1, 3, 4, 8, 9, dan 10.
3. Soal analisis berjumlah 7 soal, yaitu nomor 2, 5, 6, 11, 12, 14, dan 15
4. Soal cara kerja berjumlah 2 soal, yaitu nomor 7 dan 13

5. Untuk bobot penilaian soal hitungan sebagai berikut:


 Jawaban tepat (cara dan hasil perhitungan benar, ada kesalahan sedikit dalam
pembulatan tetapi jawaban benar dan mendekati, kesalahan yang bisa diteloransi tetapi
jawaban akhir tepat) maka nilai yang diberikan 8.
 Jawaban kurang tepat (hasil akhir benar tetapi tidak mencamtumkan cara
perhitungan, kesalahan cara perhitungan tetapi hasil akhir benar) maka nilai yang
diberikan 6.
 Jawaban salah (tidak menjawab soal, cara perhitungan dan hasil akhir tidak tepat
bahkan tidak mendekati kunci jawaban) maka nilai yang diberikan 4.

6. Untuk penilaian soal analisis sebagai berikut :


 Jawaban tepat (jawaban yang diinginkan sesuai dengan kunci, terdapat kesesuaian
dengan kunci meskipun tidak sama persis) maka nilai yang diberikan 6.
 Jawaban kurang tepat (beberapa jawaban sudah mengenai sasaran kunci sementara
jawaban yang lain tidak ada sangkut paut dengan kunci, hanya menyebutkan atau
menjelaskan sedikit jawaban seperti kunci) maka nilai yang diberikan 5.
 Jawaban salah (tidak menjawab soal, jawaban tidak ada sangkut pautnya dengan soal
serta kunci jawaban, jawaban tidak sesuai dengan kunci) maka nilai yang diberikan 3.

7. Untuk penilaian soal cara kerja sebagai berikut:


 Jawaban tepat (jawaban sesuai dengan kunci dan cara kerja di lapangan serta urut,
meskipun tidak sama persis dengan kunci tetapi sudah dicantumkan poin-poin penting
cara kerja dan kesesuaian dengan cara kerja lapangan) maka nilai yang diberikan 5.
 Jawaban kurang tepat (ada poin penting cara kerja yang tidak dicantumkan padahal
hal tersebut harus ada pada cara kerja tersebut tetapi secara keseluruhan dijelaskan
urut) maka nilai yang diberikan 4.
 Jawaban salah (tidak menjawab soal, penjelasan cara kerja tidak urut tetapi secara
acak, tidak ada kesesuaian dengan kunci dan cara kerja di lapangan) maka nilai yang
diberikan 3.

8. Hasil jawaban jika benar semua adalah 100, dengan rincian :


 Soal hitungan jika bobot sempurna: 8x jumlah soal = 8x6 = 48.
 Soal analisis jika bobot sempurna: 6x jumlah soal = 6x7 = 42.
 Soal cara kerja jika bobot sempurna: 5x jumlah soal = 5x2 = 10
 Hasil akhir nilai praktikan merupakan akumulasi soal hitungan, analisis, dan cara kerja.

9. Nilai praktikan disesuaikan dengan bobot nilai yang didapat sesuai dengan tipe soalnya,
kemudian hasil akhir adalah penjumlahan nilai yang didapat dari soal hitungan, soal analisis,
dan soal cara kerja. Perhitungan seperti yang dijelaskan pada poin 8, yaitu Bobot nilai sesuai
tipe soal x jumlah soal sesuai tipe soal.

Anda mungkin juga menyukai